BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. formal seperti Taman Kanak-kanak Al-Qur an (TKA), Taman Pendidikan Al-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Majid (2014: 1) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

MINAT WARGA BELAJAR DALAM MEMBACA AL-QUR AN DI TPA AL- FAJRI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu kegiatan yang produktif, maka suatu keberhasilan dari proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidik atau guru. Sebab pendidik adalah figur manusia yang memegang peranan penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Pendidik merupakan tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu kepada siswa atau warga belajar di sekolah. Pendidik memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidik sangatlah penting karena peran pendidik yang begitu besar yakni untuk mencetak warga belajar yang berkualitas tinggi serta memiliki kesadaran dalam melaksanakan tugasnya sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tugas pendidikan tidak selalu meningkatan kecerdasan, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam segi kehidupan manusia, terlebih lagi pendidikan agama yang tentunya mempunyai pengaruh yang sangat besar daripada pendidikan yang lain pada umumnya, apa lagi yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata Pendidikan agama dalam membaca Al-Qur an sangat dibutuhkan dalam Islam, karena itu Islam memandang bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa fitrah (potensi) yang di kembangkan melalui pendidikan. Mengingat begitu pentingnya Al-qur an dalam kehidupan manusia maka belajar membaca, memahami, menghayati, Al-Qur an kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi tidaklah begitu.masih banyak warga belajar, orang dewasa, bahkan orang tua yang belum biasa membaca Al-qur an dengan baik dan benar.itu

semua terjadi karna kurangnya perhatian dari masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai tanggungjawab penuh atas diri anak. Selain adanya faktor ekternal tersebut, masih ada pula faktor internal yang dapat menghambat atau menjadi masalah dalam usaha untuk menciptakan generasi yang bebas dari buta huruf Alqur an. Yaitu tidak adanya tekad, semangat (ghiroh) atau pun keinginan dari dalam diri untuk belajar membaca dan menulis Al-Qur an. Di Indonesia pendidikan Agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional sebagai satu kesatuan.dalamundang-undangrino. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi warga belajar agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiriserta bertanggung jawab. Dari tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dipahami bahwa salah satu ciri manusia Indonesiaadalah beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.tujuan ini hanya dapat dicapai melalui Pendidikan Agama yang intensif dan efektif(zakiah, 2001: 19).Untuk hal ini pemerintah juga telah menetapkan peraturan tentang pendidikan keagamaan yaitu pada pasal 30 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pada ayat 3 dan 4 pasal 30 Undang-Undang tersebut di jelaskan bahwa: Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan Keagamaan berbentuk pendidikan Diniyah, Pesantren, dan bentuk lain yang sejenis. Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, menempati hirerarki tertinggi jika dilihat dari taksonomi tujuan pendidikan. Ibarat sebuah pohon dimana tujuan pendidikan nasional sebagai batangnya, sedangkan tujuan kelembagaan (institusional) dan tujuan pengajaran (kurikuler) adalah sebagai cabang dan rantingnya.

Dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional tersebut, maka adanya penyelenggaraan pendidikan TK/TPA dapat dikatakan sebagai sub sistem dari pendidikan nasional yang mengandung nilai strategi tersendiri dalam upaya mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.maka tepat apabila keberadaan Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) atau Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) menjadi penting sebagai usaha untuk memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) maupun ditingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai pendidikan non formal untuk warga belajar usia SD (usia 7-12 tahun), yang mendidik santri agar mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya. Dalam kegiatan membaca Al-Qur an tidak selalu lancar seperti apa yang diharapkan, kadang mereka mengalami kesulitan atau hambatan. Kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam membaca Al-Qur an misalnya belum lancar dalam membaca Al-Qur an, belum bisa mempraktekan bacaan mad dengan benar, kadang bacaan pendek atau sebaliknya yang seharusnya dibaca pendek malah dibaca panjang. Pemahaman materi antara warga belajar satu dengan yang lain berbeda, masing-masing warga belajar memiliki kemampuan yang tidak sama. Terdapat warga belajar yang mudah menghafal dan memahami huruf hijaiyah, namun ada juga warga belajar yang sulit dalam memahami huruf hijaiyah. Kadang terkeco atau bingung dengan huruf yang mirip pada awal mengikuti pembelajaran. Warga belajar yang sudah mengaji pun dapat tertatih-tatih dalam membaca Al-Qur an apabila dia tidak membacanya secara rutin. Hal ini terjadi jika seseorang tidak bisa dan tidak membaca secara rutin maka akan lupa bacaannya. Disamping itu adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membaca Al-Qur an yang ada pada diri warga belajar itu sendiri. Slamato: (2010: 67) minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Olehnya itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat ituyaitu:(1) Faktor internal adalah semua yang ada pada diri seseorang baik jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis. Contoh: Perwujudan paling nyata dari faktor internal ialah: Menjaga pola makan yang sehat, rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat, istirahat yang cukup dan sehat. (2) Faktor ekternal adalah semua faktor yang ada diluar individu: keluarga, masyarakat dan sekolah. Contoh: Pada lingkungan keluarga terutama orang tua harus memberikan motivasi atau hadia kepada anak tersebut jika mendapatkan juara kelas, lomba baca Al-Qur an dan lainlain agar ia selalu merasa di perhatikan, dan sekolah pun basa melakukan hal tersebut. Untuk masyarakat khususnya teman-teman sebaya harus saling menguatkan jika di antara satunya ada masalah baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah. Bersadarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar warga belajar harus adanya motivasi dari orang tua dan pendidik itu sendiri agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, namun motivasi tersebut bukan saja dari orang tua dan pendidik tapi dari diri kita sendiri sebagaimana Allah SWT berfirman: Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka. (Qs. Ar- Ra ad: 11) Maka dari itu peran orang tua dan lingkungan masyarakat sekitar sangat membantu keaktifan dalam usaha mencetak generasi Qur ani tersebut. Hal ini terbukti banyak orang tua di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo dan sekitarnya mendaftarkan putra-putrinya sebagai santri di Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA) Al-Fajri walaupun TPA yang berada di Kelurahan tersebut kurang lebih ada 6 TPA. Lingkungan yang sejuk dan jauh dari keramain

memungkinkan santri lebih konsentrasi dalam menerima pendidikan Al-Qur an di Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA) Al-Fajri. Sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan bahawa TPA Al-Fajri memiliki jumlah warga belajar sebanyak 82 orang, perempuan 52 orang dan lali-laki 30 orang. Dari sekian banyak warga belajar ada juga yang kurang berminat untuk mengikuti pengajian Al-Qur an yang diselenggarakan oleh TPA Al-Fajri dengan jadwal tiap hari senin, rabu dan jum ad. Adapun yang kurang berminat terdapat 20 orang atau sering absen saat pengajian berlangsung, sedangkan 3 orang warga belajar tidak berminat, hal tersebut dilihat dari daftar hadir TPA Al-Fajri. Dan ini sebabkan karena kurangnya kontrol orang tua pada warga belajar. Berdasarkan deksripsi di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Minat Warga Belajar Dalam Membaca Al-qur an Di Taman Pendidikan Al-Qur an Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. 1.2 Fokus Masalah Sesuai dengan berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Minat warga belajar dalam membaca Al-Qur an. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana minat warga belajar dalam membaca Al-qur an di TPA Al-Fajri Kelurahan PulubalaKecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mendeskripsikanminat warga belajar dalam membaca Al-qur an di taman pendidikan Al-qur an Al-Fajri kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangsih yang begitu besar untuk mengetahui minat belajar membaca Al-Qur an di lingkungan Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA). Di samping itu, digunakan sebagai bahan informasi, khasanah wacana kepustakaan serta dapat di gunakan sebagai referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan pentingnya minat belajar membaca Al-Qur an di TPA. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Di harapkan mampu untuk ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada warga belajar terhadap minat membaca Al-Qur an serta meningkatkan peran pendidik terhadap minat warga belajar membaca Al- Qur an di TPA Al-Fajrin Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengan Kota Gorontalo. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan masukan bagi pihak yang terkait terutama untuk pendidik TPA Al-fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. 3. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan konseptual dan landasan teoretis tentang permasalahan terutama yang mengkaji dan meneliti lebih lanjut lagi dan lebih dalam terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Dan hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan khususnya Pendidikan Luar Sekolah (PLS).