BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (Jogiyanto.2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya.keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatanya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu : keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tatacara penggunaanya.untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda ber gantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Suatu persamaan yang menonjol ialah suatu sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Untuk dapat menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa (transformation) data sehingga jadi tergabungkan (compatible). Berapa pun ukurannya dan apapun ruang lingkupnya suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility) data yang disimpannya. (Al Fatta, H. 2009:9) 2.1.1 Data Data dapat dianalogikan dengan sejumlah blok yang biasa digunakan anak anak untuk membentuk berbagai struktur dengan imajinasi mereka. Melalui suatu proses, blok blok dapat digunakan untuk menyusun/model. Senada dengan hal itu, data yang terdapat dalam suatu organisasi dapat diolah sehingga 6
7 menghasilkan informasi yang bisa digunakan oleh para eksekutif diorganisasi untuk membantu pengambilan keputusan. Secara konsep, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Kadir, A. 2014:43) 2.1.2 Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan mamfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Kadir, A 2014:61-63). 2.1.2.1 Elemen Sistem Elemen elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : Tujuan, Masukan, Proses, Keluaran, Mekanismen pengendalian, dan Umpan balik. Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja, antara satu sistem dengan sistem lain berbeda beda. Begitu pula yang berlaku pada sistem informasi. Setiap sistem informasi memiliki suatu tujuan, tetapi dengan tujuan yang berbeda beda. Walaupun begitu, tujuan yang umum ada tiga macam (Hall, 2011), yaitu :
8 1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, 3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan. Secara lebih spesifik, tujuan sistem informasi bergantung pada kegiatan yang ditangani. Namun, kecenderungan penggunaan sistem informasi lebih ditujukan pada usaha menuju keunggulan kompetitif, yang artinya mampu bersaing dan mengungguli pesaing. Masukan Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Pada sistem informasi, masukan dapat berupa data transaksi, dan data nontransaksi (misalnya, surat pemberitahuan), serta instruksi. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. Pada sistem informasi, proses dapat berupa suatu tindakan yang bermacam macam. Meringkas data, melakukan perhitungan, dan mengurutkan data merupakan beberapa contoh proses. Keluaran Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik. Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
9 2.1.3 Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Relevan (Relevancy), Akurat (Accurancy), Tepat waktu (Time liness), Ekonomis (Economy), Efisien (Efficiency), Ketersediaan (Availability), Dapat dipercaya (Reliability), Konsisten (Sutanta, E. 2009:8 ). 2.2 Metodologi Perancangan Sistem 2.2.1 Analisis PIECES Untuk Melakukan analisis permasalahan dengan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Eficiency, Services) dapat menemukan beberapa masalah utama. Karena pada prakteknya yang muncul dipermukaan bukan masalah utama melainkan hanya gejala dari masalah utama (Al Fatta, H. 2007:51) Performance Masalah kinerja terjadi ketika tugas tugas bisnis yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Information Informasi merupakan komoditas krusial bagi penguasa akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermamfaat perlu dilakukan untuk menyingkapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Informasi juga dapat merupakan fokus dari suatu batasan atau kebijakan. Sementara analisis informasi memeriksa output sistem, analisa data, meneliti data yang tersimpan dalam sebuah sistem. Economic Alasan ekonomi mungkin menjadi motivasi paling umum bagi suatu proyek. Hal yang paling mendasar bagi manajer adalah biaya, dimana yang perlu diperhatikan berupa biaya tidak diketahui, biaya yang tidak terlacak ke sumber, maupun biaya
10 terlalu tinggi. Selain itu yang perlu diperhatikan juga mengenai pasar pasar baru yang dapat dieksplorasi, pemasaran yang masih bisa diperbaiki, dan pesanan pesanan dapat ditingkatkan. Control Tugas tugas bisnis perlu dimonitor dan diperbaiki jika ditemukan kinerja yang dibawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin kemanan data, informasi, dan persyaratan. Efficiency Menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak banyaknya dengan input yang seminimal mungkin. Services Perkembangan organisasi dipicu peningkatan pelayanan yang lebih baik. Peningkatan pelayanan terhadap sistem yang dikembangkan akan memberikan akurasi dalam pengolahan data, sistem mudah dipakai, kemampuan menangani masalah dilihat dari kondisi normal, mampu mengkoordinasi aktifitas untuk mencapai tujuan dan sasaran, kehandalan terhadap konsistensi dalam pengolahan input dan output serta kehandalan dalam menangani pengecualian. 2.2.2 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
11 selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. 2.2.2.1 Cara Membuat Analisis SWOT Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strenghts) dan Kelemahan (weeknesses) (Rangkuti, F. 2009). BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung strategi turn around KELEMAHAN INTERNAL 4. Mendukung strategi defensif 1. Mendukung strategi agresif KEKUATAN INTERNAL 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
12 Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memamfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memamfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini meminimalkan masalah masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 2.2.3 Desain Unified Modelling Language (UML) Metode desain yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan pemodelan berorientasi objek yaitu menggunakan Unified Modeling Languag (UML) sebagai tool utamanya. Unified Modeling Languag (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem (Yasin,V. 2012:194) dan digambarkan melalui use case diagram, activity diagram, class diagram, serta sequence diagram. 2.2.3.1 Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
13 Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses proses dan jalur jalur aktivitas dari level atas secara umum (Yasin,V. 2012:201). Diagram aktivitas lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga. Diagram aktivitas menunjukan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan aksi aksi (Herlawati, PPW. 2011:143). Tabel 2.1 Simbol-simbol pemodelan Activity Diagram Notasi Keterangan Simbol Initial Final Activity Titik awal untuk memulai suatu aktivitas Titik akhir untuk mengakhiri suatu aktivitas Menandakan sebuah aktivitas Decision Pilihan untuk megambil keputusan Fork / Join Digunakan untuk menunjukan kegiatan yang dilakukan secara pararel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu Line Connector Digunakan untuk menghubungkan satu simbol dengan simbol yang lain Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi
14 2.2.3.2 Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan pekerjaan tertentu (Yasin, V. 2012 : 198). Use case menggambarkan fungsi tertentu dalam suatu sistem berupa komponen, kejadian atau kelas (Pilone. 2005 : bab 7.1). Use case sebagai urutan langkah langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal (Whitten. 2004 : 258). Tabel 2.2 Simbol-simbol pemodelan Use Case Diagram Konstruksi Keterangan Simbol Use case Peringkat tertinggi dari fungsionalitas yang dimiliki sistem UseCase Actor Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan Actor Association Relasi antara actor dan use case Generalization Untuk memperlihatkan struktur pewaris yang terjadi
15 2.2.3.3 Class Diagram Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain lain. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut 3. Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak anak yang mewariskannya Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Class diagram merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time (Yasin, V. 2012:198-199). Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity.class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi) (Yasin, V 2012:273-274).
16 Tabel 2.3 Simbol-simbol pemodelan Class Diagram Notasi Keterangan Simbol Class Assosiation Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property / atribut class. Bagian akhir mendefinisikan metoda metoda dari sebuah class. Sebuah asosiasi adalah merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum - hukum. Nama class + Atribut + Atribut + Atribut + Metoda () + Metoda () 1..n Owened by 1 2.2.3.4 Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horisontal (objek objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu (Yasin, V. 2012 : 201). Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga
17 interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Sequence diagram berhubungan erat dengan use case diagram dimana 1 use case akan menjadi 1 sequence diagram (Yasin, V. 2012 : 272). Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram Notasi Keterangan Simbol Object Object atau biasa disebut partisipan merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horisontal. Lifeline Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah objek dalam basis waktu. Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan objek, maka aktor diurutkan sebagai kolom. Activation Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan sebuah objek yang akan melakukan sebuah aksi Message Message digambarkan oleh sebuah anak panah horisontal antara activation. Message mengindikasikan komunikasi antara objek objek. Actor