IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

AUDIT SML SML

ID IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INSTALASI P2TBDU

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INST ALASI P2TBDU

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

Standar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP /OT 01 02/ISN 6

SOP AUDIT MUTU INTERNAL

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI

FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya

KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BERITA NEGARA. BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 07/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG JAMINAN KUALITAS INSTALASI NUKLIR

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ruang Lingkup Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir meliputi:

MG-01 (PROSES MEKANISME PENURUNAN BINUS SCORECARD) berakhir, Rektor akan membentuk Tim Perencanaan Strategis. Setelah tim terbentuk,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DALAM UTILISASI DAN MODIFIKASI REAKTOR NONDAYA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET

KAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL

MANUAL PROSEDUR UJM TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

TATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI. Oleh : SUYATI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PROSEDUR AUDIT INTERNAL

KAJIAN TERHADAP PERATURAN TENTANG SEIFGARD DAN KEAMANAN BAHAN NUKLIR MENGGUNAKAN KUESIONER US DOE (UNITED STATES DEPARTMENT OF ENERGY)

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kode Dokumen Revisi 2 Tanggal 02 Nop Manual Prosedur Audit Internal Mutu

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEGIATAN BUDAYA KESELAMATAN NUKLIR FNCA. Ir. Alfahari Mardi, MSc. dan Ir. Johnny Situmorang

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PROSEDUR MUTU. Internal Audit STIKES AISYIYAH SURAKARTA. Kode Dokumen : PM- P2M -02. Tanggal Berlaku : 1 Mei 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGKAJIAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PROSEDUR AUDIT INTERNAL

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

IMPLEMENTASI SALT DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PRSG

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI GUGUS JAMINAN MUTU

Manual Prosedur Yudisium

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN

MANUAL PROSEDUR Kode : Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai

2. PENGEMBANGAN BATAS-BATAS DAN KONDISI-KONDISI OPERASIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

Standard Operating Procedure Penyelenggaraan Seminar dan Ujian Skripsi Program Studi S1 Statistika

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Manual Prosedur Audit Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

Manual Prosedur Audit Internal

Manual Prosedur Audit Internal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Transkripsi:

IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*) Pranto Busono, Warsono, Rohadi, Rofei**) ABSTRAK IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS. Jaminan Mutu merupakan prasyarat untuk pengoperasian instalasi nuklir sehingga diperoleh suatu keyakinan bahwa struktur, sistem dan komponen instalasi berfungsi secara memuaskan. Implementasi jaminan mutu di RSG GAS dilaksanakan melalui beberapa tahapan antara lain pembuatan PJM dan audit internal. PJM di PRSG telah dimulai sejak tahun 1996 dan saat ini telah pada revisi ke 6. Audit internal dilakukan secara rutin di PRSG dan jangka waktu audit telah ditetapkan secara pasti. Pada audit internal dilakukan dalam beberapa tahap. Kata kunci : PJM, Jaminan Mutu, Audit Internal ABSTRACT IMPLEMENTATION OF QUALITY ASSURANCE IN RSG GAS. Quality Assurance represent prerequisite for operation of nuclear installation is so that obtained by confidence that structure, functioning installation component and system by gratifying. Implementation quality assurance in RSG GAS executed to through some step for example making of PJM and internal audit. PJM in RSG GAS haved been started by since year 1996 and in this time have at revised 6. Conducted internal audit routinely in PRSG and duration of audit have been specified surely. Internal audit conducted in a few phase. Key words : PJM, uality Assurance, Internal Audit *) Disampaikan pada Seminar Keselamatan Nuklir, Jakarta 2 3 Agustus 2006 **) Staff Pusat Reaktor Serba Guna BATAN 821

I. PENDAHULUAN Jaminan Mutu merupakan prasyarat untuk pengoperasian instalasi nuklir sehingga diperoleh suatu keyakinan bahwa struktur, sistem dan komponen instalasi berfungsi secara memuaskan. Untuk memperoleh keyakinan ini, manajemen menetapkan berbagai kebijakan, persyaratan dan prosedur prosedur sebagai acuan penerapan jaminan mutu. Sehingga diharapkan setiap personil yang terlibat dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan RSG GAS dapat mematuhi dan mentaati segala kebijakan, persyaratan, prosedur dan peraturan yang ditetapkan. Selain itu mereka harus kritis dan bertanggungjawab terutama dalam hal penanganan ketidaksesuaian yang ditemukan, pengendalian barang dan jasa yang akan digunakan dan pengendalian rekaman dan catatan atas kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan kondisi di atas maka dilakukan usaha untuk melakukan implementasi jaminan mutu di PRSG. Implementasi jaminan mutu di PRSG dilaksanakan beberapa tahap antara lain pembuatan PJM, pelaksanaan audit dsb. II. METODE Implementasi jaminan mutu di RSG GAS dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1a. Pembuatan program jaminan mutu (PJM) 2b. Pembuatan Kalender audit internal 3c. Pelaksanaan audit internal 4d. Pembuatan rekomendasi dan pembuatan laporan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penerapan jaminan mutu di PRSG maka pihak UJM melakukan audit internal di lingkungan PRSG. Dalam pelaksanaan audit internal di PRSG maka dalam beberapa tahap, antara lain : 822

a. Program Jaminan Mutu (PJM) Reaktor serba guna mulai melaksanakan program jaminan mutu pada tahun 1996. PJM revisi 0 ini dibuat oleh suatu Tim jaminan kualitas dalam bentuk PJK (Program Jaminan Kualitas). Mulai tahun 1999 RSG mengalami perubahan struktu organisasi dan dibentuk suatu Unit Jaminan Mutu (UJM) sehingga PJK yang pada saat itu sudah sampai pada revisi 3 dilakukan perubahan menjadi PJM dan tanggungjawab sepenuhnya pembuatan PJM tersebut padaujm. Pada saat ini PJM yang berlaku di RSG GAS adalah PJM revisi 6 yang diterbitkan pada tahun 2005, perubahan dari revisi 5 ke revisi 6 dilakukan akibat adanya perubahan struktur organisasi di BATAN. Tujuan dari pembuatan PJM adalah Menetapkan dan melaksanakan persyaratan jaminan mutu dalam pengelolaan RSG GAS sehingga keselamatan terhadap personil, instalasi, dan lingkungan dapat dicapai. PJM ini harus dapat memberikan penjelasan yang mencakup: 1) struktur organisasi, tanggung jawab, kewenangan, dan keterkaitan organisasi untuk mengatur, merencanakan, melakukan, dan menilai suatu pekerjaan; 2) pelaksanaan sistem dokumentasi jaminan mutu. Ruang lingkup Program Jaminan Mutu (PJM) harus dilaksanakan dalam pengelolaan RSG GAS yang mencakup pengoperasian, pemeliharaan/perbaikan dan pemanfaatannya. Program ini mengikat semua personil yang terlibat dalam pengelolaan RSG GAS seperti Operator, Petugas Pemeliharaan, dan Petugas Proteksi Radiasi, maupun organisasi seperti Perancang, Pemasok, Kontraktor dan Manufaktur. Selain itu juga menjelaskan persyaratan pelatihan dan kualifikasi; Keterkaitan organisasi di RSG GAS; Pengendalian ketidaksesuaian dan tindak koreksi; Pengendalian dokumen dan rekaman; pengamanan; proteksi kebakaran; Kesiapan dan perencanaan kedaruratan; Kegiatan operasi reaktor; Pemeliharaan reaktor; Utilisasi reaktor; Keselamatan kerja dan radiasi; Desain; Pengadaan; Inspeksi dan pengujian penerimaan. Tanggung jawab dari PJM adalah : 1) Ka. PRSG bertanggungjawab atas keabsahan PJM; 2) Para Ka. Bid/Bag/Unit PRSG serta setiap personil stafnya bertanggungjawab atas implementasi PJM ini dalam pelaksanaan tugasnya masing masing; 3) Ka. Unit Jaminan Mutu (UJM) bertanggungjawab atas pelaksanaan pengawasan terhadap implementasi PJM ini. PJM akan ditinjau kembali dalam kurun waktu tertentu berdasarkan: 1) Bila ada kejadian penting seperti perubahan organisasional dalam pengelolaan RSG GAS; 823

2) Rekomendasi manajemen PRSG ; 3) Bila dari hasil pengawasan implementasi PJM diperoleh bahwa penyimpangan yang terjadi bersumber dari ketentuan yang ada dalam PJM itu sendiri. Tahap pembuatan PJM, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : i. Unit Jaminan Mutu PRSG menyiapkan draft revisi PJM ii. Draft revisi PJM tersebut diserahkan masing masing ke Ka. Bid/Bag/Unit yang ada di PRSG untuk minta masukan dan koreksi. iii. Berdasarkan koreksi dari Ka. Bid/Bag/Unit tersebut kemudian dilakukan perbaikan oleh pihak UJM iv. Setelah perbaikan selesai diserahkan lagi ke masing masing ke Ka. Bid/Bag/Unit untuk minta persetujuan. v. Setelah persetujuan tersebut selesai lalu dimintakan persetujuan oleh Ka. Pusat Reaktor Serba Guna. vi. Setelah semua persetujuan tersebut dibuat maka maka dibuat copy untuk diserahkan ke Kapus, PSJMN, Bapeten dan setiap eselon III dan eselon IV dilingkungan PRSG. 1 b. Pembuatan Kalender Audit Tahunan Pembuatan kalender audit ini dapat dilaksanakan apabila revisi PJM sudah disahkan. Pada tahap ini pihak UJM membuat draft kalender audit internal yang akan dilakukan di RSG GAS. Pada kalender audit ini sudah direncanakan tentang materi audit dan waktu pelaksanaan audit. Materi yang akan dilakukan audit berdasarkan prosedur dari bidang/unit/ bagian yang ada di RSG dan hasil evaluasi pihak UJM dari audit tahun sebelumnya. Sedangkan untuk menetapkan waktu pelaksanaan audit didasarkan berdasarkan beban kerja dari materi yang akan diaudit. Waktu pelaksanaan audit untuk kalender audit yang sedang berjalan (tahun 2006) adalah audit bulanan, tiga bulanan, enam bulanan dan tahunan. Setelah draft kalender audit selesai, kemudian diserahkan masing masing ke Ka. Bid/Bag/Unit yang ada di RSG GAS untuk minta masukan dan koreksi. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan perbaikan kalender audit tersebut berdasarkan koreksi dan masukan dari Ka. Bid/Bag/Unit. Setelah perbaikan selesai diserahkan lagi ke masingmasing ke Ka. Bid/Bag/Unit untuk minta persetujuan dan juga dimintakan persetujuan dari Ka. Pusat Reaktor Serba Guna. Baru dibuat copy untuk diserahkan ke Kapus dan setiap eselon III dan eselon IV dilingkungan PRSG. c. Pelaksanaan Audit Audit internal ini mempunyai tujuan untuk pengawasan secara terencana maupun 824

tak terencana untuk melaksanakan audit dalam bentuk pemeriksaan dokumen hasil kegiatan dan kualifikasi personil, pemeriksaan peralatan, barang, material, sistem, instalasi RSG GAS dan fasilitas pendukungnya, termasuk survei dan witness. Setelah kalender audit internal sudah ditetapkan maka UJM baru bisa melaksanakan audit tersebut berdasarkan kalender audit tersebut. Paling lambat satu minggu sebelum audit dilaksanakan maka pihak UJM mengirimkan notifikasi audit kepada bidang/bagian/unit yang akan diaudit. Pemberitahuan tentang rencana audit disampaikan kepada auditee, pemberitahuan ini harus mencakup jadual, jangka waktu, para auditor yang bertugas, lingkup audit dan metode audit yang digunakan. Notifikasi dapat disampaikan dengan cara tertulis atau lisan (langsung atau melalui telepon). Notifikasi audit dalam bentuk tertulis menggunakan format pada lampiran 1. Setelah notifikasi dikirim maka dilakukan pertemuan pra audit yaitu pertemuan antara auditor dengan auditee, tujuan pokok dari pertemuan ini adalah perkenalan individu antara auditor dan auditee; kesepakatan lingkup audit dan metode audit; dan penentuan counter part bagi setip auditor. Langkah selanjutnya adalah proses audit, Proses audit dapat dilakukan dengan cara berikut : Pemeriksaan dokumen; Survei/ Inspeksi; dan Witness. Pada proses ini auditor harus menggunakan check list sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan dan mencatat setiap informasi dengan benar dan disaksikan oleh counter partnya. Catatan dan informasi harus jelas dan disetujui oleh yang diwawancarai (auditee). Format dari check list dapat dilihat pada lampiran 2. d. Pembuatan Rekomendasi dan Pembuatan Laporan Pada tahap ini dilakukan 4 kegiatan utama, yaitu : pertemuan post audit; pembuatan berita acara; pembuatan permintaan tindak perbaikan (PTP) dan pembuatan laporan audit. i. Pertemuan post audit; Pertemuan dilaksanakan setelah seluruh proses audit selesai. Pada pertemuan ini semua pihak auditee yang terkait atau yang mewakilinya harus hadir untuk pemutakhiran data audit. ii. iii. Pembuatan berita acara audit; Setelah pemutakhiran data audit selesai maka dibuat dokumen berita acara audit yang ditandatangani oleh auditor dan auditee. Format dari berita acara dapat dilihat pada lampiran 3. Pembuatan Permintaan tindak perbaikan; Berdasarkan berita acara audit dan laporan auditor maka pimpinan UJM harus menyampaikan kepada auditee secara tertulis PERMINTAAN TINDAK PERBAIKAN terhadap seluruh temuan yang ada dalam berita acara tersebut. Dokumen ini harus memuat : 825

Rekomendasi dari auditor untuk digunakan oleh para auditee sebagai pedoman untuk melakukan tindak perbaikan yang diperlukan; Respons yang diperlukan dari auditee; Perlu tidaknya reaudit setelah jangka waktu yang ditetapkan.format permintaan tindak perbaikan ini pada lampiran 4. iv. Pembuatan Laporan hasil audit; Setelah proses audit selesai maka pimpinan UJM harus secepatnya membuat laporan hasil audit untuk disampaikan kepada Ka. PRSG. Format laporan hasil audit mengikuti lampiran 5. e. Hasil Implementasi Jaminan Mutu di PRSG Sejak diperlakukan jaminan mutu di PRSG yaitu mulai tahun 1996, maka telah terjadi beberapa perubahan yang mengarah pada kebaikan. Pada awal diterapkannya, masih sedikit prosedur yang dibuat oleh bidang dan format prosedur juga belum standar. Setelah jaminan mutu diterapkan maka sudah banyak prosedur yang dibuat oleh bidang bidang, format yang digunakan sudah standar dan prosedur dari setiap bidang telah mempunyai kode tertentu. Pada awal diterapkan jaminan mutu, sering dilakukan audit internal (periode mingguan) dan temuan audit masih banyak. Sedangkan pada kondisi saat ini periode audit berkurang dan temuan hasil audit juga berkurang. IV. KESIMPULAN i. Implementasi jaminan mutu di PRSG telah dimulai sejak tahun 1996, yaitu sejak PJK diterapkan di PRSG. ii. Dalam implementasi jaminan mutu di PRSG telah mempunyai format yang baku yaitu mulai program tersebut direncanakan sampai pelaksanaan serta evaluasi. 826

ACUAN a. Safety series No : 50 C Q; IAEA, Vienna, 1995 b. Safety series No : 50 SG Q5 ; IAEA, Vienna, 1995 c. Safety series No: 50 SG Q10 ; IAEA, Vienna, 1995 d. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional no. 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Batan e. SK. Ka. Bapeten No.: 07/Ka BAPETEN/V 99 tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir 827

828

829

830

831

832

DISKUSI DAN TANYA JAWAB Penanya: Sukardi ( BAPETEN ) Pertanyaan: a.hasil implementasi jaminan mutu di PRSG telah terjadi perubahan yang lebih baik. Namun belum memberikan informasi yang konkrit, sehingga masih menimbulkan pertanyaan lagi, misal; jumlah prosedur sedikit menjadi banyak, dan sebagainya. Jawaban: a.perubahan tersebut berdasarkan hasil dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005. Tentang data selengkapnya akan diberikan pada kesempatan lain. Penanya:Yudi Prabowo ( BAPETEN ) Saran: a.agar hasil implementasi jaminan mutu yang diberikan dilengkapi dengan hasil kuantifikasi ( bukan kualitatif ). b.penyajian sudah cukup bagus. Tanggapan: a.saran diterima, hasil akan dilengkapi pada kesempatan yang lain. Penanya: Pudji Susanti ( PSJMN Serpong ) Saran: a.pada implementasi dan kesimpulan; agar pernyataan tidak disebutkan relatif terhadap sesuatu yang tidak ada jumlah kuantitatifnya. Pada kesimpulan lebih baik di tambah hasil evakuasi cukup atau perlu perbaikan berkelanjutan. Tanggapan: a.saran diterima, untuk kesempatan yang lain akan dilengkapi data tentang hasil tersebut. 833