BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

bercerita kurang mendapat perhatian. Padahal, dari kegiatan bercerita itu akan membantu anak didik meningkatkan pengetahuan dan daya pikirnya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Namun sampai saat ini bahasa Indonesia masih dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ika Atikah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB IV ANALISIS & PENETAPAN KEPUTUSAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung hampir semua guru menemukan masalah seperti suasana kelas yang kurang kondusif, siswa terlihat kurang antusias mengikuti pelajaran, dan nampak kurang bersemangat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, misalnya guru masih menggunakan metode ceramah atau pembelajaran hanya menggunakan buku paket saja, sehingga setelah siswa membaca dan mengerjakan buku paket banyak yang ramai dan mengganggu teman. Permasalahan pada kegiatan pembelajaran juga terjadi pada saat menulis dialog bahasa Indonesia. Padahal keterampilan menulis membutuhkan keseriusan dan kesungguhan dalam pembelajarannya, tidak terkecuali dalam menulis dialog. Keterampilan menulis dialog akan mudah diperoleh siswa jika mempunyai bekal yang cukup sebagai dasarnya (Kuncoro, 2009:122). Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran menulis. Dalam proses pembelajaran menulis, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menulis termasuk dalam menulis 1

2 dialog. Siswa mengalami kebingungan dengan apa yang akan mereka tulis. Selama ini pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dirasa masih kurang menarik dan belum memunculkan kreativitas siswa. Guru cenderung membatasi imajinasi siswa dalam artian pembelajaran dialog yang dilakukan mengacu pada bacaan buku, yaitu siswa membaca percakapan pada teks. Siswa menulis dialog berdasarkan tema yang diberikan guru tanpa memberi media motivator yang mudah dan dapat merangsang kreativitas dan imajinasi siswa dalam menulis (Eka, 2:2013) Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini, menurut Tabrani (2014:8) bila kita gagal mengembangkan kreativitas di masa anak-anak, maka anak akan sulit menciptakan memori yang bermutu. Inilah yang menjadi salah satu penyebab remaja sering mengalami memori yang tidak bermutu. Memori yang tidak bermutu misalnya hafalan atau menghafal, menyontek, menyalin, dan belajar hanya menjelang ulangan, sebab untuk apa belajar setiap hari jika mudah lupa karena memorinya tidak bermutu. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi awal pada tanggal 15 Januari 2015 di sekolah yang dijadikan objek penelitian yaitu MI Cemorokandang Malang. Pada saat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada kegiatan membaca dan menulis dialog kelas V perlu adanya perhatian. Pada saat kegiatan pelajaran berlangsung banyak peserta didik yang keluar bangku, ramai, dan jalan-jalan di kelas saat mengerjakan tugas menulis dialog. Awalnya siswa hanya bisa menulis dialog dengan berpacu pada buku dan mencontoh di buku paket, siswa hanya mengganti nama tokoh dan beberapa kegiatan di dalam dialog, sehingga hampir semua anak menuliskan dialog yang sama.

3 Guru sudah memberikan media bantu berupa koran. Siswa diberi tugas untuk mencari berita yang berisi dialog dan membuat kliping, tetapi siswa masih banyak yang sibuk mencari dialog tanpa mau membaca isinya. Pada saat membuat dialog masih banyak siswa yang kesulitan karena lupa dan bingung dengan apa yang akan ditulis. Sebagian siswa hanya berpacu pada percakapan dialog di buku, sehingga siswa terkesan seperti menyalin kosakata dan isinya. Hal ini menjadikan siswa tidak bisa mengembangkan kreativitas dan imajinatif sesuai ide-ide atau gagasan pemikirannya, kemudian saat temannya dua orang maju ke depan membacakan dialog, siswa lain banyak yang tidak mendengarkan dan ramai sendiri. Itu semua karena media yang digunakan oleh guru masih kurang sesuai. Guru memberikan tema tanpa memberikan media yang sesuai, sehingga siswa kesulitan dalam menuangkan ide, kreativitas, dan imajinasinya dalam menulis dialog. Permasalahan yang ditemukan di dalam pembelajaran adalah siswa belum dapat berimajinasi dan memperluas pengetahuannya pada saat menulis dialog. Siswa kesulitan menulis dialog dengan tema yang ditentukan karena tidak adanya media penunjang yang sesuai. Proses pembelajaran masih didominasi dengan menggunakan buku paket saja, sehingga dalam kondisi demikian pengalaman belajar siswa hanya menulis dari buku paket dan mencontoh dialog percakapan pada buku tanpa ada keaktifan, kreativitas dan inovasi yang berasal dari peserta didik. Guru belum menggunakan media ajar yang bervariatif dan inovatif. Melihat adanya kondisi yang terjadi, maka guru harus mempunyai terobosan atau alternatif untuk berani memberikan media yang baru dan lebih menarik agar dapat memunculkan kreativitas dan imajinasi siswa sehingga kelas

4 tidak terlihat vakum. Adanya sebuah media pembelajaran akan membantu guru dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan, sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator, mediator dan pembimbing siswa selama proses pembelajaran. Pemilihan media juga harus sesuai dengan kebutuhan (Daryanto, 2013:6). Pada umumnya, anak-anak yang berusia 7-12 tahun lebih menyukai buku cerita bergambar dari pada buku non-cerita ataupun media penceritaan lainnya. Keadaan itu dipicu oleh kekuatan cerita dan kualitas gambar-gambar yang ada dalam buku cerita bergambar, sehingga anak-anak mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh yang ada dalam cerita tersebut. Buku cerita bergambar tanpa kata dapat menimbulkan imajinatif orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni (Hafid, 2002:22). Media alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah wordless picture books atau buku bergambar tanpa kata. Buku bergambar tanpa kata adalah buku gambar cerita yang alur ceritanya disajikan lewat gambar-gambar (Nurgiyantoro, 2013:148). Dipilihnya media buku bergambar tanpa kata diharapkan dapat melatih daya imajinasi dan kreativitas peserta didik dalam mengembangkan bakat menulisnya khususnya menulis dialog. Buku gambar tanpa kata sangat membantu siswa dalam merangsang imajinasinya, dari kumpulan gambar-gambar pada buku, siswa dituntut untuk membaca alur cerita gambar tersebut dan menuliskan ke dalam dialog. Hal ini sangat baik untuk perkembangan menulis kreatif pada anak. Anak cenderung

5 menyukai buku bergambar yang mampu membawa pembaca ikut terjun dalam suasana yang diceritakan. Setiap siswa akan membuat dialog dari buku bergambar tanpa kata (wordless picture books) melalui bantuan media kartu. Media kartu yang dibuat berisi petunjuk penggunaan wordless picture books. Perbedaan antar satu siswa akan terjadi dengan siswa lainnya sesuai imajinasinya saat menulis kreatif dialog. Letak perbedaan isi dialog antar satu siswa dengan siswa lainnya itulah yang disebut dengan kreativitas. Dalam hal tersebut siswa mengungkapkan ide, gagasan, dan kreativitas dari apa yang dilihat dalam membuat dialog sesuai keinginan dan imajinasinya. Setiap siswa akan dibagi kelompok dan maju ke depan untuk mengisi suara tokoh atau bermain peran di depan kelas, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terlihat vakum. Pada hasil wawancara juga menunjukkan bahwa guru kelas berharap adanya sebuah media yang dapat memunculkan kreatifitas, ide, imajinasi siswa dalam menulis dialog. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengembangkan Wordless Picture Books dan mengadakan penelitian yang berjudul Pengembangan Wordless Picture Books berbantu Media Kartu dalam Pembelajaran Menulis Kreatif pada Dialog Kelas V Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan bagaimana pengembangan Wordless Picture Books berbantu media kartu dalam pembelajaran menulis kreatif pada dialog di kelas V sekolah dasar?

6 C. Tujuan Penelitian Pengembangan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengembangan Wordless Picture Books berbantu media kartu dalam pembelajaran menulis kreatif pada dialog di kelas V sekolah dasar dan menghasilkan produk berupa buku bergambar tanpa kata yang menarik dan unik. Wordless picture books berbantu media kartu dibuat dengan ilustrasi gambar pada tindakan tokoh yang lebih jelas, sehingga membantu siswa merangsang kreativitas dan imajinasinya dalam menulis kreatif dialog kelas V mata pelajaran bahasa Indonesia. D. Spesifikasi Produk yang diharapkan Wordless picture books atau buku bergambar tanpa kata merupakan buku yang berisi gambar-gambar ilustrasi kartun tanpa ada dialog di dalamnya, jadi siswa dituntut untuk membuat dialog berdasarkan gambar tersebut. Wordless picture books akan dikemas dengan variasi background dan gambar tokoh kartun fullcolour agar siswa lebih antusias. Sebagaimana diketahui bahwasannya anak tingkat sekolah dasar menyukai warna-warna yang cerah dan mencolok. Adanya media buku bergambar tanpa kata (wordless picture books) diharapkan dapat melatih peserta didik untuk kreatif dalam menulis dialog. Saat siswa melihat kumpulan gambar-gambar yang beralur, secara tidak sadar siswa akan mampu membaca ilustrasi gerakan dan ekspresi tokoh, sehingga mampu menuliskannya dalam sebuah dialog sesuai dengan persepsi dan idenya masingmasing. Ilustrasi gerakan tokoh dalam gambar tersebut akan dibuat lebih jelas dan ekspresif sehingga mempermudah siswa dalam melakukan pengisian dialog. Siswa juga dapat melakukan kegiatan bermain peran dengan memperagakan tokoh karakter yang ada pada buku bergambar tanpa kata di depan

7 kelas. Pada tampilan gambar dari segi gerakan atau ekspresi, bebas dari hal-hal negatif, dan memberikan alur cerita yang baik sehingga dapat memberikan contoh maupun teladan yang baik bagi siswa. Wordless picture books akan membuat siswa menjadi menebak-nebak karena tidak adanya percakapan atau dialog di dalamnya. Siswa dapat membuat dialog sendiri dengan membaca petunjuk pada media kartu kemudian melihat alur cerita yang disajikan dalam bentuk kumpulan gambar pada wordless picture books. Berikut adalah daftar tabel spesifikasi produk dari pembuatan buku cerita bergambar tanpa kata (Wordless Picture Books) berbantu media kartu: Tabel 1.1 Spesifikasi produk yang diharapkan Produk Kategori desain Karakteristik Desain Spesifikasi yang Diharapkan Buku bergambar Cetak 1. Fungsi utama: 1. Tipe Produk: Media tanpa kata untuk membantu cetak menggunakan (Wordless Picture siswa mengasah bahan kertas sampul Books) kemampuan menulis tebal 240 gram A3 kreatif dalam dan kertas paper art. membuat dialog 2. Isi Produk: buku sesuai dengan bergambar cerita imajinasi dan ide berjudul pak gembala gagasannya. dan si anak nakal yang 2.Dikembangkan mengisahkan sebagai media perbuatan seorang alternatif untuk anak nakal yang menunjang menyesal di kemudian pembelajaran bahasa hari karena tingkah Indonesia kegiatan laku buruknya pada menulis kreatif pada pak gembala. Cerita dialog. tersebut mengandung 3. Sasaran penggunan pesan moral yang baik dan pembaca adalah untuk siswa.

8 Produk Kategori desain Karakteristik Desain Spesifikasi yang Diharapkan Siswa SD 4. Gambar ilustrasi dan Isi yang terkandung dalam wordless picture books dibuat menarik dan gambar dibuat lebih tegas dan jelas pada tindakannya agar mudah dipahami oleh siswa SD. 5. Media dibuat berwarna atau full colour. Cerita tersebut disajikan hanya dalam bentuk gambargambar yang beralur. Media kartu digunakan sebagai petunjuk mengerjakan dan lembar kerja siswa dalam menulis dialog. E. Pentingnya Penelitian Pengembangan Pengembangan Wordless picture books berbantu media kartu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya pada pembelajaran menulis dialog atau percakapan kelas V. Adapun pentingnya mengembangkan Wordless picture books ini dilakukan sebagai berikut: a. Bagi peserta didik Pengembangan Wordless picture books ini dimaksudkan untuk dapat membantu mempermudah siswa dalam menulis atau membuat dialog dan dapat membantu meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis dialog sesuai imajinasi dan pemikirannya.

9 b. Bagi pendidik atau sekolah Pengembangan Wordless picture books ini dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan sekolah dan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan sebuah media. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pembelajaran menulis dialog dapat lebih kreatif, inovatif dan interaktif. c. Bagi peneliti Pengembangan Wordless picture books ini dimaksudkan untuk dapat menambah pengetahuan atau pengalaman penulis sebagai bekal untuk menjadi guru yang profesional yang dapat memanfaatkan teknologi informasi dan desain grafis serta dapat mengasah ketrampilan dalam pengembangan media pembelajaran. F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan Asumsi dalam penelitian pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Keterbatasan penelitian pengembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. 1. Asumsi yang digunakan dalam media pembelajaran ini adalah: a. Siswa menyukai gambar kartun dan buku cerita anak, karena tampilan warna dan desainnya lebih menarik serta lucu. Siswa akan antusisas jika melihat gambar tokoh kartun dan background yang full colour, sehingga akan lebih mudah dalam menerapkannya sebagai media pembelajaran menulis kreatif dalam dialog. b. Media Wordless picture books ini menjadi peluang pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran.

10 c. Adanya media Wordless picture books ini diharapkan dapat mempermudah siswa memunculkan imajinasi dan ide-ide kreatifnya saat menulis sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam membuat dialog serta lebih meningkatkan aspek-aspek nilai kreatif dan inovatifnya. d. Wordless picture books lebih praktis untuk dibawa kemanapun dan digunakan untuk belajar di berbagai tempat. 2. Keterbatasan penelitian & pengembangan a. Media pembelajaran Wordless picture books ini hanya difokuskan pada materi menulis kreatif dialog. b. Pengembangan akan dilakukan sampai pada tahap 8 yaitu uji coba pemakaian karena keterbatasan waktu dan biaya yang telah dianggarkan oleh peneliti. c. Pengembang hanya memfokuskan pada kemampuan siswa memahami materi dengan menggunakan Wordless picture books. d. Produk yang dihasilkan mungkin akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan media komunikasi visual e. Ketrampilan guru dalam menggunakan media. f. Pengujian media yang dikembangkan hanya meliputi pengujian produk. Apakah produk media yang digunakan sesuai dengan kriteria kelayakan media pembelajaran, tidak diuji pengaruhnya terhadap prestasi siswa. g. Media Wordless picture books ini dibuat sebagai media alternatif dalam membantu siswa menulis kreatif pada dialog, jadi tidak harus menjadi media yang utama.

11 h. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media buku bergambar yang alur ceritanya disajikan dalam bentuk gambar tanpa dialog dan bacaan, disertai media kartu sebagai tempat yang digunakan untuk petunjuk penggunaan media. G. Definisi istilah Beberapa istilah agar tidak ditafsirkan berbeda oleh pembaca, maka perlu dibatasi istilah-istilah dalam pengembangan ini sebagai berikut: 1. Ketrampilan menulis merupakan suatu ide penyampaian gagasan, pikiran, perasaan melalui suatu lambang ke dalam sebuah tulisan yang dapat dinikmati pembaca dengan memahami bahasa dan lambang tersebut (Tarigan, 2008:22). 2. Imajinatif orisional yaitu ide-idenya memiliki perbedaan dengan ide kebanyakan orang (Tabrani, 2014:11). 3. Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang mengandung pesan sebagai perangsang dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi pada siswa (Trianton, 2013:58). 4. Buku bergambar tanpa kata atau Wordless picture books adalah buku bergambar cerita anak yang alur ceritanya disajikan lewat gambar-gambar (Nurgiyantoro, 2013:58). 5. Menulis kreatif adalah kegiatan menuangkan ide-ide, gagasan, daya imajinasi, bahasa dan pikiran dalam bentuk tulisan berdasarkan sesuatu yang diingat maupun sesuatu yang dilihat (Nuryati, 2002:45).

12 6. Dialog adalah percakapan atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih untuk mengemukakan atau menjelaskan sesuatu (Sri, 2009:53).