2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit rematik artikuler, namun sampai sekarang belum juga ditemukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme berupa suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMPLISIA dari SELURUH TANAMAN MENIRAN (I)

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat psikotropika yang saat ini paling luas penggunannya (Halim et al., 2006). Pada tahun 2010, konsumsi alkohol murni di seluruh dunia mencapai 6,2 liter pada setiap orang yang berusia 15 tahun, atau setara dengan 13,6 gram alkohol murni per hari dan menyebabkan kematian dari 3,3 juta orang setiap tahunnya atau 5,9% dari semua kematian (WHO, 2014). Di Indonesia, konsumsi minuman beralkohol telah menjadi masalah umum di sejumlah daerah, tetapi data peminum alkohol di Indonesia masih sangat terbatas. Frekuensi minum alkohol setiap harinya di Indonesia pada laki-laki usia 15 tahun adalah 11,7%. Prevalensi penduduk usia 15 tahun yang mengkonsumsi alkohol 1 bulan terakhir adalah 4,9% pada laki-laki dan 0,3% pada perempuan (Suhardi, 2011). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan prevalensi minum alkohol di Indonesia untuk laki-laki dan perempuan pada usia di atas 15 tahun sebesar 3.0% dan 0.2% pada tahun 1995, dan meningkat pada tahun 2001 yaitu sebesar 5.8% dan 0.8% (Suhardi, 2011). Sementara itu berdasarkan data Rikesdas 2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan sebesar 8.8% dan 0.7% (Riskesdas, 2007). Angka kematian akibat konsumsi alkohol di Indonesia adalah sekitar 50 orang per hari atau sekitar 18.000 orang per tahun (Conreng et al., 2014). Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan stress oksidatif yang memunculkan kondisi patologis di hati (Ighodaro dan Omole, 2012). Saat ini, 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

salah satu jenis alkohol yang paling banyak digunakan adalah etanol. Etanol merupakan suatu senyawa non elektrolit yang mudah larut dalam lipid dan air, sehingga sangat mudah dicerna dan beredar di sirkulasi darah (Juwitaet al., 2011; Halim et al., 2006; Robins, 2012 ). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Suaniti dkk. (2012), dilaporkan bahwa pemberian alkohol 20% secara kronis dapat merusak struktur jaringan hati tikus Wistar jantan (Suaniti et al, 2012). Pada gambaran histopatologi jaringan hati tikus Wistar yang diinduksi etanol, memperlihatkan perlemakan hati yang masif, nekrosis, dan infiltrasi limfosit yang luas (Ighodaro dan Omole, 2012). Setelah dikonsumsi dan dicerna oleh tubuh, sebagian besar etanol akan dimetabolisme di hati (Sudha et al., 2013; Robins, 2012). Di hati, etanol akan dimetabolisme menjadi asetaldehid yang sitotoksik (Szabo dan Mandrekar, 2010; Ighodaro dan Omole, 2012; Suaniti et al., 2012; Ho et al., 2012; Sudha et al., 2013;), menghasilkan ROS dan RNS, serta meningkatkan rasio NADH:NAD + yang mengakibatkan jejas sel dan nekrosis pada sel (Suaniti et al., 2012; Donohue, 2007). Terdapat berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh konsumsi etanol, salah satunya adalah gangguan fungsi hati seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease). Penyakit hati alkoholik terbagi atas perlemakan hati (fatty liver), hepatitis alkoholik (alcoholic hepatitis), dansirosis (cirrhosis) (Conreng et al., 2014). Prinsip utama penanganan penyakit hati alkoholik adalah dengan mengehentikan konsumsi alkohol itu sendiri, ditambah dengan penggunaan obatobatan (Marsano et al., 2003; EASL, 2012). 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Saat ini terus dikembangkan berbagai macam obat yang mempunyai sifat antihepatotoksik untuk mencegah atau mengurangi kerusakan pada hati. Zat ini dibuat dari bahan-bahan sintetis maupun bahan alam, misalnya dari tumbuhtumbuhan. Bahan alam diyakini memiliki efek samping yang lebih rendah daripada bahan sintetis. Sementara itu, di Indonesia banyak tumbuhan yang memiliki khasiat hepatoprotektif (Hamidy et al, 2009). Salah satunya adalah meniran (Phyllanthus niruri L) (Ho et al., 2012). Meniran (Phyllantus ninuri L.) merupakan tumbuhan liar suku Euphorbiaceae yang hidup di daerah beriklim tropis (Nugrahani, 2012). Distribusi tumbuhan ini sangat luas meliputi Asia, Australia, Amerika, dan Afrika (Hidayat et al., 2008). Tumbuhan ini hidup dengan liar, dapat tumbuh dengan mudah, serta dapat ditemui di halaman rumah, tepi sungai, ladang, hutan, dll. (Kardinan dan Kusuma, 2004). Tanaman ini telah digunakan sejak jaman kuno sebagai obat untuk ikterus (penyakit kuning) dan penyakit hati lainnya (Baskaran et al., 2010). Berdasarkan data empirik dan klinis, meniran dapat berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik, antipiretik (anti demam), diuretik, menurunkan kadar glukosa darah, ekspektoran, imunostimulan, dan antihepatotoksik (Kardinan dan Kusuma, 2004). Meniran memiliki kandungan antioksidan yaitu flavonoid seperti niruriflavones dan golongan fenol seperti triterpenoid. Tumbuhan ini juga memiliki kandungan zat hepatoprotektif seperti filantin, hipofilantin dan ellagic acid yang dapat mengikat ROS dan radikal bebas lainnya (Makoshi et al., 2013). Filantin dilaporkan sebagai konstituen terapi aktif dan berfungsi sebagai agen 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

hepatoprotektif (Aldi et al., 2013). Zat lain yang terkandung dalam meniran yang bersifat hepatoprotektif adalah quercitrin (Windriyati et al., 2007). Quercitrin memperlihatkan efek protektif yang poten terhadap kerusakan hati yang diinduksi etanol dengan cara menurunkan kejadian stress oksidatif (Kim et al., 2015). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan pemberian meniran pada tikus Wistar yang diinduksi etanol akan melindungi hati dari kerusakan, dan mencegah pelepasan penanda enzim hati. Selain itu, meniran juga dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan asam lemak bebas secara signifikan sehingga meniran diperkirakan memiliki potensi antihepatotoksik dan anti hiperlipidemia (Latha et al., 2010). Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian batang dan daun meniran terhadap hati mencit yang diinduksi oleh etanol, dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba dan kemudian dilihat gambaran jaringan hati secara histopatologis. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi etanol? 1.2.2 Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak batang dan daun meniran terhadap gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi etanol? 1.2.3 Apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi etanol kemudian diberikan ekstrak batang dan daun meniran dalam berbagai dosis? 1.3 Tujuan Penelitian 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak batang dan daun meniran terhadap gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi etanol. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengetahui gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi etanol dan hati mencit yang diinduksi etanol kemudian diberikan ekstrak batang dan daun meniran. 1.3.2.2 Mengetahui perbedaan antara gambaran histopatologi hatipada mencit yang diinduksi etanol dan tidak diberikan ekstrak batang dan daun meniran, dengan mencit yang diinduksi etanol dan diberikan ekstrak batang dan daun meniran. 1.3.2.3 Mengetahui perbedaan gambaran histopatologi hati mencit pada pemberian meniran dengan dosis 70 mg/kgbb, 140 mg/kgbb, dan 210 mg/kgbb pada mencit yang diinduksi etanol. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana melakukan penelitian di bidang kesehatan, serta menambah informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh pemberian ekstrak batang dan daun meniran terhadap kerusakan hati terutama yang dikarenakan etanol. 1.4.2 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Menambah informasi, wawasan, dan pengetahuan mengenai efek antihepatotoksik meniran terhadap kerusakan pada hati khusunya yang disebabkan etanol. 1.4.3 Manfaat bagi Institusi Perguruan Tinggi Menjadi dasar bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut menegenai zat hepatoprotektif yang terkandung dalam meniran. 1.4.4 Manfaat bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Memberi informasi bagi klinisi tentang efek meniran terhadap toksisitas pada hati khususnya toksisitas yang disebabkan etanol, serta dapat dijadikan bahan untuk promosi kesehatan tentang kandungan antioksidan dan zat hepatoprotektif yang terdapat di dalam meniran kepada masyarakat. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas