SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA SEMINAR MENYELAMATKAN EKONOMI BANGSA: PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH BARU PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL: PERTANIAN

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA DISKUSI REGULER EVALUASI POLITIK PANGAN PEMERINTAHAN SBY-KALLA. Yogyakarta, 6 Februari 2007

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS CENGKEH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

REVITALISASI PERTANIAN

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Materi Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR-RI.

Kebijakan Pertanian dan Dukungan Departemen Pertanian Terhadap Implementasi Otonomi Daerah.

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PIDATO KUNCI MENTERI PERTANIAN. Pada PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL DALAM RANGKA DIES NATALIS KE 57 UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI PERTANIAN RI. PADA KONFERENSI INTERNASIONAL HAK ASASI PETANI Jakarta, 21 Juni 2008

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

AGRIBISNIS BAWANG MERAH

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TEBU. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KARET. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Jakarta, 3 November 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

ACARA TRADE EXPO 2008, DI KEMAYORAN, JAKARTA, 21 OKTOBER 2008 Selasa, 21 Oktober 2008

ARAHAN MENTERI PERTANIAN/ KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN PADA SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN WILAYAH BARAT

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA SAWIT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK AGRIBISNIS INDONESIA DAN PELUANG PERBANKAN 1 )

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

PERTANIAN.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN PENUTUPAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT 2012 (JFSS) FEED INDONESIA FEED THE WORLD JAKARTA, 8 FEBRUARI 2012

KEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009)

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI. Edisi Kedua

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER PADI ORGANIK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: A. ARU HADI EKA SAYOGA L2D

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Hotel Aston Pontianak, 3 Agustus 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-36 TAHUN 2016, DI KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH TANGGAL 29 OKTOBER 2016

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA SEMINAR MENYELAMATKAN EKONOMI BANGSA: PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA ARAH BARU PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL PERTANIAN Jakarta, 17 Januari 2007 Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Yang Saya Hormati: Saudara Ketua MPR RI, Saudara Menteri Negara BUMN, Saudara Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Para undangan dan hadirin peserta seminar, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah Subhanahu Wata ala atas segala limpahan rakhmat dan karunia-nya, pada hari ini kita masih diberikan nikmat, 1

khususnya nikmat sehat sehingga kita dapat berkumpul pada Seminar dengan Tema: Menyelamatkan Ekonomi Bangsa: Pembangunan Sektor Riil dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Untuk Kemandirian Bangsa. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada DPP Partai Keadilan Sejahtera atas inisiatif dan prakarsanya untuk menyelenggarakan seminar ini serta mengundang saya untuk menyampaikan paparan dengan judul: Arah Baru Pembangunan Sektor Riil Pertanian. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Saya ingin mulai paparan ini dengan memahami apa yang kita maksud dengan sektor riil. Secara umum sektor riil merupakan kegiatan produktif yang menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contoh antara lain: (1) Kegiatan industri tekstil; (2) Kegiatan menanam padi; (3) Kegiatan menambang minyak; (4) Kegiatan perdagangan beras; (5) Kegiatan jasa hukum; dan (6) Kegiatan lainnya yang menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sektor riil antara lain mencakup : (1) Dukungan dana/pembiayaan untuk kegiatan investasi misalnya untuk pembelian mesin, lahan atau alat produksi lainnya, dan untuk modal kerja yakni membiayai 2

sarana produksi yang habis dalam suatu proses produksi seperti upah tenaga kerja, bahan baku dan lainnya; (2) Dukungan regulasi, yang mencakup regulasi dibidang ketenagakerjaan dan kepailitan, sistem perpajakan, investasi, kepabeanan dan regulasi lainnya untuk kepastian berusaha; (3) Kesiapan infrastruktur publik dalam rangka mendorong kegiatan produksi; dan (4) Efisiensi birokrasi misalnya perizinan investasi. Berdasarkan perkembangan perekonomian di akhir tahun 2006, pemerintah telah mengungkapkan empat (4) sinyal positif yang dapat mendatangkan inspirasi untuk mencetuskan energi baru sebagai pendorong kebangkitan perekonomian terutama sektor riil. Keempat sinyal positif tersebut adalah: (1) Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yaitu sebesar 5,8 %; (2) Semakin menurunnya tingkat inflasi yakni sebesar 6,6%, dibanding tahun 2005 yang mencapai 17,11% dan juga lebih rendah dari target sebesar 8,0%; (3) Nilai tukar rupiah sempat menciptakan keseimbangan baru dengan menembus batas psikologis Rp 9.000,- per US $, yang dalam setahun terakhir menjadi benchmark perdagangan valuta asing; dan (4) Turunnya BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,25%. Angka-angka makro-ekonomi yang telah dikemukakan tersebut perlu dimanfaatkan untuk memulihkan sektor riil 3

masyarakat. Harus kita akui bahwa perhatian berbagai pihak terhadap sektor riil termasuk di dalamnya sektor pertanian di Indonesia masih rendah, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat masih berjalan lambat. Tersendatnya sektor riil juga telah menciptakan lambatnya upaya penurunan tingkat pengangguran dan pemberantasan kemiskinan. Dengan momentum terdapatnya sinyal positif perekonomian ini perlu kita manfaatkan untuk peningkatan sektor riil nasional. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Sektor pertanian sebagai salah satu sektor riil telah menjadi penyelamat di masa krisis ekonomi, dan telah cukup berhasil dalam menyediakan kebutuhan pangan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan devisa negara, dan pengurangan kemiskinan di pedesaan. Data statistik menunjukkan keberhasilan dimaksud antara lain: dalam mempertahankan swasembada beras dengan tingkat pemenuhan selalu di atas 95 persen dan bahkan dalam tiga tahun terakhir kita impor beras kurang dari satu persen. Penurunan impor beberapa sumber bahan pangan seperti jagung, gula, dan peningkatan devisa melalui ekspor komoditas perkebunan khususnya minyak sawit, karet, dan kakao, serta penurunan angka kemiskinan di pedesaan. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi tidak langsung yaitu efek 4

pengganda (multiplier effect) berupa keterkaitan input-output antar-industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar, sehingga sekali lagi sektor pertanian layak dijadikan sektor andalan perekonomian nasional. Oleh karena itu, salah satu prioritas pembangunan ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu adalah Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan. Sebagai tindak lanjutnya, Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) telah dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan Juni tahun 2005. Secara garis besar Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan ditujukan dalam rangka: (a) meningkatnya peran sektor pertanian dalam arti luas dalam perekonomian nasional, (b) terciptanya lapangan kerja berkualitas di pedesaan, khususnya lapangan kerja nonpertanian, dan (c) meningkatnya kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat pedesaan yang dicerminkan dari peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian. Namun demikian, kita menyadari bahwa sektor pertanian kita masih memerlukan peningkatan secara berkelanjutan. Dalam aspek produksi dan neraca perdagangan kita telah mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, tetapi dari sisi kesejahteraan petani kita masih harus mencari langkah-langkah terobosan agar kehidupan petani dan citra pertanian dapat diperbaiki. Saat ini, kontribusi sektor pertanian 5

primer terhadap PDB nasional masih belum sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya dari pertanian. Sekitar separuh dari angkatan kerja kita belum mampu terserap sektor industri dan jasa, sehingga masih harus bekerja di sektor pertanian primer. Di sisi lain, dukungan terhadap sektor pertanian sangat minim. Input dan biaya distribusi serta biaya modal yang semakin mahal diperparah oleh ketidakpastian harga komoditas primer pertanian yang seringkali jatuh pada saat panen, mengakibatkan kehidupan petani/peternak semakin tertinggal. Oleh karena itu, RPPK memang harus ditempatkan sebagai prioritas utama pembangunan ekonomi nasional. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Pembangunan sektor riil khususnya sektor pertanian belum meningkat seperti yang diharapkan. Hal ini ditandai dengan beberapa hal berikut : (1) Jumlah tenaga kerja yang terserap baik pada sektor pertanian maupun non pertanian pada tahun 2005-2006 mengalami peningkatan sebesar 0,54 % (dari 94,95 juta orang menjadi 95,46 juta orang), namun disisi lain pengangguran terbuka juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 10,27 % (dari 10,85 juta orang menjadi 10,93 juta orang); (2) Semakin meningkatnya proporsi pekerja setengah pengangguran dalam dua tahun terakhir yaitu dari 31,46 % 6

(2005) menjadi 34,56 % (2006); (3) Produktivitas tenaga kerja tidak banyak mengalami perubahan, dimana kesenjangan produktivitas sektor pertanian masih 33 % dari produktivitas nasional serta 22 % dari produktivitas non pertanian; (4) Kemampuan pertumbuhan dalam penyerapan tenaga kerja dalam dua tahun terakhir (2005-2006) semakin menurun, sehingga pertumbuhan PDB belum mampu mengatasi pengangguran yang terjadi. Data menunjukkan bahwa dari setiap 1 % pertumbuhan PDB dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja (TK) menurun dari 215,74 ribu TK (2001-2004) menjadi 158,41 ribu TK (2005-2006); (5) Persentase penduduk miskin di perdesaan dan perkotaan semakin meningkat dalam dua tahun terakhir yaitu dari 15,97 % (2005) menjadi 17,75 % (2006); dan (6) Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional semakin meningkat yaitu dari 5,6 % (2005) menjadi 5,80 % (2006), namun disisi lain kemiskinan juga semakin meningkat. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Sesuai dengan program revitalisasi pertanian, terdapat 3 substansi penting tentang arah pembangunan pertanian yang mencakup: (a) Arah masa depan kondisi petani; (b) Arah masa depan pelaku usaha pertanian, termasuk swasta; dan (c) Arah masa depan produk dan bisnis pertanian. Arah masa depan petani 7

berkaitan dengan: (a) Akses petani terhadap layanan dan sumberdaya produktif; (b) Perlindungan petani dalam melakukan aktivitas usaha pertanian; (c) Peningkatan kemampuan dan keberdayaan petani untuk mengembangkan aktivitas usaha pertanian yang dilakukannya; dan (d) Peningkatan pendidikan, status gizi dan ketahanan pangan petani serta kesetaraan gender yang baik. Arah masa depan usaha pertanian mencakup: (a) Perlindungan dan kepastian hukum terhadap kegiatan usaha pertanian; (b) Lingkungan usaha yang mendukung usaha pertanian, terutama berbagai peraturan terkait yang dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas usaha; dan (c) Akses terhadap dukungan pembiayaan, informasi dan teknologi yang aktual dan sesuai dengan perkembangan usaha dan dinamika bisnis. Arah masa depan produk danbbisnis pertanian mencakup: (a) Membangun ketahanan pangan masyarakat yang terkait dengan aspek-aspek: pasokan produksi, pendapatan, keterjangkauan dan kemandirian; (b) Sumber pendapatan devisa yang terkait dengan keunggulan komparatif dan kompetitif di pasar internasional; (c) Penciptaan lapangan usaha dan pertumbuhan baru yang terkait dengan peluang peningkatan usaha baru; dan (d) Pengembangan produk baru yang terkait dengan isu global dan perkembangan ke depan 8

Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Tidak dipungkiri lagi bahwa proses pembangunan pertanian yang sudah berlangsung sejak lama tersebut masih menyisakan berbagai kelemahan yang menyebabkan kemajuan pertanian kita belum sesuai harapan. Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah, implementasi pembangunan pertanian dilaksanakan melalui tiga program utama yaitu: (1) Peningkatan Ketahanan Pangan; (2) Pengembangan Agribisnis (pada peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian); dan (3) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Sepanjang tahun 2005-2006 dan selanjutnya, kegiatan Departemen Pertanian akan diutamakan pada pemecahan masalah-masalah fundamental pembangunan pertanian. Pada tahun 2007, dari berbagai kegiatan utama yang dirancang Departemen Pertanian (ada 28 buah kegiatan utama), enam kegiatan diantaranya akan dijadikan titik perhatian utama sebagai pintu masuk sekaligus menjadi prasyarat sebagai solusi permasalahan fundamental pembangunan pertanian. Secara lengkap 28 kegiatan tersebut adalah : (1) Pembentukan dan Pengaktifan Kelompok Tani & Gapoktan, (2) Fasilitasi Bantuan Harga Benih kepada Petani, (3) Penjaminan Kredit Pertanian, (4) Subsidi Bunga Modal Investasi, (5) Stabilisasi/Kepastian Harga Komoditas Primer melalui DPM-LUEP, 9

(6) Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani melalui PMUK & LM3, (7) Pengembangan bahan baku Bio-Energi, (8) Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian, (9) Penguatan Kelembagaan Perbenihan/Perbibitan, (10) Perbaikan Mekanisme Subsidi Pupuk, (11) Pengendalian OPT, Penyakit Hewan dan Perkarantinaan, (12) Pengembangan Kegiatan Magang SL Pertanian, (13) Peningkatan Kapasitas SDM Petani & Revitalisasi Penyuluhan, (14) Pengembangan Kegiatan Pelatihan Pertanian, (15) Mekanisasi kegiatan produksi komoditas pertanian primer (pra panen), (16) Mekanisasi kegiatan pertanian pasca panen, (17) Revitalisasi UPJA dan Kelompok UPJA (KUPJA), (18) Pengembangan Agroindustri Pedesaan, (19) Pengembangan Kegiatan Pemasaran Komoditas Pertanian, (20) Pengembangan Fasilitas Pelayanan Terpadu Agribisnis, (21) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian, (22) Peningkatan Keg Eksebisi, Perlombaan & Penghargaan Pertanian, (23) Pengembangan Pusat Pembibitan Sapi, (24) Pengemb Pertanian Terpadu Tanaman-Ternak, Kompos & Biogas, (25) Pengembangan Pertanian Organik dan Lingkungan Hidup, (26) Peremajaan Tan Perkebunan Rakyat (Karet, Kopi, Sawit, Kakao, & Mete), (27) Pengembangan dan Diseminasi Innovasi Mendukung Pemb Pertanian, (28) Penerapan dan Pemantapan Prinsip Good Governance, Kebijakan dan Regulasi. 10

Sedangkan ke enam kegiatan yang menjadi perhatian utama dimaksud adalah: (1) Pembentukan dan Pengaktifan Kelompok Tani & Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), (2) Fasilitasi Bantuan Harga Benih kepada Petani (3) Penjaminan Kredit Pertanian, (4) Subsidi Bunga Modal Investasi, (5) Stabilisasi/Kepastian Harga Komoditas Primer melalui DPM-LUEP, dan (6) Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian. Apabila upaya terobosan melalui keenam kegiatan ini tidak mampu diwujudkan, maka kegiatan-kegiatan utama lainnya akan sulit berlangsung optimal. Dari keenam kegiatan utama diatas bila difokuskan lagi maka terdapat 5 program program fundamental yang perlu mendapat perhatian utama yang saya sebut sebagai PANCA YASA, meliputi : (1) Infrastruktur Pertanian; (2) Kelembagaan Kelompok Tani; (3) Sistem Penyuluhan; (4) Pembiayaan Pertanian; dan (5) Pemasaran Hasil pertanian. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Khusus berkaitan dengan upaya pemantapan ketahanan pangan, Presiden RI telah memutuskan melalui Sidang Kabinet Terbatas di Departemen Pertanian pada tanggal 8 Januari 2007 untuk melaksanakan Program Aksi Peningkatan Produksi Padi 11

mulai tahun 2007. Melalui program aksi ini, kenaikan produksi beras harus mencapai minimal sebesar 2 juta ton atau setara dengan 3,5 juta ton gabah dengan kenaikan sekitar 5% dari produksi tahun 2006. Program ini tidak hanya tugas Departemen Pertanian tetapi akan melibatkan seluruh Departemen/Lembaga terkait, pemerintah daerah di propinsi dan kabupaten/kota serta seluruh stakeholders. Saya menyadari, tugas ini bukan hal ringan, memerlukan kerja keras dan sinergi dari semua pihak. Namun kita yakin, program ini diharapkan akan mengatasi masalah pokok tentang ketahanan pangan, sekaligus memperluas kesempatan kerja dan menggerakan sektor riil di pedesaan. Saudara- Saudara sekalian yang saya hormati, Perlu disadari bahwa kinerja sektor pertanian bukan semata-mata cerminan dari kinerja Departemen Pertanian, tetapi juga ditentukan oleh berbagai Departemen/Lembaga dan stakeholder. Oleh karena itu, sinergi kebijakan dan program antar berbagai pihak tersebut sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan kinerja kita di masa datang. Disamping itu, momen sinyal positif dari perekonomian nasional tersebut juga harus dimanfaatkan sebagai penggerak sektor riil pertanian nasional. 12

Berpijak dari arah serta strategi kebijakan yang telah dan sedang ditempuh dan dukungan berbagai pihak secara sinergi maka apa yang telah kita gariskan dalam Program Revitalisasi Pertanian Insya Allah akan dapat berhasil. Menteri Pertanian, Dr. Ir. ANTON APRIYANTONO, MS 13