LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PALU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 60 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 OKTOBER Mutz Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2010

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 15 TAHUN 2005 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN

I. MODEL PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO-06 / PP.AMS / II / 2007 ATRIBUT ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR : 9/DPRD-GR/1967 TENTANG NAMA DAN LAMBANG DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

-2- Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 1980 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA

- 1 - LAMBANG NEGARA, LOGO, KOP, CAP, MAP, DAN SAMPUL NASKAH DINAS

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI BIRO EKONOMI DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SETDA PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG GELAR KEHORMATAN, WARGA KEHORMATAN, DAN PENGHARGAAN DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Yogyakarta, 18 September LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 7 Tahun 1980 Seri C

LAMBANG DAERAH DAN LOGO DPRD

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PIN LAMBANG DAERAH KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SUNGAI PENUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUNGAI PENUH, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi sebagaimana ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008, maka Kota Sungai Penuh sebagai Daerah Otonom perlu memiliki Lambang Daerah; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah, bahwa Lambang Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa dalam rangka meningkatkan kesatuan dan persatuan masyarakat maka dalam penetapan Lambang Daerah sebagai identitas daerah perlu mencerminkan karakteristik dan ciri khas daerah serta memiliki makna dan filosofis yang menunjukan nilai-nilai luhur masyarakat Kota Sungai Penuh;

Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Lambang Daerah Kota Sungai Penuh; : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4871); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1958 tentang Panji dan Bendera Jabatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1635); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1636);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4790); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SUNGAI PENUH dan WALIKOTA SUNGAI PENUH MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SUNGAI PENUH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Sungai Penuh. 2. Pemerintah Daerah adalah walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Walikota adalah Walikota Sungai Penuh. 4. Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sungai Penuh. 6. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Lambang Daerah adalah panji kebesaran dan simbol kultural bagi masyarakat daerah yang mencerminkan kekhasan daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Logo Daerah Kota Sungai Penuh yang selanjutnya disingkat Logo daerah adalah logo daerah Kota Sungai Penuh. 9. Bendera Daerah adalah bendera daerah Kota Sungai Penuh. 10. Bendera Jabatan Kepala Daerah adalah bendera jabatan Walikota Sungai Penuh. 11. Himne Daerah adalah himne Kota Sungai Penuh. 12. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. BAB II JENIS LAMBANG DAERAH Pasal 2 Lambang Daerah meliputi : a. Logo daerah; b. Bendera daerah; c. Bendera jabatan kepala daerah; dan d. Himne daerah.

BAB III KEDUDUKAN DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Lambang daerah berkedudukan sebagai tanda identitas daerah. (2) Lambang daerah berfungsi sebagai pengikat kesatuan sosial budaya masyarakat daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 4 Lambang daerah bukan merupakan simbol kedaulatan daerah. BAB IV LAMBANG DAERAH Bagian Kesatu Bentuk Logo Daerah Pasal 5 (1) Logo daerah berbentuk tameng dengan bagian atas berbentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh, dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari : a. dasar berbentuk tameng, berwarna biru; b. latar belakang hamparan sawah dan perbukitan berwarna hijau, biru dan biru tua; c. masjid - masjid Kota Sungai Penuh, yang terdiri dari : - puncak berwarna hitam; - atap berwarna coklat muda; - dinding berwarna kuning tua; - pintu berwarna hitam; dan - tangga berwarna kuning. d. gong bertali, berwarna putih, kuning dan coklat muda; e. garis-garis yang melingkari gong (gema), berwarna hijau tua; f. keris, berwarna hitam;

g. padi berwarna kuning dan Kapas berwarna putih dan hijau tua; h. tulisan incung yang bertuliskan, berwarna putih; i. pita bertuliskan semboyan SAHALUN SUHAK SALETUH BEDIL, berwarna hitam dengan dasar putih; j. figura, berwarna biru tua; k. bunga melati air dan ukiran keluk paku kacang belimbing, berwarna biru muda; l. tulisan KOTA SUNGAI PENUH, berwarna kuning. (2) Bentuk dan makna lengkap logo daerah tercantum dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Bendera Daerah Pasal 6 (1) Bendera daerah berbentuk segi empat persegi panjang dengan ukuran 3 (tiga) berbanding 2 (dua) yang memuat logo daerah. (2) Bendera daerah berwarna dasar biru dengan pingiran berwarna kuning emas. (3) Bentuk bendera daerah tercantum dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Bendera Jabatan Kepala Daerah Pasal 7 (1) Bendera jabatan kepala daerah berbentuk empat persegi panjang, dengan ukuran panjang 30 (tiga puluh) sentimeter dan lebar 20 (dua puluh) sentimeter, ditengah tengahnya terdapat gambar lambang negara dengan warna dasar biru. (2) Lambang negara pada bendera jabatan kepala daerah, berwarna perak dengan pinggiran berwarna perak.

(3) Bentuk bendera jabatan kepala daerah tercantum dalam Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Himne Daerah Pasal 8 (1) Himne daerah berjudul Himne Kota Sungai Penuh. (2) Himne Daerah tercantum dalam Lampiran IV yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB V PENGGUNAAN DAN PENEMPATAN Bagian Kesatu Logo Daerah Pasal 9 (1) Logo daerah dapat digunakan pada : a. bangunan resmi pemerintahan daerah; b. gapura; c. tanda batas daerah dengan kabupaten/kota yang berbatasan; d. kop surat pemerintah daerah/skpd; e. stempel pemerintah daerah/skpd; f. kantor kecamatan; g. kantor desa/kelurahan; h. lencana atau gambar; i. kelengkapan pakaian dinas dan pakaian lain; j. penggunaan lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (2) Logo daerah tidak digunakan pada pertemuan resmi walikota dengan mitra kerja/badan/lembaga dari luar negeri. (3) Logo daerah tidak digunakan pada dokumen perjanjian yang akan ditandatangani oleh walikota dengan mitra kerja/badan/lembaga dari luar negeri.

Pasal 10 (1) Logo daerah yang digunakan pada bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, dapat ditempatkan di bagian luar dan/atau di bagian dalam bangunan resmi pemerintahan daerah. (2) Penempatan logo daerah di bagian luar bangunan dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pada papan nama: a. kantor walikota; b. kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c. kantor SKPD; d. kantor kecamatan; e. kantor desa/ kelurahan; f. rumah jabatan walikota dan wakil walikota; g. bangunan sekolah/fasilitas pendidikan milik pemerintah daerah; dan h. bangunan resmi lainnya yang digunakan oleh pemerintah daerah. (3) Penempatan logo daerah di bagian luar bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lebih tinggi atau sejajar dengan posisi penempatan Lambang Negara. (4) Penempatan logo daerah di bagian dalam bangunan resmi pemerintahan daerah dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada: a. ruang kerja walikota dan wakil walikota; b. ruang sidang DPRD; c. ruang kerja Kepala SKPD; d. kantor kecamatan; e. kantor desa/kelurahan; f. ruang tamu di rumah jabatan walikota dan wakil walikota; g. ruang kepala sekolah/pimpinan lembaga pendidikan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kelas, ruang pertemuan/aula dan ruang tamu pada bangunan sekolah/ fasilitas pendidikan milik pemerintah daerah; dan h. ruang kerja resmi lainnya yang digunakan oleh pemerintah daerah.

(5) Penempatan logo daerah di dalam gedung bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak lebih tinggi atau sejajar dengan posisi penempatan lambang negara. Pasal 11 (1) Logo daerah dapat ditempatkan bersama-sama dengan logo lambang lain/badan usaha komersial pada ruang terbuka/tertutup. (2) Penempatan logo lembaga lain/badan usaha komersial tidak lebih tinggi dari posisi logo daerah. Pasal 12 Logo daerah yang digunakan pada kop surat SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf d dan pada stempel SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 13 Logo daerah yang digunakan pada pakaian dinas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 14 (1) Logo daerah yang digunakan sebagai lencana atau gambar dan/atau kelengkapan pakaian lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf h ditempatkan pada dada kiri atas atau kerah baju atau topi. (2) Penempatan logo daerah sebagai lencana atau gambar dan/atau pakaian lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf h dan huruf i, tidak lebih tinggi atau sejajar dengan penempatan lencana atau gambar lambang negara. Pasal 15 Logo daerah yang digunakan sebagai lencana anggota DPRD, dapat ditambah dengan singkatan kata DPRD.

Bagian Kedua Bendera Daerah Pasal 16 (1) Bendera daerah dapat digunakan sebagai pendamping bendera negara pada bangunan resmi pemerintahan daerah, gapura, perbatasan antar provinsi, kabupaten/kota serta sebagai lencana atau gambar dan/atau kelengkapan pakaian lainnya. (2) Bendera daerah yang digunakan sebagai pendamping bendera negara, ukurannya tidak boleh sama atau lebih besar dari bendera negara. (3) Bendera daerah dapat digunakan dan ditempatkan dalam pertemuan walikota dengan mitra kerja/badan/lembaga dari luar negeri. (4) Penggunaan dan penempatan bendera daerah dalam pertemuan resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan sebagai pendamping bendera negara. Pasal 17 (1) Bendera daerah yang digunakan pada bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), dapat ditempatkan di bagian luar dan/atau di bagian dalam bangunan resmi pemerintahan daerah. (2) Penempatan bendera daerah di bagian luar bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan pada: a. kantor walikota; dan b. rumah jabatan walikota dan wakil walikota. (3) Penempatan bendera daerah di bagian luar bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak lebih tinggi atau sejajar dengan bendera negara. (4) Penempatan bendera daerah di bagian dalam bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilakukan pada : a. ruang tamu dan ruang kerja walikota dan wakil walikota; b. ruang rapat utama pada kantor walikota; c. ruang kerja pimpinan dan ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

d. ruang tamu di rumah jabatan walikota dan wakil walikota; e. ruang kerja camat dan kepala desa; dan f. ruang kepala sekolah/pimpinan lembaga pendidikan pada bangunan sekolah/ fasilitas pendidikan milik pemerintah daerah. (5) Penempatan bendera daerah di dalam gedung bangunan resmi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), tidak lebih tinggi atau sejajar dengan bendera negara. (6) Dalam hal bendera daerah ditempatkan berdampingan dengan bendera negara, bendera daerah diposisikan di sebelah kanan. Pasal 18 Bendera daerah tidak dikibarkan pada upacara peringatan hari-hari besar kenegaraan di daerah, upacara hari ulang tahun daerah dan/atau upacara/apel bendera lainnya. Pasal 19 Bendera daerah yang digunakan pada gapura tanda batas antar kabupaten dan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), ditempatkan lebih tinggi dari bendera atau umbul-umbul badan usaha komersial. Pasal 20 (1) Bendera daerah yang digunakan sebagai lencana atau gambar/kelengkapan busana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditempatkan pada dada kiri atas atau kerah baju atau topi. (2) Penempatan bendera daerah sebagaimana lencana atau gambar / kelengkapan busana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lebih tinggi atau sejajar dari lencana lambang Negara. Bagian Ketiga Bendera Jabatan Kepala Daerah Pasal 21 (1) Bendera jabatan kepala daerah ditempatkan pada kendaraan dinas/resmi walikota di luar bagian depan di tengah-tengah.

(2) Bendera jabatan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan hanya pada upacara hari-hari besar kenegaraan di daerah dan upacara hari ulang tahun daerah. Bagian Keempat Himne Daerah Pasal 22 (1) Himne daerah sebagai simbol seni budaya daerah dapat diperdengarkan setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya pada upacara hari-hari besar kenegaraan di daerah dan upacara hari ulang tahun daerah. (2) Himne daerah tidak diperdengarkan pada pertemuan resmi kepala daerah dengan mitra kerja/badan/lembaga dari luar negeri. BAB VI LARANGAN Pasal 23 Lambang daerah dilarang dibuat dan/atau digunakan tidak sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Walikota Sungai Penuh Nomor 54 Tahun 2009 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan, diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh. Diundangkan di Sungai Penuh pada tanggal 8 Agustus 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA SUNGAI PENUH, Ditetapkan di Sungai Penuh pada tanggal 8 Agustus 2011 WALIKOTA SUNGAI PENUH, ttd H. ASAFRI JAYA BAKRI ARFENSA SALAM Pembina Utama Madya NIP. 19620807 199003 1 008

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2011 NOMOR 3 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2011 TANGGAL 2011 LOGO DAERAH A. BENTUK LOGO DAERAH

B. MAKNA Makna gambar/simbol dan tulisan yang terdapat logo daerah adalah : No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan Warna 1. Tameng Dasar logo berbentuk tameng, yang berarti tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Warna Biru melambangk an kedamaian/k esejukan/ket eduhan 2. Latar belakang Perbukitan dan Hamparan Sawah Dua barisan bukit yang melambangkan 2 (dua) latih di Kota Sungai Penuh, yaitu Latih Koto Bingin dan Latih Koto Pandan yang merupakan asal usul dan pola perkampungan tertua di Kota Sungai Penuh yang mempunyai kaitan yang sangat erat sekali dengan daerah lain di nusantara, terutama Minang Kabau dan Jawa Mataram. Warna Biru Muda, Biru Tua dan Hijau Tua melambangk an kesejukan, kedamaian dan kesuburan Topografi perbukitan

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan dan hamparan merupakan potensi sekaligus bentuk bentang alam Kota Sungai Penuh Sebagian dari wilayah Kota Sungai Penuh merupakan yang kaya akan potensi wisata alam. Hamparan lahan subur/ persawahan. Kota Sungai Penuh dikelilingi Bukit Barisan. Tahun ditetapkannya Sungai Penuh Sebagai Ibukota Kerinci Berdasarkan besluit Pemerintah Belanda Nomor 13 adalah Tahun 1909 tanggal 3 November 1909 (STB Nomor 523). Warna 3. Masjid Masjid-masjid dengan atap bertumpang 3 (tiga), berkaitan dengan 3 (tiga) filosofi hidup yang dijalankan sehari-hari, yaitu; berpucuk satu, melambangkan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh beriman kepada coklat muda dan kuning melambangka n keagungan/ kejayaan/kebe saran

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan Tuhan Yang Maha Esa; Warna berjurai empat, melambangkan Kaum 4 jenis bersatu (Ulama, Adat, Cendikiawan dan Pemuda) dalam pembangunan Kota Sungai Penuh; bertumpang tiga, melambang kan keteguhan masyarakat dalam menjaga 3 pusaka yang telah diwariskan secara turun temurun yaitu pusaka Teganai, pusaka Ninik Mamak dan pusaka Depati. Berpintu Delapan melambang kan Pucuk Larangan dan Undang yang 8 (delapan). 4. Gong** Kekuatan Kebudayaan dan adat istiadat Kota Sungai Penuh. Mempertahankan Kedaulatan Daerah. Penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat. Bermusyawarah untuk Warna Putih, Kuning dan Coklat muda melambangk an Kebersihan, kebesaran

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan mufakat. Warna dan kejayaan 5. Garis-garis yang melingkari Gong adalah Gema Gong berjumlah 11 (sebelas) garis Bulan terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu bulan sebelas (bulan Nopember). Warna Hijau Tua melambangk an pertumbuhan / perkembang an/pemerata an 6. Sebagai Pusaka Suci peninggalan Depati- Depati yang melambang kan perjuangan rakyat Kota Sungai Penuh. Hitam melambangk an kewibawaan dan kekuatan Keris ** Simbol dari menjunjung tinggi adat istiadat 7. Cita-cita Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan Kondisi Masyarakat yang makmur sejahtera dalam sandang dan pangan. Kuning, Putih dan Hijau melambangk an kebesaran, kebersihan, dan kemakmuran

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Padi dan Kapas (Padi = 20 Butir, Kapas = 8 Buah) Makna Gambar/Simbol/Tulisan Kapas 8 buah adalah tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh Warna Padi 20 Butir dan Kapas 8 buah adalah tahun terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu Tahun 2008. 8. Tulisan Incung Pita Tulisan incung: dibaca sesuai dengan tulisan yang ada dipita : SAHALUN SUHAK SALETUH BEDIL. diketahui tulisan Incung Kuno yang terdapat hampir disetiap benda Pusaka Kota Sungai Penuh. Hitam dan Putih melambangk an kewibawaan dan kebersihan/ kesucian Ini berarti pula bahwa masyarakat Kota Sungai dari dulu sudah bisa menulis/ membaca dan mempunyai SDM yang baik untuk berkomunikasi/ bermasyarakat serta melakukan kegaiatan lain dalam kehidupan sehari-hari.

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan Warna Merupakan semboyan yang memperlihatkan kekompakan dan selalu bermusyawarah untuk bermufakat dalam setiap pengambilan keputusan dengan satu kata dan perbuatan. 9. Berbentuk tameng yang bagian atasnya berbentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh Warna Biru Tua Melambangk an Perdamaian Figura 10. Bunga Melati Air Adalah stempel/cap yang tertera pada piagam/surat kuno baik yang berasal dari Jambi maupun Sumatera Barat masih banyak tersimpan pada Rumah Adat Kota Sungai Penuh. Ini bermakna secara kekerabatan Kota Sungai Penuh memiliki hubungan dengan Sumatera Barat, sedangkan dengan Jambi merupakan hubungan administrasi Pemerintahan yaitu Kota Sungai Penuh merupakan salah satu Warna Biru melambangk an kedamaian/ kesejukan/ keteduhan

No. Gambar/Simbol/ Tulisan Makna Gambar/Simbol/Tulisan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Warna 11. Gambar Ukiran Keluk Paku dan Akar Kacang Belimbing Masyarakat Kota Sungai Penuh dalam menuntut ilmu tidak ada hentihentinya seperti keluk paku dan akar kacang belimbing yang menjalar terus menerus. Warna Biru melambangk an kedamaian/ kesejukan/ keteduhan 12. KOTA SUNGAI PENUH Daerah Otonom yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi. Kuning melambangk an Keagungan WALIKOTA SUNGAI PENUH, ttd H. ASAFRI JAYA BAKRI

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2011 TANGGAL 2011 BENDERA DAERAH WALIKOTA SUNGAI PENUH, ttd H. ASAFRI JAYA BAKRI

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2011 TANGGAL 2011 BENDERA JABATAN KEPALA DAERAH WALIKOTA SUNGAI PENUH, ttd H. ASAFRI JAYA BAKRI