No. 17/33/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/34/DPSP Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No.7/34/DPM Jakarta, 3 Agustus 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Fasilitas Likuiditas Intrahari, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, Fasilitas Pembiayaan Darurat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Fasilitas Likuiditas Intrahari, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, Fasilitas Pembiayaan Darurat

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

CONTOH. PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH No...

No. 6/ 2 /DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

Contoh PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No.3/21/DPM Jakarta, 3 September 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

DAFTAR KODE TRANSAKSI (TRANSACTION TYPE CODE)

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.11/ 29 /DPNP Jakarta, 16 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/20/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/ 28 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 No. 17/33/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Tata Cara Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/18/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transaksi, Penatausahaan Surat Berharga, dan Setelmen Dana Seketika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 273, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5762), perlu untuk mengatur kembali tata cara penggunaan fasilitas likuiditas intrahari sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Fasilitas Likuiditas Intrahari yang selanjutnya disingkat FLI adalah fasilitas pendanaan yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Peserta Sistem BI-RTGS baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah dalam rangka mengatasi kesulitan pendanaan yang terjadi selama jam operasional Sistem BI-RTGS dan/atau pada saat Setelmen dana atas hasil perhitungan dalam penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. 2. FLI RTGS adalah FLI yang digunakan untuk mengatasi kesulitan pendanaan yang terjadi selama jam operasional Sistem BI-RTGS. 3. FLI Kliring adalah FLI yang digunakan untuk mengatasi kesulitan pendanaan pada saat Setelmen dana atas hasil perhitungan dalam Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. 4. Sistem...

2 4. Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana transfer dana elektronik yang setelmennya dilakukan seketika per transaksi secara individual. 5. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System yang selanjutnya disebut BI-SSSS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana Penatausahaan Transaksi dan Penatausahaan Surat Berharga yang dilakukan secara elektronik. 6. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SKNBI adalah infrastruktur yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal untuk memproses Data Keuangan Elektronik pada Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring Warkat Debit, Layanan Pembayaran Reguler, dan Layanan Penagihan Reguler. 7. Bank Peserta Sistem BI-RTGS adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Umum Syariah termasuk Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang yang mengatur mengenai perbankan syariah, yang telah menjadi Peserta Sistem BI-RTGS. 8. Surat Berharga adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Pemerintah, dan/atau lembaga lain yang ditatausahakan pada BI-SSSS. 9. Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. 10. Sertifikat Deposito Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SDBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek yang dapat diperdagangkan hanya antar Bank. 11. Sertifikat...

3 11. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disingkat SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. 12. Surat Berharga Negara yang selanjutnya disingkat SBN adalah Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara. 13. Transaksi Repurchase Agreement yang selanjutnya disebut Transaksi Repo adalah transaksi penjualan Surat Berharga kepada Bank Indonesia dengan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati. II. PENGGUNAAN FLI 1. Bank Peserta Sistem BI-RTGS dapat menggunakan FLI apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Penggunaan FLI RTGS 1) memiliki Surat Berharga yang tercatat pada BI-SSSS; dan 2) memiliki status kepesertaan aktif pada Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS. b. Penggunaan FLI Kliring 1) memiliki Surat Berharga yang tercatat di BI-SSSS; dan 2) memiliki status kepesertaan aktif pada Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI. 2. FLI dilakukan melalui Transaksi Repo dengan menggunakan Surat Berharga milik Bank Peserta Sistem BI-RTGS yang bersangkutan yang tercatat pada BI-SSSS. 3. Mekanisme pelaksanaan Transaksi Repo dalam rangka penggunaan FLI sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan BI-SSSS. 4. Surat Berharga yang dapat direpokan dalam rangka FLI berupa: a. SBI...

4 a. SBI, SDBI, dan/atau SBN dalam mata uang Rupiah, untuk Peserta Sistem BI-RTGS berupa bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional; atau b. SBIS dan/atau SBSN dalam mata uang Rupiah, untuk Peserta Sistem BI-RTGS berupa bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah termasuk Unit Usaha Syariah. 5. Dalam hal Surat Berharga yang direpokan berupa SBIS dan/atau SBSN dalam mata uang Rupiah maka klausul pengagunan SBIS dalam rangka repo SBIS dan/atau klausul janji (wa ad) untuk membeli kembali SBSN dimuat dalam perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS yang ditandatangani oleh Bank Peserta Sistem BI-RTGS dengan Bank Indonesia. 6. Surat Berharga sebagaimana dimaksud pada angka 4 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. tidak sedang diagunkan kepada Bank Indonesia atau pihak lain; b. memiliki sisa jangka waktu jatuh tempo (maturity date) sebagai berikut: 1) untuk SBI, SBIS, dan SDBI, memiliki sisa jangka waktu paling singkat 5 (lima) hari kalender pada saat penggunaan FLI; dan 2) untuk SBN, memiliki sisa jangka waktu paling singkat 6 (enam) hari kalender pada saat penggunaan FLI. 7. Dalam kondisi tertentu, Bank Indonesia dapat melakukan penyesuaian sisa jangka waktu jatuh tempo (maturity date) sebagaimana dimaksud dalam butir 6.b. Penyesuaian sisa jangka waktu jatuh tempo (maturity date) tersebut disampaikan oleh Bank Indonesia melalui administrative message Sistem BI-RTGS atau sarana lainnya. 8. Dalam hal Surat Berharga yang direpokan berupa SBI, SDBI, dan/atau SBN maka harga, haircut, dan perhitungan nilai Setelmen Surat Berharga yang akan direpokan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kriteria dan persyaratan surat berharga, peserta dan lembaga perantara dalam operasi moneter. 9. Dalam...

5 9. Dalam hal Surat Berharga yang direpokan berupa SBIS maka harga, marjin, dan perhitungan nilai Setelmen SBIS yang akan direpokan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai tata cara transaksi repo SBIS dengan Bank Indonesia. 10. Dalam hal Surat Berharga yang direpokan berupa SBSN maka harga, haircut, dan perhitungan nilai Setelmen SBSN yang akan direpokan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai tata cara transaksi repo SBSN dengan Bank Indonesia dalam rangka standing facilities syariah. 11. Pelaksanaan Transaksi Repo sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Transaksi Repo dalam rangka FLI RTGS 1) Bank Peserta Sistem BI-RTGS dapat menggunakan FLI RTGS sejak Sistem BI-RTGS dibuka sampai dengan cut off warning Sistem BI-RTGS sepanjang Bank Peserta Sistem BI-RTGS telah memindahkan Surat Berharga melalui BI-SSSS ke Rekening Surat Berharga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2) Penggunaan FLI RTGS dilakukan berdasarkan kecukupan nilai Surat Berharga yang tersedia di rekening sebagaimana dimaksud pada angka 1). 3) Penggunaan FLI RTGS dilakukan secara otomatis pada saat dana dalam Rekening Setelmen Dana milik Bank Peserta Sistem BI-RTGS tidak mencukupi untuk melaksanakan transaksi keluar (outgoing transaction). 4) Pencairan dana dalam rangka penggunaan FLI RTGS sebagaimana dimaksud pada angka 3) dilakukan sebesar kebutuhan dana Peserta Sistem BI-RTGS. 5) Jumlah Surat Berharga yang direpokan memiliki total nilai paling sedikit sebesar pencairan dana sebagaimana dimaksud pada angka 4). 6) Perhitungan nominal atas Surat Berharga sebagaimana dimaksud pada angka 5) mengacu pada kelipatan unit terkecil Surat Berharga di BI-SSSS dengan pembulatan ke atas. b. Transaksi...

6 b. Transaksi Repo dalam Rangka FLI Kliring 1) Bank Peserta Sistem BI-RTGS dapat menggunakan FLI Kliring apabila telah memindahkan Surat Berharga melalui BI-SSSS ke Rekening Surat Berharga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2) Pemindahan Surat Berharga sebagaimana dimaksud pada angka 1) dilakukan dalam rangka penyediaan prefund debit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal oleh Bank Indonesia. 3) Penggunaan FLI Kliring dilakukan berdasarkan kecukupan nilai Surat Berharga yang tersedia di rekening sebagaimana dimaksud pada angka 1). 4) Penggunaan FLI Kliring dilakukan secara otomatis pada saat dana dalam Rekening Setelmen Dana milik Bank Peserta Sistem BI-RTGS tidak mencukupi untuk pelaksanaan Setelmen dana atas hasil perhitungan layanan kliring warkat debit dan/atau layanan penagihan regular dalam penyelenggaraan SKNBI. 5) Pencairan dana dalam rangka penggunaan FLI Kliring sebagaimana dimaksud pada angka 4) dilakukan sebesar kebutuhan dana Peserta Sistem BI-RTGS. 6) Jumlah Surat Berharga yang direpokan memiliki total nilai paling sedikit sebesar pencairan dana sebagaimana dimaksud pada angka 5). 7) Perhitungan nominal atas Surat Berharga sebagaimana dimaksud pada angka 6) mengacu pada kelipatan unit terkecil Surat Berharga di BI-SSSS dengan pembulatan ke atas. 12. Mekanisme pencairan dana dalam rangka penggunaan FLI sebagaimana dimaksud pada butir 11.a.4) dan 11.b.5) dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. III. BIAYA...

7 III. BIAYA ATAS PENGGUNAAN FLI 1. Bank Indonesia mengenakan biaya atas penggunaan FLI yang dibebankan ke Rekening Setelmen Dana milik Bank Peserta Sistem BI-RTGS pada hari kerja berikutnya setelah penggunaan FLI. 2. Biaya sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditetapkan sebagai berikut: Biaya = N x [ t / (10,5 jam x 60 menit)] x i x [1/360 ] Keterangan: N = nilai nominal penggunaan FLI t = waktu penggunaan FLI i = a. rata-rata tertimbang PUAB overnight pagi pada hari penggunaan FLI, untuk Peserta Sistem BI- RTGS berupa Bank Umum, dan b. rata-rata tertimbang PUAS overnight pagi (SIMA Aset Tetap) 1 (satu) hari sebelum penggunaan FLI, untuk Peserta Sistem BI-RTGS berupa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 10,5 jam = jangka waktu dari mulai dibukanya jam operasional Sistem BI-RTGS (06.30 WIB) sampai dengan cut-off warning Sistem BI-RTGS (17.00 WIB). 3. Biaya atas penggunaan FLI sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Biaya penggunaan FLI dalam 1 (satu) jam pertama dihitung berdasarkan akumulasi nilai nominal FLI yang digunakan Bank Peserta Sistem BI-RTGS dengan waktu penggunaan dibulatkan menjadi 1 (satu) jam. b. Biaya penggunaan FLI setelah 1 (satu) jam dihitung sesuai dengan posisi (outstanding) nilai nominal FLI yang digunakan dengan waktu penggunaan dibulatkan ke atas dalam hitungan menit terdekat. 4. Contoh...

8 4. Contoh perhitungan biaya atas penggunaan FLI sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilihat dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. IV. PELUNASAN FLI 1. Bank Peserta Sistem BI-RTGS harus melunasi penggunaan FLI pada hari penggunaan FLI. 2. Bank Peserta Sistem BI-RTGS dapat melakukan pelunasan untuk setiap penggunaan FLI sepanjang jam operasional sampai dengan batas akhir periode cut-off warning Sistem BI-RTGS. 3. Pelunasan FLI sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan melalui BI-SSSS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan BI-SSSS. 4. Dalam hal sampai dengan batas akhir periode cut-off warning Sistem BI-RTGS Bank Peserta Sistem BI-RTGS belum melunasi FLI, Bank Indonesia menerbitkan instruksi Setelmen dana dalam rangka pelunasan FLI pada awal periode pre cut-off Sistem BI- RTGS. 5. Instruksi Setelmen dana sebagaimana dimaksud pada angka 4, berupa pendebitan Rekening Setelmen Dana milik Peserta Sistem BI-RTGS. 6. Bank Peserta Sistem BI-RTGS dapat memindahkan kembali Surat Berharga yang digunakan dalam FLI RTGS sebelum batas akhir periode cut-off warning Sistem BI-RTGS, dalam hal: a. Bank Peserta Sistem BI-RTGS telah melunasi penggunaan FLI RTGS; dan/atau b. nilai Surat Berharga yang tersisa di rekening yang ditetapkan oleh Bank Indonesia masih dapat meng-cover FLI RTGS. V. PERLAKUAN FLI YANG TIDAK LUNAS 1. Dalam hal Bank Peserta Sistem BI-RTGS tidak dapat melunasi penggunaan FLI sebagaimana dimaksud dalam butir IV.4, terhadap nilai FLI yang tidak dapat dilunasi diberlakukan sebagai...

9 sebagai transaksi lending/financing facility dengan Bank Indonesia. 2. Mekanisme lending/financing facility sebagaimana dimaksud pada angka 1 mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai koridor suku bunga (standing facilities), tata cara transaksi repo SBIS dengan Bank Indonesia, dan tata cara transaksi repo SBSN dengan Bank Indonesia dalam rangka standing facilities syariah. VI. KETENTUAN LAIN-LAIN Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini, Perjanjian Penggunaan FLI dan Perjanjian Penggunaan FLIS menjadi tidak berlaku. VII. PENUTUP Pada saat Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku: a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/17/DPM tanggal 7 Juli 2009 perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah; b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/4/DASP tanggal 1 Februari 2010 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/17/DPM perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah; c. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP tanggal 10 November 2010 perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum; dan d. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/34/DASP tanggal 27 Agustus 2013 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 16 November 2015. Agar...

10 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, BRAMUDIJA HADINOTO KEPALA DEPARTEMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARANDPSP