2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, bahwa Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dan integritas yang tinggi. Suatu bangsa akan maju apabila memiliki insan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan. persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat seperti saat ini, sangat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi setiap negara, baik itu bagi negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi suatu negara untuk mengembangkan negaranya dan modal suatu negara agar dapat bersaing dengan negara lainnya baik dalam bidang pembangunan, perekonomian, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu melalui pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pendidikan menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan seseorang agar dapat hidup selaras dengan lingkungan. Pengembangan dan peningkatan kemampuan serta pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan. Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu hal yang secara sengaja dilaksanakan untuk memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia.

2 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang harus menjadi bagian dari kekuatan bangsa dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya adaptabilitas tinggi. Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Menurut Djamarah (2008:13), Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kebiasaan belajar. Menurut Djaali (2009:128), Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Belajar harus selalu dibiasakan, sebab dengan belajar akan menambah pengetahuan siswa, menambah informasi yang dibutuhkan siswa untuk kelangsungan hidupnya, dan lain sebagainya, sehingga siswa akan siap dalam menghadapi persaingan global dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman yang semakin pesat seperti saat ini. Kebiasaan belajar yang baik bukan merupakan sifat bawaan pada diri siswa melainkan hasil pembentukan oleh siswa itu sendiri. Hamalik (2009:10) menyatakan bahwa Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik. Pendapat Hamalik tersebut menunjukkan bahwa dengan dimilikinya kebiasaan belajar yang baik oleh siswa seperti belajar secara teratur, belajar tidak hanya pada saat akan ujian, tidak menunda-nunda untuk belajar, memperhatikan saat proses pembelajaran di kelas, tidak mengobrol saat guru menerangkan serta memanfaatkan waktu dengan tepat untuk belajar maka keberhasilan dalam belajar yang diharapkan pun akan diperoleh. Keberhasilan dalam belajar dapat diartikan telah tercapainya seluruh tujuan pembelajaran dan hal tersebut sudah tentu merupakan harapan dari semua pihak, baik pihak siswa, orang tua maupun sekolah. Tetapi pada kenyataannya, kebiasaan belajar yang baik masih belum sepenuhnya dimiliki oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari data ordinal penelitian yang mengungkap gambaran mengenai kebiasaan belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga kota Bandung tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut:

3 Tabel 1.1 Gambaran Sementara Kebiasaan Belajar Siswa Jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016 Indikator Alternatif Jawaban (Skala) 5 4 3 2 1 Total 1. Membuat Jadwal Belajar 16 39 134 49 8 246 2. Membaca dan Membuat Catatan 3. Mengulang Materi yang Diajarkan 4. Membentuk Kelompok Belajar 3 33 105 95 10 246 7 26 117 81 15 246 9 30 101 83 23 246 Jumlah 35 128 457 308 56 984 Persentase Frekuensi (%) 3,56% 13,01% 46,44% 31,30% 5,69% 100% Sumber: Data Diolah Bila dilihat dari tabel diatas, jawaban paling banyak terhadap item pernyataan mengenai kebiasaan belajar yang diberikan kepada siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Bandung tahun pelajaran 2015/2016 yaitu jawaban dengan skala nilai 3 sebanyak 457 atau besar persentasenya adalah 46,44%. Hal tersebut mencirikan bahwa kebiasaan belajar yang baik pada sebagian besar siswa masih kurang dimiliki. Selain itu, jawaban terbanyak setelah jawaban dengan skala nilai 3 adalah jawaban dengan skala nilai 2 sebanyak 308 yang persentasenya 31,30% dan juga mencirikan bahwa kebiasaan belajar siswa kurang baik. Masih kurang dimilikinya kebiasaan belajar yang baik oleh siswa dapat disebabkan karena siswa belum terfokus pada kegiatan belajar, saat proses pembelajaran sedang berlangsung kebanyakan dari siswa masih memikirkan halhal diluar materi pembelajaran. Keadaan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti di dalam kelas, sebagian besar dari siswa lebih senang memainkan handphone nya atau mengobrol dengan teman mengenai halhal diluar materi pembelajaran yang sedang diberikan guru. Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan karena apabila siswa kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik dapat berpengaruh terhadap tingkat penguasaan materi pembelajaran

4 yang diberikan guru kepada siswa, sehingga akan berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran atau dengan kata lain keberhasilan dalam belajar tidak dapat diperoleh. B. Identifikasi Masalah Penelitian Jawaban siswa terhadap item pernyataan mengenai kebiasaan belajar yang sebagian besar adalah kadang-kadang dan juga mencirikan bahwa kebiasaan belajar yang baik pada diri siswa masih kurang dimiliki seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa terdiri dari faktor dari luar diri individu (ekstern) dan faktor dari dalam diri individu (intern). Menurut Sularti (2008:33), faktor ekstern yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa meliputi sikap guru, keadaan ekonomi, dan kasih sayang juga perhatian orang tua. Sedangkan faktor intern yang berpengaruh terhadap kebiasaan belajar antara lain minat, motivasi dan cita-cita, pengendalian diri dan emosi, kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya serta kelemahan mental seperti kecerdasan/intelegensi dan bakat khusus. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar tersebut penulis akan memusatkan penelitian pada motivasi belajar siswa. Djaali (2011:128) menyatakan bahwa, Kebiasaan mengandung motivasi yang kuat. Pernyataan yang dikemukakan Djaali menegaskan bahwa kebiasaan belajar siswa yang baik tidak dapat muncul tanpa adanya dorongan motivasi belajar. Oleh sebab itu apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka kebiasaan belajar yang baik akan terbentuk dengan sendirinya. Motivasi belajar merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri siswa ke dalam bentuk kegiatan belajar yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan belajar. Menurut Uno (2012:23), Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

5 menarik. Selain Uno, Dimyati dan Mudjiono (2009:97) juga mengemukakan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: 1. Cita-cita atau aspirasi siswa 2. Kemampuan siswa 3. Kondisi siswa 4. Kondisi lingkungan siswa 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Dari pernyataan Uno serta Dimyati dan Mudjiono tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar dapat muncul disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Salah satu faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kondisi lingkungan siswa atau kondisi lingkungan belajar, dalam hal ini mencakup fasilitas belajar siswa di sekolah yang pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa akan diteliti lebih lanjut oleh penulis. Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang sangat penting dalam menunjang keefektifan kegiatan belajar dan mengajar. Fasilitas belajar di sekolah merupakan hal mutlak yang harus dimiliki sekolah agar proses pembelajaran yang berkualitas dapat terjadi. Menurut Aunurrahman (2010:196) bahwa Ketersediaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran dapat mendorong berkembangnya motivasi sehingga mencapai prestasi yang baik. Tercapainya prestasi yang baik oleh siswa menandakan bahwa keberhasilan dalam belajar telah diperoleh. Maka dari itu apabila keberhasilan dalam belajar ingin dicapai, maka ketersediaan fasilitas belajar di sekolah haruslah lengkap, sebab lengkapnya fasilitas belajar di sekolah dapat memudahkan guru dalam menerangkan materi pelajaran, membuat kegiatan belajar dan pembelajaran menjadi lebih menarik, dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa akan memiliki motivasi untuk belajar. Hasil penelitian Yulianti Anjayani (2013) yang berjudul Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Begitu juga jurnal penelitian Joko Rochmadi (2014) yang berjudul

6 Analysis of the Factors of Influence on Motivation Learn Automotive Electrical Material for Students of Class XI SMK YP Delanggu Klaten, Central Java, Indonesia (An Empirical Study) menunjukkan bahwa ditemukan adanya hubungan dan signifikan antara fasilitas dan infrastruktur sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Dalam skripsi Rahmi R. (2013) dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi (MPA) Di SMKN 1 Enam Lingkung, menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan belajar siswa. Selain penelitian di atas, Muhammad Rifki Adam (2013) dalam jurnal pendidikan yang berjudul Hubungan Antara Fasilitas Sekolah, Minat Belajar, dan Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Se-Kecamatan Mojosari menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara fasilitas sekolah dengan kebiasaan belajar. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dan juga beberapa penelitian terdahulu mengenai fasilitas belajar yang memiliki pengaruh, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian serupa tetapi dengan objek yang berbeda dengan judul Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Belajar Terhadap Kebiasaan Belajar Siswa (Survei pada Siswa Jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016). C. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran fasilitas belajar di SMK Bina Warga Kota Bandung. 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi di SMK Bina Warga Kota Bandung. 3. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa jurusan Akuntansi di SMK Bina Warga Kota Bandung.

7 4. Bagaimana pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. 5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap kebiasaan belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. 6. Bagaimana pengaruh fasilitas belajar secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebiasaan belajar melalui motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. D. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fasilitas belajar berpengaruh langsung maupun berpengaruh tidak langsung terhadap kebiasaan belajar melalui motivasi belajar pada siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran fasilitas belajar di SMK Bina Warga Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi di SMK Bina Warga Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa jurusan Akuntansi di SMK Bina Warga Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap kebiasaan belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas belajar secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebiasaan belajar melalui motivasi belajar siswa jurusan Akuntansi SMK Bina Warga Kota Bandung. E. Manfaat Penelitian

8 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Secara Teoritis a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh fasilitas belajar secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kebiasaan belajar melalui motivasi belajar. 2. Secara Praktis a. Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk selalu memperhatikan fasilitas belajar siswa di sekolah guna meningkatkan motivasi belajar agar siswa senantiasa dapat memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan harapan tercapainya tujuan belajar. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang fasilitas belajar, motivasi belajar dan kebiasaan belajar serta dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.