BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI POLEWALI MANDAR

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

1. Pendahuluan ABSTRAK:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

TUGAS AKHIR RP

BAB I PENDAHULUAN. open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

BAB I P E N D A H U L U A N

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007). Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan (Sudradjat, 2006). Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya. Sampah dan pengelohannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota Indonesia. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan di 1

2 kota menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk serta aktivitas penduduk Kota. Masyarakat tidak mau berurusan terlalu dekat dengan sampah, padahal sudah dipastikan bahwa setiap hari mereka akan selalu menghasilkan sampah. Mereka berharap kegiatan sehari-hari mereka bisa terhindar dari sampah, seperti TPS maupun truk pengangkut sampah. Hal tersebut memang tidak bisa dihindari sebab sampah sendiri sampai saat ini banyak memiliki dampak negatif. (Karadimas, 2007). Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk sampah permukiman, pembagian tanggung jawab pengelolaan sampah dibedakan menjadi dua, pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS menjadi tanggung jawab masyarakat, dan pengelolaan sampah dari TPS hingga ke TPA menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal tersebut dijelaskan dalam (Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010). Kegiatan pengelolaan sampah yang menjadi tanggung jawab masyarakat adalah (1) kegiatan pewadahan dan pemilahan sampah di sumber, (2) pengolahan sampah skala masyarakat di sumber, (3) pengumpulan sampah dari sumber ke TPS. Sedangkan kegiatan pengelolaan sampah permukiman yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah yang dalam kasus studi ini Kota Bandung menyerahkan kepada PD Kebersihan Kota Bandung, adalah (1) penampungan sampah berupa TPS, (2) Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, (3) pengolahan sampah skala kota, dan (4)pemrosesan akhir sampah. Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan. (SNI T-13-1990-F). Adapun teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut : Pengomposan (Composting), Pengomposan adalah suatu cara pengolahan sampah organic dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan). Pengomposan dilakukan terhadap sampah organik.

3 Pembakaran sampah, Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun pembakaran menggunakan incinerator memerlukan biaya yang mahal. Recycling, Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula. Reuse, Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Reduce, Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan. SWK Cibeunying yang merupakan bagian dari wilayah operasional Bandung Barat bersama-sama dengan SWK Bojonagara, SWK Tegalega, dan SWK Karees yang posisinya ada di bagian Barat. Berdasarkan data DKLH Kota Bandung (2014), SWK Cibeunying memberikan konstibusi timbulan sampah ± 353.37 m 3 /hari, Sedangkan jumlah sampah yang dikelola/terangkut ke TPA ± 300.47 m 3 /hari. Kubikasi timbulan sampah yang terjadi ini umumnya dari sampah pada kegiatan pasar, rumah tangga, perkantoran, pertokoan dan sampah-sampah dari kegiatan sosial ekonomi lainnya yang ritunitas berlangsung di SWK Cibeunying. Kubikasi timbulan ini akan terus bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pertambahan kegiatan yang terjadi di SWK Cibeunying dan sekitarnya. Untuk wilayah kajian, di kelurahan Cikutra kontribusi timbulan sampah ± 56,13 m 3 /hari. Kubikasi timbulan sampah yang terjadi ini umumnya dari sampah

4 pada kegiatan pasar, rumah tangga, perkantoran, pertokoan dan sampah-sampah dari kegiatan sosial ekonomi lainnya yang ritunitas berlangsung di Kelurahan Cikutra. Kubikasi timbulan ini akan terus bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pertambahan kegiatan yang terjadi di Kelurahan Cikutra dan sekitarnya. Permasalahan persampahan di Kelurahan Cikutra bukan hanya disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk saja, namun disebabkan pula dari rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan khususnya dalam bidang pelayanan persampahan, yang mengakibatkan penanganan sampah yang tidak tuntas sehingga menimbulkan adanya timbunan-timbunan sampah yang tidak terangkut setiapharinya, setiap harinya hanya 80% saja yang dapat terangkut sedangkan 20% timbulan sampah masih tertinggal. Melihat kondisi yang ada maka perlu adanya suatu kajian yang pasti dalam menganalisa pengelolaan sampah dan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Kota Bandung, untuk studi kasus dikawasan bantaran sungai kelurahan Cikutra, sehingga dapat mengurangi masalah sampah yang dihasilkan dari perkembangan Kota Bandung. Masalah lain lagi yang sering muncul dalam penanganan sampah di kawasan studi kasus adalah tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk tidak membuang sampah pada kawasan bantaran sungai. Dikarenakan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan sampah dan pengangkutan sampah yang kurang baik dikawasan studi sehingga masyarakat membuang sampah ke bantaran sungai, kurangnya sarana dan prasarana pendukung persampahan dan biaya operasional sampah yang tinggi mengakibatkan masyarakat membuang sampah sembarangan tidak terkecuali ke sungai. Oleh karena hal tersebut maka dibutuhkan evaluasi pengelolaan persampahan dikelurahan Cikutra khususnya diwilayah bantaran sungai, untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu cara pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan melalui perencanaan yang matang dan terkendali dalam bentuk pengelolaan sampah yang terpadu dengan menggunakan konsep 3R Reduce (menggunakan kembali), Reuse (mengurangi), Recycle (daur ulang)) serta

5 dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembuangan dan pengelolaan sampah. Pembuangan dan pengelolaan sampah baik dalam pengurangan produksi smpah maupun penanganannya. Dalam pengelolaan sampah bukan hanya dititikberatkan pada pemerintah saja, namun diperlukan kesadaran dan kemandirian dari masyarakat sehingga diharapkan dapat tercapainya suatu sistem persampahan yang baik dan tidak merusak lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan sampah diwilayah bantaran sungai timbul seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mendirikan bangunan dibantaran sungai, selain pertumbuhan penduduk permasalahan persampahan dapat didukung dari sistem pengolahan yang tidak optimal, sistem perangkutan yang buruk, kurangnya penyediaan sarana dan prasarana kebersihan. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah sendiri masih rendah, terbukti dari cara membuang sampah yang masih sembarangan, kebantaran sungai khususnya diwilayah studi bantaran sungai kelurahan Cikutra, sehingga dampak negatif/merugikan masyarakat itu sendiri. Misalkan banjir, pencemaran lingkungan yang mengakibatkan timbulnya masalah lainnya seperti penyakit diare, penyakit kulit,dll. Sehingga dibutuhkan peran pemerintah dan masyarakat untuk melakukan kerjasama dalam melakukan pengelolaan sampah, mulai dari sumber sampah ke TPS. Dasar pendekatan studi ini adalah untuk mengevaluasi sampah yang dibuang masyarakat. Mulai timbulan sampah, jumlah volume sampah, jenis sampah yang dibuang khususnya dibantaran sungai, dan pengelolaan sampah. Melakukan pendekatan kepada masyarakat, Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah ditempat yang sudah disediakan pemerintah daerah dan melakukan pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS atau memanfaatkan sampah kembali sehingga lebih bernilai ekonomi bagi masyarakat. Adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kondisi eksisting/permasalahan sistem pengelolaan sampah saat ini dari sumber sampah ke TPS diwilayah studi?

6 2. Jenis sampah apa saja kah yang dibuang masyarakat ke bantaran sungai kelurahan Cikutra? Studi ini menjadi penting mengingat, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, haruslah ada evaluasi kembali untuk pengelolaan sampah terpadu dikawasan bantaran sungai kelurahan Cikutra. Agar tidak ada pembuangan sampah di bantaran sungai tersebut, sehingga meminimalisir banjir, pencemaran lingkungan, dll. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persoalan penanganan dan pengelolaan persampahan dilihat dari tindakan masyarakat dan/atau pemerintah di wilayah bantaran sungai kota Bandung, Studi kasus di kelurahan Cikutra. 1.3.2 Sasaran lain: Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka sasaran studi yaitu antara 1. Mengidentifikasi kebijakan yang sudah diberlakukan oleh pemerintah Kota Bandung diwilayah studi. 2. Mengidentifikasi jenis sampah yang dibuang ke bantaran sungai. 3. Menganalisis pengelolaan sampah mulai dari sumber hingga ke TPS/TPST dan kawasan bantaran sungai, dengan kajian berbasis masyarakat. 4. Menyimpulkan pengelolaan sampah yang terpadu dikawasan bantaran sungai yang berbasis masyarakat. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam studi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Kelurahan Cikutra merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Cibeunying kidul. Kelurahan Cikutra terdiri dari 107 RT dan 15 dengan luas

7 wilayah mencapai ± 139.34 Ha dan ketinggian wilayah 709 dpl. Dengan jumlah penduduk mencapai ± 22.451 jiwa. Kelurahan Cikutra merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak di kecamatan Cibeunying Kidul dan kelurahan dengan luas wilayah terluas dikecamatan Cibeunying Kidul. Selanjutnya Kelurahan Cikutra akan dibagi menjadi kedalam wilayah operasional dengan pembangian dinas kebersihan, yaitu : Secara lengkap kelurahan Cikutra ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara bebatasan dengan jalan PHH. Mutofa 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan jendral A. Yani 3. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Cicadas 4. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Padasuka

Gambar 1.1 PETA Wilayah Kajian bantaran sungai 8

9 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan di analisis dibatasi pada satu Kelurahan saja dengan wilayah kajian bantaran sungai. Ruang lingkup materi yang dibahas dalam penelitian Evaluasi Pengelolaan Sampah Di Wilayah Bantaran Sungai Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Cikutra dengan batasan materi : 1. Lingkup materi dalam kebijakan yang telah diberlakukan oleh pemerintah yang mengacu pada peraturan daerah Kota Bandung nomor 9 tahun 2011 tentang pengolahan sampah. 2. Ruang lingkup materi dalam permasalahan persampahan dan jenis sampah yang dibuang kebantaran sungai, dengan melihat kondisi eksisting persampahan melalui sistem teknis oprasional, kelembagaan, serta aspek peran serta masyarakat. dapat dilihat dari hasil observasi lapangan dan dari hasil kuisioner yang telah dilakukan. 3. Ruang lingkup materi pengelolaan sampah dengan melihat batasan variabel-vaiabel penentuan pengelolaan persampahan yang dapat diterapkan di Kelurahan Cikutra khususnya di wilayah bantaran sungai dengan melihat variabel pembatasan timbulan sampah, pendaurulangan sampah, pemanfaatan kembali sampah dan peran serta masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah dengan melihat variabel peran serta pasif meliputi sadar/peduli kebersihan lingkungan. Peran serta aktif, meliputi pengumpulan sampah dengan pola komunal, kontrol sosial, ikut serta dalam kegiatan gotong royong untuk kebersihan lingkungan, dan ikut serta dalam penyediaan sarana kebersihan. 4. Ruang lingkup materi pengelolaan sampah yang terpadu dikawasan sungai dengan melihat ketersediaan sarana sampah dalam upaya pengurangan sampah dikawasan bantaran sungai yang ditinjau dari kesediaan baik dari segi fisik (sarana) dan non fisik (kelembagaan). 1.5 Metode Penelitian Penelitian Evaluasi Pengelolaan Sampah di Wilayah Bantaran Sungai Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Cikutra ini dilakukan untuk memberikan berupa temuan cara penanganan dan pengelolaan sampah kota yang ideal. Secara

10 keseluruhan metodologi studi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu metode pendekatan studi, metode pengumpulan data, metode/teknik analisis dan teknik sampling. 1.5.1 Pendekatan Studi Untuk mencapai keluaran akhir atau output yang sesuai dengan tujuan studi ini maka secara keseluruhan akan dilakukan beberapa pendekatan yaitu sebagai berikut : Mengetahui syarat-syarat yang diperlukan untuk mendapatkan sistem pengelolaan sampah. Syarat-syarat ini dicari melalui survey kepada instansi terkait, dinas kebersihan dan pertamanan kota Bandung dan menjadi sesuatu yang penting sebab akan digunakan sebagai standart dalam melakukan analisis. a) Identifikasi syarat-syarat sistem pengelolaan sampah yang ideal bagi Kota bandung khususnya wilayah studi. Setelah menganalisis syarat-syarat yang dimiliki oleh dinas kebersihan dan pertamanan kota Bandung maka akan terlihat keunggulan dan kelemahannya. Berdasarkan literatur yang sudah dan syarat-syarat yang sudah ada, maka syarat yang lebih baik akan diperoleh dengan mempertahankan keunggulan dari syarat yang sudah ada serta merubah dan menghilangkan beberapa kelemahannya. Syarat yang optimal ini nantinya akan dipakai dalam pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. b) Memberikan kesimpulan dan rekomendasi berkaitan dengan pengelolaan sampah kota yang ideal dan saran serta studi lebih lanjut. 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Pada Tahap ini dilakukan survey baik survey Primer maupun survey sekunder untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam studi ini 1. Survey Primer Dalam studi ini survey primer yang dilakukan meliputi survey yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah, survey primer ini meliputi : Wawancara dan kuisioner terhadap instansi, dalam hal ini PD Kebersihan terkait pengelolaan sampah dari TPS ke TPA, wawancara dan menyebarkan

11 kuisioner terhadap masyarakat di bantaran sungai untuk mendapatkan data kondisi pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS. 2. Survey Sekunder Survey sekunder didapat dari studi pustaka dan studi instansi : A. Studi digunakan untuk memperoleh data dan teori-teori yang berhubungan dengan materi studi. Studi pustaka ini meliputi : Studi/kajian teoritis, merupakan kajian terhadap teori-teori dasar dan teoriteori yang relevan dengan studi pengelolaan sampah kota. Studi/kajian terdahulu, dilakukan dengan mempelajari studi-studi yang telah dilakukan, berkaitan dengan pengelolaan sampah kota dengan maksud memperoleh wawasan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan materi studi B. Studi instansional yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah kota Bandung. Diantaranya data timbulan sampah di wilayah studi, data sampah yang akan dibuang dan jenis sampah, profi dan data jumlah sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang dilakukan dikota bandung, menyebarkan kuisioner kepada masyarakat dibantaran sungai diwilayah studi, dengan sample 100 kuisioner. 1.5.3 Metode Analisis Metode/teknik analisis yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jumlah dan jenis sampah yang dibuang/dihasilkan dan/atau dimanfaatkan kembali, maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menafsirkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi didalam masyarakat. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungna-hubungannya. Yang

12 bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. 2. Adapun Metode/teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis isi, teknik analisis irisan literatur, dan teknik analisis uji banding. Teknik analisis isi dan irisan literatur digunakan dalam menyusun dan menentukan kriteria dan indikator pengelolaan sampah kota yang ideal. Sedangkan analisis uji banding digunakan untuk menilai kesesuaian pengelolaan sampah Kota Bandung dengan pengelolaan sampah kota yang ideal. Analisis ini membanding pengelolaan yang sudah diterapkan oleh pemerintah di Kota Bandung khususnya di wilayah studi dengan pengelolaan sampah kota yang ideal, dilihat dari berbagai sudut pandang dan dengan beberapa aturan yang telah ada sebelumnya, seperti dari Undang-undang, Peraturan Menteri, Standart Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Daerah.

13 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir dengan judul Evaluasi Pengelolaan Sampah di Wilayah Bantaran Sungai Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Cikutra terdiri dari lima (5) bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang hal-hal yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup studi, metodologi dan sistematika pembahasan. Ruang lingkup studi meliputi lingkup materi dan lingkup wilayah. BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini berisi uraian teori-teori yang melandasi dan berkaitan dengan pengelolaan persampahan, didalamnya terdapat teori mengenai pengelolaan sampah kota untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Bab ini memaparkan gambaran struktur tata ruang dan sistem pengelolaan sampah kota Bandung dan sitem pengangkutan sampah di kota Bandung. BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan hasil analisis yang diperoleh dari pengolahan data survei primer dan sekunder. Didalamnya terdapat analisis kesesuaian pengelolaan sampah kota Bandung dengan pengelolaan sampah kota yang ideal BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan pembahasan terhadap studi yang dilakukan dan berisi temuan studi yang diperoleh setelah melakukan analisis. Diberikan pula kesimpulan dan rekomendasi yang berkenaan dengan hasil studi, serta dilengkapi dengan kelemahan dari studi yang dilakukan dan rekomendasi untuk studi lanjut.

14 1.7 Kerangka Berpikir Untuk melakukan suatu penelitian, sebelumnya harus dibuat terlebih dahulu alur pikir dari penelitian yang akan dilakukan yang bertujuan agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka berfikir dalam studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran 15