BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal tersebut diperlukan uji coba secara terus-menerus teknik pembelajaran di

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB II KAJIAN TEORI. guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam pembelajaran. Menurut. aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Kelas III SD Negeri 25 Banda Aceh

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. learning ini dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB II LANDASAN TEORI

Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda a. Pengertian Teknik Pembelajaran Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran). Dengan kata lain, teknik pembelajaran merupakan suatu rencana bagaimana melaksanakan tugas belajar mengajar yang telah diidentifikasikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1 Roestiyah menyatakan di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar murid dapat belajar secara aktif, dan efektif, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu langkah untuk memiliki strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut teknik pembelajaran. Sehingga beliau menyebutkan teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada murid di dalam kelas. 2 Lebih lanjut Werkanis menjelaskan teknik pembelajaran merupakan sistem mengajar yang memudahkan guru mentransformasikan nilai-nilai 1 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 90 2 Roestiyah, Loc.Cit. 7

8 kepada siswa atau peserta didik. Lebih lanjut Werkanis menjelaskan peranan teknik pembelajaran dalam kegiatan belajar dilakukan dalam beberapa kegiatan, semua kegiatan tersebut merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan demikian bahwa kegiatan belajar menurut Werkanis 3 adalah: 1) Perencanaan pengajaran 2) Implementasi atau pelaksanaan proses belajar mengajar 3) Evaluasi atau penilaian hasil belajar siswa 4) Tindak lanjut hasil penilaian. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa serta berdampak terhadap kesuksesan proses pembelajaran. Buchari Alma menjelaskan teknik pembelajaran sangat penting dikuasai guru, untuk memancing jawaban, komentar, pemahaman, dan tanggapan dari siswa-siswa. Adapun keunggulan dari teknik pembelajaran menurut Buchari Alma 4 adalah: 1) Untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran. 2) Membuat siswa selalu berfikir, karena suatu permasalahan yang diberikan. 3) Menciptakan hasil belajar yang optimal. 4) Menambah wawasan siswa tentang sesuatu. 3 Werkanis, Strategi Mengajar Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Riau: Sutra Benta Perkasa, 2005, hlm. 8-9 4 Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 23

9 b. Pengertian Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda merupakan cara dialog tersusun antara dua (terkadang tiga) siswa. Pertemuan ganda dapat berhasl dengan topik apa saja jika guru menghendaki agar siswa merefleksikan pengalaman, opini atau sikap mereka. 5 Richard L. Arends menjelaskan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda merupakan salah satu cara untuk membantu siswa-siswa yang mendominasi untuk belajar keterampilan berbagai dengan cara bekerja berpasangan. 6 Hal senada Suyatno menjelaskan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara berpasangan, siswa A mengajukan pertanyaan dan siswa B menjawabnya, begitu sebaliknya. 7 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda merupakan cara belajar untuk berbagi dan bekerja sama untuk memecahkan suatu permasalahan, kerja sama tersebut adalah bekerja berpasangan melalui menjawab pertanyaan, yaitu siswa A mengajukan pertanyaan dan siswa B menjawabnya, begitu sebaliknya. Menurut Ronald L. Partin bahwa langkah-langkah Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda adalah: 1) Persiapkanlah selembar kertas atau buku mungil bersisi petunjuk atau pertanyaan. 2) Buku mungil atau selembar kertas tersebut berisi pertanyaanpertanyaan. 5 Ronald L. Partin, Loc.Cit. 6 Richard L. Arends, Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 29 7 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya: Masmedia Buana Pustaka, 2009, hlm. 72.

10 3) Guru meminta ke dua siswa dapat menanggapi setiap pertanyaan atau akarnya dan bergiliran untuk menjadi yang pertama. 4) Guru memberikan semangat siswa untuk saling mengajukan opini sekaligus membantu menjelaskan jawaban masing-masing. 5) Guru membunyikan peluit, bertanda semua siswa tidak memiliki waktu lagi untuk menaggapai. 8 c. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda Adapun keunggalan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda adalah sebagai berikut : 1) Menciptakan kegiatan belajar aktif. 2) Membantu siswa dalam mengerjakan tugas dengan cepat atau tidak memakan banyak waktu. 3) Meningkatkan kerjasama antar siswa, terutama bersama pasangan, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. 4) Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan lebih baik. 9 Sedangkan kekurangan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda adalah hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). 10 Untuk itu, bagi guru untuk mengatasi kekurangan tersebut maka guru harus mengajak seluruh siswa untuk berpartisipasi, dalam hal ini guru meminta setiap pasangan untuk melaporkan hasil kerjanya dan setiap pasangan yang lain memberikan komentar terhadap hasil kerja pasangan tersebut, sehingga 42 8 Ronald L. Partin, Op.Cit, hlm. 176 9 Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Yogyakarta: Nusamedia, 2009, hlm. 10 http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/

11 koreksi tidak hanya sebatas pada dua orang tersebut, melainkan koreksi dapat dilakukan terhadap seluruh pasangan. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. 11 Syaiful Bahri Djamarah menyatakan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 12 Lebih lanjut Aunurrahman menjelaskan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 13 Hal senada Agus Suprijono menyatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 14 Mohammad Thobroni menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan tidak dilihat 11 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 44 12 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Citpa, 2008, hlm. 13 13 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35 14 Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 7-6

12 secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif. 15 Sedangkan Suyono menambahkan bahwa hasil belajar siswa yang paling ideal dinilai guru dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar dibidang kognitif. Yaitu pemrosesan informasi dalam benak siswa berupa pengetahuan yang dapat berupa konsep, prosedur, dan prinsip-prinsip. 16 Dengan memperhatikan berbagai teori sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. b. Komponen Hasil Belajar Bloom dalam Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni : 1) Ranah kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah afektif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotorik, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Ranah spikomotorik terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleksi, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresf, dan interpreatif. 17 15 Mohammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, hlm. 24 16 Suyono, dkk, Belajar & Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PR. Remaja Rosda Karya, 2011, hlm. 144 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rineka Cipta, 2009, hlm. 22-23

13 Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : a. Faktor yang ada pada diri siswa tersebut yang disebut faktor internal atau individual). Faktor individual meliputi hal-hal berikut: 1) Faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat organ-organ tumbuh manusia. Misalnya, anak usia enam bulan sudah dipaksa untuk belajar. 2) Faktor kecerdasan atau inteligensi. Misalnya, anak umur empat belas tahun ke atas umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi pada kenyataannya tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti tersebut. 3) Faktor latihan dan ulangan. Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa berlatih pengalamannya yang telah dimiliki dapat menjadi hilang. 4) Faktor motivasi. Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. 5) Faktor pribadi. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemuan keras, tekun, dan sifat sebaliknya. b. Faktor yang ada diluar diri siswa tersebut yang disebut faktor eksternal atau sosial). Faktor sosial meliputi hal-hal berikut: 1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga. 2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anakanak. 3) Faktor guru dan cara mengajarnya. Tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada siswa turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. 4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. 5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. 6) Faktor motivasi sosial. Yaitu dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar. 18 18 Mohammad Thobroni, Op.Cit, hlm. 32-34

14 Muhibbin Syah menjelaskan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning). Faktor ini berupa upaya guru dalam menentukan dan memilih teknik yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 19 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor yang ada pada diri siswa (internal atau individual), dan faktor yang ada diluar diri siswa tersebut yang disebut (eksternal atau sosial). B. Penelitian yang relevan Setelah membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Rini Fatma sari yang diterbitkan pada tahun 2011 dengan judul: Penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 004 Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pembelajaran pertemuan ganda dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siklus I motivasi siswa hanya mencapai 69,77% dan siklus II 19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 144

15 meningkat menjadi 89,99%. 20 Perbedaan penelitian Rini Fatmasari dengan penelitian ini terletak pada variabel Y. Rini Fatmasari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda. C. Kerangka Berfikir Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Kenampakkan alam dan buatan di Indonesia siswa kelas IV SDN Simpang Kubu Kecamatan Kampar melalui penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda, maka perlu diperjelas variabel penelitian pada gambar kerangka berfikir dibawah ini : Hasil belajar rendah Usaha Guru Menerapkan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda 1. Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan lebih baik. 2. Membantu siswa dalam mengerjakan tugas dengan cepat atau tidak memakan banyak waktu. 3. Meningkatkan kerjasama antar siswa, terutama bersama pasangan, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa Gambar 1. Kerangka Berfikir 20 Rini Fatmasari, Penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 004 Jakarta Timur, Jakarta Timur: http://antologipuisinyamat.blogspot.com/2011/10/contoh-karya-ilmiahpembelajaran-di-sd.html

16 Berdasarkan gambar di atas, dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan, yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Selanjutnya teknik pembelajaran sangat penting dikuasai guru, untuk memancing jawaban, komentar, pemahaman, dan tanggapan dari siswa-siswa. Teknik pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran, sehingga memicu meningkatnya aktivitas belajar siswa, membuat siswa selalu berfikir, karena suatu permasalahan yang diberikan, menciptakan hasil belajar yang optimal, dan menambah wawasan siswa. Teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar salah satunya adalah Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda. Diharapkan melalui penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 009 Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas Guru Adapun indikator kinerja guru dengan penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda adalah : 1) Guru menyampaikan materi pelajaran 2) Guru membagi siswa secara berpasangan 3) Guru mempersiapkan selembar kertas atau buku mungil bersisi petunjuk atau pertanyaan.

17 4) Guru membagikan buku mungil atau selembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada pasangan. 5) Guru meminta ke dua siswa dapat menanggapi setiap pertanyaan secara bergiliran. Siswa A mengajukan pertanyaan dan siswa B menjawabnya, begitu sebaliknya. 6) Guru memberikan semangat siswa untuk saling mengajukan opini sekaligus membantu menjelaskan jawaban masing-masing. 7) Guru membunyikan peluit, bertanda semua siswa tidak memiliki waktu lagi untuk menanggapi 8) Guru meminta setiap pasangan mempresentasikan jawaban mereka 9) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran b. Aktivitas Siswa Adapun indikator aktivitas siswa dengan penerapan Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda adalah : 1) Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran 2) Siswa duduk secara berpasangan dengan tertib 3) Siswa memperhatikan guru mempersiapkan selembar kertas atau buku mungil bersisi petunjuk atau pertanyaan. 4) Siswa menerima buku mungil atau selembar kertas yang berisi pertanyaanpertanyaan tersebut dari guru. 5) Siswa menanggapi setiap pertanyaan secara bergiliran. Siswa A mengajukan pertanyaan dan siswa B menjawabnya, begitu sebaliknya.

18 6) Siswa saling mengajukan opini sekaligus membantu menjelaskan jawaban masing-masing. 7) Siswa menyimpulkan jawaban mereka apabila guru membunyikan peluit 8) Siswa mempresentasikan jawaban mereka 9) Siswa membuat kesimpulan pelajaran 2. Indikator Hasil Belajar Hasil belajar siswa ditentukan dari ketuntasan individu dan ketuntasan secara klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai KKM, yaitu 65. Sedangkan secara klasikal, menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa dikatakan berhasil apabila ketuntasan siswa mencapai 75%, artinya dengan persentase tersebut hasil belajar siswa dikatakan baik, karena berada pada interval 71-84%. 21 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: jika Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda diterapkan, maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Kenampakkan alam dan buatan di Indonesia siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 009 Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dapat meningkat. 257 21 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hlm.