BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korosi dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa (2.1, Lit. 3)

BAB II LADASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB II LANDASAN TEORI

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB VI POROS DAN PASAK

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang

BAB II LANDASAN TEORI

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

IV. PENDEKATAN DESAIN

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Mesin Pemarut Serbaguna

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

TRANSMISI RANTAI ROL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fisio Terapi Fisioterapi merupakan ilmu yang menitik beratkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak. Menurut Departemen Kesehatan Indonesia Fisio terapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak dan komunikasi. Fisio terapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan latihan latihan fisioterapi. 2.1.1 Macam-macam Fisio terapi Macam macam fisio terapi yaitu : 1. Exercise Therapy atau Terapi Latihan 2. Heating Therapy atau Terapi Pemanasan 3. Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik 4. Cold Therapy atau Terapi Dingin 5. Chest Physio Therapy atau Terapi Bagian Dada 6. Hydro Therapy atau Aquatik Therapy 7. Orthopedhic dan Rheumathoid Arthritis 2.1.2 Alat Fisioterapi Latihan Jalan Fisio terapi latihan merupakan salah satu bagian dari Exercise Therapy, dan akan dibahas secara lebih lanjut. Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya II-1

II-2 mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil, dan seterusnya. Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisio terapi secara bertahap, kapan si anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh. Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi. Ada beberapa metoda untuk melatih jalan pada kendala yang dialami pasien tersebut, yakni dengan latihan berjalan manual atau tanpa bantuan alat, maksudnya disini pasien berlatih berjalan secara mandiri tanpa bantuan dari siapapun atau alat apapun. Proses ini dapat memakan waktu yang lama bagi pasien tersebut untuk pulih belum lagi adanya kemungkinan untuk kembali cedera karena tidak ada pengaman untuk metoda ini. Metoda yang kedua adalah dengan latihan berjalan dengan menggunakan alat bantu manual, disini pasien dibantu oleh alat bantu yang membuat pasien tersebut lebih mudah untuk melakukan latihan jalannya. Alat bantu tersebut dirancang hanya untuk memudahkan pasien untuk berjalan. Gambar 2.1 Alat Bantu Fisio Terapi Jalan Metoda ketiga adalah metoda dengan latihan berjalan dengan menggunakan alat mekanik yang dirancang untuk lebih memudahkan pasien dalam melatih alat gerak motorik kakinya dan tidak dibebani oleh berat tubuhnya, sehingga pasien dapat menggerakan dan melatih kakinya lebih leluasa.

II-3 Gambar 2.2 Rancangan Alat Fisio Terapi Treadmill Keterangan : 1. Motor 2. Tiang Pegangan 3. Pegangan 4. Pengatur pegangan 5. Roller conveyor 6. Sliding pad 7. Alat keamanan 8. Belt conveyor 9. Tiang pengangkat beban pasien Alat yang dirancang untuk fisioterapi tersebut dibuat untuk memudahkan pasien dalam melatih kakinya untuk dapat berjalan normal kembali.

II-4 2.2 Motor Listrik Dalam alat fisio terapi treadmill ini diperlukan penggerak, penggerak yang di pilih adalah motor listrik AC. Motor AC adalah Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: stator dan rotor. Keistimewaan umum dari semua motor AC adalah medan magnet putar yang diatur dengan lilitan stator. Konsep ini dapat diilustrasikan pada motor tiga-fase dengan mempertimbangkan tiga kumparan yang diletakkan bergeser 120 o satu sama lain. Masing-masing kumparan dihubungkan dengan satu fase sumber daya tiga-fase. Apabila arus tigafase melalui lilitan tersebut, terjadi pengaruh medan magnet berputar melalui bagian dalam inti stator. Kecepatan medan magnet putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya. Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron. Motor arus bolak-balik diklasifikasikan berdasarkan prinsip pengoperasian sebagai: 1. Motor induksi. 2. Motor Sinkron. Pemilihan daya motor diperhitungkan berdasarkan kebutuhan, adapun cara untuk menghitung daya motor yang diperlukan sebagai berikut. (2.1) Dengan adalah daya motor, adalah gaya gesek maksimal yang terjadi dan V adalah kecepatan maksimal yang terjadi. Gambar 2.3 Motor AC

II-5 2.3 Konveyor Konveyor atau ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih poros yang berputar yang digunakan untuk mengangkut material. Satu atau lebih katrol terhubung ke motor sehingga akan menggerakkan rangkaian ban atau sabuk tersebut. Gambar 2.4 Konveyor Gaya konveyor harus diperhitungkan untuk memilih jenis konveyor yang dibutuhkan, cara untuk menentukan gaya konveyor adalah sebagai berikut. driven driver (2.2) ) (2.3) (2.4) Dengan adalah gaya total yang terjadi.

II-6 2.4 Poros Dalam alat fisio terapi treadmill ini dibutuhkan poros untuk transmisi dan poros untuk conveyor. Definisi dari poros adalah suatu bagian yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendirisendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya, adapun pembagian poros seperti ini.(josep Edward Shigley, 1983) Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan poros adalah : 1. Kekuatan Poros Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut. 2. Kekakuan Poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

II-7 Untuk menghitung diameter poros dengan beban puntir, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : T J (2.5) R Keterangan : T τ R J J d 32 = Torsi yang terjadi = Tegangan geser yang terjadi = Jari-jari (m) = Momen inersia polar 4 do 32 4 di 4 1/ 3 T 4 d / 2. T 16 5,1. d d3. T d. 4 / 32. / 2 32. T d d (2.6) (2.7) Dari persamaan (2.3) didapatlah rumus untuk menghitung diameter poros pejal sebagai berikut : ds 5,1. Kt. Cb. T a 1/ 3 (2.8) 2.5 Transmisi Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Dalam pemilihan sistem transmisi ada hal-hal yang perlu diperhatikan antaranya daya yang akan ditransmisikan, batas maksimum kecepatan, dll. 2.5.1 Toothed Belt Sabuk dengan gigi yang digerakan dengan sprocket pada jarak pusat sampai mencapai dua meter dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1:1 sampai 6:1. Batas maksimum kecepatan sabuk gilir kurang lebih 35 m/s dan daya yang dapat ditransmisikan adalah sampai 60 kw.

II-8 2.5.2 V-Belt Belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet; digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Belt yang dugunakan pada alat ini adalah V-belt, karena daya yang ditransmisikan hanya sebesar satu HP, tidak berisik, lebih murah, dan mudah pemeliharaanya. Gambar 2.5 V-belt 2.6 Bantalan Bantalan atau yang biasa disebut bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada mesin atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang lainnya. Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan menyebabkan keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa bekerja. Bearing digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada shaft, dimana terjadi sangat banyak gesekan.

II-9 2.6.1 Bantalan Luncur Pada journal bearing terjadi gesekan luncur antara poros dengan journal bearing, karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan journal bearing dengan perantaraan lapisan pelumas. Gambar 2.6 Bantalan Luncur 2.6.2 Bantalan Gelinding Pada roller bearing terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding (ball, roll). Gambar 2.7 Bantalan gelinding dengan elemen gelinding bola

II-10 2.7 Kontrol Pada alat fisio terapi treadmill ini diaplikasikan sistem kontrol sederhana yaitu terdapat kontaktor, push button, dan emergency stop button. 2.7.1 Variable Speed Drive sistem Inverter Aplikasi variable speed banyak diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya banyak dipergunakan sistem mekanik, kemudian beralih ke motor slip/ pengereman maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur kecepatan motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal (tanpa slip). Gambar 2.8 Diagram frekuensi terhadap waktu RPM = 120.f (2.9) P Dimana: RPM : Speed Motor (Rpm) f : Frekuensi (Hz) p : Kutup motor (pole) Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor, kecepatan akan berubah. Karena itu inverter disebut juga Variable Frequency Drive.

II-11 Gambar 2.9 Blok diagram inverter Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah : 1. Tegangan yang masuk dari jala-jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC. 2. Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah semikonduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 khz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan. Pengontrolan start, stop, jogging, dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol eksternal seperti push button atau switch. Masing masing pilihan tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri.

II-12 2.7.2 Push Button dan Emergency Stop Button Switch Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau memisahkan bagian bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open),yang mana bentuk fisik jenis push button dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 2.10 Push Button Sedangkan untuk emergency stop button yang digunakan adalah push button juga namun dengan pemakaian normally close setelah pemakaian push button normally open sehingga listrik tidak akan mengalir pada mulanya. Namun karena emergency stop button ini normally close maka pada saat di tekan maka arus listrik yang mengalir akan sepenuhnya terputus. Gambar 2.11 Emergency Stop Button

II-13 2.8 Pengelasan SMAW adalah suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, dilakukan pada logam yang sama atau pada logam yang tidak sama menjadi suatu sambungan yang tetap (permanen), dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Gambar 2.12 Mesin las listrik Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam las-an dan terak (slag). Parameter pengelasan : 1. Panjang busur 2. Voltage 3. Arus (Current)

II-14 Tabel 2.1 Diameter elektroda, ketebalan benda kerja dan besarnya arus Diameter elektroda (inch) Ketebalan benda kerja (inch) Arus (ampere) Sumber : Modul pelatihan Las (welding) 2.9 Proses Pemesinan Proses pemesinan adalah salah satu proses yang diperlukan untuk membuat salah satu komponen pada alat fisio terapi treadmill ini, komponen yang akan diproses pemesinan yaitu poros. Poros tersebut diproses pemesinan dengan menggunakan mesin bubut sebagai medianya. Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gambar 2.13 Mesin Bubut