KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 131/KN/76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 130/KN/76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERTEMUAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

PEDOMAN PELAKSANAAN PESTA SIAGA CABANG TAHUN 2018

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

Pramuka Garuda Penegak

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

LEMBAR PENILAIAN PRAMUKA GARUDA GOLONGAN SIAGA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 020 TAHUN 1991

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBORE PENGGALANG SD-MI KWARTIR CABANG KLATEN TAHUN 2013

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 018 TAHUN 1991 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

RANCANGAN MENGAJAR ( RM )

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Tata Upacara Pramuka Penegak

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

Kode Kehormatan Pramuka

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNA BUMI

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 032 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

Hadirin, para pembina pendamping, penegak dan pandega serta undangan yang berbahagia. Sebagaimana kita ketahui bahwa Raimuna Nasional yang akan

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

KEGIATAN BERMUTU YANG MENGANDUNG UNSUR. harus mengarah pada sasaran pendidikan, yaitu pengembangan dan

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan

dilakukan secara suka rela dan terus menerus. Sesuai dengan keputusan mentri P dan K No 0323 / U/1978 tanggal 28 Oktober

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG

Materi Pengetahuan Umum Pramuka

Transkripsi:

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 131/KN/76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan para Pramuka Siaga, perlu diselenggarakan pesta siaga yang menarik sesuai dengan keperluan dan kepentingan anak/pemuda dewasa ini 2. Bahwa untuk penyelenggaraan pesta siaga tersebut perlu dikeluarkan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.045/KN/74 tahun 1974 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 3. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1974, di Manado, Sulawesi Utara 4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.130/KN/76 tentang Pertemuan Pramuka Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional Harian/Sekretaris Jendral dan para Andalan Nasional Gerakan Pramuka 2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka Menetapkan : MEMUTUSKAN : Pertama Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini : Mengintruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk mendorong dan membantu para pembina pramuka untuk melaksanakan dengan pesta siaga Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan Ditetapkan di : Jakarta. Pada tanggal : Desember 1976 Ketua Nasional Gerakan Pramuka Ketua M. Sarbini Letjen TNI

BAB I PENDAHULUAN Pt.1. UMUM 1. Untuk mencapai tujuan gerakan pramuka tersebut dalam AD dan ART pasal 4 maka perlu adanya usaha dan kegiatan untuk membangkitkan, mengatur, mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan keinginan, semangat dan daya kemampuan anak-didik pramuka siaga 2. Dalam pengarahan dan pengendalian keinginan, semangat dan daya kemampuan anak didik perlu ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan 1. Kesadaran beragama untuk taqwa dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa 2. Kesadaran berkaidah untuk mengetahui dan menghayati apa yang baik (menguntungkan) dan apa yang tidak baik (merugikan) dalam hubungan antara sesama manusia, berdasarkan ideologi Pancasila 3. Kesadaran sosial untuk memiliki rasa persahabatan/persaudaraan baik antar pramuka maupun antara pramuka dan masyarakat 4. Kesadaran berbangsa dan bernegara untuk memiliki rasa cinta pada lam, bangsa dan negara Indonesia, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri 3. Dalam rangka pembangunan masyarakat dan pembangunan bangsa, maka penanaman dan pembinaan kesadaran tersebut dalam pt.1b. harus dimulai pada anak didik seumur pramuka siaga, sebagai tugas awal gerakan pramuka, untuk kemudian secara bertahap ditingkatkan menjadi kesadaran hukum, tertib masyarakat, kesadaran bermasyarakat dan berpemerintah melalui tingkatan penggalang, penegak dan pandega 4. Tugas awal gerakan pramuka dalam rangka mendidik anak dan pemuda adalah menggali/membangkitkan prinsip-prinsip kemanusiaan, ciptaan Tuhan Yang Maha Adil yaitu antara lain : 1. Kejujuran 2. Keadilan 3. Kerelaan berkorban 5. Prinsip-prinsip kemanusiaan itu harus diperkuat dengan keberanian, kesabaran/ketabahan dan keuletan, untuk kemudian dikembangkan menjadi ketaatan/disiplin, rasa tanggung jawab dan kepemimpinan (leadership) 6. Akhirnya setiap anak didikharus disiapkan untuk memiliki : 1. Pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan segala tugas dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat Indonesia 2. Kekuatan lahir dan batin untuk mengatasi segala kesulitan dan tantangan dalam melaksanakan tugas tersebut 3. Semangat untuk dapat menyelesaikan tugas itu, dengan sukses dan bermanfaat bagi pribadinya, masyarakat dan bangsa Indonesia 7. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut dalam pt.1a. adalah penyelenggaraan pesta siaga, sebagai suatu pertemuan pramuka, khusus untuk golongan siaga 8. Dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan para pramuka siaga, perlu diselenggarakan pesta siaga, yang disesuaikan dengan keperluan, keadaan, keinginan, kepentingan, dan perkembangan : 1. Anak didik pramuka siaga 2. Masyarakat setempat Pt.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai pedoman bagi kwartir dan satuan pramuka untuk menyelenggarakan pesta siaga yang berhasil-guna dan sebaik-baiknya 2. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar segala usaha dalam rangka pencapaian tujuan gerakan pramuka, seperti tercantum dalam anggaran dasar pasal 4 Pt.3. RUANG LINGKUP

Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang berhubungan dengan penyelenggaraan pesta siaga yaitu : 1. Pengertian, sasaran dan fungsi pesta siaga 2. Pola umum kegiatan dalam pesta siaga 3. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana 4. Dukungan administrasi 5. Lain-lain Pt.4. DASAR 1. AD, dan ART, gerakan pramuka 2. Keputusan M.M.P.P. tahun 1970 di pandaan 3. Keputusan MUNAS gerakan pramuka tahun 1974 di manado 4. Surat keputusan KWARNAS gerakan pramuka no. 130/KN/76 tahun 1976, tentang petunjuk penyelenggaraan pertemuan pramuka Pt.5. PENGERTIAN BAB II PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA 1. Pesta siaga adalah pertemuan para pramuka siaga, yang berisi acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa gugusdepan pramuka 2. Pesta siaga merupakan kegiatan untuk siaga yang bentuk kegiatannya dipilih dan diselenggarakan sesuai dengan : 1. Keadaan, kepentingan dan perkembangan anak didik 2. Keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat setempat Pt.6. SASARAN Sasaran pesta siaga adalah membina dan mengembangkan kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame pramuka siaga Pt.7. FUNGSI Fungsi pesta siaga adalah 1. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan masing-masing 2. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan kecakapan antar sesama pramuka siaga 3. Membina hubungan baik antara gerakan pramuka dengan masyarakat Pt.8. PEMISAHAN 1. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani siaga, pesta siaga putera dan pesta siaga puteri, masing-masing diselenggarakan terpisah 2. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan sepengetahuan dan tanggung jawab para Pembina pramuka dan majelis pembimbing yang bersangkutan, pesta siaga putera dan puteri dapat diselenggarakan bersama-sama Pt.9. TINGKAT PENYELENGGARAAN BAB III POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA 1. Pesta siaga dapat diselenggarakan ditingkat :

1. Desa yang diikiuti oleh beberapa perindukan siaga dalam desa yang bersangkutan 2. Kecamatan yang diikuti oleh beberapa perindukan siaga dalam kecamatan yang bersangkutan 3. Cabang yang diikuti oleh beberapa perindukan siaga dalam cabang yang bersangkutan 2. Pesta siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa desa, kecamatan dan/atau dan antar cabang yang bersangkutan 3. Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, pesta siaga tidak diselenggarakan ditngkat daerah, atau ditngkat nasional, sehubungan dengan keadaan dan kemampuan wilayah dan anak didik setempat 4. Pesta siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua siaga dari semua perindukan dilingkungan tersebut 5. Berdasarkan beberapa sebab tertentu (tempat, fasilitas, dan lain-lain) dalam penentuan peserta, penyelenggaraan dapat menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungin dihindari adanya persyaratan peserta atas dasar kejuaraan Pt.10. LANDASAN DAN BENTUK KEGIATAN 1. Semua kegiatan dalam pesta siaga dilandasi jiwa pramuka seperti yang tersurat dan tersirat dalam satya dan dharma pramuka 2. Pesta siaga merupakan satu-satunya pertemuan pramuka untuk golongan siaga 3. Pesta siaga dapat berbentuk : 1. Rekreasi, 2. Permainan bersama, 3. Darmawisata, 4. Pasar siaga (bazar), 5. Ketangkasan dan ketrampilan, 6. Karnaval, 7. Perkemahan siang hari (dagkamp), 8. Pameran (exposisi), 9. Pesta seni budaya dan 10. Lain-lain Pt.11. SIFAT KEGIATAN 1. Pesta siaga bukan perlombaan untuk mencari kejuaraan. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani pramuka siaga, pesta siaga besifat : 1. hiburan/rekreatif 2. kreatif 3. riang gembira dan 4. banyak gerak 2. Untuk memberi semangat dan gairah pramuka siaga, dengan tidak mengurangi semua sifat pesta siaga, sebagian acara kegiatannya dapat dilombakan Pt.12. PENGATURAN/PENYUSUNAN ACARA KEGIATAN 1. Acara kegiatan dalam pesta siaga diatur dan disusun sesuai dengan : 1. Bentuk pesta siaga antara lain : 1. dalam karnaval ada lomba topeng, pameran pakaian lucu, sepeda hias, dan lain-lain 2. dalam permainan bersama ada permainan ketangkasan, ketrampilan dan lain-lain 3. dalam pentas seni budaya, dapat dilihatkan macam-macam kemampuan siaga, senitari, senisuara, senilukis, deklamasi, dan lain-lain 2. Keadaan dan kemampuan setempat, misalnya : 1. darmawisata kepantai, keluar kota melihat pemandangan, kekebun binatang, dan lain-lain 2. meninjau tempat dan peninggalan besejarah, museum dan lain-lain 3. Perkembangan jasmani dan rokani pramuka siaga, sehingga semua kegiatan itu tidak terlalu melemah, dan tidak mengambil alih kegiatan golongan pramuka lain

1. Penyajian secara kegiatan dalam pesta siaga diatur dan disusun secara berencana, agar : 1. Beraneka ragam (bervariasi), menarik, membangkitkan suasana riang gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak menjemukan 2. Menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kecerdasan, ketrampilan, ketangkasan dan ketajaman indera 3. Menimbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut bertanggungjawab 4. Memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha menciptakan persatuan dan kesatuan bangka serta perdamaian dunia 5. Memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia 6. Mempertebal kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Pt.13. PEDOMAN PELAKSANAAN 1. Kegiatan dalam pesta siaga harus mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan manusia yang baik, sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK). Selanjutnya pesta siaga supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada nilai-nilai : 1. agama 2. filsafat pancasila 3. persahabatan dan persaudaraan 4. perkembangan ekonomi dan teknologi 5. perkembangan nasional 6. seni budaya, olah raga, kesejahteraan keluarga, dan lingkungan 7. keamanan dan ketertiban lingkungan dan 8. lain-lain 2. Semua kegiatan dalam pesta siaga dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan : 1. belajar 2. berlatih 3. bekerja 4. beribadat 5. berbakti dalam suasana riang gembira 3. Semua kegiatan pesta siaga dilaksanakan dengan : 1. penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat dan bangsa Indonesia 2. banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi siaga yaitu dengan : 1. belajar sambil bekerja (learning by doing) 2. membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan siaga 3. membuat selingan dan menggiring kegiatan siaga dengan lagu-lagu gembira 4. menyelenggarakan kegiatan dengan banyak gerak (dynamis) dan menghindari sejauh-jauhnya kegiatan melalui ceramah 5. kegiatan sederhana, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan 1. penggunaan sistem among, yang mengharuskan Pembina pramuka mempunyai sikap laku : 1. ing ngarso sung tulada (di depan memberi teladan) 2. ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat) 3. tut wuri handayani (di belakang memberi daya) dan yang pelaksanaannya untuk golongan siaga, dititik beratkan kepada ing ngarso sung tulada

BAB IV PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATA-LAKSANA Pt.14. PERENCANAAN 1. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, perlu dibentuk panitia penyelenggaraan pesta siaga yang wajib memikirkan, merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab 2. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama, dan terperinci, lengkap dan sistematis, meliputi : 1. bentuk kegiatan pesta siaga 2. tujuan dan maksud pesta siaga 3. tempat dan waktu penyelenggaran 4. susunan panitia penyelenggara (tugas struktur organisasi, personalia, pembagian kerja, dan lain-lain) 5. tahap-tahap pelaksanaan kerja 6. perincian acara kegiatan 7. ketentuan mengenai peserta 8. perlengkapan dan perbekalan 9. rencana biaya 10. penelitian, pengawasan dan penilaian dan 11. lain-lain Pt.15. PENGORGANISASIAN 1. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan pesta siaga disusun secara seksama, terperinci, lengkap dan sistematis, sesuai dengan : 1. acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja masing-masing bagian 2. tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya 3. rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan tepat guna dari kerja panitia itu 2. Pesta siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab dan pengabdian secara sukarela, gotongroyong, akrab dan bersaudara, diserta usaha untuk mencapai hasil yang sebaikbaiknya 3. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan bukan anggota gerakan pramuka 4. Dalam penyelenggaraan pesta siaga digunakan tenaga penegak dan pandega sebagai anggota panitia penyelenggara untuk membantu para Pembina pramuka, supaya pengetahuan dan pengalaman mereka bertambah 5. Pesta siaga diselenggarakan : 1. antar gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali 2. ditingkat kortan,atau antar desa yang berdekatan 6 bulan sekali 3. ditingkat cabang atau antar kecamatan yang berdekatan setahun sekali 4. antar ugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang bersangkutan Pt.16. PEMBAGIAN KEWAJIBAN, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB 1. Penyelenggara pesta siaga merupakan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab : 1. pimpinan gudep untuk antar gudep 2. kortan atas nama kwarcabnya untuk tingkat kecamatan 3. kwarcab untuk tingkat cabang 2. Pesta siaga tidak diselenggarakan ditingkat daerah atau nasional, tetapi kwarnas dan kwarda mempunyai kewajiban untuk memberi petunjuk, rangsangan, bimbingan dan saran serta menyebarluaskan semua pengalaman tentang penyelenggaraan pesta siaga kedaerah lainnya

Pt.17. PENGAWASAN DAN PENILAIAN 1. Pengawasan harus dilakukan oleh semua team yang ditunjuk oleh kwartir cabang atau koratan yang bersangkutan dengan tugas mengusahakan agar pesta siaga berlangsung dengan baik dan berakhir dengan hasil yang gemilang 2. Penilaian ditugaskan kepada suatu team penilai. Data untuk penilaian didapat dari panitia penyelenggara dari peserta dan dari pihak-pihak lain yang bersangkutan atas penyelenggara pesta siaga itu sehingga hasilnya dapat obyektif Pt.18. LAPORAN 1. Segera setelah pesta siaga selesai maka panitia penyelenggara harus menyerahkan suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran tentang jalannya pesta siaga sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya kepada kwartir cabang yang bersangkutan 2. Dalam laporan pesta siaga tersebut harus dimuat antara lain : 1. pemikirannya 2. perencanaannya 3. persiapannya 4. pelaksanaannya 5. penyelesaiannya 6. panitianya 7. peserta dan pengawasannya 8. kesulitan hambatan dan usaha mengatasinya 9. hasil kegiatan pesta siaga itu 10. hasil penilaian atas penyelenggaraan dan kegiatannya 11. pertanggungjawaban keuangan 12. kesimpulan 13. saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan dating 3. Laporan pesta siaga seperti yang dimaksud dalam pt.18a dan b diatas dikirim kepada : 1. kortan dan kwartir cabangnya sebagai laporan pertanggungjawaban 2. majelis pembimbing, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat yang telah memberikan bantuan sebagai laporan pertanggungjawaban terutama atas penggunaan bantuannya 3. kwartir nasional kwartir daerah, dan kwartir cabangnya bahan untuk disebar luaskan kedaerah lain, dalam rangka tukar menukar pengalaman dan informasi BAB V DUKUNGAN ADMINISTRASI Pt.19. UMUM Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pesta siaga, mutlak diperlukan adanya dukungan administrasi yang diselenggarakan dengan teliti/seksama, terperinci, lengkap, effisien dan efektif Pt.20. SUSUNAN PEMBINA PETUGAS Susunan Pembina/petugas tiap panitia pesta siaga harus memenuhi kebutuhan pesta siaga, baik kwalitatif maupun kwantitatif. Pt.21. DUKUNGAN LOGISTIK Kelengkapan dan perbekalan pesta siaga terdiri dari antara lain : 1. kelengkapan pribadi 2. kelengkapan kesatuan 3. kelengkapan tempat/arena pesta siaga 4. kelengkapan acara kegiatan pesta siaga dan 5. alat-alat dan bahan-bahan untuk makan/konsumsi

Pt.22. PEMBIAYAAN PESTA SIAGA 1. Biaya penyelenggaraan pesta siaga dilakukan atas dasar swadaya dan gotongroyong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang bersangkutan dan berkepentingan terdiri atas unsur-unsur : 1. para peserta pesta siaga, beserta orang tua atau walinya 2. gugusdepan dan majelis pembimbing gugusdepannya 3. majelis pembimbing desanya 4. kortan dan majelis pembimbing kecamatannya 5. panitia penyelenggara yang mengusahakan sumber dana lainnya yang tidak mengikat, baik dari pihak pemerintah swasta maupun masyarakat sendiri 2. Segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk pembiayaan pesta siaga dimuat dalam laporan pertanggung jawaban secara terbuka yang disampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan BAB VI PENUTUP Pt.23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 31 Desember 1976 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua M. Sarbini Letjen TNI