Dimanakah Muhasabah Kita?

dokumen-dokumen yang mirip
Pelajaran Dari Perang Badar

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Kesyirikan Pada Umat-Umat Terdahulu

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Pertama Kali Wahyu Turun

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Lima Syarat Wajib Haji

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Detik-detik Kematian

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Catatan Subuh: Demi Masa Depan Kita

Sekelumit Tentang Perang Badar

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Memakan Harta Riba. Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-tuwaijiri. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?

Syafaat Kubra. Abu Ishaq al-huwaini al-atsari. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Mutiara Introspeksi Diri

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Orang yang Terakhir Masuk Surga dan yang Paling Rendah

Renungan Pergantian Tahun

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Persiapan Menuju Hari Akhir

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Motivasi Agar Istiqomah

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Syaikh Dr. Sa id bin Ali bin Wahf al-qahthani

Memetik Pelajaran Dari al-qur'an Surat At Taubah

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Pilar-pilar Muhasabah

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Renungan bagi Musafir

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Umrah di Bulan Ramadhan Menyamai Pahala Haji

Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga. Oleh: Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni MA

SIKSA N E R A KA. Muhammad Ahmad al-'amari. Publication 1437H/2016M. SIKSA NERAKA Dari Buku ADA APA DI HARI KIAMAT

[ Indonesia Indonesian

Isra Dan Mi'raj. Muhammad bin Abdullah bin Mu aidzir. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

AL-HAFIIDH DAN AL-HAAFIDH Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi

Bersihkan Hatimu Untuk Membangun Ummat

Tata Cara Sujud Tilawah

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Imam Ibnu Mubarak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Kelembutan Dalam Islam

Mendulang Faidah Dari Surat al- Qomar (Ayat : 54-55)

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Dunia Yang Membuat Lupa Mati

Berkawan dengan Orang Shalih

Ruang Lingkup Kerja Wanita

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Mutiara Nasehat Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Mendalami Agama Serta Fadhilahnya

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Muhasabah. ( Introspeksi diri )

Janganlah Berlaku Zalim

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Orang Munafik Akan Kehilangan Cahaya di Tengah Kegelapan

Jembatan Antara Surga Dan Neraka

Nabi Musa dan Hidhir alaihimassalam

Mengimani Kehendak Allah

Siapakah Mukmin Sejati?

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

Hukum Undian Keberuntungan dan Menginfakkan Hasilnya di Jalan Kebaikan

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

Salafus Shalih Dan Hak-Hak Makhluk

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Hukum Mandi Hari Jum'at

Bila Cinta Menyapa. Allah ta ala berfirman,

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

3 Wasiat Agung Rasulullah

Transkripsi:

Dimanakah Muhasabah Kita? [ إندونييس Indonesian ] Indonesia Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2014-1435

حماسبة انلفس «باللغة اإلندونيسية» الشيخ أمني بن عبد اهلل الشقاوي ترمجة: اعرف هداية اهلل أبو أمامة مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو 2014-1435

ي ذ ذ ه Dimanakan Muhasabah Kita? Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du: Dalam sebuah ayat Allah azza wa jalla berfirman: أي ها ٱ ل ين ءامن وا ٱ ذ تق وا ذ ٱهلل ول نر ر ن سف وا ذ ما ق ذ دم ت ل غد وٱ ذ تق ٱهلل ذ إ ن ذ تعمل ون ١٨ [ احلرش: ]81 ٱهلل خب ي ر ب ما "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (AS al-hasyr: 18). Imam Ibnu Qoyim menjelaskan tafsir ayat ini, "Ayat ini menunjukkan akan wajibnya melakukan muhasabah (instropeksi) diri. Allah Shubhanahu wa ta alla memerintahkan, "Supaya kalian memperhatikan amalan apa yang telah kalian persiapkan untuk hari 3

kiamat kelak, apakah amal sholeh yang akan menyelamatkan dirimu? Ataukah amal kejelekan yang justru akan menyengsarakannya?". 1 Imam Hasan Bashri mengatakan, "Tidak ada waktu yang tersisa yang menjumpai seorang mukmin melainkan ia harus gunakan untuk muhasabah. Apa yang akan dikerjakan? Apa yang ingin dia makan dan minum? Adapun orang fajir maka dirinya terus berlalu tidak pernah menghisab dirinya sendiri". 2 Sedang Imam al-mawardi menerangkan, "Muhasabah adalah seseorang mengoreksi diri secara tuntas diwaktu keheningan malam terhadap perbuatan yang dilakukan pada siang hari. Jika hasilnya terpuji maka dia terus berlalu, sambil dibarengi keesokannya dengan perbuatan yang serupa sambil memperbaikinya lagi. Dan bila hasilnya tercela maka dia berusaha untuk mengoreksi dimana letaknya, lalu mencegah untuk tidak mengulanginya lagi pada hari esok ". 3 Muhasabah itu ada dua macam: Muhasabah sebelum berbuat dan yang kedua muhasabah seusai melakukan perbuatan. 1. Adapun jenis yang pertama, yaitu dirinya merenung sejenak manakala baru timbul keinginan serta kemauan lantas dirinya melihat, apakah perbuatan yang akan dilakukannya ini sesusai 1. Ighatsatul Lahfan 1/152. 2. Ighatsatul Lahfan 1/145. 3. Adabu Dunya wa Diin hal: 360-361. 4

dengan al-qur'an dan sunah Rasulallah Shalallah 'alaihi wa sallam atau tidak? Jika sesuai maka terus kerjakan, bila menyelisihi maka tinggalkan. Selanjutnya lihat, apakah kalau dikerjakan membawa kebaikan padanya dari pada ketika tidak mengerjakan? Atau meninggalkannya lebih membawa maslahat baginya? Jika lebih besar kemungkinan yang kedua maka segera tinggalkan jangan dikerjakan dahulu. Kemudian lihat lagi, kalau tujuan beramalnya untuk Allah Shubhanahu wa ta alla maka segera lakukan, bila hanya sekedar mencari kedudukan, atau pujian atau harta dari makhluk segera tinggalkan. 2. Adapun untuk jenis yang kedua, yaitu muhasabah seusai mengerjakan perbuatan, maka dalam hal ini terbagi menjadi tiga macam: a. Muhasabah pada ketaatan yang banyak kekurangan didalamnya, disaat pengerjaan kewajiban kepada Allah ta'ala belum sesuai dengan harapan yang seharusnya dituntut. Dan hak Allah Shubhanahu wa ta alla dalam ketaatan itu ada enam perkara: 1) Ikhlas kepada Allah Shubhanahu wa ta alla didalam amalannya. 5

2) Menasehati Allah Shubhanahu wa ta alla didalam amalan tersebut. 3) Mengikuti Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam. 4) Mengakui adanya ihsan didalamnya. 5) Mengakui nikmat Allah Shubhanahu wa ta alla kepadanya. 6) Mengakui kekurangan syukur pada nikmat tersebut. Selanjutnya dia berusaha untuk muhasabah pada enam perkara diatas, apakah dirinya telah memenuhi enam perkara tadi sesuai dengan kewajibannya? Apakah dirinya telah mengerjakan ketaatan-ketaatan ini? b. Muhasabah atas larangan-larangan yang ada. Jika dirinya menjumpai telah menerjang salah satunya maka segera iringi dengan bertaubat, istighfar, dan amalan-amalan kebajikan yang bisa menghapusnya. c. Muhasabah atas setiap amalan yang telah ditinggalkan namun membawa kebajikan jikalau ia kerjakan. d. Muhasabah pada perkara mubah atau kebiasaan, kenapa ia kerjakan? Apakah ia kerjakan ingin mengharap ridho Allah Shubhanahu wa ta alla dan kampung akhirat? Sehingga ia beruntung, atau dia mengerjakannya hanya bertujuan 6

dunia yang ia inginkan? Maka dirinya telah merugi serta luput dari keuntungan tersebut. 4 Sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu pernah memberi petuahnya, "Hisablah diri kalian sendiri sebelum datangnya hisab atas kalian. Timbanglah (amal sholeh) kalian sebelum ditimbang (kelak pada hari kiamat). Sesungguhnya lebih mudah atas kalian menghisab pada hari ini dari pada didalam hisab esok (pada hari kiamat). Perbaguslah amalan-amalan yang baik sebagai bekal esok, sebagai persiapan pada hari yang ketika itu akan dinampakan amal kalian sehingga tidak ada yang tersembunyi sedikitpun". 5 Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu juga pernah mengatakan, "Aku pernah mendengar Umar bin Khatab pada suatu hari ketika aku pergi bersamanya sampai masuk pada sebuah kebun maka aku mendengar beliau berkata sedang antara diriku dan beliau ada tembok penghalang, ketika beliau berada didalam kebun tersebut beliau berkata, "Umar bin Khatab Amirul Mukminin celaka kamu. Demi Allah, benar-benar kiranya engkau bertakwa kepada Allah Shubhanahu wa ta alla, wahai Ibnu Khatab atau -Dia akan mengadzabmu". 6 4. Ighatsatul Lahfan 1/148-149. 5. Ighatsatul Lahfan 1/145. 6. Muwatha' Imam Malik 1800. 7

Ibrahim at-taimi mengatakan, "Aku pernah membayangkan diriku berada didalam surga. Memakan buah-buahannya, aku minum dari sungainya, mencumbui bidadarinya. Kemudian aku juga pernah membayangkan diriku berada didalam neraka, memakan zaqum makanan penduduk neraka, minum air nanah bercampur darah penghuni neraka, berusaha melepas tali dan rantai yang mengikatku. Lantas aku katakan pada diriku sendiri, "Duhai diriku, dimana tempat yang engkau inginkan? Hatiku menyahut, "Aku ingin untuk kembali kedunia lalu beramal sholeh". Maka aku jawab, "Engkau akan terturuti maka kerjakanlah". 7 Al-Ghazali mengatakan, "Orang-orang yang berakal dari kalangan hamba Allah Shubhanahu wa ta alla mengetahui bahwa Allah ta'ala selalu mengawasinya. Dan bahwasannya mereka akan didebat atas amalannya kelak pada hari hisab, lalu mereka dituntut untuk menambah bobot timbangan dari peluang-peluang amal yang terlintas dalam pikiran. Maka mereka mendapatkan bahwa tidak mungkin mereka selamat dari apa yang terlintas tersebut melainkan dengan cara muhasabah, benar didalam muroqobahnya, selalu menuntut pada jiwa, polah dan tingkah lakunya. Serta muhasabah dalam setiap pikiran yang terlintas dalam benaknya. 7. Muhasabatu Nafsi oleh Ibnu Abi Dunya hal: 26. 8

Maka barangsiapa yang mengintropeksi diri sebelum dihisab dirinya akan ringan didalam hisabnya kelak pada hari kiamat, manakala hadir dalam pertanyaan serta jawaban, serta akan berakibat baik. Dan barangsiapa yang enggan untuk instropeksi diri dia akan cepat merasakan kerugian, menunggu dalam waktu yang lama pada hari kiamat kelak, dan kesalahannya sebagai penuntun pada kehinaan dan siksaannya". 8 Dan perkara yang paling berbahaya bagi seorang muslim adalah lalai dan enggan untuk muhasabah, membiarkan dan bermudah-mudah dalam urusannya serta berjalan apa adanya. Maka hal ini akan mengantar dirinya pada kebinasaan. Inilah keadaan orang-orang yang tertipu, memicingkan mata, tidak mau tahu akan akhir perjalanan, berjalan dengan keadaan, bersandar pada kemurahan Allah Shubhanahu wa ta alla sehingga menjadikan dirinya enggan untuk muhasabah dan melihat pada hukumannya. Jika dirinya sudah biasa melakukan hal tersebut maka akan begitu mudah bagi dirinya untuk terjatuh dalam perbuatan dosa tanpa malu-malu. Dia akan kesulitan untuk menyadari untuk segera berhenti, kalau seandainya pikiranya bangkit tentu dia akan paham bahwa merawat itu lebih mudah dari pada menyapihnya. Lalu 8. Ihya Ulumudin 4/418. 9

ر ذ dirinya segera meninggalkan perkara jelek yang dicintai dan biasa dilakukan. 9 Maka seharusnya bagi seorang mukmin yang beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta alla dan hari akhir yang bijaksana, tidak melalaikan untuk senantiasa muhasabah dan mempersempit ruang geraknya, baik ketika bertindak, dalam keadaan diam, berpikiran, serta berjalannya. Karena setiap desahan nafas yang keluar darinya adalah bagian dari umurnya yang sangat berharga yang tidak mungkin bisa dibeli dengan harta paling berharga sekalipun, sebuah kenikmatan yang tidak pernah terputus selamalamanya. Sehingga menyia-yiakan desahan nafas ini atau pemiliknya berusaha untuk membelinya maka tidak akan merubah kebinasaanya, serta kerugian yang sangat besar yang tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang paling bodoh, pandir, dan minim akalnya. Hanya saja kerugian nyata ini, akan dia rasakan pada hari pembalasan kelak. Allah ta'ala berfirman: ذ ما عم ل ت م ن خي مضا وما عم لت م ن س وء تود لو أن يوم ت د ك ن سف وبينهۥ أمد ر ا ر بع يدا ٣٠ ]آل عمران: ] 03 بينها 9. Ighatsatul Lahfan 1/147-150. 10

"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh". (QS al-imran: 30). 10 Faidah dari muhasabah: 1. Menjumpai adanya kekurangan dalam dirinya. Dan orang yang tidak menyadari adanya kekurangan dari dirinya tidak mungkin sanggup untuk mengobatinya. 2. Bukti akan takutnya kepada Allah Shubhanahu wa ta alla dan persiapan untuk bertemu dengan -Nya. 3. Akan menjadi jelas bagi seorang mukmin hakekat keuntungan dan kerugian sejati. 4. Muhasabah didunia akan memudahkan seorang mukmin kelak pada hari kiamat. 5. Sebagai bentuk memenuhi perintah Allah ta'ala. 6. Menjauhkan diri dari kelalaian, terjatuh dalam lumpur kemaksiatan dan dosa. 7. Akan menolong seorang mukmin dan membantunya untuk segera mendapatkan sisi kekurangan dari pengerjaan kewajiban dan amalan sunah. 10. Ighatsatul Lahfan 1/147-150. 11

8. Akan membuahkan kecintaan kepada Allah Shubhanahu wa ta alla dan mendapat keridhoan -Nya. 9. Dengan cara tersebut akan mengetahui hak Allah Shubhanahu wa ta alla yang harus ia tunaikan. Dan bagi siapa yang tidak mengetahui hak Allah Shubhanahu wa ta alla yang harus ia kerjakan maka ibadahnya hanya sekedarnya dan sangat sedikit sekali memberi dampak positif baginya. 10. Bahwa baiknya hati bisa tercapai dengan muhasabah, sebaliknya rusaknya hati akibat dari jauhnya muhasabah dan tidak memperdulikannya. 11 Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah Shubhanahu wa ta alla curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya. 11. Ighatsatul Lahfan 1/156, karya Ibnu Qoyim. Dan Nadhratun Na'im fii Makarimi Akhlakir Rasul Karim 8/3317-3324. 12