II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sirsak. tahunan dengan sistematika sebagai berikut: Species : Annona muricata Linn. (Depkes RI, 2001)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae; Subkingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera dan Kalimantan, itu pun dalam jumlah sedikit (Sinar Harapan, 2003).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai banyak manfaat. Dalam taksonomi tumbuhan, Staples dan. Elevitch (2006) mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut.

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sirsak (AnnonamuricataLinn) berasal dari wilayah Amerika tropis,

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. famili Punicaceae, genus Punica, species Punica ganatum L

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mucuna bracteata. area perkebunan karena M. bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB I PENDAHULUAN. ditumbuhkan oleh Allah SWT untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup terutama

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanam di Amerika yang beriklim tropis, misalnya Mexico, Amerika

TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tengah dan Amerika Selatan sebelah utara, tetapi pohon trembesi banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan tata nama atau sistematika tumbuh-tumbuhan menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pinang mempunyai sistematika tanaman sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr ) dimasukkan kedalam divisi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Purwoceng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

TEKNOLOGI BENIH. A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan

Tipe perkecambahan epigeal

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Asam Jawa (Tamarindus indica) Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga membuat pohon ini sangat tahan terhadap badai, sehingga cocok dijadikan sebagai penahan angin (wind breaker). Pohon asam jawa mulai berbuah pada umur 8--12 tahun hingga berumur 200 tahun (Departemen Kehutanan, 2002). Nama-nama daerah asam jawa yang sering dipakai di Indonesia antara lain, tamarind (Inggris), tamarinier (Perancis), asam jawa (Indonesia), celangi, tangkal asem (Sunda), dan asem (Jawa) (Rahma, 2013). Klasifikasi pohon asam jawa menurut Soemardji (2007) adalah : Rhegnum : Plantae Sub Rhegnum : Tracheobionta Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Risidae Ordo : Fabales Famili : Caesalpiniaceae Genus : Tamarindus Spesies : Tamarindus indica L.

8 Menurut Departemen Kehutanan (2002), asam jawa dapat tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim basah di kisaran tipe tanah yang luas bersuhu sampai dengan 47 C dan dapat hidup di dataran rendah sampai dataran menengah (1.000 m dpl--1.500 m dpl). Karakteristik pohon asam jawa adalah pohonnya selalu hijau dengan tajuk lebat dan menyebar, memiliki batang berkayu. Tipe daunnya majemuk dengan panjang mencapai 15 cm dan memiliki 8--18 anak daun dengan panjang anak daun 1--3,5 cm. Periode masa berbunga pohon asam jawa biasanya terjadi pada musim semi dan panas, serta masa berbuah selama musim hujan. Bunga didominasi warna kuning dengan bercak merah muda, pada tangkai bunga terdiri dari 5--10 bunga. Tipe buah asam jawa berbentuk polong, agak melengkung dan membungkus biji. Setiap polong berisi 1--10 biji dan dibungkus dengan daging buah yang lengket. Benih memiliki panjang hingga 18 mm, berbentuk bulat pipih berwarna coklat tua atau hitam berkilat dengan kulit biji yang halus. Buah asam jawa dapat menghasilkan 1.800--2.600 benih setiap 1 kg (Departemen Kehutanan, 2002). B. Benih Benih adalah simbol dari suatu permulaan kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung kehidupan tanaman. Benih juga memiliki pengertian sebagai biji tanaman yang dipergunakan oleh manusia dengan tujuan penanaman atau budidaya (Sutopo, 2002). Berkaitan dengan sifat daya simpannya, terdapat 3 macam tipe benih, yaitu benih ortodok, benih rekalsitran, dan benih intermediet (Mudiana, 2007).

9 1. Benih ortodok, merupakan benih yang dapat dikeringkan sampai kadar air rendah 5--10 % dan dapat disimpan pada suhu serta kelembaban penyimpanan yang rendah tanpa menyebabkan penurunan viabilitas. Benih ini biasanya dapat disimpan pada waktu yang lama. 2. Benih rekalsitran, merupakan benih yang viabilitasnya mudah menurun apabila diturunkan kadar airnya antara 12--31 %. Benih ini tidak dapat disimpan lama pada suhu dan kelembaban rendah, karena akan menyebabkan hilangnya daya kecambah, sehingga benih semacam ini harus segera disemaikan. 3. Benih intermediet, merupakan kombinasi karakter antara benih ortodok dan benih rekalsitran. C. Perkecambahan Benih Setiap benih memiliki kemampuan untuk berkecambah dan menunda perkecambahan hingga waktu tertentu. Perkecambahan merupakan peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Sutopo (2002), tahap pertama perkecambahan benih dimulai melalui proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih. Selanjutnya, tahap ketiga terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang terlarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat yaitu asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pembentukan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.

Menurut Sutopo (2002), terdapat evaluasi kriteria kecambah. 10 Kriteria kecambah normal yaitu sebagai berikut. 1. Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal, maka akar tidak boleh kurang dari dua. 2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya. 3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik di dalam atau muncul dari koleoptil atau pertambahan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang sangat normal. 4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. Sedangkan kriteria kecambah abnormal adalah sebagai berikut (Sutopo, 2002). 1. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar primer yang pendek. 2. Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting. Plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, serta akar yang pendek. Koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun, kecambah yang kerdil. 3. Kecambah yang tidak membentuk klorofil. 4. Kecambah yang lunak. 5. Untuk benih-benih pepohonan bila dari mikrofil keluar daun dan bukannya akar.

D. Dormansi 11 Benih dikatakan mengalami dormansi apabila berada pada lingkungan yang sesuai bagi perkecambahannya namun benih tersebut tidak tumbuh. Hal ini disebabkan oleh faktor dalam dan luar benih. Faktor dalam benih disebabkan oleh embrio yang rudimenter, embrio yang dorman, kulit benih yang kedap terhadap air dan udara, atau karena adanya zat penghambat perkecambahan. Faktor luar benih yang dimaksud antara lain air, temperatur, oksigen, cahaya serta medium (Kartasapoetra, 2003). Penyebab dormansi terletak pada kulit benih dan bagian dalam benih. Dormansi yang penyebabnya terletak pada kulit benih disebabkan oleh kedapnya kulit benih terhadap air atau O 2, karena kulit benih terlalu keras, tertutup gabus atau lilin. Kerasnya kulit benih menyebabkan resistensi mekanis dan menyebabkan embrio yang memiliki daya berkecambah tidak dapat menembus kulit benih. Dormansi yang penyebabnya berada dalam benih dapat disebabkan oleh morfologis atau fisiologis benih. Dormansi morfologis disebabkan oleh embrio yang rudimenter, sedangkan dormansi fisiologis merupakan akibat kematangan benih yang tidak terjamin, sehingga kemampuannya untuk membentuk zat-zat yang diperlukan bagi perkecambahan dinilai kurang (Kartasapoetra, 2003). E. Skarifikasi Dormansi umumnya terjadi pada benih yang bersifat keras (hard seed), sehingga dibutuhkan suatu cara yang tepat dalam mengatasi permasalahannya dengan suatu pemecahan dormansi. Pemecahan dormansi dapat dilakukan dengan skarifikasi

12 yaitu, cara mekanis, fisik, dan kimia. Cara mekanik dapat dilakukan dengan cara pengikiran kulit benih. Menurut Yuniarti (2002), daya berkecambah yang dihasilkan pada benih saga (Adenanthera pavovina) yang diskarifikasi dengan perlakuan dikikir kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam, dapat menghasilkan nilai daya berkecambah sebesar 77,33%, dibandingkan dengan perlakuan kontrol sebesar 17,33%. Perendaman dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) 3% selama 24 jam, perendaman dengan air panas selama 24 jam, dikikir, dan perendaman air dingin selama 24 jam dengan nilai daya berkecambah berturut-turut sebesar 20%, 38,67%, 42,67% dan 58,67%. Benih saga yang direndam dengan larutan H 2 SO 4 selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit, menghasilkan nilai daya berkecambah sebesar 78,67%, 80%, dan 92%. Cara fisik untuk memecahkan dormansi biasanya dilakukan dengan perendaman air panas. Perlakuan ini menggunakan suhu-suhu tertentu untuk mengupayakan benih dapat berkecambah. Namun perlu diperhatikan agar tidak menggunakan perendaman dengan suhu yang berlebihan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada benih berkulit tipis. Menurut Ani (2006), pengaruh perendaman air panas pada benih lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap daya kecambah menunjukkan pertumbuhan normal yang terbaik yaitu, berupa perlakuan suhu air awal 70% dengan persentase kecambah sebesar 75%. Pada penelitian Musradi (2006), dihasilkan bahwa perendaman benih dalam air dengan suhu awal yang berbeda, memberikan pengaruh nyata terhadap persentase kecambah benih merbau darat (Intsia bijuga). Perendaman benih dalam air dengan suhu awal 75 0 C menghasilkan persentase

13 kecambah sebesar 81% dibandingkan dengan perendaman dalam air dengan suhu awal 25 0 C, 35 0 C, 45 0 C, 55 0 C dan 65 0 C dengan persentase berkecambah berturutturut sebesar 46%, 51%, 56%, 67% dan 77%. Pemecahan dormansi dengan cara kimiawi dilakukan untuk merangsang perkecambahan. Cara ini diketahui dapat melunakkan kulit benih agar mudah menyerap air pada proses imbibisi. Zat-zat kimia yang digunakan untuk merangsang perkecambahan adalah (Kartasapoetra, 2003) sebagai berikut. 1. KNO 3, yaitu sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih terhadap O 2. 2. Gibberelin Acid (GA) digunakan untuk memulihkan kembali vigor benih yang telah menurun. 3. Penggunaan Cytokinine serta 2,4 D juga dapat mengatasi masalah dormansi benih. F. Larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) Dua kelompok utama perangsang perkecambahan adalah zat pengatur tumbuh dan senyawa nitrogen, salah satunya potassium nitrate (KNO 3 ). Baik hormon maupun senyawa perkecambahan lain tidak hanya digunakan dalam operasional perbanyakan tanaman, tetapi secara luas digunakan dalam penelitian benih (Schmidt, 2000). KNO 3 merupakan salah satu senyawa kimia yang sering digunakan dalam perlakuan benih dalam hal pemecahan dormansi. Efek yang diberikan larutan KNO 3 pada benih adalah berupa rangsangan yang menyebabkan terjadinya perkecambahan pada benih. Rangsangan yang diberikan KNO 3 pada benih adalah sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan

14 benih terhadap O 2 (Kartasapoetra, 2003). Menurut Hartmann, dkk. (1997) dalam Schmidt (2000), peranan fisiologis KNO 3 terhadap perkecambahan benih tidak diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, tidak diketahui efek lain yang diberikan KNO 3, khususnya bagi perkecambahan benih. KNO 3 mengandung dua unsur penting yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu kalium dan nitrogen. Nitrogen berperan dalam sintesis asam amino dan protein serta mampu meningkatkan kemasakan fisiologis benih. Protein berperan sebagai katalisator dan pengatur metabolisme. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi. Kalium juga mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk pembentukan pati dan nitrogen (Lensari, 2009). Menurut hasil penelitian Widhityarini dkk. (2013), pematahan dormansi pada benih tanjung (Mimusops elengi) menggunakan perlakuan tanpa skarifikasi dengan larutan kalium nitrat (KNO 3 ) konsentrasi sebesar 0,4% dan 0,5% memberikan kombinasi terbaik untuk rerata gaya berkecambah dan vigor benih. Besarnya nilai gaya berkecambah untuk kombinasi perlakuan tanpa skarifikasi dengan larutan KNO 3 0,4% yaitu sebesar 29% dan larutan KNO 3 0,5% yaitu sebesar 28,5%. Sedangkan untuk parameter indeks vigor benih, besarnya nilai keserempakan tumbuh untuk kombinasi perlakuan tanpa skarifikasi dengan larutan KNO 3 0,4% yaitu sebesar 12,01 dan larutan KNO 3 0,5% yaitu sebesar 11,81. Dengan demikian, larutan KNO 3 diyakini mampu memberikan respon yang baik dalam pemecahan dormansi terhadap perkecambahan benih.