BAB II KAJIAN TEORI DAN KARANGKA PIKIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENINGKATKAN AKHLAQ AL-KARIMAH MELALUI KAJIAN SIMTUD DURAR PADA JAMA AH MAJLIS TA LIM TSAMROTUL HIKMAH GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI. (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Tahun Ajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II PERAN DAN BIMBINGAN AGAMA A. Peran 1. Pengertian Peran Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Press, Jogyakarta, 2001, hal

DAFTAR PUSTAKA. A, Hallen, Dra, M.Pd, 2002, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers. Al-Ghazali, Imam, 2003, Ihya Ulumuddin, Bandung: Marja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN (SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LANJUT USIA DAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II BIMBINGAN KEROHANIAN TERHADAP PASIEN RAWAT INAP. (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu (Depdikbud, 1991: 133), artinya

BAB II BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana dan

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. mahluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai

Islam (S.Pd.I) Program. Disusun oleh: G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORETIK

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB IV ANALISIS METODE BIMBINGAN ISLAMI DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DI SMP ALAM AR-RIDHO TEMBALANG SEMARANAG

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KARANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Metode Bimbingan Agama a. Pengertian Metode Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendakinya cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yangdikehendaki. 1 Sedangkan menurut M.Arifin, metode secara harfiah adalah Jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Namun pengertian hakekat dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2 Jadi, metode dapat dipahami bahwa metode adalah cara yang dilakukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. 1 Departemen Pendididkan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm 740. 2 M Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Bulan bintang, 1998, hlm 42. 11

b. Pengertian Bimbingan Agama Secara harfiyah Bimbingan adalah menunjukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa mendatang. Sedangkan menurut istilah, Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan. Sedangkan Bimbingan menurut Prayitno dan Erma Amti adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan indvidu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 3 Mengenai definisi bimbingan agama, ada beberapa tokoh yang mendefinisikan tentang pengertian bimbingan agama. Salah satu tokoh yang mendefinisikan bimbingan agama adalah Aunur Rohim Faqih. Menurutnya, bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 4 Menurut H.M Arifin, bimbingan agama dapat diartikan sebagai: 3 Prayitno, Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta; PT Rineka Cipta, 2008, hlm 99. 4 Aunur RahimFaqih, Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm 4. 12

usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dan kekuatan iman dan taqwanya kepada Tuhannya. 5 Menurut Samsul Munir Amin dalam buku Bimbingan dan Konseling Islami,mengartikan bimbingan agama sebagai: proses pemberian bantuan terarah, terus-menerus dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur an dan Hadits ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur an dan Hadits. 6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan secara berkesinambungan oleh pembimbing berdasarkan konsep Al-Qur`an dan Sunah kepada anak yatim dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal serta mampu mencapai kemandirian sehingga mereka dapat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Tujuan Bimbingan Agama Tujuan bimbingan agama sebagaimana diungkapkan H.M Arifin adalah sebagai berikut : 5 MArifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press, 1982, hlm 2. 6 Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta : Amzah, 2010, hlm 19. 13

1. Bimbingan agama bertujuan untuk membantu si terbimbing supaya memiliki religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam pemecahan problema-problema. 2. Bimbingan agama membantu si terbimbing supaya dengan kesadaran serta kemauannya bersedia mengamalkan ajaran agamanya. 7 Menurut M. Hamdan Bakran Adz Dzaky seperti dikutip oleh Tohirin merinci tujuan bimbingan dan konseling Islam sebagai berikut: 1) Untuk mengahasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai ( muthmainnah), bersikap lapang dada ( radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayahnya (mardhiyah). 2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau madrasah, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya. 3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. 4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat 7 MArifin, Op cit, hlm 29. 14

kepadanya, ketulusan mematuhi segala perintahnya, serta ketabahan menerima ujiannya. 5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik menanggulangi berbagi persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. 8 Adapun menurut Aunur Rahim Faqih tujuan bimbingan agama Islam sendiri dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu secara umum dan secara khusus yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Membantuindividu mewujudkandirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat. 2. Tujuan Khusus Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain. 9 b. Syarat Pembimbing Agama 8 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm 37. 9 Aunur RahimFaqih,Op cit, hlm 36. 15

Sedangkan untuk mendapatkan output yang maksimal dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam tentu harus didukung oleh beberapa aspek yangsaling berkaitan yaitu orang yang membimbing, materi serta objek bimbingan yang jelas. Adapun petugas bimbingan agama Islam idealnya memiliki karakteristik sebagai syarat pembimbing agama Islam. Adapun syarat-syarat pembimbing dalam bimbingan agama Islam adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan profesional (ahli) yaitu mempunyai kemampuan keahlian atau profesional di bidang keagamaan. 2. Sifat pribadi yang baik (akhlak mulia) 3. Kemampuan kemasyarakatan (hubungan sosial) Yaitu seorang pembimbing keagamaan harus memiliki kemampuan melakukan hubungan sosial, Ukhuwah Islamiyah yang tinggi. 4. Ketaqwaan kepada Allah Taqwa kepada Allah merupakan syarat dari segala syarat yang harus dimiliki oleh seorang pembimbing keagamaan, sebab ketaqwaan merupakan sifat yang paling baik. 10 c. Fungsi Bimbingan Agama 10 Ibid, hlm 46. 16

Secara garis besar fungsi bimbingan agama Islam memiliki 4 (empat) macam, diantaranya adalah fungsi preventif, fungsi kuratif, fungsi preservative dan fungsi developmental. 1. Fungsi Preventif Fungsi preventif yaitu fungsi bimbingan yang membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. 2. FungsiKuratif atau Korektif Fungsi kuratif atau korektif yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan dialami. 3. FungsiPreservatif Fungsi preservatif yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yangsemula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi baik (terpecahkan) itu kembali menjadi lebih baik (menimbulkan masalah kembali). 4. FungsiDevelopmental Fungsi developmental atau pengembangan yaitu membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya. 11 Dalam sumber yang lain, fungsi bimbingan agama juga memiliki fungsi advokasi yaitu : 11 Ibid, hlm 37. 17

Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan agama Islam yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik atau santri dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal. 12 d. Materi Bimbingan Agama Dalam memberikan bimbingan agama ada beberapa materi yang diberikan pedoman untuk disampaikan kepada klien atau obyek terbimbing, yang bersumber pada agama, yang terkandung dalam al- Qur an dan al-hadis, yang meliputi aspek: 1. Aspek Akhlak, perbuatan suci yang terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam, karenanya mempunyai kekuatan yang hebat. Menurut imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul perubahan yang mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. 2. Aspek Tauhid, yakni suatu kepercayaan yang menegaskan bahwa hanya tuhanlah yang menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur dan mendidi alam semesta ini (tauhid Rububiyah). 3. Aspek Ibadah, mengandung pengertian sebagai bakti dan pengabdiannya umatmanusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid, baik yang bersegi 12 Hallen. A, Bimbingan dan Konseling.Jakarta : Quantum Teaching 2005, hlm 57. 18

ubudiyahmaupun yang bersegi muamalah, adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah SWT. 13 e. Metode Bimbingan Agama Dalam penerapannya, bimbingan memiliki beberapa metode. Metode lazim diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Pada penulisan ini metode bimbingan Agama dilihat sebagai proses komunikasi, karena di dalamnya suatu interaksi komunikasi antara pembimbing dengan klien, dalam hal ini yaitu anak yatim. Dalam hal ini metode bimbingan dapat diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi, metode tersebut terdiri dari metode komunikasi langsung yang disingkat menjadi metode langsung dan metode komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung. Berdakwah kepada masyarakat yang sedang sakit atau individu yang sedang terganggu kejiwaanya atau bermasalah membutuhan pendekatan khusus yang harus tepat untuk orang perorang, diantaranya melalui metode sebagai berikut: 1. MetodeLangsung MetodeLangsung (metode komunikasi langsung) adalah metode dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirincimenjadi : 13 Nasruddin Razak,Dienul Islam Bandung : PT. Al Ma arif, 1984, hlm 39. 19

a. Metode Individual Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik : 1) Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing. 2) Kunjungan ke rumah (home visit), yakni pembimbing mengadakan dialog dengan terbimbing tetapi dilaksanakan di rumah terbimbing sekaligus untuk mengamati keadaan rumah terbimbing dan lingkungannya. 3) Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing melakukan percakapan individual sekaligus mengamati kerja terbimbing dan lingkungannya. b. Metode Kelompok Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan terbimbing dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan tehnik-tehnik : 1) Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi bersama kelompok terbimbing yang mempunyai masalah yang sama. 20

2) Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata sebagai forumnya. 3) Sosiodrama, yakni bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan/mencegah timbulnya masalah (psikologis). 4) Psikodrama, yakni bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan atau mencegah timbulnya masalah (psikologis). 5) Group teaching, yakni pemberian bimbingan dengan memberikan materi bimbingan tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan. 2. MetodeTidakLangsung Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung) adalah metode bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan massal. a. Metode individual 1) Melalui surat menyurat. 2) Melalui telepon. b. Metode kelompok 1) Melalui papan bimbingan. 2) Melalui surat kabar/majalah. 21

3) Melalui brosur. 4) Melalui radio (media audio). 5) Melalui televisi. 14 c. Akhlak a. Pengertian Akhlak Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seorang menjadi istimewa. Karakteristik ini membentuk karangka psikologi seseorang dan membuatnya berprilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbedabeda. 15 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, akhlak adalah kelakuan yang timbul dari panduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak yang di taati dalam kenyataan hidup sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 16 Sehingga dapat diartikan bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang melakat pada jiwa manusia yang membentuk karakteristik individu dalam bertindak. 14 Aunur Rahim Faqih, Op cit, hlm 53. 15 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani, 2004, hlm 26. 16 Zakiyah Dradjat, Pendidika Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: CV Ruhana, 1995, hlm 50. 22

b. Proses pembentukan akhlak Akhlak adalah adab dan etika yang mengendalikan seseorang dalam bertindak. Akhlak merupakan pondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan manusia. Akhlak yang mulia tidak lahir berdasarkan keturunan atau secara tiba-tiba, akan tetapi membutuhkan waktu yang pajang, yaitu melalui bimbingan ahklak. Dengan demikan dalam proses pembentukan akhlak dibutuh kan kerja keras dan kesabaran pembimbing selaku pendidik. Dan arti sebuah pembentuk akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai watak seorang anak. Maka dari itu, proses pembentukan itu harus diberikan sejak anak masih kecil. Salah satu cara yang dapat ditemuh dalam rangka pembentukan akhlak adalah melalui pembiasaan yang dilakuka sejak kecil dan berlansung secara terus menerus, karena kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat terbentuk malalui pembiasaan. Dalam tahap-tahap tertentu, pembentukan akhlak dapat dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa terpaksa. Perhatian agama Islam dalam pembentukan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan amal shalih dan perbuatan terpuji. Karena itu, seseorang mengaku beriman tentu harus mempunyai akhak yang baik sebagai manifestasi dari keimanannya. Penerapan nilai-nilai akhlak dalam keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, lingkungan sekolah 23

sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan lingkungan masyarakat turut berperan dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak pada anak. Adapun bentu-bentuk pembinaan akhlak itu diantaranya : 1) Pembinaan budi pekerti dan sopan santun 2) Pembinaan sikap jujur 3) Pembinaan untuk menjaga rahasia 4) Pembinaan menjaga kepercayaan 5) Pembinaan menjauhi sifat dengki. 17 B. Karangka Pikir Untuk penelitian ini, penulis melakukan operasionalisasi terhadap kerangka teoritis dalam rangka melihat metode bimbingan agama terhadap akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru dengan indikator sebagai berikut: 1. Indikator metode bimbingan agama. a. Adanya program bimbingan agama. b. Adanya materi yang digunakan. c. Pembimbing menggunakan metode bimbingan agama. 2. Indikator akhlak anak yatim. a. Dapat mengikuti program bimbingan agama dengan baik. b. Dapat memahami bimbingan agama yang diberikan 17 Nur Muhammad Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al- Bayan, 1999, hlm 178. 24