BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh terhadap lembaga pendidikan. Sejalan dengan itu, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuaan dan teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Wikipedia.com 23/05/2012). Pendidikan kejuruan sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan satu diantara bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SLTA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal, bertanggungjawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Karakteristik pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum, dilihat dari kriteria pendidikan, substansi pelajaran dan lulusan. Kriteria lulusan pendidikan kejuruan menurut Butler (1979), harus memenuhi kecakapan sebagai berikut: 1. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatannya; 2. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional, serta pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar; 4. Standar maksimal kejujuran, serta pengetahuan dan keterampilan akademik untuk jabatan, individu, dan masa depannya. 1

2 Dengan demikian, Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan mempunyai tujuan yang dirumuskan dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum SMK 2004 antara lain, sebagai berikut: 1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional dalam lingkup keahlian Teknik Mesin; 2. Mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian Teknik Mesin; 3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam ruang lingkup keahlian Teknik Mesin; 4. Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Sesuai dengan tujuan SMK tersebut, bahwa lulusan SMK dipersiapkan menjadi tenaga kerja tingkat menengah dan dapat mengembangkan sikap professional yang produktif dan kreatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan di sekolah maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. Agar para lulusan dapat memilik kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang dalam berbagai materi diklat pada mata diklat yang dipelajari. Adapun mata diklat di SMK dapat digolongkan dalam tiga golongan yang tercantum pada kurikulum SMK tahun 2004 yaitu: mata diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Dari ketiga mata diklat ini, mata diklat produktif merupakan mata diklat yang khusus dalam mengkaji

3 kompetensi dan keterampilan bidang kejuruan, salah satunya mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan. Dasar Kompetensi Kejuruan merupakan mata diklat yang mempelajari tentang perhitungan gaya, muatan yang bekerja pada tumpuan atau kontruksi mesin. Dari observasi lapangan yang dilakukan melalui wawancara terhadap guru dan wakil kepala sekolah di SMK Swasta Immanuel Medan, hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I program keahlian teknik mesin otomotif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terlihat dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan yang nilai rata-ratanya 7,5 nilai ini belum dapat dikatakan memuaskan, sebab nilai tersebut masih merupakan nilai minimal dari syarat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa dan itupun setelah melalui proses remedial (perbaikan). Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kesulitan yang turut ambil bagian didalamnya. Adapun faktor-faktor yang bisa menimbulkan kesulitan itu dapat kita golongkan menjadi : 1. Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri, 2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, 3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, 4. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat. Dewasa ini banyak ditemukan adanya beberapa kendala yang menjadikan siswa mengalami gangguan dalam belajar, baik hal tersebut terjadi dalam lingkungan pendidikan SD, SMP, SMA, maupun lingkungan perkuliahan. Gangguan yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya kesulitan belajar yang dialami oleh masing-masing siswa dalam proses belajarnya, yang mana adanya gangguan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

4 kepada prestasi belajarnya. Rendahnya prestasi belajar yang dialami oleh siswa banyak disebabkan karena siswa tersebut mengalami kesulitan belajar serta minat belajarnya rendah. Kesulitan belajar dan rendahnya minat belajar tersebut merupakan satu diantara beberapa hal yang menyebabkan prestasi belajar siswa menurun. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Studi Korelasi Minat Belajar Dan Kesulitan Belajar Dengan Prestasi Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Siswa Tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Teknologi Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini disebabkan karena penulis melihat prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan belum memuaskan yang dipengaruhi oleh rendahnya minat belajar siswa dan kesulitan belajar yang dihadapi siswa. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Minat belajar siswa merupakan satu diantara penyebab yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar, artinya ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar. 2. Kesulitan belajar dari dalam diri siswa merupakan satu diantara penyebab yang menjadikan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa menjadi menurun, artinya ada hubungan antara kesulitan belajar tersebut dengan prestasi belajar siswa.

5 3. Banyak aspek yang dapat dijadikan ukuran minat belajar siswa, diantaranya adalah dari segi: kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keteribatan. 4. Banyak diantara faktor-faktor yang menjadi kesulitan belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa, diantaranya adalah faktor ekstern siswa itu sendiri yaitu diantaranya mata pelajaran pada kurikulum sekolah. 5. Banyak di antara siswa yang minat belajarnya menjadi menurun dikarenakan mengalami kesulitan belajar dari dalam dirinya, artinya ada hubungan antara kesulitan belajar dari dalam diri siswa dengan minat belajar. 6. Di antara permasalahan-permasalahan tersebut perlu kiranya dilakukan suatu penelitian sejauhmana hubungan kesulitan belajar dan minat belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa. 1.3. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada korelasi minat belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan, selanjutnya pada: 1. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. 2. Kesulitan belajar pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan yang merupakan faktor ekstern siswa. 3. Prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

6 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara minat belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara kesulitan belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah terdapat hubungan positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan kesulitan belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara minat belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara kesulitan belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa

7 tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan kesulitan belajar dengan prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan siswa tingkat I Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Immanuel Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari data hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi Sekolah Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya. Dan guru dapat menjadikan salah satu teknik dari pendekatan kooperatif tersebut sebagai salah satu alternatif yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. 2. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang minat belajar dan kesulitan belajar serta prestasi belajar Dasar Kompetensi Kejuruan. 3. Bagi UNIMED Sebagai tambahan literatur yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lainnya.