BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

Hambatan itu antara lain : inteligensi, perhatian, minat, bakat, kesehatan dan cacat badan, sedangkan hambatan dari luar siswa adalah lingkungan

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

HUBUNGAN HASIL TES BAKAT NUMERIKAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

*Korespondensi, tel : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

ALAT EVALUASI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran adalah usaha mengelola

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dewasa ini pendidikan dan pengajaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pemerintah secara bertahap dan terus-menerus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada di Indonesia. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dengan peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, dan usaha lain yang tercakup dalam komponen pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan pemerintah terhadap pendidikan nasional sangat besar. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan, salah satunya adalah dengan mengadakan perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai dari kurikulum 1947 sampai kurikulum 2004. Pada tahun 2006, kurikulum mengalami pembaharuan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah penyempurna kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (Haryati, 2007). Di tahun 2013 terjadi pembaharuan lagi yaitu Kurikulum 2013 dimana kurikulum ini menekankan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk bisa menguasai materi pembelajaran dengan kemampuan sendiri dengan kreativitas masing-masing individu untuk pemahaman konsep materi. Sedangkan guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Namun seiring berjalannya waktu kurikulum 2013 ini menemui banyak hambatan diantaranya adalah kurang siapnya pemerintah dalam meluncurkan kurikulum 1

2 2013 ini, penyebaran buku-buku pedoman pembelajaran yang masih kurang merata, sehingga kurikulum 2013 ini sekarang ditangguhkan dan dikembalikan ke kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun tidak menutup kemungkinan bila ada sekolah-sekolah yang sudah benarbenar siap untuk menjalankan kurikulum 2013 ini, maka sekolah tersebut diperbolehkan untuk menjalankan kurikulum 2013. Pada SMA 2 Karanganyar menggunakan Kurikulum 2013 yang menekankan pada siswa lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator di dalam kelas untuk membantu proses pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran. Dengan pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membantu siswa lebih mudah menerima dan memahami materi sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang merupakan hal terpenting karena digunakan sebagai alat ukur sejauh mana siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu dibutuhkan peran guru untuk menyampaikan materi kimia dengan lebih menarik, menyenangkan, dan mengikutsertakan partisipasi siswa, sehingga siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa ini diperlukan dalam upaya peningkatan belajar sebagaimana yang diungkapkan oleh Johnn Dewey dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 44), bahwa belajar hanya mungkin terjadi jika siswa aktif mengalami sendiri. Menurut Hamdani (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri. Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal adalah kecerdasan / intelegensi, fisiologis, sikap, minat, bakat, motivasi, kemampuan memori, dan kreativitas. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar diri siswa. Faktor eksternal ini meliputi media pembelajaran, model pembelajaran, keadaan sekolah, keadaan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

3 SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu sekolah negeri terakreditasi A di kota Karanganyar. Namun, masih ditemukan beberapa permasalahan khususnya di kelas XI Ilmu Alam. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, masih banyak siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar yang mengalami kesulitan dalam belajar kimia. Pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran kimia serta daya serap terhadap materi yang dipelajari masih kurang. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa adalah Hidrolisis Garam. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep asam basa apalagi dalam perhitungan penentuan ph larutan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang cukup rendah, sehingga setiap kali diadakan ulangan, sebagian siswa melakukan remidial. Selain itu terdapat anggapan sulit dari siswa terhadap pelajaran kimia itu sendiri, rumusrumus yang terlalu banyak menjadikan siswa kurang tepat mengaplikasikannya dalam soal. Siswa juga tidak pernah dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi langsung dengan objek konkrit seperti dalam kegiatan praktikum, sehingga kurang memahami materi yang diajarkan. Siswa cenderung pasif di dalam kelas dan hanya beberapa saja yang cukup aktif. Hal ini mengakibatkan aktivitas dalam belajar kimia pun kurang. Di dalam proses belajar mengajarnya, SMA Negeri 2 Karanganyar menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia pada tahun pelajaran 2015/2016 yakni 75. Siswa dengan nilai 75 dan di atas 75 dinyatakan lulus sedangkan siswa dengan nilai di bawah 75 dinyatakan belum lulus, sehingga perlu mengikuti remedial. Pembelajaran di SMA Negeri 2 Karanganyar selama ini, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia, yang sarat dengan konsep dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks sehingga sangatlah diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Hal tersebut menyebabkan siswa semakin sulit mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya secara utuh dan benar. Sebagai contohnya adalah materi Hidrolisis yang lebih banyak menggunakan konsep perhitungan sehingga memaksa siswa untuk lebih

4 menggunakan kemampuan numerik dan kreativitasnya dalam pembelajaran Hidrolisis ini. Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam hitung menghitung, sehingga kemampuan numerik mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika. Namun, kemampuan numerik siswa berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki kemampuan numerik yang tinggi dan rendah. Di mana siswa yang mempunyai kemampuan numerik yang tinggi akan bekerja lebih baik dalam berhitung sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan numerik rendah akan mengalami kesulitan dalam berhitung Tingginya kreativitas merupakan faktor penting terwujudnya prestasi siswa yang baik dan memuaskan. Menurut Chandra (2000), kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran, dan tepat guna. Dalam penelitian ini tes kreativitas yang digunakan adalah tes kreativitas verbal yang disusun berdasarkan model struktur Guilford. Tes ini terdiri dari enam subtes yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunan, dan akibat dari suatu kejadian. Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor internal, salah satu di antaranya adalah kemampuan numerik Setiap siswa mempunyai kemampuan numerik yang berbeda, Hal ini disebabkan oleh latar belakang dan keadaan siswa yang berbeda-beda. Sehingga dalam belajar atau mempelajari ilmu pengetahuan, siswa perlu didukung oleh kemampuan numerik. Hal ini sesuai dengan jenis belajar De Block dalam Winkel (2004: 74) bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali, siswa mengolah bahan pelajaran yang kemudian disimpan dalam ingatan dan akhirnya materi yang telah disimpan itu direproduksikan pada saat dibutuhkan. Semakin dalam pemahaman yang diperoleh pada waktu mempelajari materi untuk pertama kali, semakin baik pula prestasi mengingat kembali pada waktu mengerjakan tes. Kemampuan numerik diperlukan pada materi Hidrolisis karena materi ini memerlukan pemahaman konsep dalam perhitungan yang cukup misalnya pada penelitian yang pernah dilakukan oleh

5 Rochadi(2011) Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika kelas VII MTs Muhammadiyah kecamatan Batang kabupaten Batang. 2. Besar hubungan kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTS Muhammadiyah tahun pelajaran 2010/2011, diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,63 dengan kontribusi 39,69% dengan signifikan variabel X dan variabel Y (th) sebesar 5,82. Derajat kebebasan (df) 52 dikonsultasikan dengan ttabel (tt) pada taraf signifikan 5% sebesar 2,00 dan 1% sebesar 2,66. Sehingga diperoleh th > tt (5,82 > 2,66 > 2,00) pada taraf signifikan 5% maupun 1% maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan adanya ada hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah kecamatan Batang kabupaten Batang. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tentang korelasi antara kemampuan numerik dan kreativitas dengan prestasi belajar Hidrolisis dengan judul Kontribusi Kemampuan Numerik dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrolisis Kelas XI MIA1 dan XI MIA 5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Banyak siswa-siswi SMA Negeri 2 Karanganyar yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal pada pelajaran kimia. 2. Prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis masih rendah. 3. Salah satu materi pembelajaran kimia yang membutuhkan pemahaman konsep perhitungan tinggi siswa adalah materi Hidrolisis. 4. Perlu dibuktikan ada tidaknya hubungan kemampuan numerik dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis. 5. Perlu dibuktikan ada tidaknya hubungan kreativitas dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis.

6 6. Perlu dibuktikan apakah keduanya berhubungan dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih terfokus dan terarah, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Obyek penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 2. Materi Pelajaran Materi pelajaran kimia dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Hidrolisis. 3. Metematis Materi Hidrolisis lebih banyak materi yang perlu pemahaman konsep perhitungan yang memerlukan kemampuan numerik sebagai tinjauan untuk menentukan tingginya prestasi. 4. Kreativitas Disamping kemampuan memori, hasil belajar kemungkinan juga terkait dengan kreativitas. 5. Prestasi belajar Prestasi belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah prestasi belajar kognitif. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis? 2. Apakah ada hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis? 3. Apakah ada hubungan antara kemampuan numerik dan kreativitas dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis?

7 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui adanya hubungan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis. 2. Mengetahui adanya hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis. 3. Mengetahui adanya hubungan antara kemampuan numerik dan kreativitas secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat seperti berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini memberi informasi pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh dari kontribusi kemampuan numerik dan kreativitas pada materi pokok Hidrolisis. b. Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan khususnya teori tentang korelasi dapat memberikan perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian dapat dijadikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat. b. Memberikan informasi pada guru dan siswa bahwa aktivitas belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. c. Sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis.