PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 21 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 18 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT AUDITOR PERKERETAAPIAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM.22 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT INSPEKTUR PERKERETAAPIAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 23 TAHUN 2011

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kemenhub. Perkeretaapian. Sertifikasi. Kecakapn Awak. Pencabutan.

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 94 TAHUN 2010

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

Kebangsaan Nationality. Penyelenggara DIKLAT Training Provider. Tanda tangan pemegang Signature of Holder. Nama Pemegang

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilengkapi dengan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 26 TAHUN 2014 TENTANG LISENSI PERSONEL PENANGANAN PENGANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

Temoat dan Tanqqal Lahir Place and date of birth

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG

Pasal 29. (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP 481 Tahun 2012 TENTANG LISENSI PERSONEL FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/293/XI/99 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 8 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/345/XII/99 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 9 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 55 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2013

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan : Endy Irawan, SH, MH

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 45 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 62 TAHUN 2011 PENGATURAN WAKTU OPERASI KENOARAAN ANGKUTAN BARANG 01 JALAN TOL OALAM KOTA 01 OKI JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP / 019/ III / TENTANG SERTIFIKAT KECAKAPAN TEKNISI FASILITAS TEKNIK BANDAR UDARA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 136 / VII / 2010 TENTANG TANDA PENGENAL INSPEKTUR PENERBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta.

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

2011, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Ne

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 21 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian telah mengatur mengenai Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api; 1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010; 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG SERTIFIKAT KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API. BABI KETENTUAN UMUM 1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. 2. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api. 3. Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rei. 4. Pengatur Perjalanan Kereta Api adalah orang yang melakukan pengaturan perjalanan kereta api dalam batas stasiun operasi atau beberapa stasiun operasi dalam wilayah pengaturannya. 5. Pengendali Perjalanan Kereta Api adalah orang yang melakukan pengendalian perjalanan kereta api dari beberapa stasiun dalam wilayah pengendaliannya. 6. Sertifikat Kecakapan merupakan bukti kecakapan sebagai awak sarana perkeretaapian yang diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Kecakapan.

7. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya. 8. Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku sumber daya manusia yang diperlukan dalam penyelenggaraan transportasi. 9. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan perkeretaapian. 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian. BAB II JENIS DAN KLASIFIKASI SERTFIKAT KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGEN DALI PERJALANAN KERETA API (1) Setiap Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api bertanggung jawab terhadap keselamatan perjalanan kereta api di wilayah kerjanya. (2) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki kompetensi dan kecakapan untuk mengatur perjalanan kereta api dan pengendali perjalanan kereta api. (3) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pad a ayat (2) harus memenuhi standar kompetensi yang terdiri atas : a. Mengetahui dan memahami peraturan perundangundangan terkait dengan operasi kereta api, sarana dan prasarana kereta api; b. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pemberangkatan, kedatangan dan pemberhentian kereta api; c. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan kereta api (pemeriksaan dan pengisian laporan kereta api);

d. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur keamanan dan keselamatan di stasiun; e. Mengetahui, memahami, menguasai dan membaca Grafik Perjalanan Kereta Api, Maklumat Kereta Api, Telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannya; f. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian perekertaapian. g. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pemindahan, persilangan dan penyusulan operasi kereta api; h. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah kerja; dan i. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengatur perjalanan kereta api dan mengendalikan perjalanan kereta api. (1) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wajib memiliki Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sah dan masih berlaku yang diterbitkan oleh: a. Direktur Jenderal; atau b. Badan hukum atau lembaga yang mendapat akreditasi dari Menteri; (2) Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah lulus pendidikan dan pelatihan, dan lulus uji kecakapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal. (3) Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 4 (empat) tahun. Ketentuan lebih lanjut tentang persyaratan dan tata cara akreditasi badan hukum atau lembaga sertifikasi kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

(1) Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berdasarkan tingkat kewenangan terdiri dari : a. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat; b. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Daerah; c. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat; dan d. Sertifikat Kecakapan Pengendali Perjalanan Kereta Api. (2) Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, memiliki kewenangan : a. memberikan warta aman kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun sebelumnya; b. menerima kereta api; c. penyiapan rute kereta api berangkat pada stasiun setempat; d. meminta warta aman kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun berikutnya. e. menyiapkan kereta api berangkat pada stasiun setempat; f. memberikan perintah berangkat pada stasiun setempat; g. memberitahukan keberangkatan kereta api kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun berikutnya. h. melakukan pengawasan pemberangkatan kereta api pada stasiun setempat; i. mengembalikan kedudukan persinyalan pada posisi awal pada stasiun setempat; j. memberitahukan tentang pemindahan persilangan dan/atau penyusulan kepada Awak Sarana Perkeretaapian; k. memberitahukan tentang pembatasan kecepatan pada Iintas tertentu yang mengalami gangguan dan/atau perawatan berkala kepada Awak Sarana Perkeretaapian; dan I. Memberikan ijin melewati sinyal utama kecuali sinyal blok, yang berkedudukan tidak aman kepada Awak Sarana Perkeretaapian dalam hal terjadi kerusakan peralatan persinyalan sesuai dengan wilayah kerjanya.

(3) Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, memiliki kewenangan : a. memberikan warta aman kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun sebelumnya di luar wilayah pengaturannya; b. menerima kereta api; c. penyiapan rute kereta api berangkat pada stasiunstasiun di wilayah pengaturannya; d. meminta warta aman kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun berikutnya; e. menyiapkan kereta api berangkat pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya; f. memberikan perintah berangkat pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya; g. memberitahukan keberangkatan kereta api kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun berikutnya; h. melakukan pengawasan pemberangkatan kereta api pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya; i. mengembalikan kedudukan persinyalan pada posisi awal pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya; j. memberitahukan tentang pemindahan persilangan dan/atau penyusulan kepada Awak Sarana Perkeretaapian; k. memberitahukan tentang pembatasan kecepatan pada lintas tertentu yang mengalami gangguan dan/atau perawatan berkala kepada Awak Sarana Perkeretaapian; dan I. Memberikan ijin melewati sinyal utama kecuali sinyal blok, yang berkedudukan tidak aman kepada Awak Sarana Perkeretaapian dalam hal terjadi kerusakan peralatan persinyalan sesuai dengan wilayah pengaturannya. (4) Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, memiliki kewenangan : a. pemberian warta aman kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun sebelumnya di luar wilayah pengaturannya; b. memberikan perintah berangkat pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya secara terpusat; c. melakukan pengawasan pemberangkatan kereta api pada stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya secara terpusat;

d. memberitahukan tentang pembatasan keeepatan pada lintas tertentu yang mengalami gangguan dan/atau perawatan berkala kepada Awak Sarana Perkeretaapian; dan e. Memberikan ijin melewati sinyal utama keeuali sinyal blok, yang berkedudukan tidak aman kepada Awak Sarana Perkeretaapian dalam hal terjadi kerusakan peralatan persinyalan di stasiun-stasiun di wilayah pengaturannya seeara terpusat. (5) Pemegang Sertifikat Keeakapan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, memiliki kewenangan : a. monitoring perjalanan kereta api; b. menetapkan pemindahan persilangan dan/atau penyusulan; e. memerintahkan pemindahan tempat persilangan pada jalur tunggal kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun; d. memerintahkan pemindahan tempat penyusulan pada jalur ganda kepada Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun; e. melakukan komunikasi dengan Awak Sarana Perkeretaapian dan Pengatur Perjalanan Kereta Api stasiun. BAB III PERSYARATAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API Persyaratan untuk mendapat Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yaitu: a. Untuk Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat, yaitu : 1) pria atau wanita; 2) sehat jasmani dan rohani; 3) tinggi badan minimal 160 em; 4) lulus pendidikan minimal menengah dan/atau sederajat; 5) pegawai dari Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian;

6) lulus Pendidikan dan Pelatihan Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat; dan 7) lulus uji kecakapan sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat; b. Untuk Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Daerah, yaitu : 1) telah bertugas sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api setempat minimal selama 5 (lima) tahun; 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Daerah; dan 3) lulus uji kecakapan sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api Daerah; c. Untuk Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat, yaitu : 1) telah bertugas sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api daerah minimal selama 5 (lima) tahun; 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat; dan 3) lulus uji kecakapan sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat; d. Untuk Sertifikat Kecakapan Pengendali Perjalanan Kereta Api, yaitu: 1) telah bertugas sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api minimal selama 5 (lima) tahun; dan 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Pengendali Perjalanan Kereta Api; Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dalam bekerja harus dilengkapi dengan surat tugas dari Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian. BABIV PROSEDUR SERTIFIKASI KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETAAPI DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API Pasal8 (1) Permohonan untuk memperoleh Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat diajukan oleh unit kerja tempat pemohon bekerja;

(2) Permohonan Sertifikat Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), diajukan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan : a. surat keterangan sehat dari dokter umum; b. foto kopi Surat Tanda Tamat Belajar (STIB)/Ijazah yang dilegalisir; e. foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; d. pas foto berwarna terbaru dengan latar belakang merah serta berukuran 2 em x 3 em sebanyak 1 (satu) lembar dan 3 em x 4 em sebanyak 2 (dua) lembar; e. tanda bukti lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang yang dimohon; dan f. foto kopi Sertifikat yang dimiliki (untuk pemohon perpanjang dan peningkatan keeakapan); atau g. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (untuk penggantian yang hilang); atau h. Sertifikat yang rusak (untuk penggantian yang rusak). (1) Penyelenggaraan ujian untuk memperoleh Sertifikat Keeakapan pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api oleh Direktorat Jenderal setelah pemohon minimal 20 (dua puluh) orang dan dilaksanakan selambat-iambatnya 14 (empat belas) hari kerja; (2) Uji Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api terdiri atas : a. Uji teori; dan b. Uji praktek. (3) Setelah dilakukan ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selambat-iambatnya 14 (em pat belas) hari kerja, pemohon yang lulus diberikan Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api. (4) Tata eara uji Sertifikat Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan Direktur Jenderal.

BABV KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETAAPI DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dalam melaksanakan tugas wajib: a. mengikuti pengenalan wilayah kerja maksimum 3 (tiga) bulan; b. memiliki surat tugas dari Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian; c. melaksanakan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; d. membawa tanda pengenal (Smart Card) sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api; e. menjaga, memeriksa kesehatan dan mengikuti tes kesehatan minimal 2 (dua) tahun sekali; f. minimal dalam waktu 2 (dua) tahun harus mengoperasikan prasarana perkeretaapian; dan g. meningkatkan kemampuan sebagai Pengatur Perjalanan Kereta Api dalam bentuk mengikuti pelatihan penyegaran dalam waktu sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian atau oleh badan hukum atau lembaga yang telah mendapat akreditasi. Untuk menunjang pelaksanaan tugas Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian wajib meningkatkan kemampuan Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api.

(1) Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dapat dicabut apabila pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api melanggar Pasal 10; (2) Pencabutan Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja; (3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja; (4) Apabila selama pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak ada upaya perbaikan, maka Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dicabut. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dibekukan tanpa melalui peringatan dalam hal pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api tersebut: a. Tidak memenuhi standar kesehatan dan mengalami cacat fisik atau terganggu kesehatan jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan tugas; atau b. Terkena pengaruh alkohol, narkotika atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi fisik dan mental.

Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dicabut tanpa melalui proses peringatan dalam hal : a. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api digunakan oleh orang lain yang tidak berhak; b. Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api diperoleh dengan cara tidak sah; c. Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dijatuhi hukuman disiplin pegawai / karyawan dengan hukuman disiplin berat; d. Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api diberhentikan dengan tidak hormat dari pegawai / karyawan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya akibat gangguan jasmani dan rohani; dan f. Pemegang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api melakukan perbuatan dan tindakan yang membahayakan keselamatan dan keamanan operasional kereta api. Peringatan, pembekuan atau pencabutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal12, 13 dan Pasal14 dilakukan oleh Direktur Jenderal. BABVII BENTUK DAN FORMAT SERTIFIKAT KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API (1) Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api berbentuk buku Sertifikat dan tanda pengenal (Smart Card).

(2) Buku Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris berisikan : a. Nomor dan kodifikasi sertifikat; b. Nama pemegang; e. Tempat dan tanggallahir; d. Jenis kelamin; e. Kebangsaan; f. Alamat tempat tinggal; g. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan; h. Tanda tangan pemegang sertifikat; i. Pas foto ukuran 2 x 3 em; j. Bidang; k. Tanggal pengeluaran sertifikat; I. Masa berlaku; m. Tanda tangan pejabat yang berwenang; dan n. Perpanjangan masa berlaku sertifikat. (3) Tanda pengenal (Smart Card) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisikan: a. Logo Perhubungan; b. Tulisan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Sertifikat Keeakapan; e. Kodifikasi Keeakapan; d. Nama; e. Tempat I Tanggal Lahir; f. Kategori Keeakapan; g. Unit Kerja; h. Tanggal Berlaku; i. Kodifikasi Penomoran Sertifikat Kompetensi Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian; j. Pas foto ukuran 2 x 3 em; dan k. Tanda tangan pejabat berwenang. Bentuk, format, isi dan warna tanda pen genal (Smart Card) dan buku Sertifikat Keeakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal16, sesuai dengan eontoh Lampiran Peraturan ini.

BAB VIII PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API Pendidikan dan Pelatihan untuk memperoleh Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan oleh : a. Badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat akreditasi dari Menteri; atau b. Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Untuk mendapatkan akreditasi badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri. BABIX BIAYA SERTIFIKASI KECAKAPAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API DAN PENGENDALI PERJALANAN KERETA API Untuk memperoleh Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BABX KETENTUAN PERALIHAN Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api yang ada pada saat berlakunya Peraturan ini tetap berlaku dan dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun harus menyesuaikan persyaratan dan kualifikasi dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

BABXI KETENTUAN PENUTUP Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Februari 2011 Salinan Peraturan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Sadan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Menteri SUMN; 5. Wakil Menteri Perhubungan; 6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal Perkeretaapian, para Kepala Sadan, dan para Staf Ahli di Iingkungan Kementerian Perhubungan. SALINAN sesuai KEPALA SIR HU UMAR IS SH MM MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001

Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.21 TAHUN 2011 Tanggal : 18 FEBRUARI 2011 Contoh 1 : Buku Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api REPUBLIK INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN DIRECTORATE GENERAL OF RAILWAYS Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Nomor Peraturan Menteri Perhubungan _ This Certificate is issued in compliance with the Transportation Ministerial Regulation..

REPUBLIK INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN DIRECTORATE GENERAL OF RAILWAYS Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor _ This Certificate is issued in compliance with the Transportation Ministerial Regulation... REPUBLIK INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERKERET AAPIAN DIRECTORATE GENERAL OF RAIL WAYS BIDANG KECAKAPAN.... AREA OF EXPERTISE Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor This Certificate is issued in compliance with the Transportation Ministerial Regulation.

REPUBLIK INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN DIRECTORATE GENERAL OF RAIL WAYS BIDANG KECAKAP AN.... AREA OF EXPERTISE Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor This Certificate is issued in compliance with the Transportation Ministerial Regulation.

REPUBLIK INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA IX. Bidang KeahIian Area of Expertise I. Nomor Number Sertifikat ini menyatakan bahwa personil yang nama dan datanya tercantum dalam halaman 2 (dua), memiliki kompetensi yang telah disahkan untuk melaksanakan II. Nama Pemegang Name of Holder III. Tempat dan Tanggal Lahir Place and date of birth This certificate is to declare the person whose name and data are stipulated on page 2 (two), has the competence IV. Jenis Kelamin Sex V. Kebangsaan Nationality X. Tanggal Pengeluaran Date of issue VI. Alamat Tempat Tinggal Address XI. Berlaku hingga Valid until VII. Penyelenggara D1KLA T Training Provider VIII. Tanda tangan pemegang Signature [:J of Holder 2x3......... XII. An. Direktur Jenderal Perkeretaapian. For The Director General of Railways Director of. XIII. Pe!Jlanjangan Renewals XIV. Catatan Records Dipe!Jlanjang sampai Renewed until Tanggal pengeluaran Date of issue Penyelenggara D1KLA T Training Provider Tanda tangan dan cap DJKA Signature and Stamp by DGR Dipe!Jlanjang sampai Renewed until Tanggal pengeluaran Date of issue Penyelenggara D1KLA T Training Provider Tanda tangan dan cap DJKA Signature and Stamp by DGR

XV. Perhatian Attention a. Dilarang mengadakan/membuat catatan-catatan atau keterangan-keterangan pacta Sertifikat ini, kecuali oleh mereka yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian. Any notes or writings on this Certificates except by authorized person. are not allowed b. Apabila sertifikat ini hilang, maka pemegang sertifikat harus segera melaporkan/memberitahukan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian. If this Certificate is lost, the holder should report to Directorate General of Railways. c. Barang siapa yang menemukan buku sertifikat ini diminta untuk mengembalikannya dengan segera kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian di Jakarta. If found, please return this Certificate to Directorate General of Railways

1. Tampak depan Tanda Pengenal (Smart Card) Kecakapan Pengatur Pe~alanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api -., KEIiENTERIANPERHUBUNGAN ~REKTORATJENDERALPERKERETAAPIAN TANDA PENGENAL KECAKAPAN N TempatlTgi. Lahir Kategori KecaJcapan Tmgkat Kecakapan UnitKerja Tanggal Berlaku Kodlflbsl SerIfiItat : 2. Tampak belakang Tanda Pengenal (Smart Card) Kecakapan Pengatur Pe~alanan Kereta Api dan Pengendali Pe~alanan Kereta Api 1. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 lentang Perkerelaapian dan PP No. 56 Tahun2009 pasal278 : a. Kartu ini sebagai penetapan kualilikasi kecakapan I keahlian 80M Perkerelaapianoleh DirekturJenderal Perkerelaapian;dan b. Kartu ini wajib dibawa salamaljertugas; 2. Jika terjadi kehilangan I kerusakan, segers melapol1<an ke DirektoratJenderal Perkeretaapian;dan 3. Mass berlaku salama 4 (empat) lahun lerhilung sejak langgal dikeluarkan,dan wajib divalidasikembar. Keterangan : Tampak Depan : 1. Ukuran 8,8 X5,5 cm 2. Warna Dasar Tampak Depan Putih 3. Warna garis di bawah logo Kementerian Perhubungan tampak depan coklat, dengan ketentuan : a. Satu garis untuk Pengatur Perjalanan Kereta Api Setempat b. Dua garis untuk Pengatur Pe~alanan Kereta Api Daerah c. Tiga garis untuk Pengatur Perjalanan Kereta Api Terpusat d. Empat garis untuk Pengendali Perjalanan Kereta Api 4. Warna Dasar Tampak Belakang Putih S SH MM MH Pembina tama Muda (IV/c) NIP. 196302201989031 001