BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, suatu Negara dapat mencapai tujuan-tujuannya baik untuk mengembangkan kepribadian bangsa maupun memajukan kehidupan dan kesejahteraaan bangsa. Pendidikan merupakan atau berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional). Melalui pendidikan juga diharapkan suatu Negara mampu untuk mengahadapi tuntutan kemajuan jaman yang sekarang ini semakin berkembang cepat. Dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia itu diharapkan suatu Negara akan mampu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sebagai wujud dari jawaban mengahadapi suatu tantangan di masa depan. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia bisa dilakukan dengan perbaikan mutu pendidikan disegala jenjang pendidikan. Akan tetapi untuk memperbaiki semua 1

2 itu tidak semudah apa yang kita bayangkan, banyak sekali faktor-faktor atau kendalakendala yang dihadapi. Misalnya faktor kondisi geografis sekolah yang berbeda-beda, lingkungan pergaulan peserta didik, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang lain. Mutu pendidikan bisa dikatakan tinggi atau rendah biasanya dapat dilihat dari keberhasilan proses pendidikan di segala jenjang. Salah satu indikator yang bisa dikatakan mutu pendidikan tinggi adalah ditunjukan dengan tingginya nilai hasil evaluasi belajar siswa baik nilai evaluasi di setiap semester maupun nilai akhir ujian nasional. Pada jenjang pendidikan SMA, suatu proses proses belajar dikatakan berhasil apa bila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentutkan oleh guru yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap sekolah pasti mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. KKM adalah nilai batas minimal yang harus dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan poses pembelajaran. Di SMA Laboratorium UPI sendiri menetapkan KKM untuk mata pelajaran ekonomi yaitu 60. Kriteria ketuntasan minimal ini masih berada dibawah KKM sekolah negeri di kabupaten Bandung yaitu 63. Karena SMA LabSchool merupakan sekolah swasta, maka KKM nya pun dapat di bandingkan dengan sekolah swasta lainnya dan ternyata KKM SMA LabSchool juga masih berada dibawah sekolah swasta lainnya, seperti SMA 2 Pasundan yang menerapkan KKM nya yaitu 62 untuk mata pelajaran ekonomi.

3 Berikut tabel presentase jumlah siswa SMA Laboratorium UPI yang mendapat nilai dibawah dan diatas KKM: Tabel 1.1 Jumlah Persentase Siswa Kelas XI Jurusan IPS yang Mendapatkan Nilai rapor Semester I di Bawah dan diatas KKM pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA LabSchool UPI Bandung Tahun Pelajaran 2008/ 2009 No Kelas Siswa Yang berada Dibawah KKM Siswa Yang Berada Diatas KKM 1 XI IPS 1 30 4 x 100% = 88,24 % x 100% = 11,74% 34 34 2 XI IPS 2 35 0 x 100% = 100% x 100% = 0% 35 35 3 XI IPS 3 28 7 x 100% = 80% x 100% = 20% 35 35 4 Rata-rata 89,41% 10,59% Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa persentase jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang nilainya berada di atas KKM yaitu 89,41% atau 93 orang siswa yang nilainya yang berada di bawah KKM dan 10,59% atau 11 orang siswa yang nilainya berada di atas KKM dari total jumlah siswa kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI adalah sebanyak 104 orang. Dengan persentase setiap kelas adalah, untuk kelas XI IPS 1 sebanyak 30 orang atau 88,24% siswa yang nilainya di baawah KKM dan 4 orang atau 11,74% siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa XI IPS 1 adalah 34. Untuk kelas XI IPS 2 persentase jumlah siswa yang nilainya berada di bawah KKM adalah 100% atau 35 orang dan 0 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dari total

4 siswa sebanyak 35 orang, berarti siswa kelas XI IPS 2 tidak seorang pun yang mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan untuk siswa kelas XI IPS 3 persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah sebanyak 80% atau 28 siswa dan yang mendapata nilai di atas KKM adalah 20% atau 7 siswa dari total 35 siswa. Dan ini bisa dikatakan sebagian besar siswa kelas XI IPS di SMA Labschool UPI nilainya belum mencapai nilai Kiteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari pencapaian nilai KKM yang lebih dari setengah dari seluruh total siswa belum mencapai nilai diatas KKM, berikut bisa dilihat dari hasil rata-rata raport kelas XI IPS. Berikut adalah nilai rata-rata rapor semester 1 mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI tahun ajaran 2008/2009. Tabel 1.2 Rata-rata Nilai Rapor Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Jurusan IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Pelajaran 2008/ 2009 NO Kelas Rata-rata Nilai Rapor kelas 1 XI IPS 1 48,24 2 XI IPS 2 41,00 3 XI IPS 3 51,26 4 Rata-rata total 46,83 Sumber: Tata Usaha SMA Labschool UPI Bandung Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai raport semester ganjil SMA Laboratorium UPI Bandung masih berada dibawah KKM. Bisa dilihat rata-rata nilai raport kelas XI IPS adalah 46,83 hal ini menunjukan bahwa rata-rata total nilai raport kelas XI IPS masih berada dibawah nilai KKM. Rata-rata nilai raport untuk kelas XI IPS 1 adalah 48,24 masih tinggi dibanding dengan kelas XI IPS 2 yang

5 hanya mencapai rata-rata nilai raport adalah sebesar 41,00 sedangkan untuk kelas XI IPS 3 mendapat rata-rata nilai raport kelas adalah 51,26. Pencapaian nilai rata-rata kelas maupun masing-masing siswa yang sebagian besar masih berada dibawah nilai KKM mengindikasikan bahwa preatasi belajar yang di raih belum memuaskan. Hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2003:54) yang menyatakan bahwa: Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktro intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk kedalam faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diatas dalam penelitian ini di fokuskan pada faktor intern siswa dalam aspek faktor psikologis siswa yaitu minat belajar siswa dan faktor ekstern dalam aspek faktor sekolah yaitu persepsi siswa terhadap kompetensi guru dan faktor masyarakat yaitu lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa. Oleh karena itu minat belajar siswa, kompetensi guru, dan lingkungan masyarakat merupakan sebagian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang patut kita perhatikan. Karena tanpa adanya minat belajar yang tumbuh dari diri siswa tersebut pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan,

6 begitupun pembelajaran tanpa adanya seorang guru yang berperan sebagai pendidik maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Sedangkan faktor masyarakat atau lingkungan tempat siswa tinggal juga akan berpengaruh terhadap pretasi belajar siswa. Karena siswa yang latar belakangnya tinggal di tempat yang nyaman dan tenang akan berbeda dengan siswa yang terbawa lingkungan masyarakat yang tidak kondusif. Siswa yang tinggal di lingkungan yang berpendidikan biasanya akan terbawa untuk rajin belajar berbeda dengan siswa yang lingkungan dan teman pergaulan di lingkungan masyarakat yang kurang kondusif akan terbawa ke dalam hal-hal yang kurang positif. Dari permasalahan yang diuraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas dan mengambil judul Pengaruh Kompetensi Guru dan Lingkungan Masyarakat Terhadap minat Belajar siswa serta implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Suatu Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI Bandung). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa) yang meliputi kondisi fisiologis (kondisi jasmani siswa), dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi), faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) yang meliputi lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat, dan

7 teman), dan lingkungan non sosial (rumah, sekolah, alam, dan peralatan), dan pendekatan belajar, yaitu meliputi segala upaya yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diatas penulis hanya membatasi pada faktor minat, kompetensi guru dan lingkungan masyarakat saja. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Laboratorium UPI Bandung? 2. Bagaimana pengaruh lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Laboratorium UPI Bandung? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Laboratorium UPI Bandung 4. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Laboratorium UPI Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. 2. Memprediksi pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

8 3. Menggambarkan dan menjelaskan pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : Manfaat Praktis a. Untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. b. Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Manfaat teoretis Untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.