PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PADANG

Fetrianis Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP ABSTRACS

KOMITMEN GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 18 PADANG

PERSEPSI GURU TENTANGPELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PADANG PANJANG BARAT KOTA PADANG PANJANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI SISWA KELAS XI TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL GURU SMK NEGERI 1 SOLOK. Azizatul Resti Husnia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SD NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO

PERSEPSI GURU TENTANG KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMAN 14 KOTA PADANG

DISIPLIN KERJA GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK SWASTA KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGGAH KEJURUAN NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESONAL GURU SMP NEGERI KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA TK di KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

P E N D A H U L U A N

PERSEPSI SISWA TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMK TRI DHARMA KOSGORO 2 PADANG

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

OLEH: NURUL HASMITA NIM.

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYRAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

MOTIVASI KERJA GURU DALAM PELAKSANAAN TUGAS MENGAJAR DI SMK NEGERI KOTA BUKITTINGGI

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS SMK NEGERI DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN FUNGSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP NEGERI 1 DAN 2 KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Study Komparatif Senior dan Guru Junior)

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

PERSEPSI GURU TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS II KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 PARIAMAN

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR KOTA LUBUKLINGGAU

KOMITMEN GURU SMP NEGERI KECAMATAN 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

THE ROLES OF THE PRINCIPAL AS MANAGER IN KINDERGARTEN IN DISTRICT OF TAMPAN IN PEKANBARU

BAB V P E N U T U P. Kesimpulan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

KOMITMEN GURU YANG DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

PELAKSANAAN TUGAS GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMBINAAN PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIRO UMUM KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR

PERSEPSI MAHASISWA FIP ANGKATAN 2011 TERHADAP PELAYANAN PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PELAKSANAAN TUGAS GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA PARIAMAN

PELAKSANAAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH DI SDN KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KINERJA PEGAWAI BIRO BINA SOsSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PAYAKUMBUH. Andre Tane Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

MOTIVASI KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK KEMAHASISWAAAN (BAAK) UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEPEMIMPINAN WALI NAGARI SE-KECAMATAN KOTO PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRATIF PEGAWAI TATA USAHA DI SMP NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

SUPERVISI KEPALA TK DAN KINERJA GURU TK DI GUGUS I KECAMATAN KALIBAWANG KULON PROGO

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI KOTA PARIAMAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBINAAN KESISWAAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI KECAMAATAN GUNUNG TALANG

KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMSA) KECAMATAN ROKAN IV KOTO

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

SEMANGAT KERJA GURU DI SMK NEGERI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRASI PEGAWAI BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (BAAK) DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

BUDAYA ORGANISASI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH OLEH: PUTRI WARTI SARI AKMAL NIM: / 2011

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI SMA NEGERI 2 PAINAN. Afni Rahmadanti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

Transkripsi:

PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG Dina Melani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The purpose of this research is to study how the perception of teacher sabout development of professional competence of teacher s by principals at vocational school in the district of Lubuk Begalung Padang. The population is 345 and the sample is 89 by using simple random sampling. The instrument of this research is using statement with likert scale models that have beentested. The data is analyzed trough average score. The resultsof this research is perception of teacher s about development of professional competence of teacher s by principals at vocational school in the district of Lubuk Begalung Padang still in enough category. Key word: Development, Professional Competence of Teacher s PENDAHULUAN Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, dan kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan wadah dalam rangka menciptakan masyarakat yang cerdas serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan diharapkan nantinya peserta didik mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan secara terus-menerus. Meningkatkan kualitas pendidikan artinya meningkatkan kualitas guru. Dikatakan demikian karena guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak berinteraksi dengan peserta didik dibandingkan dengan personil lainnya di sekolah. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan pendidikan, karena guru adalah pengelola kegiatan pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, baik atau buruknya out put sekolah sangat ditentukan oleh kualitas guru. Halaman 381-759

Menciptakan guru yang profesional tidak terlepas dari proses pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Pembinaan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk membuat suatu lebih baik. Pembinaan ini sangat penting karena setiap lembaga pendidikan dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pengamatan penulis di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang, memperlihatkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang masih kurang optimal ini terlihat dari fenomena-fenomena antara lain : 1) Sebagian guru belum mampu memanfaatkan teknologi seperti komputer untuk menunjang aktivitas mengajarnya. Guna mewujudkan model-model pembelajaran yang interaktif, inovatif, dan kreatif, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, 2) Guru terjebak pada aktivitas datang, mengajar, pulang, begitu berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi diri secara maksimal, misalnya menambah wawasannya menjadi lebih luas yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini menyebabkan kurangnya peningkatan kompetensi profesional guru secara berkelanjutan, 3) Menurut beberapa guru kepala sekolah jarang melakukan pembicaaran dengan guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan materi pembelajaran, 4) Kepala sekolah kurang memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan, seminar, lokakarya, dan kegiatan sejenisny, 5) Pembinaan kompetensi profesional yang dilakukan kepala sekolah belum berpedoman kepada langkah-langkah atau prosedur yang benar misalnya, tidak sesuai dengan kebutuhan guru yang akan dibina, sehingga pembinaan tersebut kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, 6) Tindak lanjut pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah jarang dilakukan, misalnya kepala sekolah jarang melakukan bimbingan mengenai temuan kelemahan guru, sehingga kurang memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan pembinaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana persepsi guru terhadap pembinaan kompetensi profesional guru di SMK Se-Kecamatan Lubuk Begalung Padang dilihat dari segi : 1) pelaksanaan pembinaan, 2) aspek pembinaan, 3) teknik pembinaan, dan 4) waktu pembinaan. Dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : 1) Bagaimana persepsi guru terhadap pelaksanaan Begalung Padang? 2) Bagaimana persepsi guru terhadap aspek pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang? 3) Bagaimana persepsi guru terhadap teknik pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang? 4) Bagaimana persepsi guru terhadap waktu pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang?. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentangpersepsi guru terhadap pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padangdilihat dari segi pelaksanaan pembinaan, aspek pembinaan, teknik pembinaan dan waktu pembinaan. Halaman 382-759

Pembinaan merupakan serangkaian bantuan yang diberikan kepada guru untuk mengembangka serta meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Imron (1995:9) menyatakan bahwa secara terminologis, pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah dan pengawas sekolah serta pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.dalam Kamus Besar Indonesia (2008:193) menjelaskan bahwa pembinaan berasal dari kata bina yang berarti membangun sesuatu atau mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna. Imron (1995:23) menyatakan bahwa tujuan pembinaan guru adalah terbaikinya proses belajar mengajar, yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan dan arahan. Memperbaiki proses belajar mengajar tersebut salah satu caranya yaitu melalui peningkatan profesional guru, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru menyatakan bahwa kompetensi profesional guru meliputi kemampuan sebagai berikut : 1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelarajan yang diampu, 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu, 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Danim (2011:94) mengemukakan bahwa Dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pembinaan dan pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat.pembinaan kompetensi profesional oleh kepala sekolah terhadap guru dapat dilakukan melalui bermacam cara baik secara langsung maupun tidak langsung. Imron (1995:23) menyatakan bahwa pembinaan guru dapat dilakukan melalui serangkaian tindakan bimbingan dan arahan. Selanjutnya Sagala (2012: 218-220) menyatakan bahwa pembinaan guru dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.pembinaan kompetensi profesional guru merupakan salah satu bentuk peningkatan kualitas tenaga pendidikan. Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan. Keterkaitan antara keduanya terlihat dalam kinerjanya selama pelaksanaan pembelajaran. Pada proses pelaksanaan pembelajaran inilah guru harus memiliki kompetensi dalam mengelola semua sumber daya kelas, seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas, peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga pendidik yang profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan.danim dan Khairil (2010 :30) menyatakan bahwa Guru dan tenaga kependidikan profesional menjalani proses pembinaan dan pengembangan secara kontinyu. Kegiatan pengembangan guru menuju derajat profesional ideal, termasuk dalam kerangka mengelola kelas untuk pembelajaran yang efektif, dilakukan atas dasar Halaman 383-759

prakarsa pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, guru secara pribadi dan lain-lain. Secara umum kegiatan ini dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa.hal ini sesuai dengan pendapat Danim dan Khairil (2010:7) yang menyatakan bahwa pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalitas ini tentu saja sejalan dengan upaya untuk memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan, dan perlindungan terhadap guru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian bersifat deskriptif, karena dalam penelitian ini akan mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana adanya.populasi dalam penelitian ini adalah 345 orangdan diambil untuk sampel adalah 25% dari jumlah populasi yaitu 89 orang, dalam penelitian ini besarnya sampel ditetapkan berdasarkan pendapat Arikunto Suharsimi, dan teknik penetapan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket dengan menggunakan skala likert. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus rata-rata (Mean). HASIL PENELITIAN Dekripsi hasil pengolahan data tentang persepsi guru terhadap pelaksanaanpembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se- Kecamatan Lubuk Begalung berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 3. Skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengumpulkan data mengenai kemampuan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran guru dengan perolehan skor 3,3. Sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan diskusi untuk memperbaiki kemampuan penguasaan materi guru dengan perolehan skor 2,7. Deskripsi hasil pengolahan data tentang persepsi guru terhadap aspek Begalung berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 3,1. Skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop untuk menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan perolehan skor 3,3. Sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melalui tindakan reflektif dengan perolehan skor 2,8. Deskripsi hasil pengolahan data tentang persepsi guru terhadap teknik Begalung berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 3,1. Skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah memfasilitasi guru melalui studi kelompok antar guru untuk menguasai materi pembelajaran secara Halaman 384-759

luas dan mendalam dengan perolehan skor 3,4. Sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan pembicaraan individual mengenai kesulitan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif dengan perolehan skor 2,7. Deskripsi hasil pengolahan data tentang persepsi guru terhadap waktu Begalung berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 2,9. Skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengadakan rapat dinas kepada guru secara terprogram misalnya sebulan sekali dengan perolehan skor 3,3. Sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan kunjungan kelas kepada guru secara isidental atau mendadak dengan perolehan skor 2,7. PEMBAHASAN Untuk lebih jelasnya, pembahasan hasil penelitian ini akan di uraikan berdasarkan indikator penelitian yakni 1) pelaksanaan pembinaan, 2) aspek pembinaan, 3) teknik pembinaan, dan 4) waktu pembinaan. Berdasarkan hasil pengolahan data persepsi guru terhadap pelaksanaan Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3. Hasil ini mengartikan bahwa menurut persepsi guru, kepala sekolah cukup dalam melakukan pelaksanaan pembinaan kompetensi profesional. Hasil ini disebabkan karena pada pelaksanaan pembinaan perolehan skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengumpulkan data mengenai kemampuan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran guru dengan perolehan skor 3,3, menilai data kemampuan penguasaan materi guru dengan perolehan skor 3,2, menilai data kemampuan penguasaan standar kompetensi dan komptensi dasar mata pelajaran guru dengan perolehan skor rata-rata 3,2, mendeteksi kelemahan kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran dengan perolehan skor rata-rata 3,1, kepala sekolah mengumpulkan data kemampuna guru menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan perolehan skor rata-rata 3, mengumpulkan data kemampuan guru mengembangkan materi pembelajaran dengan perolehan skor rata-rata 3, mendeteksi kelemahan penguasaan materi guru dengan perolehan skor rata-rata 3, sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan diskusi untuk memperbaiki kemampuan penguasaan materi guru dengan perolehan skor 2,7. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah kurang memiliki waktu kerena kesibukannya untuk melakukan diskusi dengan guru mengenai penguasaan materi guru secara luas dan mendalam. Sebaiknya kepala sekolah menyediakan waktu khusus untuk melakukan diskusi dengan guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Musfah (2011:18) yang menyatakan bahwa pengembangan kemampuan guru dapat dilakukan dengan melalui banyak hal yaitu : melanjutkan, pendidikan, kerja atau diskusi kelompok, belajar mandiri (membaca, memanfaatkan fasilitas pemdidikan di sekolah, seperti perpustakaan Halaman 385-759

dan laboratorium sains serta internet), pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah, dan berdiskusi dengan rekan sejawat, pimpinan dan siswa. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pada pasal 28 ayat (3) dinyatakan bahwa kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu membina guru untuk menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam sehingga guru mampu membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Berdasarkan hasil pengolahan data persepsi guru terhadap aspek pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 3,1. Hasil ini mengartikan bahwa menurut persepsi guru, kepala sekolah cukup dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional guru dilihat dari aspek pembinaan. Hasil ini disebabkan karena pada teknik pembinaan perolehan skor ratarata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop untuk menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan perolehan skor 3,3, menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam dengan perolehan skor rata-rata 3,1, penelitian tindakan kelas untuk meningkatakan keprofesionalan dengan perolehan skor rata-rata 3,1, memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik dengan perolehan skor rata-rata 3, menguasai teknologi dan informasi dengan perolehan skor rata-rata 3, sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif dengan perolehan skor 2,8. Hal ini disebabkan karena guru terjebak pada aktivitas mengajar dan lupa untuk mengembangkan diri sehingga kemampuan profesionalnya kurang berkembang. Kepala sekolah juga kurang memfasilitasi guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 Pasal 1 Butir 5 menyatakan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Oleh karena itu kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam berbagai macam kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Ada tiga unsur kegiatan dalam pengembangan keprofesianalan berkelanjutan yaitu ; 1) pengembangan diri, meliputi: (a) mengikuti diklat fungsional; dan (b) melaksanakan kegiatan kolektif guru, 2) publikasi ilmiah, meliputi (a) membuat publikasi ilmiah hasil penelitian; dan (b) membuat publikasi buku, 3) karya inovatif, meliputi: (a) menemukan teknologi tepat guna, (b) menemukan/menciptakan karya sen i; (c) membuat/memodifikasi alat pelajaran; (d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. Berdasarkan hasil pengolahan data persepsi guru terhadap aspek Halaman 386-759

Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,1. Hasil ini mengartikan bahwa menurut persepsi guru, kepala sekolah cukup dalam melakukan teknik pembinaan kompetensi profesional guru. Hasil ini disebakan karena pada teknik pembinaan perolehan skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah memfasilitasi guru melalui studi kelompok antar guru untuk menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam dengan perolehan skor 3,4, memfasilitasi guur untuk diskusi dengan teman sejawat dengan perolehan skor rata-rata 3,2, memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pendidikan lanjutan dengan perolehan skor ratarata 3,1, memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti rapat dinas dengan perolehan skor rata-rata 3,1, sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan pembicaraan individual mengenai kesulitan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif dengan perolehan skor 2,7. Hal ini disebabkan karena kurangnya interaksi guru dengan kepala sekolah untuk membicarakan kesulitan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif. Menurut Sutisna dalam Sagala (2012:239) mengatakan bahwa pembicaraan individual merupakan teknik supervisi atau pembinaan yang sangat penting karena kesempatan yang diciptakannya bagi kepala sekolah (pengawas/penilik) untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesional pribadinya. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya menggunakan teknik ini sebagai salah satu alat untuk membantu guru memecahkan masalah yang terjadi, mengembangkan diri guru dan membantu guru tumbuh kedalam pekerjaan. Berdasarkan hasil pengolahan data persepsi guru terhadap waktu Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 2,9. Hasil ini mengartikan bahwa menurut persepsi guru, kepala sekolah cukup dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional guru dilihat dari waktu pembinaan. Hasil ini disebabkan karena pada waktu pembinaan perolehan skor rata-rata tertinggi terlihat pada pernyataan kepala sekolah mengadakan rapat dinas kepada guru secara terprogram misalnya sebulan sekali dengan perolehan skor 3,3, mengadakan petihan secara periodik dengan perolehan skor rata-rata 2,9, mengadakan kegiatan penataran secara rutin dengan perolehan skor rata-rata 2,8, sedangkan skor rata-rata terendah terlihat pada pernyataan kepala sekolah melakukan kunjungan kelas kepada guru secara isidental atau mendadak dengan perolehan skor 2,7. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan pembinaan secara mendadak memiliki beberapa kekurangan seperti guru tidak siap saat pembinaan dilakukan, sehingga belum mencerminkan keadaan guru yang sebenarnya. Menurut Mulyasa (201 2:256) mengatakan bahwa pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan atau guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah perlu melakukan pembinaan secara periodik untuk menjaga konsistensi program pembinaan yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengolahan data persepsi guru terhadap pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata 3. Hasil ini mengartikan bahwa, menurut persepsi guru kepala SMK Se-Kecamatan Halaman 387-759

Lubuk Begalung Padang cukup dalam melaksanakan pembinaan kompetensi profesional guru. Pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori cukup, hal ini kerena perolehan skor rata-rata tertinggi terlihat pada indikator aspek pembinaan dengan perolehan skor rata-rata 3,1, selanjutnya indikator teknik pembinaan dengan perolehan skor rata-rata 3,1, kemudian indikator pelaksanaan pembinaan dengan skor rata-rata 3. Skor rata-rata terendah terlihat pada indikator waku pembinaan dengan perolehan skor 2,9. KESIMPULANDANSARAN Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai persepsi guru terhadap pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang yaitu: (1) persepsi guru terhadap proses pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se- Kecamatan Lubuk Begalung Padang pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3, (2) persepsi guru terhadap aspek pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,1, (3) persepsi guru terhadap teknik pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK Se-Kecamatan Lubuk Begalung Padangberada pada kategori cukup dengan skor rata-rata3,1, (4) persepsi guru terhadap waktu pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala SMK se- Kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 2,9, (5) secara umum persepsi guru terhadap pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori cukupdengan skor rata-rata 3. Berdasarkan kesimpulan yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti dapat mengemukakanbeberapa saran yaitu: 1) Kepala Sekolah di SMK se- Kecamatan Lubuk Begalung Padang agar dapat melakukan diskusi dengan guru yang kurang mampu menguasai materi pembelajaran, kepala sekolah bersama dengan guru bertukar pikiran guna memecahkan permasalahan yang dialami guru. kegiatan ini bisa dilakukan satu kali dalam satu semester atau sesuai dengan permintaan guru, 2) Kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang agar mengembangkan keprofesionalan guru secara berkelanjutan dengan cara mengikutsertakan guru dalam berbagai macam kegiatan seperti ; pengembangan diri, publikasi ilmiah maupun pembuatan karya inovatif. Pelakasanaan kegiatan pengembangan keprofesionalan guru secara berkelanjutan didasarkan pada hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan setiap akhir tahun pelajaran, yang hasilnya digunakan sebagai acuan dalam merencakan program pengembangan keprofesionalan guru secara berkelanjutan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun pelajaran, 3) Kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang agar melakukan pembicaraan individual mengenai kesulitan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, pembicaraan indivudual ini dapat dilaksanakan kepala sekolah di dalam kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas, di ruang kepala sekolah atau guru, secara kebetulan bertemu dengan guru, dan dilaksanakan setelah melakukan kunjungan kelas. Kegiatan ini Halaman 388-759

dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru yang akan dibina. Pembicaraan individual dimulai dengan membicarakan hal-hal yang dilaksanakan dengan baik oleh guru sewaktu mengajar dikelas, kekurangan-kekurangan guru dalam mengajar dikelas, kemudian membuat kesimpulan bersama sebagai hasil dari percakapan tersebut, 4) Kepala sekolah di SMK se-kecamatan Lubuk Begalung Padang agar melakukan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran di kelas, kunjungan kelas dapat dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan atas permintaan guru yang bersangkutan, kegiatan ini bisa dilakukan dua kali dalam satu semester tergantung kebutuhan guru yang akan dibina, 5) Kepada peneliti selanjutannya diharapkan untuk menelaah serta meneliti lebih lanjut tentang pembinaan kompetensi profesional guru oleh kepala sekolah dengan mengambil objek yang berbeda dan aspek yang berbeda pula. DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Danim, Sudarwan dan Khairil. (2010). Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Imron, Ali. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar. Jakarta: Kencana. Sagala, Syaiful. (2008). Administrasi Pendidikan Kotemporer. Bandung: Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2012). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 389-759