PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

- 3 - Pasal 4. Pasal 6

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 - Pasal 4. Pasal 6

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 94/KPU-Kab /VII/2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah]

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 72/Kpts/KPU Kab /2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON. PENGUMUMAN NOMOR : /Peng/KPU.Kab /IX/TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 95/KPU-Kab /VII/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGUMUMAN Nomor: 205/KPU-Kab NI1/2015

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

TATA CARA PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

2017, No Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesi

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PENGUMUMAN. Nomor : 649/ KPU-Kab /VII/2015 TENTANG PENGUMUMAN PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERUBAHAN PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015

Lampiran III : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 270/ 22 Tahun 2010 Tanggal : 1 November 2010

CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. Rujukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

P E N G U M U M A N Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pemilu. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. Pedoman.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA PENGUMUMAN

SURAT PERNYATAAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

SURAT PERNYATAAN BAKAL CALON GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR/BUPATI/WAKIL BUPATI/WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA*)

- 3 - Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS, DAERAH KABUPATEN TENTANG ATAS PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

JENIS FORMULIR PENCALONAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DARI PERSEORANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DOKUMEN SYARAT CALON. 1. Model BB.1 KWK (SURAT PERNYATAAN CALON) 2. Model BB.2 KWK (DAFTAR RIWAYAT HIDUP)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEDOMAN TEKNIS TATACARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUBU RAYA TAHUN 2013

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA SABANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

1. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; MODEL BB.I.KWI( hukum yang menjadi tanggung jawab saya yang merugikan keuangan Negara;

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844]

KEPUTUSAN. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA NOMOR : 14.1/Kpts/KPU-Kab /2013

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN BAGI ANGGOTA POLRI DALAM MENGIKUTI PEMILIHAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan anggota Polri selaku bagian dari pegawai negeri, yang mengikuti Pemilihan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang, diperlukan aturan pelaksanaan yang jelas dan penjabaran lebih lanjut; 2. Untuk menjamin kelancaran serta keseragaman dalam penyelesaian administrasi anggota Polri yang mengikuti pemilihan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dimaksud, maka perlu disusun Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Pedoman Bagi Anggota Polri dalam Mengikuti Pemilihan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN BAGI ANGGOTA POLRI DALAM MENGIKUTI PEMILIHAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. / BAB I...

2 BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : (1) Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari Pesawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; (2) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia selanjutnya disebut Anggota Polri adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. (3) Pemilihan Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah propinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; (4) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk propinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta walikota dan wakil walikota untuk kota; (5) Daerah Pemilihan adalah propinsi untuk pemilihan gubernur/wakil gubernur dan kabupaten/kota untuk pemilihan bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota; (6) Jabatan Negeri adalah sekumpulan tugas, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab yang merupakan kesatuan, dimaksudkan sebagai suatu pekerjaan yang lazimnya diserahkan dan dipertanggung jawabkan kepada seorang anggota Polri selama memangku jabatan yang terstruktur pada organisasi Polri, baik jabatan struktural maupun fungsional; (7) Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu satuan organisasi pemerintah; (8) Surat Pernyataan mengundurkan diri dari Jabatan Negeri adalah surat pernyataan kesediaan anggota Polri mengundurkan diri/tidak aktif dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya untuk diketahui; (9) Surat Persetujuan Atasan Langsung adalah surat yang dibuat dan ditanda tangani oleh pejabat Polri yang berwenang sebagai tanda menyetujui atas pencalonan anggota Polri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, dilampirkan sebagai persyaratan kelengkapan administrasi pencalonan; / BAB II...

3 BAB II KETENTUAN UMUM Pasal 2 (1) Keikutsertaan anggota Polri dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, bukan maupun atas kehendak sendiri adalah merupakan wujud dari keinginan dan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan dari anggota Polri. (2) Sejak mulai mendaftar sebagai calon peserta pemilihan kepala daerah, anggota Polri dimaksud wajib mengajukan permohonan mengundurkan diri dari jabatan negeri (baik jabatan struktural maupun fungsional yang diembannya). (3) Anggota Polri yang terpilih, pada saat ditetapkan/diangkat menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, yang bersangkutan telah diberhentikan dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia. (4) Pencalonan anggota Polri sebagai kepala daerah meliputi : a. Gubernur/Wakil Gubernur. b. Bupati/Wakil Bupati. c. Walikota/Wakil Walikota. (5) Pencalonan Anggota Polri untuk menjadi peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diusulkan secara berpasangan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang memenuhi persyaratan. (6) Tidak ada batasan dalam kepangkatan bagi Anggota Polri yang dicalonkan dalam pemilihan kepala daerah/wakil kepala daerah. BAB III PERSYARATAN Pasal 3 (1) Persyaratan Umum (sebagaimana ditetapkan dalam UU Rl Nomor 32 Tahun 2004 dengan bentuk sesuai lampiran ill PP Rl Nomor 6 Tahun 2005). a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Model BB-KWK); b. Setia kepada Pancasila, UUD 1945, Cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kepada Negara kesatuan republik Indonesia serta Pemerintah (Model BB 1-KWK); / c. Berpendidikan

4 c. Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas dan/atau sederajat; d. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun pada saat pendaftaran; e. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya; f. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter (Model BB 4-KWK); g. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/ atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara (Model BB 5-KWK); h. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Model BB6-KWK); i. Tidak sedang dicabut hak pilihnya, tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara (Model BB7-KWK); j. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumunkan; k. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela (Model BB8-KWK); l. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak; m. Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau isteri; n. Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama dan tidak dalam status sebagai pejabat kepala daerah. (2) Persyaratan Khusus. a. Surat Permohonan dari Partai yang mencalonkan anggota Polri ditujukan kepada Kapolri. b. Surat Permohonan izin dari anggota Polri yang dicalonkan, kepada Kapolri melalui Kepala Satuan Organisasinya dengan melampirkan : 1) Daftar Riwayat Hidup 2) Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) yang dikeluarkan oleh Mabes Polri dengan rekomendasi dari pejabat yang berwenang mengeluarkan SKHP dari Satwil. / 3) Surat

5 3) Surat Keputusan Ketua Dewan Pusat/Daerah Partai yang mencalonkan anggota Polri sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah. 4) Surat Pemyataan kesediaan mengundurkan diri dari jabatan negeri selama proses pemilihan. 5) Surat Keputusan Ketua Dewan Pusat/Daerah Partai yang mencalonkan anggota Polri sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah. 6) Surat Pemyataan kesediaan mengundurkan diri dari jabatan negeri selama proses pemilihan. 7) Surat Pemyataan Kesanggupan mengundurkan diri/ diberhentikan dari dinas, Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila terpilih dan diangkat menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah. c. Selama pelaksanaan kegiatan pemilihan tidak dibenarkan menggunakan fasilitas dinas. d. Anggota Polri yang dicalonkan, pada saat melaksanakan kampanye mengajukan cuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN Pasal4 Bagi Anggota Polri yang bertugas di Mabes Polri (1) Anggota Polri yang dicalonkan oleh Partai mengajukan permohonan kepada Kapolri melalui Kasat Induk Organisasi dengan melampirkan : a. Daftar Riwayat Hidup. b. Surat pencalonan dari Partai. c. Surat pemyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan negeri. d. Surat pemyataan kesanggupan mengundurkan diri/diberhentikan dengan hormat dari dinas Polri setelah terpilih menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. e. Surat Keterangan Hasil Penelitian. (2) Kepala Satuan Organisasi selaku atasan langsung mengajukan kepada Kapolri disertai saran dan pertimbangan. / (3) Permohonan.

6 (3) Permohonan yang diterima oleh pejabat pembina SDM Mabes Polri (De SDM Kapolri), langsung diajukan kepada Kapolri disertai dengan saran dan pertimbangan. (4) Bila permohonan sebagaimana dalam point (2) dan (3) tersebut disetujui oleh Kapolri, maka De SDM Kapolri menerbitkan Surat Persetujuan atas permohonan tersebut yang dalam pelaksanaannya oleh Biro Binkar Sde SDM Polri. Pasal 5 Bagi Anggota Polri yang bertugas di Polda (1) Anggota Polri yang dicalonkan oleh Partai mengajukan permohonan kepada Kapolri melalui Kapolda dengan melampirkan : a. Daftar Riwayat Hidup. b. Surat pencalonan dari Partai. c. Surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan negeri. d. Surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri/diberhentikan dengan hormat dari dinas Polri setelah terpilih menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. e. Surat Keterangan Hasil Penelitian. (2) Kepolda selaku atasan langsung mengajukan kepada Kapolri disertai saran dan pertimbangan. (3) Permohonan yang diterima oleh pejabat pembina SDM Mabes Polri (De SDM Kapolri), langsung diajukan kepada Kapolri disertai dengan saran dan pertimbangan. (4) Bila permohonan sebagaimana dalam point (2) dan (3) tersebut disetujui oleh Kapolri, maka De SDM Kapolri : a. Membuat surat permohohan SKHP ke Puspaminal Divpropam Polri, bagi anggota Polri yang SKHPnya dikeluarkan oleh Polda. b. Apabila SKHP sudah dikeluarkan oleh Puspaminal Divpropam Polri, selanjutnya menerbitkan Surat Persetujuan atas permohonan tersebut yang dalam pelaksanaannya oleh Biro Binkar Sde SDM Polri. / Pasal 6...

7 Pasal 6 (1) Anggota Polri yang terpilih dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah, diberhentikan dengan hormat dari dinas Kepolisian, maka De SDM Kapolri menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian yang dalam pelaksanaannya oleh Biro Dalpers Sde SDM Polri, sesuai dengan golongan kepangkatan yang menjadi kewenangannya. (2) Bagi anggota Polri yang tidak terpilih (gagal) menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, maka De SDM Kapolri yang dalam pelaksanaannya oleh Biro Binkar Sde SDM Polri dapat mengangkat kembali dalam jabatan negeri sesuai formasi jabatan yang tersedia sesuai kompetensinya. (1) Penerbitan Surat Persetujuan Tataran Kewenangan : BABV ADMINISTRASI Pasal 7 Surat persetujuan Pimpinan Polri bagi anggota Polri yang mengikuti pemilihan kepala daerah/wakil kepala daerah dikeluarkan dan ditanda tangani oleh Kapolri. (2) Penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Dari Jabatan Negeri (bagi calon peserta pemilihan) dan Pengangkatan Kembali Dalam Jabatan Negeri (bagi yang tidak terpilih). Tataran Kewenangan : a. Untuk golongan kepangkatan Perwira Tinggi menjadi kewenangan Kapolri. b. Untuk golongan kepangkatan AKBP (eselon III A) dan Kombes Pol, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kapolri. c. Untuk golongan kepangkatan AKBP (eselon III B) kebawah di Satuan Induk Organisasi Mabes Polri, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Satuan Induk Organisasi. / d. Untuk..

8 d. Untuk golongan kepangkatan AKBP (eselon III B ke bawah) di Lingkungan Polda, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda. (3) Penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Dari Jabatan Negeri bagi anggota Polri pada semua golongan kepangkatan yang bertugas di luar Struktur Organisasi Polri, menjadi kewenangan Atasan tertinggi di tempat bertugas setelah mendapat persetujuan Kapolri dan dikembalikan kepada organisasi Polri. Sedangkan pengangkatan kembali dalam jabatan negeri bagi yang tidak terpilih, menjadi kewenangan Kapolri. (4) Contoh Blangko Surat Persetujuan Kapolri dan Formulir Kesediaan diberhentikan dengan hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai lampiran. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 (1) Peraturan Kapolri tentang Ketentuan Bagi Anggota Polri dalam mengikuti Pemilihan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah ini, merupakan pedoman bagi pejabat yang berwenang melaksanakan penyelesaian administrasi dan Anggota Polri dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (2) Dengan ditetapkannya Peraturan Kapolri tentang Ketentuan Bagi Anggota Polri dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini, maka ketentuan ini wajib ditaati dan dipatuhi oleh seluruh anggota Polri. (3) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Kapolri ini, akan diatur kemudian daiam ketentuan tersendiri. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 27 Juni 2005 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Ttd. Drs. DA I BACHTIAR, S.H. JENDERAL POLISI

9

10