BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dasar, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman menyimak selama ini. Menyimak sering kita jumpai dalam pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan bunyi yang disebut dengan bahasa. laku bahkan kebiasaan-kebiasaan tokoh idolanya sendiri. Seperti misalnya jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian 4 sasaran yaitu (1) Pengembangan segi-segi kepribadian, (2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja (nana Syaodih Sukmadinata, 2005). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya kreatifitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas. Jika selama ini pembelajaran lebih banyak didominasi guru, sudah selayaknya guru mengubah paradigmanya untuk memberikan kesempatan kepada murid mengekspresika dan mengeksplorasi kemampuannya dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat. Penelitian Tindakan Kelas semakin menjadi tren untuk dilakukan para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam kegiatan 1

2 pembelajaran dan proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas berkembang sebagai sutau penelitian terapan. Mengapa dinamakan penelitian terapan? Karena Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui tahapan demi tahapan untuk mencapai hasil yang diinginkan, yaitu keberhasilan dalam peningkatan proses dan hasil belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, tahapantahapan yang ada dalam penelitian tindakan kelas harus dilakukan dengan baik, agar guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain. Dengan cara menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Bahkan guru-guru dianjurkan sekali mencari teori dan teknik pembelajaran yang mampu membawa perubahan pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa di kelas (Syarifudin 2001) Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, guru diharapkan tidak memakai cara-cara lama yang masih menggambarkan dominasi guru dalam pembelajaran secara sepenuhnya bukan saatnya mereka diberikan teoriteori saja lalu mengerjakan pekerjaan rumah/tugas, ulangan dan selesai. Itu-itu saja yang berlangsung dari hari ke hari. Padahal di luar sekolah siswa mendapati dirinya dalam lingkungan teknologi dan informasi yang semakin canggih dan menyenangkan dirinya. Oleh sebab itu, di sekolah pun siswa akan lebih senang belajar dengan tantangan mencari sendiri, ataupun memecahkan masalah sendiri. Ornstein dalam Mulyasa (2005:96) menguatkan bahwa perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making).

3 Sehubungan dengan itu, persiapan mengajar yang dikembangkan oleh guru, keputusannya dipengaruhi oleh 2 (dua) area yaitu (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter knowledge), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut; (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action sistem knowledge), yang ditekankan pada akitvitas pembelajaran dan pengalaman belajar (Ornstein dalam Mulyasa, 2005). Bahasa merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan baik lewat tulisan, lisan atau gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan pada lawan bicaranya/orang lain. (Parsudi Suparlan 2001:32). Melalui bahasa manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat dan sekaligus membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa mempunyai beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus, fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk menjadikan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan. Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat, keterampilan tersebut

4 memiliki hubungan satu dengan yang lainnnya dan saling mendukung. Henry Guntur Tarigan (2006:2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki jenjang sekolah. Henry Guntur Tarigan (2006:28) menjelaskan secara lengkap bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kemampuan atau keterampilan mendengarkan sering dikatakan sebagai keterampilan menyimak, yaitu kemampuan memahami gagasan, pendapat, perasaan dan sebagainya dari pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media tertentu (Depdiknas, 2003:4). Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai seseorang mempunyai peranan penting sebagai awal dari keterampilanketerampilan yang lain. Pada saat seorang bayi belajar berbicara, dia menyimak bunyi-bunyi yang ia dengar kemudian dia berusaha menirukannya walaupun belum mengerti makna bunyi-bunyi tersebut. Demikian juga pada saat seseorang belajar membaca dan menulis, seseorang akan menyimak cara membaca dan menulis dari guru yang mengajarinya.

5 Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan keterampilan menyimak. Guru menstranferkan ilmunya sebagai besar melalui ujaran. Di sinilah keterampilan menyimak bagi siswa dibutuhkan. Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran Bahasa di Sekolah Dasar. Hal ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk jenjang pendidikan yang selanjutnya. Ide pokok adalah pikiran utama dari suatu pemahaman atau penjelasan yang bersifat konkret yang dinyatakan secara ringkas yang menjadi isi dari suatu topik yang dibahas (Soeparno,2008) Dalam pembelajaran menyimak kita harus bisa memahami ide pokok, memahami maksud tersirat dan memahami maksud tersurat yang ada dalam cerita rakyat tersebut, sehingga kita dapat membuat sinopsis dan menjelaskan maksud intrinsik dalam cerita tersebut Guru mengakui bahwa pembelajaran menyimak di SDN I Gebang Nguntoronadi dilakukan secara konvensional. Guru mengajarkan menyimak dengan cara membacakan cerita kemudian siswa menjawab pertanyaan berdasarkan apa yang disimak. Media pendukung baik yang berupa media audio, visual maupun audio visual digunakan hanya untuk pekerjaan rumah. Faktor inilah yang menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran. Upaya meningkatkan keterampilan menyimak siswa dapat dilakukan dengan media pembelajaran yang tepat. Hamalik (dalam Azhar Arsyad,

6 2004:15) berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Azhar Arsyad (2004:16) menambahkan bahwa media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. VCD cerita rakyat adalah salah satu media audiovisual yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak, karena merupakan suatu media pembelajaran yang efektif dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran Soeparno (2008:10) mengemukakan bahwa media yang dipilih sudah barang tentu media yang paling baik. Kriteria baik buruknya suatu media tidak tergantung pada mentereng tidaknya peralatan yang dipakai, melainkan sejauh mana media itu dapat menyalurkan informasi sehingga informasi tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi. Penggunaan media VCD cerita rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diharapkan akan menimbulkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa dapat mendengar, sekaligus melihat gambaran tokoh yang divisualisasikan melalui gambar-gambar yang bergerak. Selain itu apabila motivasi belajar telah terbentuk pada diri siswa, maka pembelajarannya akan berjalan lancar sebagaimana mestinya dan akan tercapai pula indikatorindikator pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diharapkan tidak akan terasa gersang, dan suasana

7 kelas menjadi lebih menarik, menyenangkan, pembelajaran atau lebih efektif dan sekaligus dapat memperlancar proses belajar mengajar. Cerita rakyat digolongkan sebagai bagian sastra tradisional dalam dunia kesastraan. Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh orang tua kepada anaknya secara lisan dan turun temurun sehingga selalu terdapat variasi penceritaan walaupun isinya sama (Burhan Nurgiyantoro, 2008:23). James Danandjaja (2001:5) menerangkan cerita rakyat merupakan sebagian kebudayaan yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan, itulah sebabnya ada yang menyebutkan sebagai tradisi lisan. Kemudian ada juga pendapat yang menyatakan cerita rakyat adalah cerita-cerita yang disampaikan secara lisan di dalam satu masyarakat. M. Atar Semi (2003:79) mengemukakan bahwa cerita rakyat adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan. Tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang diungkapkan dianggap pernah terjadi di masa lalu atau merupakan kreasi atau hasil rekaman semata yang terdorong oleh keinginan menyampaikan pesan atau amanat tertentu/merupakan suatu upaya anggota masyarakat untuk memberi atau mendapatkan hiburan/pelipur lara. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menyimak di SDN I Gebang Nguntoronadi kurang membuat siswa aktif karena guru hanya menyuruh siswa untuk menyimak wacana yang ada di dalam LKS sehingga membuat siswa jenuh dan malas untuk membaca, sehingga dalam penelitian ini dipilih menggunaan media VCD cerita rakyat karena dalam pembelajaran cerita rakyat dibutuhkan sesuatu untuk menarik minat siswa, Selain itu hasil

8 observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, siswa kelas VI SDN I Gebang Nguntoronadi terkadang menganggap remeh pembelajaran Bahasa Indonesia. Diharapkan dengan diterapkannya media pembelajaran VCD dapat mengurangi rasa kebosanan, serta dapat menarik minat siswa sehingga siswa mampu membangun motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. B. Pembahasan Masalah Dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Dengan Teknik Jawab Pertanyaan Dan Media VCD Cerita Rakyat Kelas VI SD Negeri I Gebang Nguntoronadi. Ada beberapa masalah yang dipandang relevan dengan masalah pokok yaitu : Apakah dengan teknik jawab pertanyaan menggunakan VCD cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita rakyat siswa kelas VI SD Negeri I Gebang Nguntoronadi. Pembelajaran yang dimaksud dibatasi pada bulan April sampai Mei di SDN I Gebang Nguntoronadi. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menyimak dengan teknik jawab pertanyaan menggunakan media VCD cerita rakyat pada siswa Kelas VI SD Negeri I Gebang Nguntoronadi.

9 2. Apakah terjadi peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menyimak dengan teknik jawab pertanyaan menggunakan media VCD cerita rakyat pada siswa kelas VI SD Negeri I Gebang Nguntoronadi. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Mendeskripsikan peningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menyimak dengan teknik jawab pertanyaan menggunakan media VCD cerita rakyat pada siswa Kelas VI SD Negeri Gebang Nguntoronadi. b. Mendeskripsikan peningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menyimak dengan teknik jawab pertanyaan menggunakan media VCD Cerita Rakyat pada siswa Kelas VI SD Negeri Gebang Nguntoronadi. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: a. Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembelajaran menyimak b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian penelitian tindakan kelas dan menambah referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal pembelajaran cerita rakyat c. Memberi masukan positif dalam pembelajaran cerita rakyat di sekolah