2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

FORMULA PERHITUNGAN DAN MEKANISME PENETAPAN TARIF PADA BUMD AIR MINUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2016 PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM

PENYUSUNAN & PENETAPAN TARIF AIR MINUM. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016 Tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TARIF AIR MINUM

1. Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN NGADA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

OPERASIONAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BANGKA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

2017, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, telah tersedia pagu anggaran untuk subsidi Pajak Penghasilan ditanggung o

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2016 tentang

1 of 5 21/12/ :38

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

GAMBARAN UMUM PERHITUNGAN TARIF FCR PADA PDAM, SERTA TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI DAN TAHAPANNYA DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

ANALISA PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

I. Latar belakang penyesuaian tarif air minum tahun 2013 meliputi :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No b. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Dana Otonomi Khusus, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam P

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.010/2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN DARI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peratura

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 12A Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indone

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

2017, No tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR: 22 TAHUN 2013 TENTANG TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2 b. bahwa penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

1 of 5 18/12/ :41

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

2018, No Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tamb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 10 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d

PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2014 TENTANG

Transkripsi:

No.1400, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Air Minum. Tarif. Perhitungan dan Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, Menteri berwenang untuk memberikan pedoman perhitungan dan penetapan Tarif air minum; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2016, No.1400-2- 2. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 344); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345); 4. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 12); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 564), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1667); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kepala Daerah adalah Gubernur atau Bupati atau Wali Kota. 2. Air Minum adalah air minum yang diproduksi BUMDAir Minum. 3. Badan Usaha Milik Daerah Air Minum selanjutnya disebut BUMDAir Minum adalah Badan Usaha Milik Daerah yang menyelenggarakan sistem penyediaan air minum. 4. Direksi adalah Direksi BUMDAir Minum.

-3-2016, No.1400 5. Dewan Pengawas adalah organ Perumda yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perumda. 6. Komisaris adalah organ Perseroda yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perseroda. 7. Pelanggan adalah masyarakat atau institusi yang terdaftar sebagai penerima layanan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 8. Pelanggan Khusus adalah institusi atau badan yang memanfaatkan air minum untuk memenuhi kebutuhan yang diatur dalam perjanjian. 9. Jenis Pelanggan adalah himpunan pelanggan yang memiliki kesamaan kriteria dalam masing-masing kelompok pelanggan. 10. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebanyak 10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau sebesar satuan volume lainnya. 11. Tarif Air Minum yang selanjutnya disebut Tarif adalah kebijakan biaya jasa layanan Air Minum yang ditetapkan Kepala Daerah untuk pemakaian setiap meter kubik (m3) atau satuan volume lainnya yang diberikan oleh BUMD Air Minum yang wajib dibayar oleh pelanggan. 12. Tarif Rendah adalah Tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dibanding Biaya Dasar. 13. Tarif Dasar adalah Tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan Biaya Dasar. 14. Tarif Penuh adalah Tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding Biaya Dasar. 15. Tarif Kesepakatan adalah Tarif yang nilainya dihitung berdasarkan kesepakatan antara BUMD Air Minum dan pelanggan. 16. Tarif Rata-rata adalah total pendapatan Tarif dibagi total volume air terjual.

2016, No.1400-4- BAB II DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF Bagian Kesatu Umum Pasal 2 Perhitungan dan penetapan Tarif air minum didasarkan pada: a. keterjangkauan dan keadilan; b. mutu pelayanan; c. pemulihan biaya; d. efisiensi pemakaian air; e. perlindungan air baku; dan f. transparansi dan akuntabilitas. Paragraf Kesatu Keterjangkauan dan Keadilan Pasal 3 (1) Keterjangkauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a adalah bahwa: a. penetapan Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum disesuaikan dengan kemampuan membayar pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi, serta tidak melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan masyarakat pelanggan; b. penetapan Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah diberlakukan Tarif setinggi-tingginya sama dengan Tarif rendah. (2) Keadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dicapai melalui: a. penerapan Tarif diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan; dan b. penerapan Tarif progresif dalam rangka mengupayakan penghematan penggunaan air minum.

-5-2016, No.1400 (3) Masyarakat Berpenghasilan Rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b lebih lanjut diatur dalam Peraturan Kepala Daerah. Paragraf Kedua Mutu Pelayanan Pasal 4 Mutu Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dilakukan melalui penetapan Tarif yang mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan. Paragraf Ketiga Pemulihan Biaya Pasal 5 (1) Pemulihan biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, ditujukan untuk menutup kebutuhan operasional dan pengembangan pelayanan air minum. (2) Pemulihan biaya untuk menutup kebutuhan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari hasil perhitungan Tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar. (3) Pemulihan biaya untuk pengembangan pelayanan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari hasil perhitungan Tarif rata-rata harus menutup biaya penuh. (4) Biaya penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termasuk didalamnya keuntungan yang wajar berdasarkan rasio laba terhadap aktiva paling sedikit sebesar 10% (sepuluh perseratus).

2016, No.1400-6- Paragraf Keempat Efisiensi Pemakaian Air dan Perlindungan Air Baku Pasal 6 (1) Efisiensi pemakaian air dan perlindungan air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d dan huruf e, dilakukan melalui pengenaan Tarif progresif. (2) Tarif progresif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan melalui penetapan blok konsumsi. (3) Tarif progresif dikenakan kepada pelanggan yang konsumsinya melebihi Standar Kebutuhan Pokok Air Minum. Paragraf Kelima Transparansi dan Akuntabilitas Pasal 7 (1) Transparansi dan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf f, diterapkan dalam proses perhitungan dan penetapan Tarif. (2) Transparansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan antara lain dengan: a. menjaring aspirasi pelanggan yang berkaitan dengan rencana perhitungan serta penetapan Tarif; dan b. menyampaikan informasi yang berkaitan dengan rencana perhitungan Tarif kepada pelanggan. (3) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Blok Konsumsi dan Kelompok Pelanggan Pasal 8 (1) Konsumsi pelanggan BUMD Air Minum meliputi: a. konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok; dan

-7-2016, No.1400 b. konsumsi air minum untuk pemakaian di atas standar kebutuhan pokok. (2) Konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikelompokan dalam satu blok. (3) Konsumsi air minum untuk pemakaian di atas standar kebutuhan pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dibagi dalam beberapa blok. Pasal 9 (1) Pelanggan BUMD Air Minum dikelompokkan: a. kelompok I; b. kelompok II; c. kelompok III; dan d. kelompok Khusus. (2) Kelompok I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, menampung jenis pelanggan yang membayar Tarif rendah untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum. (3) Kelompok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menampung jenis pelanggan yang membayar Tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum. (4) Kelompok III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, menampung jenis pelanggan yang membayar Tarif penuh untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum. (5) Kelompok Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, khusus menampung jenis pelanggan yang membayar Tarif berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian. Pasal 10 (1) Kelompok Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5) terdiri atas: a. nonkomersial;dan b. komersial.

2016, No.1400-8- (2) Kelompok khusus nonkomersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberlakukan paling kurang sama dengan Tarif dasar. (3) Kelompok khusus komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberlakukan paling kurang sama dengan Tarif penuh. Pasal 11 (1) Dalam hal terdapat investasi oleh pelanggan yang cukup besar sehingga Tarif kesepakatan lebih rendah dari Tarif penuh maka Tarif khusus komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) diperhitungkan dengan besaran nilai investasi dimaksud. (2) Dalam hal pengembalian nilai investasiyang diperhitungkan telah terpenuhi maka aset hasil investasi wajib diserahkan kepada BUMD Air Minum untuk selanjutnya dikenakan Tarif khusus komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3). (3) Dalam hal terjadi Tarif kesepakatan lebih rendah dari Tarif penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUMD Air Minum melaporkan kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah. Pasal 12 BUMD Air Minum dapat menentukan kebijakan jenis pelanggan pada masing-masing kelompok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) berdasarkan kondisi obyektif dan karakteristik pelanggan di daerah masingmasing. Bagian Ketiga Biaya Dasar Pasal 13 Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air minum dihitung atas dasar biaya usaha

-9-2016, No.1400 dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun. Pasal 14 Biaya usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya pengelolaan PDAM yang meliputi: a. biaya operasi dan pemeliharaan; b. biaya depresiasi/amortisasi; c. biaya bunga pinjaman; d. biaya lain; dan/atau e. keuntungan yang wajar. Pasal 15 (1) Biaya operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf (a) merupakan semua beban operasional mulai dari sumber air, produksi sampai dengan distribusi. (2) Biaya depresiasi/amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf (b) merupakan semua beban penyusutan terhadap aset yang berbentuk maupun tidak berbentuk. (3) Biaya bunga pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf (c) merupakan beban keuangan yang meliputi bunga, biaya komitmen, denda dan beban keuangan lainnya terkait dengan pinjaman. (4) Biaya lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf (d) merupakan biaya tidak terduga yang mendukung operasional BUMD Air Minum. (5) Keuntungan yang wajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf (e) merupakan keuntungan yang dihitung berdasarkan rasio laba terhadap aktiva paling sedikit sebesar 10% (sepuluh perseratus). Pasal 16 Volume air terproduksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dihitung berdasarkan total volume air yang dihasilkan oleh

2016, No.1400-10- sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen dalam periode satu tahun. Pasal 17 Volume kehilangan air standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dihitung berdasarkan standar prosentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air dikalikan volume air terproduksi. Pasal 18 (1) Proyeksi biaya dasar dalam Rp/m3 atau Rp/satuan volume lainnya dihitung atas dasar proyeksi biaya usaha dibagi dengan proyeksi volume air terproduksi dikurangi proyeksi volume kehilangan air standar pada tahun proyeksi. (2) Proyeksi biaya usaha air minum dihitung berdasarkan data historis dengan memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi tingkat inflasi, efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana investasi beserta rencana sumber pendanaannya. (3) Proyeksi volume air terproduksi dihitung berdasarkan data historis, dengan memperhatikan rencana tingkat produksi, distribusi dan pengembangan pelayanan. (4) Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan proyeksi volume air terproduksi dikalikan standar prosentase sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 (1) Perhitungan dan proyeksi biaya yang akan dijadikan acuan dalam penetapan Tarif harus dilakukan secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable dan auditable) serta mempertimbangkan aspek-aspek efisiensi biaya.

-11-2016, No.1400 (2) Untuk melakukan perhitungan dan proyeksi biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dipersiapkan data sebagai berikut: a. komponen biaya sumber air; b. komponen biaya pengolahan air; c. komponen biaya transmisi dan distribusi; d. komponen biaya kemitraan; e. komponen biaya umum dan administrasi; f. komponen biaya keuangan; g. komponen aktiva produktif; h. tingkat inflasi; i. volume air terproduksi; j. volume kehilangan air standar; k. volume air terjual kepada kelompok pelanggan Tarif rendah; l. volume air terjual kepada kelompok pelanggan Tarif dasar; m. volume air terjual kepada kelompok pelanggan Tarif penuh dan khusus; n. blok konsumsi; o. kelompok pelanggan; p. jumlah pelanggan setiap blok konsumsi; q. jumlah pelanggan setiap kelompok pelanggan; r. tingkat konsumsi; s. Tarif yang berlaku; t. komponen pendapatan penjualan air; u. komponen pendapatan non air; v. komponen pendapatan kemitraan; w. tingkat elastisitas konsumsi air minum terhadap Tarif; x. rata-rata penghasilan masyarakat pelanggan; dan y. upah minimum provinsi.

2016, No.1400-12- Bagian Keempat Pendapatan dan Tarif Pasal 20 (1) Pendapatan BUMD Air Minum terdiri dari: a. pendapatan air; dan b. pendapatannon air. (2) Pendapatan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Tarif air; b. beban tetap; c. pemeliharaan meter air; dan d. pendapatan air lainnya selain perpipaan. (3) Pendapatan non air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. pendapatan sambungan baru; b. pendapatan pemeriksaan air lab; c. pendapatan penyambungan kembali; d. pendapatan denda; e. pendapatan penggantian meter rusak; f. pendapatan penggantian pipa persil; dan g. pendapatan non air lainnya. Pasal 21 (1) BUMD Air Minum mengenakan beban tetap bulanan kepada setiap sambungan pelanggan apabila pemakaian air kurang dari volume pemakaian air minimum. (2) Volume pemakaian air minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direksi BUMD Air Minum. (3) Besaran beban tetap dihitung dari volume pemakaian air minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikali Tarif yang berlaku untuk pelanggan bersangkutan. Pasal 22 Tarif dibedakan dalam 4 (empat) jenis, yaitu :

-13-2016, No.1400 a. Tarif rendah; b. Tarif dasar; c. Tarif penuh; dan d. Tarif kesepakatan. Pasal 23 BUMD Air Minum menetapkan struktur dan variasi Tarif berdasarkan ketentuan blok konsumsi, kelompok pelanggan, dan jenis Tarif. Pasal 24 (1) Perhitungan Tarif dilakukan sebagai berikut: a. menghitung biaya dasar untuk menentukan Tarif dasar; b. menghitung subsidi untuk menentukan Tarif rendah; c. menghitung Tarif penuh; dan d. menetapkan Tarif kesepakatan. (2) Perhitungan Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengacu pada formula perhitungan Tarif air minum tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Besarnya subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat bervariasi antar kelompok pelanggan. BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR PENETAPAN TARIF Pasal 25 (1) Kepala Daerah menetapkan Tarif Air Minum paling lambat bulan November setiap tahun. (2) Penetapan Tarif Air Minum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri. (3) Kepala Daerah dapat mendelegasikan penetapan Tarif kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d kepada direksi.

2016, No.1400-14- (4) Penetapan Tarif kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) oleh Direksi dilakukan dengan persetujuan Dewan Pengawas/Komisaris. Pasal 26 (1) Direksi menyusun rancangan Tarif paling lambat minggu pertama bulan Juli untuk disampaikan kepada Dewan Pengawas/Komisaris. (2) Rancangan Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan mutu pelayanan, pemulihan biaya dan target peningkatan cakupan pelayanan, dilengkapi data pendukung paling sedikit: a. dasar perhitungan usulan penetapan Tarif; b. hasil perhitungan proyeksi biaya dasar; c. perbandingan proyeksi biaya dasar dengan Tarif berlaku; d. proyeksi peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan; e. perhitungan besaran subsidi yang diberikan kepada kelompok pelanggan yang kurang mampu; dan f. kajian dampak kenaikan beban per bulan kepada kelompok kelompok pelanggan. Pasal 27 (1) Dewan Pengawas/Komisaris melakukan evaluasi rancangan Tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) paling lambat bulan Agustus. (2) Rancangan Tarif hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dikonsultasikan dengan wakil atau forum pelanggan melalui berbagai media komunikasi untuk mendapatkan umpan balik. (3) Hasil konsultasi publik pada ayat (2) dibahas bersama dengan dewan pengawas dan selanjutkan rancangan Tarif diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dewan Pengawas/Komisaris. (4) Rancangan Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada kepala daerah paling lambat bulan

-15-2016, No.1400 Oktober, untuk selanjutnya ditetapkan paling lambat bulan November. (5) Dalam hal Kepala Daerah memutuskan Tarif lebih kecil dari usulan Tarif yang diajukan direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yang mengakibatkan Tarif ratarata tidak tercapainya pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery), pemerintah daerah wajib menyediakan kebijakan subsidi untuk menutup kekurangannya melalui APBD. (6) Kebijakan subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan kepada Menteri. (7) Direksi melakukan sosialisasi keputusan besarnya Tarif kepada masyarakat pelanggan melalui media massa atau media online ecara efektif. Pasal 28 Untuk sinkronisasi perencanaan Tarif dan pengembangan PDAM dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Direksi wajib: a. menyusun rencana jangka panjang perusahaan (coorporate plan); dan b. rencana kerja dan anggaran BUMD Air Minum. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 29 (1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Penyediaan Air Minum secara nasional. (2) Gubernur, Bupati dan Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Penyediaan Air Minum di diwilayahnya.

2016, No.1400-16- BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Keputusan kepala daerah mengenai Tarif air minum pada BUMD air minum yang sudah ditetapkan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, agar dilakukan penyesuaian berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 1 Januari 2018. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 32 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-17-2016, No.1400 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 September 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 September 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2016, No.1400-18- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM A. FORMULA PERHITUNGAN TARIF AIR MINUM NO URAIAN FORMULA SATUAN PERIODE NOTASI 1. BIAYA DASAR a. Biaya Operasi & Pemeliharaan Rp/Thn X BOP Jumlah Biaya operasi & Pemeliharaan b. Biaya Depresiasi/Amortisasi Rp/Thn X BDA Jumlah Biaya Depresiasi/Amortisasi c. Biaya Bunga Pinjaman Rp/Thn X BBP Biaya bunga Pinjaman d. Biaya Operasi Lainnya Rp/Thn X BOL Jumlah Biaya Administrasi Umum tidak termasuk Depresiasi.Amortisasi, Penyisihan Piutang & Bunga Pinjaman a. Total Biaya Usaha Rp/Thn X TBU TBU = BOP + BDA + BBP + BOL + b. Dikalikan dengan faktor inflasi %/Thn X I ( 1 + I ) Y-X c. Perkiraan TBU pada periode tarif Rp/Thn Y YTBU YTBU = TBU x ( 1 + I ) d. Volume Air Terproduksi m3/thn X VAP Data Historis e. Tingkat Kehilangan Air Standar %/Thn X TKAS TKAS = Prosentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air f. Volume Kehilangan Air Standar m3/thn X VKAS VKAS = TKAS x VAP YTBU g. Biaya Dasar Rp/m3 Y BD BD = VAP - VKAS 2. TARIF DASAR a. Biaya Dasar Rp/m3 Y BD Data diambil dari hasil formula Nomor 1.g di atas b. Tarif Dasar Rp/m3 Y TD TD = BD 3. TARIF RENDAH a. Tarif Dasar Rp/m3 Y TD Data diambil dari hasil formula No. 2.b di atas b. Volume Air Terjual kepada Kelom- m3/thn X VTTR Data Historis pok Pelanggan Tarif Rendah c. Prosentase subsidi %/ thn Y PSb Kebijakan subsidi pemda d. Subsidi 1) Rp/m3 Y Sb Sb =.. % x TD e. Total Subsidi Rp/Thn Y TSb TSb = Sb x VTTR f. Rata-rata Subsidi Rp/m3 Y RSb RSb = TSb VTTR g. Tarif Rendah 2) Rp/m3 Y TR TR = TD - RSb h. Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Ko`Rp./Bln X UMP 4. TARIF PENUH a. Tarif Dasar Rp/m3 Y TD Data diambil dari hasil formula No. 2.b di atas b. Aktiva Lancar Rp/Thn X AL Jumlah komponen-komponen Aktiva Lancar c. Investasi Jangka Panjang Rp/Thn X IJP Jumlah komponen-komponen Investasi Jangka Panjang d. Aktiva Tetap (Nilai Buku) Rp/Thn X AT Jumlah komponen-komponen Aktiva Tetap + depresiasinya e. Aktiva Produktif Rp/Thn X AP AP = AL + IJP + AT f. Tingkat Keuntungan Rp/Thn Y TK TK = 10% x AP g. Volume Air Terjual kepada Kelom- m3/thn X VTTPK Data Historis pok Pelanggan Tarif Penuh & Khusus TK h. Rata-rata Tingkat Keuntungan Rp/m3 Y RTK RTK = VTTPK i. Total Subsidi Rp/thn Y TSb Data diambil dari hasil formula No. 3.e di atas TSb j. Rata-rata Subsidi Silang Rp/m3 Y RSbS RSbS = VTTPK k. Tarif Penuh Rp/m3 Y TP TP = TD + RTK + RSbS 5. TARIF KHUSUS a. Tarif Khusus Non Komersial Rp/m3 Y TKnK Minimal sama dengan TD b. Tarif Khusus Komersial Rp/m3 Y TKK TKK = sesuai kesepakatan, minimal sama dengan TP Keterangan: 1) Subsidi dapat diberikan secara variatif kepada pelanggan berbagai tingkatan Tarif Rendah, pada lokasi yang berbeda-beda; sepanjang digunakan untuk memenuhi Standar Kebutuhan Pokok air minum. 2) Tarif Rendah merupakan Tarif yang ditetapkan lebih rendah dari Tarif Dasar yang di dalamnya mengandung unsur Subsidi Silang. Besarnya Subsidi ditetapkan sesuai kebijakan PDAM & PEMDA setempat dengan memperhatikan kemampuan pelanggan. Dengan demikian Tarif Rendah dapat bervariasi antar wilayah pelayanan dan nilainya kurang dari 100% Tarif Dasar. 3) Tarif Khusus diberlakukan secara variatif sesuai kesepakatan antara PDAM dan pelanggan Kelompok Khusus.

-19-2016, No.1400 B. KOMPONEN BIAYA USAHA BUMD AIR MINUM 1. BIAYA LANGSUNG USAHA a. BIAYA SUMBER AIR 1) BIAYA OPERASI SUMBER AIR a) Biaya Pegawai b) Pemakaian Bahan Bakar c) Biaya Listrik PLN d) Pemakaian Bahan Pembantu e) Rupa-rupa Biaya Operasi Sub Total a.1) 2) BIAYA PEMELIHARAAN SUMBER AIR 3) BIAYA AIR BAKU 4) BIAYA PENYUSUTAN SUMBER AIR TOTAL 1 { a.1) + a.2) + a.3) + a.4) } b. BIAYA PENGOLAHAN AIR 1) BIAYA OPERASI PENGOLAHAN AIR a) Biaya Pegawai b) Pemakaian Bahan Kimia c) Pemakaian Bahan Pembantu d) Biaya Bahan Bakar e) Biaya Listrik PLN f) Rupa-rupa Biaya Pengolahan Sub Total b.1) 2) BIAYA PEMELIHARAAN PENGOLAHAN AIR 3) BIAYA PENGADAAN AIR CURAH 4) BIAYA PENYUSUTAN PENGOLAHAN AIR TOTAL b { b.1) + b.2) + b.3) + b.4) } c. BIAYA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI 1) BIAYA OPERASI TRANSMISI DAN DISTRIBUSI a) Biaya Pegawai b) Biaya Pemakaian Bahan/Perlengkapan c) Biaya Bahan Bakar d) Biaya Listrik PLN e) Biaya Pemakaian Pipa Persil f) Rupa-rupa Biaya Operasi Sub Total c.1) 2) BIAYA PEMELIHARAAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI 3) BIAYA PENYUSUTAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TOTAL c { a.1) + a.2) + a.3) } d. BIAYA KEMITRAAN...... TOTAL d. TOTAL BIAYA LANGSUNG USAHA (a + b + c + d)

2016, No.1400-20- 2. BIAYA TIDAK LANGSUNG a. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1) BIAYA PEGAWAI 2) BIAYA KANTOR 3) BIAYA HUBUNGAN PELANGGAN 4) BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 5) BIAYA PEMELIHARAAN 6) BIAYA PENYISIHAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG 7) RUPA-RUPA BIAYA UMUM 8) BIAYA PENYUSUTAN & AMORTISASI INSTALASI NON PABR TOTAL a { a.1) + a.2) + a.3) + a.4) + a.5) + a.6) + a.7) + a.8) b. BIAYA KEUANGAN 1) Bunga Pinjaman 2) Biaya Komitmen 3) Denda Keterlambatan Pembayaran Angsuran 4) Rupa-rupa Biaya Keuangan Lainnya TOTAL b. { b.1) + b.2) + b.3) + b.4) } TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG (a + b) TOTAL BIAYA USAHA ( 1 + 2 )

-21-2016, No.1400 C. KELOMPOK BESAR BIAYA USAHA BUMD AIR MINUM I. Biaya OPERASI & PEMELIHARAAN 1 Biaya Tenaga Kerja Administrasi Umum :... Rp/Thn 2 Biaya Listrik Sumber Air, Pengolahan Air & Transmisi Distribusi :... Rp/Thn 3 Biaya Bahan Bakar Sumber Air, Pengolahan Air & Transmisi Distribusi :... Rp/Thn 4 Biaya Bahan Kimia Pengolahan Air :... Rp/Thn 5 Biaya Bahan Pembantu Sumber Air, Pengolahan Air & Transmisi Distribusi :... Rp/Thn 6 Biaya Pemeliharaan & Biaya Bahan Administrasi Umum :... Rp/Thn 7 Biaya Penyisihan Piutang Administrasi Umum :... Rp/Thn 8 Biaya Air Baku Sumber Air :... Rp/Thn 9 Pembelian Air Curah Pengolahan Air :... Rp/Thn 10 Kemitraan :... Rp/Thn JUMLAH BIAYA OPERASI & PEMELIHARAAN :... Rp/Thn II. Biaya Depresiasi/Amortisasi Sumber Air, Pengolahan Air, Transmisi Distribusi & Administrasi Umum :... Rp/Thn JUMLAH BIAYA DEPRESIASI /AMORTISASI :... Rp/Thn III. Biaya Bunga PINJAMAN Biaya Bunga Pinjaman :... Rp/Thn JUMLAH BIAYA BUNGA PINJAMAN :... Rp/Thn IV. Biaya Operasi lainnya Biaya Administrasi Umum Selain Penyisihan Piutang, Depresiasi & Amortisasi, Bunga Pinjaman & Kemitraan :... Rp/Thn JUMLAH BIAYA OPERASI LAINNYA :... Rp/Thn TOTAL BIAYA USAHA BUMD AIR MINUM :... Rp/Thn MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, TJAHJO KUMOLO