BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modern, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

2015 PENGEMBANGAN DAN VALIDASI VIRTUAL TEST UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rochmah, 2013). Hal tersebut dapat merugikan siswa untuk melihat hasil

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berlangsung pesat, saat ini bermunculan istilah e-learning, online

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingtang Ratri Prastika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. upaya pendidikan yaitu: siswa, pendidik, dan tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian Thomas Fuchs dan Ludger Woessman (2004) yang berjudul Computers and Student

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan pada umumnya adalah suatu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. didik usia enam sampai dengan dua belas tahun, dididik untuk menjadi. selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi. (UUSPN, 2003).

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan teknologi informasi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

Kurikulum Berbasis TIK

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan semakin memasyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

yang diperoleh sebaik mungkin. Seiring dengan kemajuan zaman, proses belajar mengajar masih kurang efektif karena belum terdapat kerjasama yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irwandani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini semakin pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia pendidikan merupakan salah satu contoh bidang yang terimbas sehingga memerlukan perhatian khusus agar pengaruh teklogi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk peningkatan mutu pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai wadah interaktif dalam proses pendidikan dan membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di era komputerisasi dan digital sekarang ini, sehingga dengan berketerampilan komputer (ICT literacy) tercapai outcome pendidikan yang mampu menjawab tantangan zaman. Lebih jauh, kehadiran teknologi informasi dan komunikasi telah mereformasi kurikulum yang dilaksanakan dengan implikasi nyata yaitu pada perubahan dari model konvensional manjadi model pembelajaran atau kurikulum yang terintegrasi atau berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Lahirnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu bukti kuatnya pengaruh teknologi tersebut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digagas pemerintah. Pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi kedalam kurikulum dan pembelajaran memungkinkan peserta didik termasuk masyarakat untuk dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu dengan

2 menggunakan keterampilan ICT literacy untuk berkomunikasi dan mengakses informasi seluas-luasnya melalui berbagai media seperti internet. Namun, pada prakteknya dilapangan sering ditemukan dimanfaatkan sebagai saluran untuk mengakses informasi yang tidak berhubungan dengan peningkatan kwalitas sumber daya manusia khususnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman, dan tidak jarang digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan karakter dan budaya bangsa yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip religius; yaitu menanamkan sikap selalu menjadikan agama sebagai dasar dalam bertindak, jujur; yaitu menanamkan sikap fair dengan tidak mencontoh pekerjaan orang lain, disiplin; yaitu konsistensi dalam menggunakan waktu dan kesempatan yang diberikan, dan mandiri; yaitu mengembangkan sikap percaya diri tidak bergantung pada kemampuan atau pekerjaan orang lain. Minimnya pengawasan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam konteks pembelajaran otomatis berimbas kepada rendahnya kognitif pembelajar terutama pada ranah pengetahuan dan pemahaman. Terjadinya fenomena ini bukan hanya karena faktor siswa tetapi juga dari faktor guru atau sekolah. Sekolah selama ini juga belum maksimal memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk inovasi dalam pembelajaran. Misalnya media pembelajaran, quiz atau drills (latihan-latihan), maupun format tes yang digunakan sekolah hingga saat ini masih konvensional. Format quiz atau latihanlatihan soal dan tes masih paper-based (menggunakan kertas) yang sering memberikan peluang kepada siswa untuk saling berbagi kunci jawaban pada saat berlangsungnya ujian karena butir soal yang mereka terima merupakan butir-butir

3 soal yang identik atau sama dan bahkan merupakan soal yang pernah dipakai pada ujian sebelumnya. Instrumen tes seperti ini tentu saja kurang efektif, efisien, interaktif, tidak menarik serta tidak uptodate. Disamping itu format konvensional cenderung mempersempit ruang pengetahuan dan pemahaman peserta didik karena tidak adanya update pada butir-butir soal. Oleh karena itu prilaku guru harus berubah dari pola pembelajaran dan penilaian secara tradisional bermigrasi ke arah sistem komunikatif yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Computer Based Instruction/CBI dan Computer Based Test/CBT) dan kecenderungan sikap yang resistan terhadap setiap gagasan pembaharuan. Permasalahan yang dapat ditemukan dari pernyataan di atas yaitu adanya kesenjangan antara harapan yang dibangun atas dasar UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara) dengan kenyataan di lapangan yang dimana peserta didik justru memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk perbuatan yang tidak jujur sehingga tidak terbentuk kemandirian dalam pembelajaran dan tes yang dilakukan tidak dapat mengambarkan kemampuan aspek kognitif sebenarnya yang dimiliki oleh peserta didik. Kondisi ini diperparah oleh pola ujian yang masih konvensional yang terjadi karena resistensi sekolah/guru terhadap perubahan atau pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi kedalam format tes atau latihan-latihan.

4 Artinya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi belum dapat dimanfaatkan untuk penilaian hasil belajar siswa atau menciptakan suatu alat penilaian hasil belajar yang efektif, efisien, interkatif dan menarik sehingga kemampuan kognitif berkembang dan meningkat serta tergambar secara nyata. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran diharapkan tidak hanya menjadi media peningkatan kognitif peserta didik akan tetapi sekaligus menjadi solusi lemahnya kompetensi guru dalam pemanfaatan kemajuan teknologi tersebut karena hingga saat ini masih banyak guru dalam pembelajaran dan memberikan penilian misalnya dalam mengolah data kuantitatif masih dilakukan secara manual dengan hanya berbantuan kalkulator. Pengolahan angka konvensional ini tentu saja juga tidak efektif, efisien, dan praktis karena guru akan memerlukan banyak waktu dan tenaga mulai dari menginput data, menjumlah, membagi, membuat rata-rata, meranking, dan bahkan membuat leger kedalam kertas. Dalam kondisi seperti ini kesalahan dalam perhitungan tentu saja sangat mungkin terjadi yang menyebabkan data akhir nilai/skor siswa yang tidak akurat sehingga tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode berbasis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menggunakan alat bantu sistem operasi matematik dan/atau statistik yang dapat mendukung efektivitas, efisiensi, praktis, dan akurasi pengukuran mulai dari proses pembelajaran hingga ke proses penilaian. Perubahan format quiz, drill dan tes dari paper-based kedalam bentuk web-based yang lebih manarik disertai gambar-gambar atau suara-suara dapat

5 menjadi alternatif motivasi agar tidak membosankan dan peserta didik lebih terkonsentrasi dan mandiri dalam pembelajaran, latihan-latihan dan proses tes. Terdapat banyak software khusus pembuat butir soal-soal latihan dan tes berbasis web (web-besed testing tool) namun yang relatif sederhana dan mudah dipelajari dan digunakan guru dan siswa adalah software Hot Potatoes. Selain praktis dan free-ware (tidak berbayar), Hot Potatoes mempunyai fitur yang memungkinkan pengguna untuk memilih bentuk soal yang didinginkan seperti, jawaban berganda, betul-salah, open-ended, dan lain-lain. Hot Potatoes dapat diadministrasikan secara offline dan online (upload pada suatu server) dengan memanfaatkan Moodle untuk ujian, drills, quiz, dan lain-lain secara online berbasis e-learning yang kemudian digunakan oleh guru dan siswa sebagai pengganti tes tertulis atau membantu self-evaluation atau penilaian diri tentang kemajuan belajar siswa. Penggunaan sofware ini adalah tidak hanya dengan pertimbangan memenuhi kriteria seperti variasi dalam bentuk soal, kemampuan dalam dukungan multimedia, keamanan dalam jaringan karena dapat dilakukan secara offline, kemudahan dalam pengembangannya, dan kemudahan pemeliharaan dan penyebaran tes, kemudahan mengelola nilai atau ranking serta analisa statistik hasil, akan tetapi juga dapat menjadi alternatif pengganti latihan dan ujian dengan model lama/konvensional yang dianggap tidak cukup menarik dan kurang memberikan dampak yang real dalam memacu peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Dengan pemanfaatan Hot Potatoes sebagai media drills dan sebagai model ujian baik offline maupun online berbasis e-learning

6 diharapkan mampu untuk mengukur tingkat belajar siswa secara langsung serta melatih siswa dan guru dalam belajar mandiri. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa model pembelajaran melalui drills penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi (CBI dan CBT) dengan memanfaatkan software Hot Potatoes dipandang tidak hanya menarik minat siswa namun juga efektif, efisien dalam hal waktu dan biaya akan tetapi juga selalu dan uptodate karena perbendaharaan butir soal dapat diupdate setiap waktu bila diperlukan. Penggunaan sofware Hot Potatoes sebagai salah satu dari software web-based testing tools diharapkan terciptanya suatu kondisi dimana kompetensi guru di bidang teknologi informasi dan komunikasi terus meningkat dan dalam hal pelaksanaan pembelajaran (CBI) dan penilaian dan pengukuran hasil belajar (CBT) menjadi efektif, efisien, praktis, dan akurat serta menarik sekaligus membangun kemandirian belajar, kejujuran, dan kognitif yang lebih baik terhadap peserta didik. Namun efektifasnya tentu saja harus dibuktikan melalui suatu kegiatan penelitian secara komperhensif sesuai kondisi objektif di lapangan sehingga dapat dianalisis dan dideskripsikan secara lebih akurat dan terperinci duduk persoalan dan alternatif solusi terhadap masalah yang ada. B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang masalah tentang berbagai dimensi permasalahan efektivitas model pembelajaran drills berbasis software Hot Potatoes dapat uraikan kondisi objektif sebagai berikut:

7 1. Guru masih kurang kreatif, statis dan minimnya kompetensi menerapkan model pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi khususnya model CBT dan CBT. 2. Minat belajar peserta didik yang rendah karena model pembelajaran yang kurang tepat. Model pembelajaran dan penilaian yang selama ini dipakai (konvensional) dipandang kurang mampu merangsang peserta didik untuk lebih mencapai hasil belajar yang lebih baik. 3. Model drills dan tes yang dilakukan guru secara konvensional (paperbased) kurang efektif, efisien, praktis, akurat, uptodate, dan tidak menarik sehingga tidak tidak mampu menggambarkan kemampuan aspek kognitif sebenarnya yang dimiliki oleh peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan seperti berikut: Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran drills atau latihanlatihan berbasis Hot Potatoes terhadap peningkatan ranah kognitif siswa khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 10? Sedangkan batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Materi atau pokok bahasan dalam penelitian ini adalah pada Standar Kompetensi (SK): Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menghasilkan informasi dengan Kompetensi Dasar (KD): Membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagram.

8 2. Ranah Kognitif (Cognitive Domain) yang diteliti pada penelitian ini adalah aspek pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2). 3. Web-Based Testing Tool yang digunakan untuk drills dan tes dalam penelitian ini adalah software Hot Potatoes. C. Asumsi dan Hipotesis Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu kebenaran yang tidak memerlukan lagi pengujian setidaknya bagi peneliti saat ini. Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan model drills berbasis kuis-kuis dalam Hot Potatoes dapat meningkatkan ranah kognitif (pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2)) siswa terhadap materi pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 10. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran drills atau latihan-latihan berbasis Hot Potatoes terhadap peningkatan ranah kognitif siswa khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 10. D. Definisi Operasional Definisi operasional menurut Tuckman (1979:79) adalah definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diamati dari apa yang didefinisikan. Definisi operasional dalam penelitian sangat bermanfaat terutama dalam

9 mendeskripsikan judul mengenai sasaran yang akan kita teliti, sedangkan definisi konseptual menurut Tuckman (1979: 79) berfungsi untuk mendefinisikan sesuatu secara konseptual. Pada definisi konseptual suatu konsep didefinisikan dengan menggunakan referensi dari konsep lain. a. Drills: Latihan-latihan soal dan tes berbentuk web yang bertujuan untuk menguji dan mengetahui kemampuan melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh program. Program dapat memberikan atau menampilkan respon secara langsung terhadap jawaban siswa setelah menyelesaikan suatu soal latihan baik per item soal ataupun secara keseluruhan tes (Rusman, 2011:290-291). Model drills dalam penelitian ini merupakan bagian pembelajaran dan penilaian berbasis komputer (Computer Based Instruction/CBI dan Computer Based Test/CBT) b. Hot Potatoes: Hot Potatoes merupakan perangkat lunak (software) atau tool untuk membuat bank soal. Hot Potatoes terdiri atas enam program yang dapat digunakan untuk membuat materi pengajaran secara interaktif berbasis web. Software ini dibuat oleh universitas Victoria di Canada. Hot Potatoes dapat digunakan secara bebas oleh institusi pendidikan. c. Ranah Kognitif: Ranah Kognitif atau Cognitive Domain adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu

10 terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom, 1956) E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mendapatkan gambaran yang utuh tentang ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model drills berbasis kuis-kuis dalam Hot Potatoes terhadap peningkatan ranah kognitif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 10 dan memberikan gambaran bagaimana sikap atau respon siswa terhadap penggunaan model drills berbasis Hot Potatoes ketika diimplementasikan pada mata pelajaran TIK. F. Manfaat Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keterampilan guru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam menggunakan Hot Potatoes dan peningkatan ranah kognitif siswa pada mata pelajaran TIK. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengemukakan model pembelajaran terutama dalam melakukan kegiatan drills yang efektif menggunakan Hot Potatoes sehingga dapat bermanfaat bila diimplementasi dalam pembelajaran. Sedangkan manfaat secara praktis adalah:

11 1. Bagi instansi terkait (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan), hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam pengembangan model pembelajaran yang efektif dan menarik. 2. Bagi sekolah, dapat meningkatkan mutu format dan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian di sekolah. 3. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatan mutu/profesionalitas terutama dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. 4. Bagi siswa, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang yang lebih luas dan pengalaman latihan-latihan, quiz, dan tes yang menyenangkan sehingga kemampuan dalam pembelajaran TIK dapat termotivasi dan meningkat.