BAB I PENDAHULUAN. proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. 1. berpengaruh positif bagi perkembangan individu. 2 Mortimer J.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dengan persiapan yang baik dan matang, hal tersebut dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan pada umumnya adalah suatu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir tidak mengetahui apa pun, tetapi ia dianugerahi oleh Allah swt. pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. 1 Pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. 2 Mortimer J. Adler menyatakan bahwa Education is lifelong process, of which schooling is only a small but necessary part. 3 Sejalan dengan hal diatas, pendidikan di Indonesia memiliki tujuan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia pasal 3 No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang berbunyi: 1 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20-21 2 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 28 3 Willmon L. While, The Paideia Proposal by Mortimer J. Adler, The Rotarian an International Magazine, volume 141, 3, (September, 1982), h.32 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut ialah dengan belajar. Karena belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. 5 Sedangkan belajar sendiri merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 6 Nana Sudjana mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, 4 Undang-undang RI No.20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 7 5 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2009), cet ke-1, h. 15 6 Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), cet ke-1, h. 2

3 pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 7 Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat dengan mudah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Karena media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. 8 Keterampilan yang dimiliki oleh setiap guru dalam menggunakan, membuat, dan mengembangkan media pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang disajikan serta mempermudah proses belajar mengajar yang berlangsung. Media 7 Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Strategi Belajar-Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014), h.2 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet ke-17, h.1-2

4 pembelajaran itu banyak macamnya, ada media yang hanya menekankan pada aspek pendengaran seperti media audio, ada pula yang menekankan pada penggunaan indra penglihatan seperti media visual, dan ada pula yang menekankan pada penggunaan kedua indra tersebut seperti media audio-visual. Sejalan dengan hal tersebut, dengan berkembangnya ilmu teknologi, media pembelajaran juga ada yang berbasis komputer. Maka dari itu, dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat abstrak kepada pembelajar sebaiknya dihadirkan dalam bentuk konkret. Maka kehadiran media pembelajaran dalam proses belajar mengajar untuk mendekatkan pesan-pesan yang akan disampaikan tersebut merupakan hal yang sangat diperlukan, sebagaimana Allah swt. telah mencontohkan dalam wahyunya. Berikut adalah contoh ayat al-qur an yang menggunakan redaksi penggunaan media yang konkret untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak. 9 )البقرة/ ٢:٢٦١ ) Ayat tersebut merupakan salah satu contoh ayat al-qur an yang memiliki redaksi antara konsep yang abstrak dan kemudian dijelaskan dengan konsep yang konkret atau redaksi yang memiliki visualisasi yang jelas. Redaksi tersebut akan mudah 9 Abdul Wahab Rosyidi, op.cit, h.10-12

5 dipahami jika dibandingkan dengan redaksi yang tidak memiliki bandingan yang konkret. 10 Manusia memiliki otak yang bernama otak reptil. Otak reptil terletak paling belakang di otak kita. Ia berupa batang yang menghubungkan bagian belakang otak dengan tulang belakang. Otak reptil disebut juga sang penjaga. Jika kita dapat memuaskan otak reptil, ia akan membukakan pintu masuk arus informasi ke bagian otak berikutnya. Sang penjaga akan dapat terpuaskan jika lingkungan fisik sekelilingnya nyaman dilihat dan dirasakan. Salah satu upaya memuaskan otak reptil adalah dengan memahami bahwa otak reptil membutuhkan informasi yang sederhana, nyata, dan bisa diproses dengan cepat. Informasi demikian dapat diterima secara langsung oleh pancaindra (dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dicecap). Sebaliknya, otak reptil tidak bisa melakukan proses yang bersifat abstrak. Otak reptil akan cepat merespon sesuatu yang konkret. 11 Oleh karena itu, melalui penggunaan media yang konkret otak reptil akan terpuaskan sehingga informasi atau isi materi akan tersampaikan ke otak berikutnya yang pada akhirnya peserta didik dapat dengan mudah memahami informasi atau isi materi yang disampaikan oleh guru dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Media pengajaran berperan penting dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk untuk pembelajaran bahasa Arab. Media pembelajaran bukan saja baik 10 Ibid, h.14 11 Munif Chatib, Kelasnya Manusia Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas, (Bandung: Kaifa, 2013), h.7-12

6 untuk pembelajar anak-anak, namun juga untuk pembelajar dewasa dan orang tua. 12 Namun kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah demikian, kebanyakan guru dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode yang monoton tidak bervariasi yang menyebabkan siswa bosan, kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, respon umpan balik dari siswa terhadap penjelasan dan pertanyaan guru serta pemusatan perhatian kurang. Pelajaran bahasa Arab di mata siswa merupakan pelajaran yang sukar dan rumit. Hal ini menyebabkan siswa takut dan malas dalam mempelajari bahasa Arab. Melihat situasi tersebut maka peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Sebagai upaya dalam menindaklanjuti masalah di atas sekiranya diperlukan variasi metode untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan meminimalisir rasa jenuh dan kebosanan siswa dalam belajar. Selain metode, penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga sangat diperlukan dan memiliki peran penting untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di sekolah, faktor-faktor di atas juga dialami oleh siswa di MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. Pembelajaran bahasa Arab di sekolah tersebut masih menggunakan metode lama yaitu metode ceramah dan hafalan yang menjadikan siswa kurang tertarik dan bersemangat dalam mempelajari bahasa Arab. Guru hanya menggunakan buku paket, media gambar, dan latihan soal yang ada pada 12 Abdul Wahab Rosyidi, op.cit, h.20

7 buku paket sebagai media dan sumber belajar. Pembelajaran pun lebih banyak berpusat pada guru dan siswa sebagai pendengar saja, sehingga dalam proses pembelajaran peran siswa pasif. Di MIN Sungai Lulut, khususnya kelas V sudah disediakan LCD untuk menunjang proses pembelajaran, sehingga peneliti ingin menawarkan salah satu alternatif untuk membantu proses belajar mengajar bahasa Arab khususnya berkaitan dengan materi tata bahasanya dan sekaligus untuk memanfaatkan sarana prasarana yang telah ada. Adapun alternatif yang ingin digunakan oleh peneliti adalah media interaktif pembelajaran bahasa Arab yang diprogram dengan menggunakan bantuan software macromedia flash 8 yang isinya serupa dengan media interaktif dalam bentuk CD interaktif model tutorial. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia yaitu terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks, dan grafis. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktikkan oleh siswa. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh. 13 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Interaktif oleh Guru 13 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), cet ke-5, h. 221-222

8 terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab pada Siswa Kelas V MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. B. Batasan Masalah Untuk menghindari kerancuan dan meluasnya masalah yang dibahas, penulis memberikan batasan masalah, yaitu: 1. media interaktif yang digunakan adalah model tutorial dengan materi ajar mubtada` dan khabar. 2. hasil belajar yang ingin diukur adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi mubtada` dan khabar yang dilihat dari hasil tes siswa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah setelah menggunakan media interaktif hasil belajar bahasa Arab siswa mengalami peningkatan? 2. Apakah penggunaan media interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Arab pada siswa kelas V MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar?

9 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui hasil belajar bahasa Arab siswa setelah menggunakan media interaktif. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan media interaktif terhadap hasil belajar bahasa Arab pada siswa kelas V MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. E. Signifikansi Penelitian 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau memberikan wawasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang relevan. 2. Aspek Praktis a. Bagi siswa, dapat memberikan alternatif cara belajar dalam rangka membantunya dalam memahami materi mubtada` dan khabar serta menjadi media pembelajaran mandiri untuk pembelajaran bahasa Arab. b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai informasi untuk mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan dilakukan c. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Sungai Lulut Kabupaten Banjar.

10 F. Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil pencarian terhadap bahan-bahan pustaka, baik yang berisi konseptual atau bahan yang memuat hasil-hasil penelitian terdahulu terkait dengan masalah yang diteliti. Penelitian mengenai multimedia juga pernah dilakukan oleh Nurul Mustafa pada tahun 2013, dari jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pembimbing Syarifah Salmah, M.Pd.I dengan judul Pengaruh Penggunaan Multimedia Kamus Tematis Bergambar pada Pembelajaran Kosakata terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan multimedia kamus tematis bergambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ratarata skor pre-test pada kelas eksperimen sebesar 10,85 dan pada kelas kontrol sebesar 10,56. Adapun rata-rata skor post-test pada kelas eksperimen didapat sebesar 16,7 dan pada kelas kontrol sebesar 11,26. Berdasarkan penelitian di atas, yang dapat peneliti simpulkan adalah bahwa hasil belajar yang diperoleh setelah diterapkannya multimedia tematis bergambar menunjukkan hasil yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan multimedia tematis bergambar, sehingga multimedia tematis bergambar dapat dijadikan sebagai multimedia yang tepat untuk pembelajaran kosakata. Peneliti disini akan melakukan penelitian dalam konteks yang sama namun jenis yang berbeda, yakni melihat pengaruh diterapkannya media interaktif terhadap hasil belajar Bahasa Arab siswa kelas V di MIN Sungai Lulut.

11 G. Hipotesis Menurut Mohammad Ali dan Muhammad Asrori dalam buku yang berjudul Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan, definisi hipotesis adalah Jawaban terhadap masalah riset yang masih memerlukan pengujian menggunakan data empiris. 14 Berdasarkan asumsi ini serta pengamatan empiris, maka dapat peneliti kemukakan hipotesis sebagai berikut: H a = Terdapat pengaruh penggunaan media interaktif terhadap hasil belajar bahasa Arab siswa kelas V MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. H o = Tidak terdapat pengaruh penggunaan media interaktif terhadap hasil belajar bahasa Arab siswa kelas V MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. H. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna dari katakata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut. 1. Media Interaktif Media interaktif adalah media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Media ini diprogram dengan menggunakan software macromedia flash 8 yang di dalamnya terdapat kombinasi media diantaranya audio, video, gambar, dan animasi. Interaktif dalam media ini 14 Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), cet ke-1, h.221

12 tergolong interaktif non lisan karena antara media dengan siswa tidak terjadi komunikasi secara langsung, artinya media tersebut tidak langsung merespon bunyi yang disampaikan oleh pengguna (siswa). Jadi, media interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media yang digunakan oleh guru dan dapat dioperasikan secara interaktif namun tidak dapat merespon secara langsung bunyi/suara yang disampaikan oleh penggunannya. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. 15 Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penguasaan konsep mubtada` dan khabar yang dilihat dari nilai yang diperolehnya. I. Alasan Memilih Judul Alasan memilih judul dalam penelitian ini: 1. Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur an, sehingga penting untuk dipelajari. 2. Guru sering kesulitan dalam mengoptimalkan kondisi pembelajaran akibat kurang menariknya proses pembelajaran. 15 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.123

13 3. Semakin majunya IPTEK sehingga diperlukan media bahasa Arab yang berbasis komputer. 4. MIN Sungai Lulut merupakan salah satu sekolah yang sudah menggunakan teknologi dalam pembelajaran sehingga dapat dijadikan tempat penelitian yang efektif berdasarkan permasalahan yang diuraikan oleh penulis. J. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas V bab dengan sistematika sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, pengajuan hipotesis, definisi operasional, alasan memilih judul dan sistematika penelitian. Bab II Pembahasan, yang terdiri dari landasan teoritis yang meliputi media pembelajaran, jenis dan klasifikasi media, landasan penggunaan media pembelajaran, ciri-ciri media pembelajaran, fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran, komputer sebagai media pembelajaran, pembelajaran berbasis komputer, multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran berbasis komputer model tutorial, hasil belajar siswa, pembelajaran bahasa Arab MI, dan kerangka berpikir. Bab III Metode Penelitian, yang terdiri atas pendekatan dan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, data pokok dan penunjang penelitian, sumber data, teknik

14 pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, hasil uji coba instrumen, pedoman observasi, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data penelitian, analisis data, hasil observasi, hasil wawancara, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. Bab V Penutup, yang berisi simpulan dan saran-saran.