BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

dokumen-dokumen yang mirip
1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan banyak karyawan yang secara potensial memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH INSENTIF, ABSENSI DAN TUNJANGAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. KOSOEMA NANDA PUTRA DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

BAB I PENDAHULUAN. muda penerus bangsa untuk membangun negeri ini. menjalankan profesinya. Tidak hanya dalam mengajar kepada siswa didik, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

Bab I. Pengantar. tujuan untuk mengetahui hubungan dari budaya kerja terhadap kinerja dosen

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Inovatif Guru dengan fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak banyak kewenangan pemerintah yang dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota organisasi. Hal ini tidak terkecuali berlaku pula bagi organisasi pemerintahan yang bersifat nonprofit, seperti institusi pendidikan atau sekolah. Sekolah tidak mungkin dapat mencapai tujuannya secara optimal tanpa kontribusi dari segenap jajaran pegawai, terutama para guru. Program kerja sekolah yang telah disusun dalam rangka mencapai target-target tertentu bisa sia-sia apabila tidak disokong oleh kinerja guru yang optimal. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dalam kehidupan organisasi, karena kinerja ádalah prasyarat dan sekaligus modal dasar untuk membangun kinerja organisasi. Kinerja organisasi tidak akan optimal tanpa dukungan kinerja pegawai yang optimal pula. Salah satu faktor pokok yang dibutuhkan untuk membangun kinerja yang optimal adalah komitmen organisasi. Hal ini diperlukan karena komitmen yang tinggi akan mendorong individu untuk berusaha dan berjuang semaksimal mungkin untuk kemajuan organisasi dan dirinya. Lebih dari itu, komitmen yang tinggi juga akan mendorong tumbuhnya sikap loyal, dedikatif, inovatif, kreatif, dan antisipatif yang sangat dibutuhkan oleh organisasi dalam usaha mempertahankan dan menumbuhkembangkan eksistensinya. Sebaliknya, individu yang memiliki komitmen organisasi rendah dapat menyebabkan psychological Inayatulah, 2009 Kontribusi Faktor-faktor internal Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 withdrawal, seperti absensi tidak tertib, cepat pulang kantor, sering istirahat, dan bekerja lambat (Newstrom & Davis, 1996 : 260). Komitmen organisasi mencakup tiga hal penting, yaitu identifikasi atau kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan atau kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan loyalitas atau keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Di samping itu, komitmen organisasi juga merefleksikan kondisi anggota organisasi sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Komitmen organisasi yang dimiliki individu tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain: kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja. Keempat faktor tersebut juga dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja. Kecerdasan emosional terkait dengan kemampuan individu untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan membina hubungan dengan orang lain, sehingga apabila dikuasai dengan baik dapat mendorong komitmen terhadap organisasi. Hal ini dimungkinkan karena dimensidimensi yang terkandung dalam kecerdasan emosional dapat menuntun seseorang untuk memahami posisinya secara tepat di tengah-tengah dinamika organisasi, termasuk memotivasi diri, berempati dan membina hubungan dengan anggota organisasi demi kepentingan organisasi. Kemudian budaya organisasi terkait dengan nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh setiap orang sebagai anggota organisasi, sehingga apabila hal tersebut berlangsung secara kondusif

3 akan menyebabkan rasa nyaman yang kemudian mendorong yang bersangkutan memiliki komitmen terhadap organisasi. Selanjutnya kompensasi yang meliputi gaji, tunjangan dan insentif yang diterima individu dari organisasi sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan, jelas merupakan faktor penting yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik yang bersifat primer, sekunder maupun terteir. Dalam kondisi demikian, kompensasi dapat menentukan atau mempengaruhi komitmen organisasi seseorang. Semakin baik kompensasi yang diterima seseorang, dan karena itu semakin berpeluang menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup, maka makin tinggi komitmen seseorang terhadap organisasinya. Terakhir, kepuasan kerja antara lain terkait dengan perasaan individu terhadap kondisi kerja, kepemimpinan, teman sekerja, dan promosi. Semakin senang perasaan individu terhadap lima aspek tersebut, maka semakin puas dalam bekerja. Kepuasan kerja ini akan mendorong yang bersangkutan memiliki komitmen terhadap organisasi. Semakin tinggi kepuasaan yang dirasakan, maka akan semakin tinggi komitmen organissainya. Dari uraian di atas tampak bahwa komitmen organisasi sangat penting dan vital dalam membangun kinerja organisasi, tidak terkecuali bagi organisasi sekolah. Namun dalam realitasnya masih sangat banyak para guru yang belum memiliki komitmen organisasi yang memadai terhadap organisasi sekolah, antara lain terjadi pada guru-guru Sekolah Menengan Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. Indikasinya, antara lain: suka terlambat masuk kelas, mengakhiri pelajaran sebelum jam pelajaran habis, menggunakan jam mengajar

4 untuk kepentingan lain, malas memeriksa pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa, terlambat menyerahkan soal-soal ulangan atau nilai hasil ulangan. Sikapsikap seperti itu akhirnya menyebabkan kinerja yang dicapai oleh guru juga tidak optimal. Fenomena tersebut menarik untuk dikaji secara ilmiah, sehingga penulis tertarik untuk meneliti persoalan Kinerja Profesional Guru ditinjau dari faktor kecerdasan emsoional, budaya organisasi, kompensasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi dengan mengambil obyek penelitian pada guru SMAN se Kota Bekasi, Jawa Barat. B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Mengelola SDM dalam hal ini meningkatkan Kinerja Profesional Guru dapat dilakukan dengan pendekatan strategi kompetitif yang melibatkan secara kontektual analisis terhadap isue-isue yang berkembang sebagai bahan masukan dalam menentukan program dengan menyusun dan menggali potensi strategik sehingga pada akhirnya dapat diperoleh profil guru yang memiliki kualifikasi dan sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Hal yang paling pokok dari pendekatan ini adalah fakta atau kondisi empirik. Strategi kompetitif yang berbeda mengisyaratkan kondisi eksternal dan internal dalam mewujudkan guru yang professional harus lebih mendapat perhatian pada aktifitas manajemen SDM seperti memperhatikan: Kondisi internal guru ( komitmen organisasi dan kepuasan kerja) dan Kondisi eksternal ( Budaya organisasi dan kompensasi ). Penegasan ini didasarkan pada dua dasar pemikiran:

5 1. Perwujudan visi dan misi pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan Kinerja Profesional Guru; 2. Pelaksanaan 4 standar kompetensi guru (core Bussines) pendidikan masih terdapat kesejangan/gap antara kondisi internal dan eksternal. Identifikasi permasalahan berdasarkan analisis kesejangan/ GAP yang terjadi adalah bagaimana kontribusi kondisi internal dan eksternal terhadap Kinerja Profesional Guru SMA di Kota Bekasi. Kerangka berfikir dalam penelitian ini selanjutnya dapat dilihat pada: Gambar 1.1. VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL INPUT Kebijakan PROSES Kondisi Empirik OUTPUT Kinerja Guru SMA Faktor Eksternal (Budaya dan Kompensasi) Permendiknas No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Kesenjangan/ GAP 4 Standar Kompetensi Guru (Core Bussiness) Profesional Kinerja Guru SMA Di Kota Bekasi Faktor Internal (Komitmen Organisasi Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan kerja) Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

6 2. Pembatasan Masalah Disamping faktor kebijakan, manajemen sekolah, kepemimpinan, pembiayaan, sarana dan prasarana dan faktor-faktor lainnya, terdapat lima faktor yang secara teoretik dan empirik terbukti mempengaruhi Kinerja Profesional Guru SMA adalah komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja. Oleh karena itu, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, biaya dan tenaga, maka permasalahan penelitian dibatasi hanya pada upaya mengungkap kontribusi komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja terhadap peningkatan Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) se Kota Bekasi, Jawa Barat. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kondisi Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 2. Berapa besar kontribusi komitmen Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 3. Berapa besar kontribusi kecerdasan emosional terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

7 4. Berapa besar kontribusi Budaya Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 5. Berapa besar kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 6. Berapa besar kontribusi Kepuasan kerja terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 7. Berapa besar kontribusi secara bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat? 4. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui: 1. Gambaran kondisi Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 2. Besarnya Kontribusi komitmen Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 3. Besarnya Kontribusi kecerdasan emosional terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 4. Besarnya Kontribusi Budaya Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

8 5. Besarnya Kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 6. Besarnya Kontribusi Kepuasan kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 7. Besarnya Kontribusi secara bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 5. Manfaat Penelitian Dengan rumusan masalah seperti itu, maka hasil penelitian ini setidaknya diharapkan dapat menyumbangkan dua manfaat, yakni: 1. Secara teoretis dapat menambah dan memperkaya studi mengenai Kinerja Profesional Guru ditinjau dari perspektif komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi, dan kepuasan kerja. 2. Secara praktis dapat menjadi bahan masukan bagi guru dan Kepala SMAN se Kota Bekasi dalam memperbaiki atau meningkatkan Kinerja Profesional Guru dengan memperhatikan, memberikan treatment dan pertimbangan terhadap komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi, dan kepuasan kerja. C. Asumsi Penelitian Beberapa asumsi yang dijadikan anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 1. Guru adalah sosok sentral dalam lingkungan pendidikan, sehingga eksistenya sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut harus dapat melaksanakan semua tugasya secara profesional, sehingga benar-benar dapat memerankan fungsinya secara maksimal. Profesi memiliki ciri sentral, yaitu kecakapan dan pengetahuan formal yang kompleks dan pendekatan etis pada pekerjaannya. Pengetahuan dan kecakapan atau pengalaman memungkinkan menemukan dan kemudian melakukan hal yang secara moral benar. 2. Kemampuan guru untuk menghasilkan kinerja secara profesional tidak terlepas oleh seberapa kuat komitmen guru dalam mengemban tugasnya. Komitmen yang kuat untuk melaksanakan tugas sebagai guru harus benarbenar ditanamkan dalam jiwanya, karena dengan kekuatan internal tersebut, guru akan berusaha mengarahkan segala upaya demi keberhasilan tugasnya. 3. Kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja merupakan faktor yang perlu ada untuk memaksimalkan komitmen para pegawai terhadap organisasi dan kinerja profesionalnya. Faktor kecerdasan emosional dan kepuasan kerja merupakan faktor internal yang baik secara langsung atau tidak akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Demikian pula dengan faktor budaya organisasi dan kompensasi, merupakan faktor eksternal yang akan berkontribusi dalam menentukan aktivitas kerja seorang pegawai. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan acuan teoretik dan kerangka pemikiran di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

10 1. Terdapat kontribusi positif dan signifikan komitmen Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 2. Terdapat kontribusi positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 3. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 4. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Kompensasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 5. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. 6. Terdapat kontribusi positif dan signifikan secara bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui kontribusi faktor-faktor Komitmen Organisasi, kecerdasan emosional,

11 Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja (Variabel independen) terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat (Variabel Dependen). Berdasarkan konsep, teori dan pandangan dari para pakar di bidangnya dalam setiap variabel penelitian dibuat penjabaran konsep, teori ke dalam konsep-konsep empirik, analisis dan operasional yang berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan instrumen penelitian dalam butir-butir pernyataan. F. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN se Kota Bekasi. Sampelnya adalah guru yang diambil secara acak sederhana dari 514 guru SMAN se Kota Bekasi, Jawa Barat.