Faedah faedah nikah sangat banyak sekali, seperti yang disebutkan oleh Imam Ghozali dalam kitab Ihya diantaranya:

dokumen-dokumen yang mirip
Munakahat ZULKIFLI, MA

PROSESI PRANIKAH DAN NIKAH HERVI FIRDAUS

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

MENGHAYATI PERAN ISTRI

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

Islami. Pernikahan Dalam Islam

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )


MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

SATUAN KEGIATAN LAYANAN DASAR UMUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

Ummu Sulaim Ar-Rumaishah

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Di antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB V PENUTUP. dapat dijerat dengan pasal-pasal : (1) Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

1. Anjuran menikah bagi orang yang sudah berkeinginan serta memiliki nafkahnya dan anjuran bagi yang belum mampu untuk berpuasa

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih?

Maktabah Abu Salma al-atsari

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

Mendidik anak. Jangan takut.

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

Persiapan Diri Menjelang Hari Bahagia Hervi Firdaus, Lc

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

2. Barang siapa bersumpah dengan Laata dan Uzzaa, maka hendaknya dia segera mengucapkan "laa ilaaha illallah"

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

Merasakan Manisnya Keimanan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB IV. A. Analisis Tentang Kriteria Memilih Calon Menantu di Kalangan Warga. Muhammadiyah Kelurahan Semolowaru Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

Dusun Margodadi Barat. Dusun Margodadi Barat 5 Pendidikan terakhir sebelum mondok di pesantren

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

WAWANCARA KEPADA PELAKU TALAK DI LUAR PENGADILAN

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

KEDUDUKAN ANAK HASIL HUBUNGAN ZINA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Ali Mohtarom Universitas Yudharta Pasuruan

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

HUKUM MENIKAHI WANITA YANG SEDANG HAMIL (Bag-2)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata :

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Warisan Wanita Digugat!

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

Lingkungan Mahasiswa

Transkripsi:

KITAB FATHUL MU'IN 61,481 like this February 5 at 4:04pm BAB PERNIKAHAN I.Defnisi Nikah Kata nikah dalam bahasa arab berarti menyatu dan bersetubuh, dan dalam arti syari adalah sesuatu aqad yang memperbolehkan dengan aqad itu bersetubuh dengan istri dengan lafadz nikah atau kawin. Nikah sangat diperintahkan oleh ALLAH SWT. Dan sangat dianjurkan oleh nabi Muhammad s.a.w. (seperti yang tertera pada ayat 32 surah An-Nur dan hadist-hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, Imam Ahmad dan Abu Ya la) berkata Ibnul Abbas rodliallahu anhu : tidak sempurna ibadah seseorang sampai dia kawin (menikah). II. Faedah faedah nikah Faedah faedah nikah sangat banyak sekali, seperti yang disebutkan oleh Imam Ghozali dalam kitab Ihya diantaranya: a. Mendapatkan keturunan yang mana di dalam kita mendapatkan keturunan tersebut mempunyai 4 nilai dalam beribadah: 1. Untuk meneruskan kelangsungan hidup jenis manusia dimuka bumi ini, seperti yang tertera dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang artinya nikahlah kalian supaya kalian mempunyai keturunan. 2. Untuk mendapatkan cinta Rasulullah s.a.w. dengan memperbanyak umatnya, karena nabi Muhammad s.a.w. merasa bangga dengan banyaknya umat beliau. Seperti yang disabdakan nabi Muhammad s.a.w. (yang artinya) nikahlah kalian sehingga kalian akan menjadi banyak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan kalian kepada umat-umat yang lain pada hari kiamat, walaupun dengan bayi yang gugur (hadist diriwayatkan oleh Imam Ahmad). 3. Mengharapkan do a dari anaknya kelak untuk kedua orang tuanya, karena semua amal terputus kecuali 3 perkara, termasuk anak yang sholeh yang selalu mendo akan kedua orang tuanya. (mutafaqun alaihi) 4. Mengharapkan syafa at dari anaknya. b. Dengan pernikahan tersebut kita mendapatkan benteng yang bisa membentengi diri kita dari godaan syaiton dan hawa nafsu. c. Mendapatkan kesenangan dalam kehidupan dan kesemangatan dalam melaksanakan ibadah. d. Mendapatkan banyak pahala dll. III. Berniat yang baik dalam menikah

Dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. bahwa sesungguhnya amal kita tergantung pada niat kita sendiri maka dalam mengerjakan suatu, kita dianjurkan untuk memperbaiki niat kita. Adapun niat seseorang yang akan menikah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ali Bin Abibakar Assakran diantaranya: a. Berniat untuk mendapatkan cinta dan ridho dari ALLAH S.W.T. dan Rasulullah s.a.w. b. Berniat memperbanyak keturunan yang sholih dan sholihah. c. Berniat menjaga dari godaan syaiton. d. Berniat menjaga kemaluan dari pekerjaan yang keji (ma siat) e. Berniat mencari kesenangan dengan istri agar dapat giat dalam beribadah. f. Berniat melawan hawa nafsu. g. Berniat mencari rizki yang halal untuk keluarga. h. Berniat mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sholih dan sholihah dll. IV. Hukum Menikah a. Wajib. Hukumnya bagi orang yang tidak mampu menahan nafsunya sehingga bisa melakukan perzinahan. b. Sunnah, bagi setiap orang yang mempunyai keinginan untuk menikah dan mempunyai uhbah (bekal kawin) yaitu berupa mahar untuk istrinya, nafkah untuk istri di hari perkawinannya dan malam harinya dan juga mempunyai uang untuk beli baju satu stel pada hari perkawinannya. c. Khilafuaula, bagi orang yang ingin menikah tapi tidak memiliki uhbah (bekal untuk kawin) atau sebaliknya yaitu mempunyai uhbah (bekal untuk kawin) tapi tidak mempunyai keinginan untuk menikah. d. Makruh, bagi seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk nikah dan tidak memiliki uhbah (bekal untuk kawin). e. Haram, bagi seseorang yang ingin menikah tapi tidak ingin menafkahinya dhohir atau batin. V. Anjuran agama untuk melihat wanita yang akan di kawini (dinikahi) sebelum nikah, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad s.a.w. (yang artinya) Lihatlah kepadanya karena itu akan menjadikan sebab langgengnya kalian berdua. Seperti yang diriwayatkan Imam Turmudzi, tapi dengan syarat-syarat tertentu diantaranya: a. Dengan niatan ingin menikah (bukan main-main)

b. Ada harapan untuk diterima pinangannya. c. Melihatnya cukup di wajah dan kedua telapak tangannya tidak yang lain (karena wajah dan kedua telapak tangan sudah menggambarkan keseluruhan tubuhnya). d. Perempuan yang belum bertunangan. e. Perempuan yang boleh dinikahi. # Peringatan, berpacaran hukumnya haram mutlak, dan bisa menimbulkan fitnah dan malapetaka. VI. Rukun-rukunnya nikah diantaranya 1. Wali nikah. Wali nikah dibagi dua : 1) Wali nikah khusus yaitu semua laki-laki kerabatnya yang berhak menjadi wali. 2) Wali nikah umum yaitu wali hakim atau petugas KUA. a. Orang yang berhak menjadi wali nikah yaitu : 1) Ayah kandung 2) Kakek, atau bapaknya kakek dan seterusnya 3) Saudara laki-laki kandung 4) Saudara laki-laki seayah, adapun saudara laki-laki seibu tidak berhak. 5) Anak saudara laki-laki kandung (keponakan) 6) Anak saudara laki-laki seayah dan seterusnya, adapun saudara laki-laki seibu tidak berhak 7) Paman atau saudara laki-laki ayah kandung 8)Paman atau saudara laki-laki ayah seayah adapun paman saudara laki-laki seibu tidak berhak 9) Anak paman saudara laki-laki ayah kandung (misanan) 10) Anak paman saudara laki-laki ayah seayah dan seterusnya. 11) Paman ayah 12) Anak paman ayah (misanan ayah)

13) Paman kakek kemudian anaknya 14) Paman ayah kakek kemudian anaknya b. Adapun cara perwalianya harus berurutan yaitu dari 1 kalau tidak ada dan tidak memenuhi syarat maka baru yang ke 2, kalau tidak ada yang ke 2 baru yang ke 3 dan seterusnya. c. Syarat-syarat menjadi wali nikah di antaranya : 1) Wali nikah harus mencapai batas baligh 2) Harus berakal sehat tidak gila. 3) Bukan orang yang fasik (yang selalu berbuat dosa besar) 4) Tidak sedang menjalankan ibadah haji atau umroh 5) Bukan karena paksaan 2. Istri a. Ciri-ciri yang sunnah dipilih pada calon istri diantaranya : 1) Wanita yang sholihah 2) Wanita yang cerdas 3) Wanita yang sudah mencapai batas baligh 4) Wanita yang subur 5) Wanita dari keturunan keluarga yang baik-baik 6) Wanita yang cantik dhohir dan batinya. Yaitu fisiknya sehat dhohir dan batin. b. Wanita yang haram dinikahi diantaranya : 1) Wanita yang masih berstatus istri orang 2) Wanita yang sedang menjalankan iddah 3) Wanita yang murtad (yang keluar dari agama Islam) 4) Wanita yang kafir kalau belum masuk Islam 5) Wanita yang menjadi mahromnya dari nasab. 6) Wanita yang menjadi mahromnya dari susuan

7) Wanita yang menjadi mahromnya dari periparan Wanita yang menjadi bibi istrinya atau saudari istrinya, kalau belum diceraikan atau meninggal dunia. c. Sifat-sifat wanita yang menjadi idaman semua pria : 1) Wanita yang sholehah yang taat beragama 2) Wanita yang selalu bergairah kepada suaminya 3) Wanita yang sabar dan tabah 4) Wanita yang tidak suka mengeluh dan mengadu kecuali hal-hal yang penting 5) Wanita yang tidak berdandan kecuali untuk suaminya saja 6) Wanita yang selalu menyenangkan hati suaminya 7) Wanita yang selalu taat kepada semua perintah suaminya yang baik-baik saja Wanita yang benar-benar menjaga martabat dirinya dan harta suaminya 9) Wanita yang cerdas dan rajin 10) Wanita yang selalu sopan dan lembut terhadap suaminya 11) Wanita yang selalu menjaga kebersihan di badan, pakaian dan rumahnya dan memakai wewangian 12) Wanita yang menjaga semua rahasia suaminya 13) Wanita yang selalu meringankan beban suaminya 14) Wanita yang menyiapkan makan dan minum untuk suaminya 15) Wanita yang tidak menolak apabila diajak bersenggama (jimak), kecuali jika ada udzur (halangan) 16) Wanita yang selalu memperhatikan suaminya 17) Wanita yang selalu menutupi auratnya kecuali terhadap suaminya. 18) Wanita yang selalu rapi dalam berpenampilan. Apabila wanita mempunyai sifat-sifat yang ada diatas maka akan menambah paras kecantikannya, walaupun wajahnya kurang mempesona, dan akan menimbulkan rasa cinta dan sayang selalu dari suaminya. 3. Suami (rukun yang ketiga)

a. Syarat-syarat menjadi suami diantaranya : 1) Menikahi seorang wanita tanpa paksaan. 2) Suami tersebut adalah laki-laki tulen. 3) Calon suami tidak sedang melakukan ihrom baik dengan haji atau umroh. 4) Suami yang diketahui identitas dirinya dengan jelas 5) Calon suami harus mengetahui calon istrinya baik, dengan mengetahui nama calon istrinya atau melihatnya langsung atau dengan cara ditunjuk. 6) Calon istri bukan termasuk mahromnya suami baik nasab, susuan atau periparan (musaharah). 7) Calon suami harus mengetahui bahwa calon istrinya halal baginya (bukan masih istri orang lain atau iddah atau mahrom). Calon suami seseorang muslim. b. Sifat-sifat suami yang dicintai istri diantaranya : 1) Suami yang taat beragama 2) Suami selalu mencintai istrinya 3) Suami yang selalu menghargai kesetiaan istrinya 4) Suami yang selalu setia terhadap istrinya 5) Suami yang sabar dan tabah dalam menghadapi segala hal cobaan 6) Suami yang bisa menyenangkan hati istrinya 7) Suami yang selalu menjaga martabatnya dan martabat istrinya Suami yang cerdas dan rajin 9) Suami yang bisa memuaskan istrinya dalam hal bersenggama (jimak) 10) Suami yang menutupi aurotnya terhadap wanita lain 11) Suami yang menjaga rahasia istrinya 12) Suami yang lembut terhadap istrinya 13) Suami yang menjaga kebersihan dirinya dan pakaiannya dan memakai wewangian

14) Suami yang selalu meringankan beban istrinya 15) Suami yang selalu rapi dalam berpenampilan 16) Suami yang selalu bertanggung jawab # Itulah sifat-sifat suami yang sholeh dan akan menyempurnakan kekurangan yang ada pada dirinya. 4. Termasuk rukunnya yaitu : dua orang saksi a. Dua orang saksi adalah termasuk rukunnya nikah adapun syaratnya diantaranya: 1) Keduanya harus sudah mencapai batas baligh 2) Keduanya adalah orang yang berakal 3) Keduanya dari kaum pria tulen 4) Keduanya beragama Islam 5) Keduanya termasuk orang yang adil 6) Keduanya bukan orang yang idiot 7) Keduanya bukan orang yang tuli (kalau tulinya ringan sekiranya dari dekat maka akan terdengar maka diperbolehkan) Keduanya bukan orang buta 9) Keduanya tidak bisu 10) Keduanya harus memahami bahasa yang dipakai dalam pernikahan tersebut 11) Keduanya memiliki ingatan yang kuat 12) Diantara kedua saksi, bukan termasuk wali dari calon istrinya b. Disunnahkan yang menjadi saksi dalam pernikahan yaitu orang sholeh yang taat dalam agama dan taat dalam beribadah. Dan yang paling utama lagi apabila saksi tersebut sudah melakukan ibadah haji. 5. Termasuk rukunnya yaitu Aqad Ijab qobul Aqad ijab qobul merupakan rukun yang paling utama dan yang menentukan. Adapun aqad ijab diucapkan si wali nikah dan qobul di ucapkan calon suami. Adapun syarat-syaratnya: 1) Aqad ijab qobul tersebut harus dengan kalimat Nikah atau tazwij atau terjemahannya yaitu nikah atau kawin saja maka tidak sah dengan memakai kalimat yang lain.

2) Antara ijab dan qobul tidak diselingi oleh kata-kata yang tidak ada hubungannya dengan nikah 3) Antara ijab dan qobul tidak diselingi dengan diam yang sangat lama. 4) Antara ijab dan qobul sesuai dengan arti dan maksudnya 5) Aqad ijab qobul harus dilafadzkan sekiranya terdengar oleh orang-orang yang berada disekitarnya (tidak dengan cara berbisik-bisik). a. Adapun cara wali menikahkan putrinya dengan lafadz (ucapan) sebagai berikut : Alhamdulillah wassolatu wassalamu ala rosulillah sayidina muhammad bin abdillah wa ala alihii wassohbihi ya fulan bin fulan uzawijuka ala ma amaro allah bihi minimsaki bima ruf autasrihin bi ihsan. ya fulan bin fulan zawajtuka wa ankahtuka binti fulanah bimahril miiah alafin rubiyyah umlah indonesia khalan. (Kalau pakai bahasa Indonesia) Alhamdulillah sholat dan salam hanya untuk rosulillah Muhammad bin Abdillah dan untuk para keluarga dan sahabatnya. Wahai fulan bin fulan aku kawinkan kamu atas perintah ALLAH dari pada menahannya dengan baik atau melepasnya dengan baik pula, wahai fulan bin fulan aku kawinkan kamu dengan anakku fulanah dengan mahar 100 rb rupiah uang indonesia dengan kontan. b. Maka calon suami menjawab. Qobiltu tazwijaha bilmahrih madzkur. (Kalau dengan bahasa Indonesia) Aku terima kawinnya dengan mahar yang telah di tentukan. c. Apabila wali nikah ingin mewakilkan pernikahan anaknya maka wali nikah harus mewakilkan pernikahan tersebut dengan berlafadz sehingga terdengar oleh 2 orang saksi dan dalam mewakilkan pernikahan, wali nikah harus mengucapkan : contoh : Wakaltuka fi tajwijiha ibnati fulanah binti fulan li fulan bin fulan bimahril miiah alafin rubiyah. (Kalau memakai bahasa Indonesia) Aku wakilkan kepada kamu pernikahan anakku fulanah binti fulan dengan fulan bin fulan dengan mahar 100 rb rupiah Kemudian yang mewakili mengucapkan qobiltu wakalah atau aku terima perwakilannya. VII. Bab Kafa ah Yang dimaksud dengan kafa ah adalah : suatu derajat / kemuliaan yang jika tidak ada pada calon pria kemuliaan tersebut, maka akan jatuh derajat si istri, dan setiap pernikahan apabila ingin menimbulkan mawaddah dan rohmah (kasih sayang) tersebut harus sederajat. Macam-macam kafa ah:

1. Agama : Maka orang muslim harus sederajat dengan muslimah atau sebaliknya muslimah dengan muslim tidak yang lain, karena kalau tidak sederajat dengan agama akan menimbulkan permusuhan yang sangat mendalam. 2. Nasab : Seorang arab, akan sederajat dengan orang arab, seorang keturunan raja akan sederajat dengan keturunan raja yang lain, dan seorang keturunan rasul atau disebut dengan sayyid /syarifah sederajat dengan keturunan rosul yang lain, memang seorang syarifah / perempuan arab/ perempuan keturunan raja boleh menikah dengan yang lain asalkan walinya setuju menurut madzab Imam Syafi i, akan tetapi kenyataan yang ada yang terjadi di masyarakat apabila itu terjadi akan banyak perselisihan yang terjadi didalam keluarga dan akan menimbulkan ketidakcocokan dan keharmonisan dalam keluarga / rumah tangga, maka sulit untuk menimbulkan mawaddah warohmah (kasih sayang). 3. Iffah : Artinya, seorang yang menjaga dari perbuatan maksiat. 4. Pekerjaan : Dalam rumah tangga, pekerjaan dijadikan satu titik keharmonisan, maksudnya : suami harus lebih tinggi derajatnya dalam pekerjaan dibanding istrinya, karena jika sama atau lebih rendah akan timbul perselisihan tentang pekerjaan. 5. Kemerdekaan : Yaitu budak tidak sederajat dengan orang yang merdeka. Yang dimaksud budak, orang yang menjadi tawanan dalam peperangan. VIII. BAB WALIMAH a. Walimah adalah jamuan berupa makan dan minuman yang diadakan untuk syukuran setelah akad nikah, adapun hukumnya sunnah, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwasanya Rasulullah saw. mengadakan walimah untuk sebagian istri-istrinya, yaitu Ummu Salamah dengan mengeluarkan gandum dan untuk istri beliau bernama Sofiah, mengeluarkan kurma dan keju. Rasulullah saw. juga memerintahkan sahabatnya yang bernama Abdurrahman bin Auf untuk menyembelih 1 ekor kambing setelah menikah. b. Menghadiri walimah nikah hukumnya wajib. c. Disunnahkan ketika mengadakan walimah nikah dengan bacaan-bacaan dzikir atau sholawat atau dengan membaca Maulid Nabi Muhammad saw. dan juga menabuh gendang atau rebana seperti yang dilakukan Rasul saw. ketika menikahkan anaknya Sayyidatina Fatimah Azzahra dengan Imam Ali ra dan juga disunnahkan memanggil orang sholeh yang ahli ibadah dan fakir miskin, dalam mengadakan walimah, agar mendapatkan keberkahan. IX. BAB THALAK a. Thalak adalah sesuatu perkara yang bisa terjadi di suatu rumah tangga, dan sesuatu yang paling dibenci oleh ALLAH S.W.T. dan thalak bisa terjadi dalam semua keadaan, ketika bergurau atau marah atau bercerita bahkan ketika memberi arahan kepada seseorang

(mengajar) maka kita harus berhati-hati menjaga lisannya dari ucapan thalak. b. Thalak dibagi menjadi 2 macam. 1. Kinayah : yaitu thalak yang diucapkan dengan kata-kata yang tidak jelas dan membutuhkan niat seperti : Zaid berkata kepada Zainab, pulanglah kamu ke rumah orang tuamu. Kalau Zaid dalam mengucapkannya tidak ada niat untuk bercerai maka tidak apaapa, tapi kalau Zaid dalam mengucapkan ada niat cerai, maka akan menjadi thalak satu. 2. Sorikh : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas dengan memakai kata thalak atau cerai dalam semua keadaan. c. Thalak dalam keseluruhan dibagi menjadi 3 hal : 1. Thalak satu : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas atau tidak jelas dengan satu kali ucapan dan dalam satu majlis. 2. Thalak dua : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas atau tidak jelas dengan dua kali ucapan dan dalam satu majlis contohnya : Zaid mengucapkan kepada istrinya Zainab : aku thalak (cerai) kamu 1 dan 1 atau aku thalak (cerai) kamu 2 kali, maka terjadi thalak 2. 3. Thalak bain atau 3 : yaitu thalak yang dicapkan 3 kali berturut-turut dan dengan jelas didalam satu majlis. Seperti : Zaid mengucapkan kepada istrinya Zainab : aku thalak (cerai) kamu tiga kali atau aku thalak (cerai) kamu 1 + 1 + 1. Maka akan terjadi thalak 3. d. Thalak 1 dan 2 maka bagi suami bisa kembali ke istrinya dengan menyebutkan : aku kembali kepada kamu atau aku ruju kepada kamu. Tapi dengan syarat tidak melebihi massa iddah, yaitu; kalau dalam posisi hamil maka iddahnya sampai ia melahirkan bayi tersebut, kalau tidak hamil maka iddahnya 3 bulan, kalau melebihi iddahnya, maka bagi yang thalak ruji i (1 + 2) harus memperbarui akad nikahnya. e. Thalak bain / 3 : Bagi yang melakukannya maka tidak boleh menyetubuhi istrinya karena dia bukan istrinya lagi, kalau dia (suami) ingin kembali kepada istrinya lagi maka harus melakukan syarat-syarat tertentu, yaitu: 1. Selesainya massa iddah yaitu selama 3 bulan 2. Harus menikah dengan orang lain (bagi istrinya) 3. Harus suami yang ke-2 harus menyetubuhi (memasukkan dzakar ke farji) 4. Suami ke-2 menthalak istrinya 5. Selesainya iddah yang ke-2 yaitu 3 bulan. Maka baru boleh menikahi istrinya yang dulu f. IDDAH bagi perempuan yang ditinggal mati suaminya maka iddahnya : kalau dia hamil sampai lahirnya si bayi, kalau dia tidak hamil, maka iddahnya 3 bulan 10 hari.