BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MULTI GUNA ( KPR-MG ) UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

III. METODE PENELITIAN. terhadap asas-asas hukum. Penelitian asas-asas hukum dilakukan terhadap

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

kredit dari dana-dana yang di peroleh melalui perjanjian kredit. dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah yang melandasi kegiatan bernegara dan berbangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Dasar pembangunan ekonomi di Indonesia diterjemahkan dalam Pasal 33 UUD 1945 Amandemen IV yang menjadi landasan penyelenggaraan ekonomi nasional yang menyatakan, bahwa perekonomian disusun dan dikembangkan sebagai usaha bersama seluruh rakyat secara berkelanjutan berdasar asas keadilan, efisiensi dan demokrasi ekonomi untuk mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 1 Meningkatnya pembangunan nasional, yang bertitik berat pada bidang ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi rill dengan memanfaatkan sarana permodalan yang ada, sebagai sarana pendukung utama dalam pembangunan tersebut, membutuhkan penyediaan dana yang cukup besar. Di Indonesia kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan kebutuhan pokok atau primer. Kebutuhan pokok tersebut merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, antara lain kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Melihat perkembangan populasi penduduk Indonesia saat ini yang semakin bertambah, maka kebutuhan primer 1 Etty Mulyati, 2016, Kredit Perbankan, Bandung : PT. Refika Aditama, hal. 1. 1

2 masyarakatpun menjadi semakin tinggi, salah satunya adalah kebutuhan akan papan atau rumah. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, ditentukan bahwa : Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan hunian bagi pembinaan keluarga. Kebutuhan akan perumahan pada masa sekarang ini merupakan masalah nasional, terutama di daerah perkotaan, yang harus dicarikan solusinya baik oleh pemerintah bersama-sama dengan masyaratkat selaku pengusaha maupun selaku konsumen perumahan itu sendiri. 2 Rumah merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan akan rumah maka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta akan terciptanya suasana kerukunan hidup keluarga dan masyarakat dalam membentuk lingkungan serta sebagai tempat persemaian nilai budaya bangsa. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan. Dalam pemenuhan kebutuhan rumah oleh masyarakat dapat dilakukan melalui cara salah satunya adalah dengan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diikat oleh perjanjian. Suatu perjanjian adalah semata-mata untuk suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok di dalam dunia usaha dan menjadi dasar bagi kebanyakan transaksi dagang seperti jual beli barang, tanah, pemberian kredit, asuransi, pengangkutan barang, pembentukan organisasi usaha dan termasuk juga menyangkut tenaga kerja. 3 2 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 3 Abdul Kadir Muhammad, 1992, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Citra Aditya Abadi, hlm. 93.

3 Perjanjian berasal dari kata janji yang mempunyai arti persetujuan antara dua pihak atau lebih (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu, memberikan sesuatu dan tidak berbuat sesuatu). Defenisi perjanjian seperti terdapat pada Pasal 1313 KUH Perdata yaitu : Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 4 Pada umumnya perjanjian kredit telah disiapkan kreditur baik berupa perjanjian standard yang isinya telah dituangkan dalam konsep janji-janji tertulis yang disusun, kemudian diformulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan sejumlah aturan addendum atau aturan tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur menyodorkan bentuk perjanjian yang berwujud perihal perjanjian KPR dengan klausul yang telah ditetapkan, terkecuali mengenai judul perjanjian KPR, komparasi atau identitas, dasar hukum, dan kedudukan para pihak yang akan mengadakan perjanjian kredit bank. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan maka peranan Perbankan sangat dibutuhkan dalam menyediakan dana dan memberikan prakarsa dalam usaha pembangunan perumahan. Kehadiran sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang penghasilan ekonominya dalam level kecil dan menengah. 5 KPR sendiri adalah singkatan dari Kredit Pemilikan Rumah, yang merupakan pembiayaan yang diberikan oleh bank untuk membantu anggota masyarakat guna membeli rumah berikut tanah untuk dihuni sendiri, 4 Subekti dan Tjitrosudibio, 1987, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, Hlm. 338. 5 Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 2.

4 berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasalah, yang mewajibkan nasabah untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan margin keuntungan tertentu. 6 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan suatu fasilitas kredit konsumtif yang diberikan oleh pihak bank kepada para nasabah yang ingin membeli atau memperbaiki rumah dan pembayarannya dilakukan secara angsuran berdasarkan jangka waktu dan bunga yang telah ditentukan. Kepemilikan tempat tinggal merupakan salah satu sarana angsuran bagi orang yang berkeinginan untuk memiliki rumah dengan sistem angsuran dengan pertambahan bunga. 7 Salah satu penyebab peningkatan pemberian KPR adalah masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah sedangkan sebagian besar masyarakat tersebut tidak mampu membeli rumah secarai tunai (cash). Akhirnya sistem kredit melalui KPR menjadi pilihan. Melihat kesempatan yang ada, maka setiap lembaga penyedia KPR harus bersaing untuk menawarkan berbagai kemudahan kredit kepada konsumen misalnya dalam hal penawaran suku bunga, proses persetujuan kredit, hingga pelayanan. 8 PT. Kandang Karya Perkasa adalah suatu perusahaan penyelenggara Kredit Pemilikan Rumah yang mengeluarkan produk inovatif tentang perumahan. Berbeda dari penyelenggara Kredit Pemilikan Rumah lain seperti 6 Olavianita Ayu C.S, A.Md, Staf Bagian Pemasaran, Interview Pribari, Sukoharjo, 27 April 2016. 7 Natalia, 2015, Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Usaha Mengantisipasi Terjadinya Tunggakan Kredit (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Malang) hal. 2. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2 No. 2 Februari 2015 8 Krisnawati dkk. 2009, Analisis Persepsi Developer Terhadap Produk Kredit Pemilikan Rumah (KRP) Bank XYZ Cabang Bogor, Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 6 No, 1 hal. 1.

5 pada lembaga perbankan, PT. Kandang Karya Perkasa mampu membangun perumahan sendiri dengan pendanaan sendiri dari perusahaan sendiri dan kemudian menjualnya secara kredit maupun secara tunai. Berdasarkan dari penjabaran diatas maka penulis menilai bahwa permasalahan mengenai hukum perjanjian jual beli rumah begitu menarik untuk di bahas dalam rangka menjalankan bisnis jual beli kredit rumah yang sehat dan profesional, sehingga penulis akan rnengkaji lebih dalam mengenai tinjauan hukum terhadap praktik jual beli rumah dengan cara kredit yang dilakukan oleh PT. Kandang Karya Perkasa, penulis mengajukannya sebagai bahan skripsi dengan judul : TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (STUDI KASUS PT. KANDANG KARYA PERKASA DI SUKOHARJO). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah konstruksi hukum perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo? 2. Permasalahan apa yang muncul dalam perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan konstruksi hukum perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo

6 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan permasalahan yang muncul dalam perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dalam penelitian ini, penulis berharap hasilnya mampu memberikan sumbangan bagi Ilmu Hukum khususnya Hukum Perjanjian di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi upaya peningkatan sistem kinerja bagi semua instansi terkait, dalam proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh PT. Kandang Karya Perkasa, bilamana dalam pengamatan di lapangan masih di jumpai kelemahan-kelemahan maupun kekurangankekurangan yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan prosedur, administrasi, serta segi keamanan. E. Kerangka Pemikiran Suatu perjanjian kredit yang dilakukan antara pihak kreditur sebagai pemberi fasilitas kredit dan debitur sebagai pihak peminjam atau penerima kredit diperlukan suatu pengaturan hukum melalui perjanjian kredit jual beli rumah. Didalam pelaksanaan perjanjian kredit perlu dilakukan peninjauan hukum terhadap praktik jual beli rumah dengan cara kredit dimana

7 kedudukan surat perjanjian ini nantinya dapat digunakan untuk meminimalkan resiko yang terjadi. Perjanjian kredit pada dasarnya harus membuat keadaan yang seimbang antara pihak-pihak dalam perjanjian kredit tersebut. Keadaan seimbang ini termuat dalam klausula-klausula perjanjian kredit, sehingga kedua belah pihak merasa ada perlindungan kepentingan hukumnya yang termuat dalam isi perjanjian kredit antara kreditur dan debitur. Oleh karena itu dalam kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa perjanjian kredit yang disepakati oleh kreditur dan debitur isinya harus memuat klausula yang dapat memberikan keadaan seimbang yakni adil dalam pelaksanaan perjanjian kreditnya sesuai dasar hukum penyelenggaraan kredit pemilikan rumah. Kreditur Perjanjian Kredit Debitur Hukum Penyelenggaraan Kredit Pemilikan Rumah Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 Gambar 1. Kerangka Pemikiran

8 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskritif yaitu menjelaskan secara detail dan sistematis mengenai tinjauan yuridis pelaksanaan perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo. 2. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris yakni suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini melibatkan orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum yuridis empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah. 9 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo. Alamat : Jl. Ngemplak Bothi No. 01 Kartasura, Sukoharjo. No Telp : (0271) 7892886 / 085725650077 / 081393071264. 4. Sumber Data Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data : 9 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1985, Penelitian Hukum Normatif SuatuTinjauan Singkat, Jakarta : Rajawali Pers. hal. 52.

9 a. Data Primer Data ini adalah data utama yang diperoleh langsung dari sumber pertama 10. Data primer ini didapat dari keterangan langsung atau fakta yang didapat melalui wawancara dari pihak PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo. Adapun wawancara penulis lakukan kepada Olavianita Ayu C.S, A.Md selaku staf bagian pemasaran dan Dini Yoga Dahniar selaku staf bagian kredit. b. Data Sekunder Data ini diperoleh dari penelitian kepustakaan dan dokumentasi yang sudah tersedia dalam bentuk buku/jurnal baik dari perpustakaan maupun miliki pribadi peneliti 11. Adapun buku yang dipakai dalam penelitian ini di antaranya adalah tentang kelembagaan perbankan (Suyatno, dkk.: 2001), hukum kredit dan bank garansi (Naja, Daeng: 2005), hukum jaminan utang (Fuady, Munir: 2013), kredit perbankan (Mulyati, Etty: 2013), Jurnal Manajemen & Agribisnis. Vol. 6 No. 1. (Krisnawati, dkk.: 2009), dan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2 No. 2 (Natalia, 2015), Undangundang Nomor 4 Tahun 1992 dan Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769. 5. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data menggunakan metode : 10 Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo, hal. 30. 11 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja tau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, hal. 65.

10 a) Studi Kepustakaan Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mencari, mancatat, menginventarisasi, menganalisis dan mempelajari data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian dan berupa bahanbahan pustaka yang didapat pada PT. Kandang Karya Perkasa di Sukoharjo. b) Observasi Melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara melakukan kunjungan ke PT. Kandang Karya Perkasa Sukoharjo. c) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pihak terkait di PT. Kandang Karya Perkasa Sukoharjo. Adapun wawancara penulis lakukan kepada Olavianita Ayu C.S, A.Md selaku staf bagian pemasaran dan Dini Yoga Dahniar selaku staf bagian kredit. 6. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kepola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema 12. Data yang telah terkumpul dan telah diolah akan dibahas dengan menggunakan metode normative kualitatif, data yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan fokus permasalahan akan didiskusikan dengan data yang diperoleh 12 Lexy J. Moleong, 1991, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 103.

11 di PT. Kandang Karya Perkasa Sukoharjo, kemudian di bagian akhir akan ditarik kesimpulannya. G. Sistematika Skripsi Dalam penelitian ini mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1 yaitu pendahuluan berisi tentang latar belakang perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penelitian, kerangka berpikir dan sistematika skripsi. Bab II yaitu tinjauan pustaka yang menguraikan tentang tinjauan umum tentang perjanjian, tinjauan umum jual beli secara kredit dan tinjauan umum tentang PT. Kandang Karya Perkasa. Bab III yaitu hasil penelitian dan pembahasan tentang konstruksi hukum perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di Pt. Kandang Karya Perkasa di sukoharjo dan permasalahan yang muncul dalam perjanjian jual beli rumah secara kredit yang dilakukan di Pt. Kandang Karya Perkasa di sukoharjo. Bab IV yaitu penutup yang menguraikan tentang hasil kesimpulan dari penelitian dan pembahasan penulis serta berisikan saran yang tertujukan kepada pihak yang berkaitan dalam penulisan skripsi ini.