4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI YOGYAKARTA TERHADAP KUAT TEKAN BETON 1. Andri Nanda Pratam.,Ir. As at Pujianto, M.., Restu Faizah, S.T., M.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

Transkripsi:

22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat kasar pecahan bata ringan yang berasal dari Limbah Pembangunan Pesona Hotel Yogyakarta, Jln. P Diponegoro Daerah Istimewa Yogyakarta, 2. Agregat halus berupa pasir dari Gunung Merapi, 3. Air yang diambil dari Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 4. Semen Portland (Tipe 1) merek Tiga Roda kemasan 40kg, 5. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 9 buah (3 buah untuk setiap variasi) berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm, diameter 15 cm, 6. Tempat penelitian Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, B. Alat Alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 11. Alat-alat tersebut diantaranya: 1. Timbangan merk Ohauss dengan ketelitian 0,1 gram, untuk mengetahui berat dari bahan-bahan penyusun beton, 2. Saringan standar ASTM, dengan ukuran 4,8 mm; 2,4 mm; 1,2 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm, 3. Shave shaker machine dengan merk Tatonas, untuk mengayak agregat halus dan bata ringan, 4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air, 22

23 5. Erlenmeyer dengan merk Pyrex, untuk pemeriksaan berat jenis, 6. Mesin los angeles untuk pemeriksaan keausan agregat kasar, 7. Concrete mixer untuk mencampur semua bahan pembuat beton, 8. Wajan dan nampan besi untuk mencampur dan mengaduk campuran benda uji. 9. Sekop, cetok, dan talam, untuk menampung dan menuang adukan beton ke dalam cetakan, 10. Penumbuk besi untuk menumbuk beton yang sudah dimasukkan kedalam cetakan, 11. Cetakan beton berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm, diameter 15 cm, 12. Mesin uji tekan beton merk Hung Ta kapasitas 50 MPa, digunakan untuk menguji dan mengetahui nilai kuat tekan dari beton yang dibuat, 13. Mistar dan kaliper, untuk mengukur dimensi dari alat-alat benda uji yang digunakan. C. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan mix design, pembuatan benda uji hingga pengujian kuat tekan benda uji di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Bagan alir penelitian disajikan untuk mempermudah dalam proses pelaksanaan. Adapun bagan alir tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1

24 Mulai Persiapan Bahan dan Alat Pemeriksaan Bahan Agregat Halus 1. Gradasi 2. Kadar Air 3. Berat Jenis 4. Penyerapan Air 5. Kadar Lumpur 6. Berat Satuan Bata Ringan 1. Berat Jenis 2. Penyerapan Air 3. Kadar Air 4. Keausan Memenuhi Tidak Ya Variasi Agregat Kasar Lolos Saringan 16 mm, 22,4 mm, 25 mm Perancangan Campuran Pembuatan Benda Uji Perawatan Benda Uji Pengujian Kuat Tekan Beton Analisis Hasil dan Kesimpulan

25 Selesai 1. Persiapan Bahan dan Alat Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan alat dan bahan. Persiapan alat yang disiapkan berbeda-beda pada setiap jenis pengujiannya. Bahan yang dipersiapkan berupa agregat halus dan agregat kasar (pecahan bata ringan). 2. Pemeriksaan agregat halus a. Pemeriksaan gradasi agregat halus (pasir) Analisa gradasi ini dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran butir pasir dengan menggunakan saringan/ayakan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan langkah-langkah berdasarkan SK SNI : 03-1968-1990. b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus (pasir) Pemeriksaan ini dilakukan dengan langkah-langkah berdasarkan SK SNI : 03-1970-2008. c. Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus (pasir) Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus berdasarkan SK SNI S- 041989- Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan lumpur yang terdapat pada agregat halus (pasir). d. Pemeriksaan kadar air agregat halus (pasir) Pemeriksaan kadar air dilakukan berdasarkan SK SNI : 03-1971-1990. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam agregat halus (pasir). e. Pemeriksaan berat satuan agregat halus (pasir) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui berat satuan agregat halus (pasir). 3. Pemeriksaan agregat kasar pecahan bata ringan a. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar (bata ringan) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis dan mengetahui persentase berat air yang mampu diserap oleh pecahan bata ringan.

26 b. Pemeriksaan kadar air pecahan bata ringan Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam agregat kasar. c. Pemeriksaan keausan agregat bata ringan ringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keausan agregat kasar bata 4. Perancangan campuran beton Rancangan campuran beton yang akan dibuat adalah sebagai berikut : a. Menggunakan cetakan silinder dengan sisi-sisinya berukuran 15 cm. b. Ukuran agregat kasar lolos saringan 16 mm, 22,5 mm dan 25 mm. c. Faktor air semen 0,50. Tabel variasi campuran beton berdasarkan variasi pecahan bata ringan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Variasi dan jumlah benda uji No Variasi Jumlah benda uji tekan 1 Semen+air+pasir + agregat kasar lolos saringan 16 mm 3 2 Semen+air+pasir + agregat kasar olos saringan 22,4 mm 3 3 Semen+air+pasir + agregat kasar lolos saringan 25 mm 3 Jumlah 9 5. Pembuatan benda uji Sebelum dilakukan pembuatan benda uji yaitu mempersiapkan bahan-bahan sesuai takaran yang ditentukan di dalam mix design concrete. Metode pembuatan beton yaitu sebagai berikut: a. Agregat kasar pecahan bata ringan dan agregat halus dicampur kedalam Concrete Mixer, b. Setelah agregat kasar pecahan bata ringan dan agregat halus sudah tercampur rata masukan semen berserta air ke dalam Concrete Mixer,

27 c. Kemudian campuran beton segar di keluarkan dari Concrete Mixer lalu di lakukan pemeriksaan slump, d. Kemudian campuran beton segar dicetak kedalam cetakan Silinder dengan ukuran 30 cm x 15 cm dengan dilakukan penumbukan setiap sepertiga dari tinggi silinder. 6. Perawatan benda uji (curing) Cara perawatan benda uji adalah sebagai berikut : a. Setelah 24 jam cetakan beton silinder dibuka, lalu beton di bersihkan, b. Beton ditimbang dan diberi nama sesuai dengan variasi pecahan bata ringan, c. Kemudian, beton direndam di dalam air untuk menjaga agar tidak terjadi pengeringan yang lebih cepat atau proses hidrasi sehingga dapatmenimbulkan retak-retak pada permukaan beton, d. Setelah itu, beton diangkat sesuai umur rencana beton dan didiamkan dalam suhu ruang sampai siap untuk diuji kuat tekan betonnya. 7. Pengujian kuat tekan Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan mesin uji tekan beton yang berkapasitas kuat tekan menycapai 50 MPa, yang secara langsung dapat memberikan nilai kuat tekan benda uji, dengan beban yang dapat dibaca pada skala pembebanan. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Beban maksimum yang dapat diterima oleh benda uji dapat diketahui pada saat angka penunjuk tekanan mencapai nilai tertinggi yang diikuti hancur atau retaknya beton setelah menerima beban maksimum. D. Analisis Hasil Setelah pelaksanaan penelitian selesai, maka akan didapatkan beberapa data yang nantinya akan digunakan untuk membuat pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini. Adapun data-data yang didapatkan sebagai berikut : 1. Data pemeriksaan agregat halus, agregat kasar pecahan bata ringan dan uji kuat tekan beton,

2. Data hasil analisis berupa Tabel dan Grafik. 28