BAB I PENDAHULUAN. diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. mampu bekerja sama. Kemampuan tersebut diberikan agar siswa dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia ( id-ego super ego)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Islam juga memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting. dalam kehidupan manusia, seperti firman Allah Ta ala berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan terbaik begi semua anak didik. memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai teknik-teknik atau

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sekolah di Indonesia menjadikan bahasa Inggris sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

المجادلة BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang sangat empatik dalam mendorong umatnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan penciptaan-nya. Melalui Rasulullah kekasih-nya diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya. tertentu demi mencapai suatu tujuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pendidikan di sekolah dan mempunyai peranan penting dalam. segala jenis dimensi kehidupan siswa dengan fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. aspek penalarannya. Risnawati mengutip pendapat Johnson dan Rising yang. logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan


BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Untuk mencapai itu, perlulah prilaku kritis dipupuk sejak dini,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia, dengan mempelajari matematika siswa lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan firman Allah dalam surat Al-Insaan ayat 1: berusaha menyelesaikannya, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). 2 Sedangkan masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

SKRIPSI. Oleh ZAIMATUL MA RIFA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain, salah satunya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SUKU KATA PADA SISWA KELAS 1 SDN RAMBIPUJI 03 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting untuk membekali siswa menghadapi

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. dasar sampai pendidikan menengah,bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Salah satu tujuan matematika itu diberikan di sekolah, agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Pada matematika, siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mampu bekerja sama. Kemampuan tersebut diberikan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika adalah proses memperoleh pengetahuan yang bangun oleh siswa sendiri dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika 1. h. 15. 1 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, Pekanbaru: Suska Press, 2008,

2 Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 2 Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, terlihat jelas bahwa salah satu tujuan pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam menentukan suatu masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori dan kesimpulan. Mengingat adanya kesulitan siswa dalam memecahkan masalah sehingga rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan 2 Ibid, h. 12.

3 masalah matematika suatu pokok bahasan tertentu. Kesulitan siswa dalam memecahkan masalah merupakan hal penting yang harus ditinjak lanjuti. Allah telah menciptakan manusia tidak mengetahui tentang ilmu pegetahuan. Namun dengan kemurahannya Allah memberikan segala perengkat yang lengkap untuk memperoleh ilmu, yakni indar pendengaran, penglihatan serta akal. Sebagaimana penjelasannya dalam Al-Nahl ayat 78 والله أخرجكم من بطون أمھاتكم لاتعلمون شیي ا,وجعل لكم السمع والا بصار والافي دة لعلكم تشكرون (النحل : 78 ( Artinya : dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Dari ayat tersebut, memiliki makna bahwa manusia diperintahkan untuk belajar, mengembangkan diri dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 dijelaskan bahwa kita di tuntut untuk belajar dan beajar. اق ر أ ب اس م ر ب ك ال ذ ي خ ل ق (1) خ ل ق الا ن س ان م ن ع ل ق (2) اق ر أ و ر ب ك الا ك ر م (3) ال ذ ي ع ل م ب ال ق ل م (4 ع ل م الا ن س ان م ا ل م ی ع ل م( 5 ) Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan per antaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

4 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VII di MTs Negeri Kuntu yaitu Ibu Firmayalis S.Pd, peneliti memperoleh gejala-gejala dari lapangan sebagai berikut: 1. Sebagian siswa tidak menggaplikasikan rumus matematika dalam menyelesaikan persoalan matematika. 2. Sebagian siswa tidak bisa membahas masalah matematika ke dalam bahasa yang mereka pahami. 3. Sebagian siswa tidak bisa memberikan penjelasan yang baik setelah memperoleh jawaban dari soal yang diberikan. 4. Sebagian besar siswa tidak bisa menyelesaikan persoalan matematika sesuai dengan prosedur pemecahan masalah. 5. Sebagian besar siswa tidak bisa menyelesaikan soal yang memerlukan analisa. 6. Gejala yang telah disebutkan sebelumnya terlihat bahwa terdapat permasalahan dalam kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII di MTs Negeri Kuntu. Guru matematika telah berusaha memberikan pembelajaran menggunakan strategi Student Teams Achivement Devision (STAD) dan Cooperative Learning (CL), media infokus, dan pemberian tugas dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, namun pembelajaran yang dilakukan belum mencapai hasil maksimal. 3 2013. 3 Wawancara dengan Firmayalis S.Pd guru matematika MTsN Kuntu, 18 Mei

5 Penggunaan strategi membantu guru dalam proses pembelajaran yang efisien dan bermakna sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, Untuk itu guru harus mampu memilih strategi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa mengubah suasana dalam pembelajaran adalah strategi Quantum Teaching. Quantum Teaching berawal dari sebuah upaya Dr. Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. 4 Strategi Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Strategi Quantum Teaching memberikan kesempatan untuk mendapatkan suasana kelas yang berisi interaksi guru dan siswa yang penuh dengan kegembiraan, lingkungan belajar yang nyaman, dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat menerima materi pelajaran. Kondisi tersebut merupakan suatu wacana untuk bisa meningkatkan hasil belajar matematika siswa, terutama pada kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa MTs Negeri Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. 4 Muhammad Thobroni &Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Mengembangkan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Membangun Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 271.

6 B. Definisi Istilah Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul penelitian ini. Istilah tersebut adalah: 1. Strategi Quantum Teaching Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas- intraksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar. 5 2. Pemecahan masalah Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah soal matematika yang meliputi: kemampuan siswa dalam memahami masalah, mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan, menyajikan masalah matematika dalam berbagai bentuk, mengembangkan strategi pemecahan masalah, serta membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka persoalan-persoalan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 5 Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 160.

7 a. Rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menggaplikasikan rumus matematika pada menyelesaian persoalan matematika. b. Rendahnya kemampuan siswa terhadap pembahasan masalah matematika ke dalam bahasa yang mereka pahami. c. Rendahnya kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan yang baik setelah memperoleh jawaban dari soal yang diberikan. d. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika sesuai dengan prosedur pemecahan masalah. e. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang memerlukan analisa. 2. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki peneliti, maka peneliti membatasi masalah dengan memfokuskan pada pengaruh penerapan strategi Quantum Teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Negeri Kuntu kecamatan Kampar Kiri kabupaten Kampar. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan pada permasalahan yang akan diteliti adalah Apakah ada pengaruh penerapan strategi Quantum Teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Negeri Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabuaten Kampar?.

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan strategi Quantum Teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Negeri Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabuaten Kampar. 2. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di sekolah. b. Bagi guru, strategiquantum Teaching dapat dijadikan sebagai salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di MTs Negeri Kuntu. c.bagi siswa, strategi Quantum Teaching diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dalam rangka meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah matematika. d. Bagi peneliti, diharapkan dapat dijadikan landasan dalam rangka penelitian berikutnya pada ruang lingkup yang lebih luas.