BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di. budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, yang

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi Polietilena Glikol (PEG) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas L.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perlakuan invigorasi pada dasarnya membantu memperbaiki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

PENINGKATAN PERFORMANSI BENIH KACANGAN DENGAN PERLAKUAN INVIGORASI. Agus Ruliyansyah 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan

TINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan Benih Padi

. Pengaruh Osmoconditioning dengan PEG (Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Kenaf (Hibiscus cannabinus L.).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Leguminosae, dengan sistematika atau klasifikasi botani sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) memiliki nilai ekonomi yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kosentrasi Garam (NaCl) Terhadap Daya Kecambah Wijen (Sesamum indicum L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

PEMECAHAN DORMANSI DAN UJI TETRAZOLIUM BENIH TOPOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan. Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 3 X 40 ( 1 Pertemuan )

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an yaitu air. Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup yang mutlak harus ada. Dengan air, Allah menghidupkan bumi beserta makhluk yang ada didalamnya. Selain itu agar bisa dimanfaatkan juga oleh manusia maupun makhluk hidup lainnya. Artinya: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik (Q.S Al-Luqman: 10). Ayat tersebut menjelaskan tentang pentingnya air untuk perkecambahan atau pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan manusia, dengan adanya air maka biji-biji tumbuhan yang mungkin sudah ada pada tanah yang tadinya kering 1

2 bisa berkecambah. Air pada tumbuhan digunakan sejak biji berkecambah, jadi tanpa adanya air di bumi maka dapat dipastikan kehidpan tidak akan pernah ada. Tembakau merupakan salah satu komoditi perkebunan unggulan di Jawa Timur yang sangat strategis bagi perekonomian nasional dan secara tidak langsung akan berdampak terhadap aspek sosial. Kontribusi tembakau terhadap perekonomian nasional adalah dalam kemampuannya menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang cukup banyak, diantaranya sebagai pemasok bahan baku (tembakau) untuk pabrik rokok (Galih, 2008). Selain digunakan sebagai bahan baku rokok, dengan berbagai zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya, tanaman tembakau juga dapat digunakan sebagai insektisida alami, zat pewarna alami, antioksidan, dan berbagai obat lainnya. Berdasarkan hasil penelitian Susilowati (2006), dijelaskan bahwa tembakau dengan kandungan nikotinnya dapat digunakan sebagai insektisida alami yang cukup aman bagi lingkungan. Prospek industri benih tembakau di Indonesia belum menjanjikan sehingga industri benih tembakau tidak berkembang di Indonesia. Padahal benih merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pertanaman. Penggunaan benih unggul bermutu merupakan salah satu syarat utama untuk meningkatkan produksi tanaman termasuk tanaman tembakau. Penggunaan benih dengan mutu rendah akan menimbulkan berbagai kerugian diantaranya tenaga dan biaya dalam pelaksanaannya (Anonymous, 2009). Benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal.

3 Pengemasan benih yang baik akan berpengaruh terhadap mutu benih, baik mutu fisik maupun mutu fisiologis (Anonymous, 2009). Benih tembakau merupakan benih ortodok, yaitu jenis benih yang tahan terhadap pengeringan dan dapat disimpan pada suhu rendah. Daya simpan benih dapat diperpanjang dengan menurunkan kadar air dan suhu (Hasanah, 2002). Menurut Kuswanto (1996), kadar air benih merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi benih dalam penyimpanan. Kadar air benih yang tinggi pada benih ortodok (seperti benih tembakau) dapat menyebabkan terjadinya penurunan viabilitas benih, begitu juga sebaliknya kadar air benih terlalu rendah 3%-5% dapat menyebabkan penurunan waktu perkecambahan benih, benih menjadi keras, sehingga pada waktu dikecambahkan benih tidak dapat berimbibisi dan dapat menyebabkan kematian embrio. Permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih salah satunya dapat diakibatkan oleh faktor lama penyimpanan, untuk mengatasi permasalahan kemunduran mutu benih ini dapat dilakukan dengan melakukan teknik invigorasi. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor benih yang telah mengalami kemunduran mutu (Basu dan Rudrapal, (1982) dalam Rusmin (2001)). Invigorasi dengan cara perendaman dalam larutan osmotikum merupakan suatu perlakuan untuk membuat proses perkecambahan bisa lebih cepat. Perkecambahan benih yang diawali dengan proses imbibisi yang cepat akan mengakibatkan proses berikutnya terjadi lebih awal, seperti pecahnya kulit benih,

4 aktivasi anzim dan hormon, perombakan cadangan makanan, traslokasi nutrisi dan keluarnya radikula (Rusmin, 2004). Berdasarkan penelitian sebelumnya pada berbagai benih, bahwa penggunaan PEG efektif terhadap peningkatan perkecambahan yang viabilitasnya rendah dan mempercepat waktu perkecambahan benih. Hal ini karena PEG merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotic larutan yang mampu mengikat air. Osmoconditioning dengan PEG telah berhasil dilakukan pada benih wortel, padi, jambu mete, adas, kayu manis, dan kedelai (Rusmin, 2004). Beberapa penelitian terdahulu menggunakan teknik invigorasi dengan PEG 6000. PEG adalah suatu senyawa yang larut dalam air, bisa masuk dalam sel sehingga dapat digunakan dalam perlakuan invigorasi, karena PEG mampu mengikat air sehingga membantu benih mengimbibisi air. Perlakuan benih secara fisiologis untuk memperbaiki perkecambahan benih melalui imbibisi air telah menjadi dasar dalam invigorasi benih. Lebih lanjut, Hadiana (1996) menyatakan bahwa metode ini adalah perlakuan pada benih dengan larutan osmotik untuk memperbaiki kecepatan dan ketidakseragaman pada perkecambahan. Berdasarkan penelitian Rusmin dan Sukarman (2001), yang telah melakukan penelitian tentang invigorasi pada benih jambu mete yang disimpan sampai 10 bulan penyimpanan, menghasilkan bahwa pelembaban dalam larutan PEG telah memberikan pengaruh terhadap daya berkecambah benih. Setelah benih disimpan selama 10 bulan, pelembaban PEG 10% ternyata dapat meningkatkan daya berkecambah dari 4,01% menjadi 29,3%. Pada perlakuan

5 Invigorasi dengan PEG 10% dapat meningkatkan daya berkecambah benih jambu mete yang telah turun viabilitasnya selama penyimpanan, dikarenakan pada perlakuan tersebut terjadi proses imbibisi, sehingga mampu meningkatkan aktivitas mitokondria, dan dapat meningkatkan daya berkecambah benih. Berdasarkan penelitian Sofinoris (2009) dengan menggunakan PEG 6000 terhadap benih kapas, hasil yang didapat yaitu dengan konsentrasi PEG 3% dan lama perendaman selama 3 jam mampu memberikan nilai viabilitas yang tinggi. Selanjutnya Sa diyah (2009) telah melakukan penelitian pada benih rosella dengan merendam benih menggunakan PEG 6000 (5%) dengan lama perendaman selama 6 jam yang merupakan konsentrasi paling efektif untuk meningkatkan viabilitas benih rosella. Diduga pada perlakuan tersebut larutan PEG bekerja secara optimal dengan mempercepat proses masuknya air ke dalam benih. Sutopo (1998) menambahkan bahwa air memegang peranan penting dalam proses perkecambahan biji. Masuknya air kedalam benih dengan peristiwa difusi dan osmosis. Fungsi air dalam perkecambahan adalah untuk aktivasi enzim, melunakkan kulit biji, memberikan fasilitas masuknya oksigen, mengaktifkan fungsi protoplasma dan sebagai alat transport makanan dari endosperm ke kotiledon. Lakitan (1996), menyatakan bahwa proses perkecambahan juga di awali dengan kegiatan enzim untuk menguraikan cadangan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul pengaruh invigorasi menggunakan polyethylene glycol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum).

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh konsentrasi PEG (Polyethylene Glycol) terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum)? 2. Apakah ada pengaruh lama perendaman dalam larutan PEG 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum)? 3. Apakah ada pengaruh interaksi konsentrasi PEG 6000 dan lama perendaman dalam larutan PEG 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PEG (Polyethylene Glycol) terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum). 2. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam larutan PEG 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum). 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi konsentrasi PEG 6000 dan lama perendaman dalam larutan PEG 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum).

7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang solusi dari permasalahan viabilitas benih yang rendah sehingga bisa mengurangi resiko kemunduran mutu benih tembakau (Nicotiana tabacum). 2. Memberikan informasi tentang fisiologis benih tembakau (Nicotiana tabacum). 3. Memberikan informasi kepada pengguna benih tembakau (Nicotiana tabacum) dalam mengatasi permasalahan perkecambahan benih, dan juga dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, terutama para petani tembakau (Nicotiana tabacum) yang memiliki benih bermutu rendah terutama akibat lama penyimpanan. 1.5 Hipotesis 1. Ada pengaruh konsentrasi Polyethylene Glycol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum). 2. Ada pengaruh lama perendaman dalam larutan Polyethylene Glycol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum). 3. Ada pengaruh interaksi konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan Polyethylene Glycol (PEG) terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum).

8 1.6 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Benih tembakau (Nicotiana tabacum) yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tembakau varietas Madura yang dipanen di kabupaten Sumenep yang memilliki viabilitas rendah oleh lama penyimpanan. 2. Teknik invigorasi yang digunakan yaitu osmoconditioning dengan PEG 6000. 3. Lama perendaman (L) terdiri dari L1 = 3 jam, L2 = 6 jam, dan L3 = 9 jam. 4. Konsentrasi (K) PEG 6000 yang digunakan terdiri dari K0 = 0% (Kontrol), K1 = 5%, K2 = 10%, K3 = 20%. 5. Viabilitas benih diamati pada hari ke 7 setelah tanam (HST). 6. Variabel pengamatan yang dilakukan meliputi: presentase daya berkecambah, waktu kecambah, panjang kecambah dan berat kering kecambah.