BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2011, hlm Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi pendidikan, Gava Media, Yogyakarta,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan profesional. Namun kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari. sulit kita dijumpai seorang guru yang profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

Dinas Pendidikan, Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Cipta Jaya, Jakarta, 2006, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

Moch. Idochi Anwar Administrasi Pendidikan dan Manajenem Biaya Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2003, hal. 70

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori Dan Praktek, Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, Jakarta, 2010, hlm Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun Oleh: SITI SYARIFATU ZULFA ALMAHIRO

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kathryn Geldard dan David Geldard, menangani Anak dalam Kelompok, Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 63 2

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan aktifitas kepala madrasahnya. Menurut Pidarta yang dikutip dari bukunya Nadhirin, kepala madrasah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan. Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki progam dan proses pembelajaran di sekolah sebagian besar terletak pada diri kepala madrasah itu sendiri. Pidarta mengatakan bahwa kepala madrasah memiliki peran dan tanggung jawab sebagai manajer pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator pendidikan.1 Supervisi adalah aktifitas menentukan kondisi dan syarat-syarat essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari pengertian ini, maka tugas sebagai kepala madrasah sebagai supervisor hendaknya pandai meneliti, mencari dan menemukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.2 Pendidikan merupakan suatu proses yang penting dalam kehidupan, dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan membina potensipotensi pribadinya sesuai dengan nilai-nilai dan budaya masyarakat. Dari nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik secara optimal. Oleh karena itu maka perlu 1 Nadhirin, Supervisi Pendidikan Integratif Berbasis Budaya, Idea Press dan STAIN Kudus, Yogyakarta, 2009, hlm.53. 2 Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm.117. 1

2 sekali untuk memberikan pendidikan yang baik dan bermutu sehingga bisa melahirkan generasi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penyelenggaraan pendidikan memerlukan berbagai kesiapan, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan fisik ditandai dengan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan sehingga pendidikan mempunyai ruang dan waktu yang memadai. Kesiapan mental berarti pendidikan memerlukan sikap dan perilaku penyelenggara pendidikan yang berjiwa pengabdian profesional dan komitmen yang cukup untuk memajukan pendidikan bagi masyarakat.3 Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, karena guru secara langsung memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai guru yang profesional mereka harus memiliki keahlian khusus dan dapat menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dan meningkatkan kesempatan belajar siswa dengan memperbaiki kualitas mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru diharapkan mampu berperan aktif sebagai pengelola proses belajar bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas, penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola belajar mengajar.4 Kualitas proses belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses mendapatkan perhatian belajar-mengajar, dan penanggung perlu jawab secara sistem terus-menerus pendidikan. Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun seringkali guru masih memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum 3 Kisbiyanto, Manajemen Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2011, hlm.1. Kuandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 41 4

3 memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan memanfaatkan sumber media yang tersedia. Keberhasilan Pembelajaran tidak terlepas dari peran kepala sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menselaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan Kepala Madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui progam-progam yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.5 Dengan adanya pengawasan kepala sekolah dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan profesi guru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam sebuah paradigma digambarkan bahwa suatu kegiatan tidak dapat diharapkan berjalan dengan lancar dengan sendirinya sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan, jika tidak diawasi. Dengan seperti ini pula diharapkan rencana sebuah pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Sedangkan Menurut Pandangan Islam pengawasan sejalan dengan kegiatan amar ma ruf nahi mungkar. Sebagaimana firman Allah : Artinya : Dan hendaklah engkau ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung 6(QS.Ali Imron Ayat 104) 5 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm. 182. 6 Yayasan Penerjemah, Alqur an dan Terjemahannya,Semarang:Toha Putra,1990,hlm.31.

4 Supervisi yang dilakukan Kepala Madrasah antara lain untuk meningkatkan kompetensi guru-guru dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga diharapkan dapat memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam lingkup yang luas, sebagaimana yang diketahui bahwa masalah profesi guru dalam mengemban kegiatan belajar mengajar akan selalu dan terus berlanjut seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi yang tentunya berpengaruh dalam dunia pendidikan, maka bantuan supervisi Kepala Madrasah sangatlah penting dalam mengemban profesional guru sehingga dapat melaksanakan tuganya dengan maksimal. Dengan adanya pengawasan tersebut dapat memberikan dampat positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan profesi guru baik secara langsung maupun tidak langsung.7 Hal ini tidak terlepas pula dari peran, bantuan dan bimbingan dari supervisor. Kepala Madrasah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di Madrasah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan Madrasah. Oleh karena itu Kepala Madrasah harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. 8 Supervisi dilakukan oleh supervisor kepada para guru agar para guru mampu memperbaiki dan meningkatkan cara-cara mengajar. Dalam perkembangannya, supervisi pendidikan mempunyai ragam kajian, khususnya setelah para ahli melakukan banyak penelitian tentang perilaku supervisi, baik perilaku supervisor maupun perilaku yang disupervisi. Umumnya para supervisor mempunyai kecenderungan untuk menerapkan supervisi tidak langsung. Guru yang disupervisi juga cenderung lebih suka supervisi tidak langsung, atau suka dengan supervisi kolaboratif, dan kurang suka supervisi langsung atau direktif. Kecenderungan ini bukan tanpa sebab, karena Kepala Madrasah atau Supervisor maupun guru sama-sama mempunyai tugas serta 7 Soejtipto dkk, profesi keguruan, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm.236. Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Adsministrasi Pendidikan Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, hlm.182 8

5 tanggung jawab yang jauh lebih banyak menyita perhatian mereka sebagai orang yang bekerja dibidang pendidikan. Kadang-kadang supervisor nampak memaksakan supervisi dengan pendekatan atau teknik tertentu yang kurang sesuai dengan keadaan guru. Para guru kadang-kadang juga sangat tidak senang disupervisi, karena dianngap mengganggu dan sebagainya.9 Tugas seorang supervisor sebenarnya adalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat diperbaiki pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan,sikap dan keterampilan guru sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Akan tetapi banyak guru yang merasa tidak senang disupervisi, karena supervisi dianggap sebagai mencari kesalahan guru. Kepala madrasah adalah seorang manajer dalam lembaga pendidikan. Baik buruknya lembaga atau maju mundurnya proses pendidikan yang ada di lembaga, baik secara langsung maupun tidak merupakan tanggung jawab kepala madrasah. MI Miftahul Huda Jleper adalah salah satu lembaga pendidikan dasar yang berada dibawah kementrian agama Demak yang sampai sekarang ini telah terbukti menjadi lembaga pendidikan favorit di wilayah Jleper. Terbukti setiap tahunnya MI Miftahul Huda Jleper tidak pernah kurang dari dua kelas dengan masing-masing kelas ada sekitar 30 peserta didik.10 Proses belajar mengajar sebagai salah satu bentuk profesional guru sudah terbukti dan tergolong baik. Hal ini bisa dilihat dari setiap lulusan lulus dengan kategori diatas rata-rata, bahkan lulusan-lulusan ini masuk di SLTP baik SMP maupun MTs favorit di wilayah itu. Kefavoritan lembaga MI Miftahul Huda Jleper telah banyak memenangkan perlombaan, diantaranya lomba cerdas cermat, lomba MTQ, lomba bidang olah raga dan sebagainya. 11 9 Op.Cit, Kisbiyanto hlm. 55. Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rohman selaku kepala madrasah di MI Miftahul Huda Jleper 11 Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rohman selaku kepala madrasah di MI Miftahul Huda Jleper 10

6 Adapun kaitannya dengan lokasi penelitian, penulis merasa tertarik dengan MI Miftahul Huda Jleper untuk dijadikan obyek penelitian karena berdasarkan observasi sementara yang penulis lakukan di MI Miftahul Huda Jleper merupakan salah satu madrasah yang mengedepankan ilmu agama sebagai ciri khasnya, tetapi juga tidak meninggalkan ilmu umumnya sehingga ada keseimbangan dari keduanya. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih lanjut mendalami bagaimana pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dalam membina kompetensi pedagogik dan profesional guru pendidikan agama islam di MI Miftahul Huda Jleper Dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan Agama Islam, tentunya juga diperlukan teknik-teknik, tipe-tipe, atau pendekatan yang digunakan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi. Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka peneliti tertarik membahas masalah dengan judul PELAKSANAAN SUPERVISI PENDEKATAN KOLABORATIF KEPALA MADRASAH DALAM MEMBINA KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PAI DI MI MIFTAHUL HUDA JLEPER MIJEN DEMAK B. Fokus Penelitian Pada Penelitian ini, Peneliti akan memfokuskan obyek penelitiannya pada supervisi kepala madrasah dalam membina kemampuan pedagogik serta profesional guru pai di MI Miftahul Huda Jleper Mijen Demak. Dimana Obyek yang diteliti meliputi semua aspek yang mempunyai kaitan dengan madrasah tersebut, dari para dewan guru sampai siswa yang notabene nya merasakan secara langsung dampak dari sistem pembelajaran yang diterapkan oleh para dewan guru. Tetapi, fokus penelitian ini hampir terpusat pada kepala madrasah yang menjadi pimpinan tertinggi, dan sebagai supervisor bagi para dewan guru untuk mengembangkan potensi profesionalitas yang mereka punya, dalam kaitan kemampuan pedagogik serta profesional guru PAI yang ada di madrasah tersebut.

7 C. Rumusan Masalah Untuk membatasi penelitian ini supaya tidak terlalu jauh keluar dari permasalahan pokoknya, maka peneliti mengambil beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper? 2. Bagaimana teknik pelaksanaan supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper? 3. Sejauhmana efektifitas supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perencanaan supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper 2. Mengetahui teknik pelaksanaan supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper 3. Mengetahui Sejauhmana efektifitas supervisi pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper

8 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini ada dua manfaat, yaitu : 1. Secara Teoritis a. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dalam membina kemampuan pedagogik dan kemampuan profesional guru PAI di MI Miftahul Huda Jleper b. Kepala sekolah sebagai seorang supervisor yang profesional agar bisa mengevaluasi dilaksanakannya diri terhadap dalam upaya peran supervisi mencapai yang telah keberhasilan tujuan pendidikan. c. Guru agar lebih menggali potensi yang ada dan melakukan pembaruan yang diperoleh melalui teori ke praktek langsung agar tujuan pembelajaran berhasil. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan masukan atau input bagi MI Miftahul Huda Jleper agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam uapaya meningkatkan kemampuan pedagogik dan profesional guru pai melalui pelaksanaan supervisi kolaboratif. b. Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kemampuan pedagogik dan profesional guru dengan melalui supervisi kolaboratif yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan