BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu juga mereka termotivasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diminati mahasiswa saat ini, hal ini dikarenakan bahwa rata-rata mahasiswa

KATA PENGANTAR. hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesional sejalan dan seirama dengan kebutuhan akan jasa akuntansi didunia

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dijalani setelah selesai menempuh pndidikan program sarjana (S1) Jurusan Akuntansi

Tunjung Irmawati B

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya pada era globalisasi saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa jurusan akuntansi FE UNS mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Oleh: Indriani Budi Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diisi oleh para lulusannya. Dari hasil penelitian Basuki 1 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa. Menurut penelitian Basuki (1999) dalam Benny dan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Muhammad Bazher /FE/AK. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak memiliki alternatif untuk bekerja. Menurut Astami (2001) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

ESENSI Volume 13 No.2 Desember 2010

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang masih banyak diminati oleh para mahasiswa di fakultas ekonomi pada

BAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tata nilai dan budaya yang berlaku di tengah-tengah

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari

Icuk Rangga Bawono 1 Mochamad Novelsyah 2 Arum Lutfia 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN. PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan organisasi dan perusahaan-perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2004)

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUTUSAN PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. juga motivasi peneliti melakukan penelitian serta penjelasan mengenai proses

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

Oleh: Andrias Nur Rochim. Dosen Pembimbing: Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak ABSTRACT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI TERHADAP MINAT DAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI PADA KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak era globalisasi ini, pertumbuhan dunia bisnis semakin pesat. Hal ini dapat

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat dengan ditemukannya komputer pada tahun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN VETERAN JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. mejadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia, oleh karenanya karir seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung hanya kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1967, 1968 yaitu pada saat pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dillihat dari banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih program

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis harus direspon dengan sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

BAB I PENDAHULUAN. oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Gelar, Minat Mengikuti PPAk.

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

(Survei Pada Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakar Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang professional di Indonesia. Menurut Benny (2006) pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja. Pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang No.34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada 1

2 lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Dengan demikian, terlihat adanya ketidakadilan (diskriminatif) di antara perguruan tinggi, terutama di antara pergurua n tinggi negeri dan swasta di Indonesia (Lisnasari dan Fitriani, 2008). Disiplin ilmu akuntansi semakin cepat mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat, baik secara teori akuntansi maupun praktik bisnis. Sebagai contoh, wacana mengenai Human Resources Accounting (Akuntansi Sumberdaya Manusia) muncul sejalan pesatnya praktik bisnis di bidang jasa. Hal tersebut karena adanya kepentingan dari lingkungan bisnis yang merasa perlu mengkapitalisasi sumber daya paling berharga di dalam usahanya yang notabene manusia itu sendiri. Dunia praktik dan pendidikan akuntansi di Indonesia juga mengalami banyak perubahan semenjak munculnya ilmu akuntansi pada era tahun 1960-an. Pendidikan akuntansi di Indonesia telah mengalami perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an. Diawali dengan berubahnya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada Kongres IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) tahun 1994 yang juga menyepakati kelahiran Kompartemen Akuntan Pendidik. Perubahan berikutnya yaitu diberlakukannya Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2001, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), setiap mahasiswa yang

3 lulus dari jurusan akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak 31 Agustus 2004. Jadi bagi mahasiswa yang menginginkan gelar akuntan (Ak) harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Rangga, 2007). Reformasi pada wilayah sistem pendidikan akuntansi ini, bertujuan untuk mengejar kesenjangan antara conceptual systems dengan physical systems yang selama ini menjadi kelemahan dari lingkungan pendidikan. Selain itu, perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme akuntan dengan tingkat penguasaan yang memadai terhadap tiga syarat untuk profesional, yakni pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan karakter (character) (Novin dan Tucker,1993). Karena nantinya para akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan review (audit) atas laporan keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambil keputusan. Setelah dimulainya pelaksanaan PPA, maka gelar akuntan bukan lagi dimonopoli Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas, tetapi sudah menjadi hak bersama bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian dapat diharapkan para akuntan dimasa mendatang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi, akan menjadi akuntan yang profesional di tingkat global. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebab PPA dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPA bagi mahasiswa Akuntansi maka diperlukan motivasi

4 dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPA, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut (Tengker, 2007). Adanya PPA diharapkan menghasilkan sumber daya akuntan yang lebih kompeten dan profesional dari sebelumnya. Mengenai kurikulum PPA diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sehingga nantinya sumber daya akuntan yang dihasilkan perguruan tinggi benar-benar sesuai dengan kualitas standar yang telah ditentukan. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar Akuntan. Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi nantinnya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi (Lisnasari dan Fitriani, 2008). Sebelum SK tersebut dikeluarkan pada tahun 2001, pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang (UU) No.34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan pada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikan yang diberikan.

5 Mahasiswa yang telah lulus S1 akuntansi di Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara secara otomatis akan memperoleh gelar sarjana akuntansi. Untuk meraih gelar sarjana akuntansi, mahasiswa dari perguruan lainnya harus menempuh Ujian Negara Akuntansi (UNA). Menurut Machfoed, 1998 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) proses perolehan gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut memiliki dua kelemahan yaitu timbulnya diskriminasi pemberian gelar akuntan dan tidak meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di dunia kerja. Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah calon akuntan yang nantinya berhak mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Ujian ini merupakan syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai akuntan publik. Dengan mengikuti ujian ini, diharapakan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun juga mahir secara profesional. Dengan demikian, lulusan PP A nantinya akan memiliki daya saing sebagai akuntan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi yang tidak mempunyai predikat akuntan. Sebagai calon pengguna, persepsi mahasiswa akuntansi diperlukan dalam rangka mengetahui pandangan atau pemahaman mereka tentang pendidikan profesi akuntansi (PPA). Persepsi adalah daya memahami sesuatu hal dengan jelas dan cermat. Dalam penelitian ini penulis menempatkan empat indikator alam mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai PPA yang meliputi

6 pentingnya gelar akuntan, minat dan kemampuan, instrumen pendukung PPA, dan keterkaitan PPA dengan dunia kerja.. Hal ini bertujuan untuk menilai persepsi mahasiswa, apakah positif atau negatif terhadap adanya penyelenggaraan PPA berdasarkan kelas ekstensi dan reguler nya. Berbagai hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu di antaranya oleh Yulianti (2007) yang mengukur persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Nelson. Kuesioner digunakan untuk melakukan pengujian yang sama pada mahasiswa S-1 Reguler, S-1 Ekstensi dan Diploma 3. Penelitian ini berhasil menemukan bahwa terjadi perubahan persepsi mahasiswa akuntansi dari sejak awal masa kuliah mereka sampai ke senior. Artinya pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan. Rangga, dkk (2009) meneliti tentang persepsi mahasiswa S1 akuntansi regular dan ekstensi fakultas ekonomi perguruan tinggi negeri dan swasta M di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa S1 akuntansi terhadap PPA. Selain itu, juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi tentang PPA antara mahasiswa S1 reguler dengan mahasuswa S1 ekstensi. Responden pada penelitian adalah sampel dari populasi mahasiswa akuntansi S1 reguler dan ekstensi fakultas ekonomi universitas negeri dan universitas swasta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

7 mahasiswa akuntansi S1 reguler dan ekstensi fakultas ekonomi perguruan tinggi negeridan swasta M di kota Purwokerto telah memiliki persepsi positif terhadap PPA dan terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa S1 akuntansi reguler dan ekstensi mengenai PPA. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu dengan judul PERSEPSI MAHASISWA S1 AKUNTANSI REGULER DAN EKSTENSI TENTANG PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada objeknya. B. Rumusan Masalah 1. Apakah mahasiswa S1 akuntansi baik program studi reguler maupun ekstensi memiliki persepsi positif atau negatif terhadap adanya pendidikan profesi akuntansi (PPA)? 2. Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa S1 akuntansi program studi reguler dengan mahasiswa S1 akuntansi program studi ekstensi terhadap adanya pendidikan profesi akuntansi (PPA)? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa baik program studi reguler maupun ekstensi terhadap penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi (PPA). Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

8 1. Untuk mengetahui apakah terdapat persepsi yang positif atau negatif antara mahasiswa S1 akuntansi baik program reguler maupun mahasiswa S1 akuntansi program ekstensi terhadap penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi (PPA). 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa S1 akuntansi program reguler dengan mahasiswa S1 akuntansi program ekstensi terhadap penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi (PPA). D. Manfaat 1. Bagi mahasiswa S1 akuntansi baik program reguler maupun program ekstensi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pentingnya melanjutkan pendidikan sebagai akuntan. 2. Bagi penyelenggara pendidikan profesi akuntansi dapat digunakan sebagai bahan kajian terhadap pesepsi mahasiswa S1 akuntansi yang akan melanjutkan pendidikan profesi akuntansi (PPA).

9 E. Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori dalam penelitian, yaitu mengenai persepsi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), kajian penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III. METODE PENELITIAN Bab berisi tentang populasi, sampel dan teknik sampling, data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel, metode analisis data. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi data serta analisis data terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. BAB V. PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan penelitian dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

10 PERSEPSI MAHASISWA S1 AKUNTANSI REGULER DAN EKSTENSI TENTANG PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: HENDRI SETIAWAN B 200 060 116 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011