xua1itas, yaitu mutu produk harus benar-benar terjamin. PT. "Xtt sebagai perusahaan yang profit oriented

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan di dalam perkembangan dunia usaha. Setiap

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB I. PENDAHULUAN. perusahaan asing yang mampu menghasilkan produk dan jasa dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB I. PENDAHULUAN. globalisasi. Perkembangan ini mendorong dengan cepat perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan. perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan berbagai sumber

BAB I. PENDAHULUAN. global harus memiliki strategi dan kebijakan yang tepat. Salah satu strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat terhindar dari kerugian yang timbul akibat adanya persaingan yang. sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

I. PENDAHULUAN. globalisasi, dimana hampir tidak ada lagi batas dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mengalami perkembangan tren positif, kondisi ini menyebabkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis zaman sekarang (sumber: Kompas 13 Juli 2011). Oleh. karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan bisnis yang semakin ketat, mendorong. perusahaan untuk mencari strategi yang tepat untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

ABTSRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita sedang memasuki masa pembangunan. Pembangunan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha. Hal ini. terutama di perkembangan industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas suatu perusahaan biasanya diakui sebagai faktor kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Hal ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

ABSTRAK. Kata Kunci : Harga Pokok Produksi dan Metode Activity Based Costing

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan hidup disektor pertanian. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dikeluarkannya berbagai kebijaksanaan pemerintah, merupakan niat dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri dan memperlancar arus ekspor non-migas Indonesia. Kendatipun terjadi penurunan ekspor non-migas atau leveling-off pada tahun 1993, tetapi nilai ekspor untuk industri kayu olahan tingkat permintaannya masih relatif baik. Hal ini disebabkan karena adanya keunggulan komparatif yang dimiliki oleh produk-produk kayu tropis di Indonesia. Selama ini, secara umum dapat dikatakan bahwa industri kita tidak bekerja pada tingkat effisiensi yang tinggi, produktivitasnya rendah, kualitas produk dan pelayan juga sering menjadi sorotan. Hal ini disebabkan adanya subsidi dan proteksi pemerintah yang memberikan banyak kenikmatan. Padahal dengan ditanda-tanganinya GATT (General Agreement on Tariff and Trade), tingkat persaingan akan semakin ketat. Di tengah persaingan itu, hanya produkproduk yang betul-betul effisienlah yang mampu masuk dan bertahan didalam pasar. Menurut Bank Dunia, kesepakatan GATT apabila tidak diwaspadai akan berdampak buruk terhadap pendapatan ekspor 9Indonesia. Diperkirakan Indonesia akan merugi 1,9 milyar dollar AS per tahun setelah tahun 2002. Selain itu Bank dunia juga meramalkan bahwa volume perdagangan dunia akan

~uluan Halaman - 2 bertumbuh 213 milyar dollar AS per tahun pada periode yang sama, tetapi pertumbuhan itu tidak kurang dari 60 persen dinikmati oleh negara-negara maju seperti Masyarakat Eropa, Jepang dan Amerika Serikat yang memperoleh akses pasar ke negara-negara berkembang. Sementara Cina diduga memperoleh tak kurang dari 80,7 milyar dollar AS atau 17 persen. Hal ini menunjukan indikasi bahwa Indonesia dan perusahaan-perusahaan Indonesia akan menghadapi masa-masa yang genting dan sulit dalam bidang perekonomian (Ruddy, Kompas, 27 April 1994). Dalam rangka menyiasati berbagai kemungkinan itulah maka kuncinya sekali lagi harus mengupayakan secara terus menerus keunggulan bersaing (competitive advantage). Selain itu globalisasi akan menuntut pembenahan resources fisik maupun modal, kualitas produk sekaligus kualitas kerja dan kualitas sumberdaya insani. PT. "X" sebagai perusahaan industri kayu olahan, yaitu Daun pintu/jendela dan Kusen, dengan target pasar lokal maupun ekspor sudah pasti akan terkena dampak dengan adanya perubahan tersebut. Sehingga di dalam era perdagangan yang semakin global ini, dituntut suatu menajemen yang global pula. Ini merupakan suatu tuntutan bisnis dalam Pasca-GATT. Ujung tombak untuk menghadapi perubahan tersebut tiada lain adalah para ekskutif dan manajer. Untuk meningkatkan daya-saing hasil produksinya tersebut, PT. "X" senantiasa melakukan peninjauan kembali terhadap seluruh sistemnya yang telah berjalan. Hal ini terlihat dari upaya PT. "X" untuk meningkatkan volume penjualan baik fisik maupun finansial. Misalnya dengan peningkatan produktivitas, peningkatan waktu penyelesaian (delivery time), peningkatan mutu produk dan penetapan harga jual yang sesuai dengan kondisi pasar dan biaya produksi, agar diperoleh keuntungan yang optimal.

Henurut Buffa, tingkat kepuasan konsumen itu pada mumnya meliputi 3 dimensi, yaitu : (1). Biaya atau harga.,,isini konsumen mengharapkan suatu harga yang betul-betul sesuai. (2). Ketersediaan. Disini meliputi pelayanannya, yaitu mengenai waktu penyerahan/waktu tunggu. dan (3). xua1itas, yaitu mutu produk harus benar-benar terjamin. ~ementara dipihak produsen mengharapkan suatu tingkat keuntungan yang optimal (optimal profit). Untuk menjembatani adanya benefit yang diharapkan oleh kedua pihak itu tentunya memerlukan suatu model atau pendekatan yang handal, akurat dan rasional. Pendekatan itu adalah Activity Based Costing System, yaitu suatu sistem yang membebankan biaya produksi, terutama biaya overhead ke dalam produk dengan berdasarkan suatu aktivitas yang telah diserap oleh masing-masing produk yang dihasilkan. Untuk memenuhi kriteria pendekatan itu tentunya memerlukan perencanaan dan pengawasan biaya produksi. Perencanaan dan pengawasan tersebut, dilakukan melalui sistem biaya dan budgeting dengan menggunakan pendekatan sistem akuntansi (Horngren dan Harrison, 1992). PT. "Xtt sebagai perusahaan yang profit oriented tentunya tingkat perolehan labanya sangat dipengaruhi oleh tingkat biaya produksi dan harga jual setiap produknya. Pada tingkat harga jual yang tetap dan unit cost yang lebih rendah akan diperoleh profit margin yang lebih besar. Dalam sistem akuntansi biaya, konsep yang selama ini dipakai oleh PT. llxff adalah Standard Cost Method, yaitu semua actual cost akan dibandingkan dengan standard costnya. Kemudian dianalisa beda biayanya (analisa variance).

Balaman - 4 Selama ini kebijaksanaan product costing, yang dianut oleh p~. IIX" sudah diusahakan serelevan mungkin, artinya dasar alokasi yang dipilih sudah diusahakan merupakan cermin dari penyerapan biaya yang sebenarnya. Tetapi dalam beberapa elemen biaya masih berorientasi pada volume produksi untuk mencari biaya produksi per satuan output, sehingga terjadinya bias dalam menentukan pembebanan biaya ke dalam produk relatif masih memungkinkan, yang pada akhirnya menyebabkan distorsi atas informasi manajemen. Dengan pendekatan Activity Based Costing System ini, informasi internal bagi manajemen didalam mengambil kebijaksanaan menjadi lebih akurat. Sehingga manajemen produksi bisa meningkatkan effisiensi dan bermanfaat bagi manajemen pemasaran dalam menentukan perencanaan strateginya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam. Studi geladikarya ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : - Melakukan perhitungan harga pokok produksi Daun Pintu/ Jendela dan Kusen dengan Activity Based-Costing System. - Menganalisa perbedaan antara metode product costing yang selama ini dianut oleh PT. "XnV dengan hasil perhitungan menurut Activity Based-Costing System dan menilai sampai sejauh mana tingkat distorsi telah terjadi. - Mengetahui apa penyebab dari pada distorsi tersebut. D. KEGUNAAN STUD1 Selain itu, penelitian ini merupakan peluang untuk diskusi dalam rangka mempertemukan serta menerapkan teori Activity Based-Costing System ke dalam suatu aktivitas bisnis secara nyata.

Bagi perusahaan (host company), hasil kegiatan ini &pat dipergunakan sebagai suatu penyempurnaan, inovasi ataupun perubahan. Dalam arti yang lebih luas, inovasi bukan saja penemuan tehnologi baru, tetapi juga meliputi rnetode dan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu. Karena dipandang dari segi strategi perusahaan, keunggulan kompetitif itu secara fundamental tumbuh dari suatu penyempurnaan, inovasi dan perubahan (Porter, 1990). Manifestasi dari pada inovasi bisa merupakan inovasi produk maupun inovasi proses (Wlffa, 1990). Inovasi produk yaitu usaha menghasilkan produk baru ataupun produk yang ditingkatkan dan inovasi proses adalah menyangkut usaha untuk mempenqaruhi tehnologi dalam menghasilkan produk dengan biaya yang lebih rendah, kualitas yang lebih baik atau mempenqaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dengan lebih effektif. Jadi penerapan Activity Based Costing System ini merupakan suatu inovasi proses, yaitu cara baru dalam aenqembangan penghitungan biaya produksi dan harga pokok iuksi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif (compe- [ve advantage) perusahaan.