BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

pembelajaran yang seperti ini cenderung bersifat monoton dan kaku. Terkadang, aktivitas belajar mengajar juga kurang divariasikan dengan model

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam kegiatan belajar mengajar yang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Indonesia menempatkan bidang

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, tetapi guru harus mampu membelajarkan anak. 1 Hal ini memaksa seorang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya arah atau tujuan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan itu sendiri telah diatur di dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Pendidikan dikatakan berhasil ketika pendekatan, metode, dan model serta media sebagai sarana dalam pembelajaran yang dipilih oleh guru sesuai dengan materi pelajaran dan dapat dipahami secara bermakna oleh siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembelajaran aktif dengan maksud bahwa tidak hanya guru yang aktif menyampaikan informasi (teacher centered), tetapi siswa juga berperan dalam membangun pengetahuannya dalam pembelajaran (student centered). 3 Bahan ajar pun dipilih, 1 Trianto, Mendesain model pembelajaran Inovatif Progresif : konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta : Kencana, 2010, h. 2 Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan, Bandung: Fokusmedia, 2005, h. 98. 3 Nurhadi, Yasin, Senduk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Surabaya: UM Press, 2004, h. 35. 1

2 disusun, dan disajikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan, serta sedekat mungkin dihubungkan dengan kenyataan dan kegunaannya dalam kehidupan. 4 Konstruktivisme memandang kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam upaya menemukan pengetahuan, konsep, kesimpulan, bukan merupakan kegiatan mekanistik untuk mengumpulkan informasi atau fakta. Dalam proses pembelajaran siswa bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya sendiri. 5 Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Namun harus juga diingat, sesuai dengan uraian di atas, meskipun tujuan pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu hasil pengajaran yang diperoleh mesti optimal. Karena hasil yang baik itu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain,dan terutama bagaimana aktivitas siswa sebagai subjek belajar. Suatu proses belajar-mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran. Semua itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan pertimbangan akhir, karena itu hanya berkaitan dengan alat bukan tujuan pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah hasilnya. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan hasil itupun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak baik/ benar, 4 Nana S. Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung: Refika Aditama, 2006, h. 21. 5 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2008. h 15

3 mungkin hasil yang di capainya pun tidak akan baik, atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa memjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti hasil pengajaran itu tidak efektif. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya. b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya. 6 Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Muhammadiyah Palangkaraya, diperoleh informasi dari guru biologinya tentang nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang harus dicapai di sekolah ini adalah 75, guru bidang studi yang mengajar di sekolah ini ada 3 orang guru bidang studi. Dari hasil wawancara ini saya mendapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru biologi khususnya di kelas VII, menurut pemaparan guru biologinya, kelas 49-50 6 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007, h.

4 VII motivasi belajarnya masih kurang sehingga berpengaruh pada hasil belajar sebagian besar siswa yang masih belum mencapai KKM. Materi biologi yang belum mencapai KKM tersebut adalah materi ciri-ciri makhluk hidup. Materi tersebut menjelaskan tentang pemaparan tentang makhluk hidup. Di sekolah metode yang biasanya dipakai oleh guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Meskipun demikian, masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM karena metode yang digunakan terlalu monoton sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, guru masih memerlukan model pembelajaran yang sekiranya bisa membuat semua siswa aktif dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Salah satu metode yang mampu membuat peserta didik aktif adalah metode belajar koopertif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang berbasis kerjasama antar sesama kelompok. Sunal dan Hans dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. 7 Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat membangun keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah Group Investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif adalah tipe Group Investigation (GI) yang menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi 7 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 15

5 mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Sehingga kami memilih model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam membelajarkan materi struktur dan fungsi organ tumbuhan. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan siswa aktif belajar dan nilai pada mata pelajaran tersebut meningkat. Beranjak dari latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana sesungguhnya upaya peningkatan motivasi dan keaktifan siswa dengan menggunakan model GI meliputi rancangan serta pelaksanaan dengan judul penelitian PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA. B. Penenelitian yang Relevan/Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh Azizurrahman tahun 2011 tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Dengan Pendekatan Lingkungan Pada Materi Komponen-Komponen Ekosistem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MTs Hidayatullah Bahaur, pada penelitian ini model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sebesar 89,5%, hal ini didukung oleh data aktifitas siswa mencapai 28,92 %, data ini menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dapat meningkatkan

6 hasil belajar dan memacu sikap siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. 8 Sedangkan, pada penelitian ini peneliti sebagaimana penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Azizurrahman juga menggunakan model Group Investigation. Tetapi, pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui adalah pengaruh model Group Investigation (GI) terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah pada materi ciri-ciri makhluk hidup. C. Batasan Masalah Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar yang dilihat hanya aspek kognitif 2. Penelitian ini dilaksanakan kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangka Raya 3. Materi yang disampaikan pada penelitian ini yaitu ciri-ciri makhluk hidup 4. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah Group Investigation (GI) D. Rumusan Masalah 1. Apakah model Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangka Raya? 2. Bagaimana respon siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangka Raya setelah penerapan model Group Investigation (GI)? 8 Azzizurahman, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan pendekatan lingkungan pada materi komponen-komponen ekosistem meningkatkan hasil belajar siswa MTs Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi, tidak diterbitkan, STAIN palangka raya.

7 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh model Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangka Raya 2. Untuk mengetahui respon siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangka Raya setelah penerapan model Group Investigation (GI) F. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Model Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP muhammadiyah Palangkaraya bila diterapkan pada materi ciriciri makhluk hidup Ha = Penggunaan model Group Investigation (GI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup di kelas VII SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Ho = Penggunaan model Group Investigation (GI) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Kaidah keputusan: Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Sig. atau (α = 0,05 Sig.) maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya model Group Investigation (GI) mempunyai pengaruh yang signifikan.

8 Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. atau (α = 0,05 Sig.) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya model Group Investigation (GI) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Adapun pasangan hipotesis statistiknya adalah: H a : H o : 9 Keterangan: µ1: kelompok eksperimen µ2 : kelompok kontrol G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang panggunaan model Group Investigation (GI) 2. Bagi guru, khuisusnya bidang studi biologi dapat menjadikan model Group Investigation (GI) sebagai salah satu alternatif yang bisa dipakai pada saat kegiatan belajar mengajar didalam kelas 3. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi, mengembangkan kemampuan berfikir dan bersifat aktif baik dalam belajar di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. H. Definisi Operasional 1. Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (seseorang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 2. Group Investigation (GI) adalah salah satu model kooperatif kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok 9 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2008, h. 103.

9 bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka. 3. Ciri-ciri makhluk hidup merupakan salah satu materi yang terdapat di kelas VII. 4. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. I. Sistematika Penulisan Skripsi ini disajikan dalam beberapa BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Penelitian yang Relevan/Sebelumnya C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Hipotesis Penelitian G. Manfaat Penelitian H. Definisi Operasional I. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tiori B. Kerangka Konseptual

10 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Populasi dan Sampel C. InstrumenPenelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Analisis Data F. Diagram Alur Penelitian G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Hipotesis BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAIN DAN ISLAM A. Pembahasan Penelitian B. Respon siswa BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran