Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

STATUS KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DI INDONESIA

Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional

PENGAWASAN dan SINERGI Fungsi Pengawasan Tenaga Nuklir

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENGAWASAN & SINERGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Workshop Orientasi Program (Surabaya Januari2015) Rapat Internal Management (17 Januari 2015)

2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

BAB 1 PENDAHULUAN. biaya investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan SI/TI, semakin

LAPORAN KINERJA DEPUTI PERIZINAN DAN INSPEKSI TAHUN 2015

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

- 1 - RENCANA STRATEGIS BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BAB 1. PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

BERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

- 6 - RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN VISI Menjadi Badan Pengawas Tenaga Nuklir Kelas Dunia

No Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Rumah Sakit dengan meli

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

LAKIP TAHUN 2012 Laporan Akuntabilita s Kinerja Pemerintah DEPUTI PKN - BAPETEN

BALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME. Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); MEMUTUSKAN: Menetapka

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

Matriks Kerja Sama Dalam Negeri 2013 Penanggung Jawab Program Institusi Pusat Teknis Pengawasan Kemenkes

ARAHAN DIRJEN PLANOLOGI KEHUTANAN PADA ACARA GELAR IPTEK HASIL LITBANG UNTUK MENDUKUNG KPH Bogor, 12 Mei 2014

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG DEWAN SUMBER DAYA AIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Keduduka

Nomor : B-794/BIG/DBIGT/DL/6/ Juni 2013 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan Rakor GeoInt 2013

IMPLEMENTASI SMK3 di KRT-LPNK. Oleh: Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Riset dan Teknologi

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PANDUAN ANUGERAH TOKOH TELADAN IPTEK (WIDYAMAHESWARA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-18 Tahun 2013

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 91 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang Saudara untuk hadir dalam Seminar yang akan dilaksanakan pada:

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

LAPORAN KINERJA Badan Pengawas Tenaga Nuklir 2015

KEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No derizinan Petugas Fasilitas Radiasi Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republi

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG MODAL BUKAN BARU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 2015

I. PENDAHULUAN Pemanfaatan tenaga nuklir selalu berkaitan dengan aspek manfaat dan risiko artinya semakin luas dan berkembang pemanfaatan tenaga nuklir seperti dalam bidang kesehatan, industri, pertanian dan kemungkinan juga pembangunan PLTN di Indonesia, pada satu sisi dapat memberikan manfaat kepada masyarakat tetapi pada sisi yang lain kemungkinan risiko dari pemanfaatan tenaga nuklir ini juga semakin besar. Untuk mengurangi terjadinya potensi risiko tersebut maka diperlukan pengawasan yang ketat dengan berbasis pada aspek safety, security, dan safeguards (3S). Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai lembaga yang memperoleh wewenang berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 untuk melakukan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir telah melakukan fungsi tersebut melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi. Namun demikian pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir tidak dapat dilakukan oleh BAPETEN secara maksimal tanpa koordinasi dengan lembaga yang lain mengingat banyak aspek pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir yang sesungguhnya sangat berkaitan dan memerlukan koordinasi serta kerjasama dengan lembaga lainnya. Oleh karena itulah diperlukan suatu forum pertemuan sebagai wahana untuk memberikan dan bertukar informasi mengenai pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dengan masyarakat dan lembaga lainnya. Forum yang dinamakan Regulatory Information Conference (RIC) atau Konferensi Informasi Pengawasan (KORINWAS) ini sangat strategis dan memiliki arti yang penting tidak hanya karena keterbukaan informasi telah memperoleh landasan hukum dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik tetapi juga karena perubahan pada bidang teknologi dan informasi yang semakin cepat saat ini menuntut kecepatan dan ketepatan dalam merespon perubahan tersebut khususnya dalam kaitan dengan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir. Untuk memberi apresiasi kepada Pemegang Izin dengan kinerja keselamatan dan keamanan sangat baik, BAPETEN akan memberikan penghargaan yang dikemas dalam BAPETEN Safety and Security Award (BSSA). Penilaian BSSA dilakukan pada kurun waktu 1 Juli - 5 Agustus 2015. Pada tahun ini, penghargaan BSSA hanya akan diberikan kepada intitusi medik dan industri. 2

Sejalan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-20 tahun 2015 diselenggarakan dalam rangka menunjukkan keberhasilan dan prestasi yang membanggakan di bidang iptek serta berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia, KORINWAS kali ini akan mengangkat tema tentang: Peningkatan Kualitas Pengawasan Ketenaganukliran terhadap Keamanan, Keselamatan dan Safeguards melalui Konferensi Informasi Pengawasan (KORINWAS) diharapkan dapat dijadikan ajang untuk menjalin kebersamaan dan sinergi antara badan pengawas dengan para pengguna, dalam mewujudkan pemanfaatan tenaga nuklir yang sangat menjunjung tinggi aspek 3S. Secara khusus, KORINWAS tahun 2015 ini akan memiliki 2 fokus teknis, yaitu: 1. Rencana pembangunan PLTN 2. Uji kesesuaian pesawat sinar-x II. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan KORINWAS ini diselenggarakan dengan tujuan: untuk mengomunikasikan kebijakan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dan untuk mendapatkan masukan mengenai rancangan kebijakan tersebut dari pemangku kepentingan BAPETEN, dan untuk mendapatkan informasi mengenai kebijakan atau rancangan kebijakan dari Instansi lain yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran. untuk melakukan koordinasi dengan pihak yang berkepentingan guna mendapatkan masukan terhadap efektivitas kegiatan pengawasan ketenaganukliran media untuk memberikan penghargaan kepada pemohon izin atas prestasi yang telah dicapai. media pertukaran informasi dalam memperoleh kepercayaan publik terhadap profesionalitas kinerja Badan Pengawas. 3

Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai melalui KORINWAS ini adalah untuk mengkomunikasikan dan mengembangkan kebijakan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir secara terpadu dan terkoordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan, sehingga pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dapat terlaksana dengan baik untuk menjamin keselamatan dan keamanan masyarakat dan lingkungan hidup, sesuai dengan asas keterbukaan informasi publik. III. RINCIAN KEGIATAN KORINWAS sebagai perwujudan dari koordinasi antara Badan Pengawas dengan pihak yang berkepentingan akan diselenggarakan selama 2 (dua) hari yang menyajikan perkembangan informasi dan teknologi terkait dengan pengawasan pemanfaat ketenaganukliran. Konferensi ini diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : 12-13 Agustus 2015 Tempat : Golden Phoenix lt. 3, Merlynn Park Hotel, Jl. K.H. Hasyim Ashari no. 29-31, Jakarta Pusat Adapun rincian kegiatan KORINWAS secara detail akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Konferensi Umum (12 Agustus 2015) a. Sidang pleno berisi pembukaan, sambutan dan keynote speaker yaitu: 1. Pembukaan dan Paparan Kebijakan Pengembangan Riset Nasional terkait Ketenaganukliran oleh Menristekdikti 2. Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran oleh Kepala BAPETEN 3. Integrated Regulatory Review Service (IRRS) Mission to Indonesia oleh Mr. Ahmad Al Khatibeh, IAEA Director of Division of Radiation, Transport and Waste Safety 4. Review of Acceptance Testing Process on Medical Instruments by National Authorities oleh Mr. Roger Price, Department of Medical 4

Technology & Physics, Sir Charles Gairdner Hospital, Queen Elizabeth II Medical Centre, Australia. b. Siang paralel berupa diskusi panel untuk setiap bidang yaitu: Bidang Instalasi dan Bahan Nuklir (IBN): 1. Opsi Nuklir dalam Bauran Energi Nasional oleh Dirjen EBTKE-ESDM 2. Rencana Pembangunan dan Pengoperasian RDNK oleh Kepala BATAN 3. Kebijakan Pengawasan PLTN oleh Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN Bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR): 1. Kebijakan Nasional untuk Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X oleh Dirjen BUK-Kemenkes 2. Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X oleh Prof. Djarwani UI 3. Kebijakan Pengawasan SRP Bidang Medis terkait Uji Kesesuaian: oleh Direktur DP2FRZR BAPETEN 2. Pemberian Penghargaan BAPETEN Safety and Security Award (BSSA) (12 Agustus 2015) 3. Seminar Keselamatan Nuklir (13 Agustus 2015) Merupakan forum ilmiah pakar untuk menunjang sistem teknologi dan pengawasan BAPETEN dengan tema Penguatan Pengawasan Ketenaganukliran untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa. 4. On the Spot Licensing (13 Agustus 2015) Merupakan terobosan dalam rangka peningkatan layanan perizinan FRZR sebelum elicensing diperlakukan secara penuh. Jika semua persyaratan lengkap, dalam forum ini dapat diterapkan one-day licensing. 5

IV. PESERTA Peserta yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam Konferensi Informasi Pengawasan ini adalah pemangku kepentingan dan masyarakat umum, antara lain: 1. Kementerian/Lembaga/Pemda/BUMN (30 entitas) 1. Sekretariat Negara 2. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 3. BPPT 4. BIG 5. Ditjen Multilateral - Kementerian Luar Negeri 6. Ditjen KIPS - Kementerian Luar Negeri 7. Kementerian Kesehatan 8. Ditjen BUK - Kementerian Kesehatan 9. Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 10. Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral 11. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 12. Kementerian BUMN 13. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 14. Badan Intelijen Negara 15. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) 16. PTKMR - BATAN 17. Dewan Energi Nasional 18. LIPI 19. LAPAN 20. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika 21. Badan Standarisasi Nasional 22. Komite Akreditasi Nasional 23. Ditjen Bea Cukai - Kementerian Keuangan 24. Kementerian Perhubungan 25. PT PLN 26. PT Industri Nuklir Indonesia 27. PT Sucofindo 6

28. PT Surveyor Indonesia 29. PT Pelindo I 30. PT Pelindo II 2. Organisasi Profesi (7 entitas) 1. Importir Pesawat Sinar-X (3 entitas) 2. Lembaga Penguji Kesesuaian Pesawat Sinar-X (4 entitas) 3. Lembaga Swadaya Masyarakat (5 entitas) 4. Lainnya 1. Eselon I dan II BAPETEN (16 orang) 2. Tamu SKN (14 orang) 3. Masyarakat umum (25 orang) 4. Wartawan (7 orang) 5. Panitia (11 orang) Run-down Acara Konferensi Umum: Sidang Pleno 7

Run-down Acara Konferensi Umum: Sidang Paralel 8