PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENERAPAN DISIPLIN PNS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA HELMIANI / D 101 09 556 ABSTRAK Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara yang berkedudukan dan berperan penting sebagai abdi masyarakat, menyelenggarakan pelayanan secara adil dan baik kepada masyarakat, dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indeonesia 1945. Eksistensi Pegawai Negeri Sipil dalam suatu Negara sangat penting dalam menentukan keberhasilan Negara kedepan, karena sebagai pelaksana dari berbagai kebijakan publik, kebijakan negara dalam mencapai tujuan nasional. Untuk itu dalam upaya mewujudkan tujuan nasional itu harus secara terstruktur dari Pemerintah Pusat sampai ke Pemerintah Daerah serta didukung oleh partisipasi dan peran aktif serta kontrol dari masyarakat. Pegawai negeri sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti pelanggaran kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja dan penyimpangan penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan. Berdasarkan pada hal tersebut, Pegawai Negeri Indonesia dipandang masih banyak kekurangan yaitu kurang adanya menghargai kedisiplinan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil. Kata Kunci : Penerapan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum telah menempatkan landasan yuridis bagi warga negaranya dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sebagaimana tertulis dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun 1945, yang berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Isi pasal tersebut, Negara menyadari akan arti penting dan mendasarnya masalah pekerjaan bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya, maka perlu bekerja untuk menghasilkan sesuatu imbalan berupa materi, dan salah satu dari pekerjaan itu adalah dengan cara mengabdi pada Negara dengan menjadi Pegawai Negeri. Tujuan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara merata dan berkesinambungan materill dan spiritual. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan adanya Pegawai Negeri sebagai Warga Negara, Unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD NRI 1945, Negara dan Pemerintah. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung pada kesempurnaan pegawai negeri. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas diperlukan adanya pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, Negara dan pemerintah bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri sebagaimana tersebut di atas maka perlu adanya pembinaan dengan sebaik baiknya atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. 1

Sistem karir adalah suatu sistem kepegawaian di mana suatu pengangkatan pertama di dasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedangkan di dalam pengembangannya selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah masa kerja, kesetiaan, pengabdian serta syarat syarat objektif lainnya. 1 Adapun sistem prestasi kerja adalah sistem kepegawaian, dimana pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk kenaikan pangkat di dasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang di capai oleh pegawai. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata dan sistem prestasi kerja ini tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja. 2 Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat yang dengan penuh kesetian dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara dan Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugas kenegaraan dan jabatan yang diemban Pegawai Negeri agar dapat berjalan dengan lancar, dan dapat menunjang kelancaran pembangunan Nasional, maka setiap Pegawai Negeri tersebut harus memiliki kemampuan dan kualitas tinggi serta dengan tingkat disiplin yang tinggi pula. Hal tersebut tidak hanya kemampuan dalam bidang keterampilannya saja, akan tetapi harus didukung dengan tingkat kualitas diri secara total, karena kualitas manusia itu ditentukan oleh KSA (Knowledge, Skill, and Attitude) atau pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. 3 Kedudukan seorang Pegawai Negeri Sipil adalah merupakan unsur aparatur negara 1 C.S.T. Kansil.Pokok- Pokok Hukum Kepegawaian Republik indonesia. Pradnya Paramita. Jakarta. 1983. hlm23 2 Loc. Cit. 3 F.X. Oerip S, PoerwopoespitoMengatasi Krisis Manusia di Perusahaan, Solusi Melalui Pengembangan Sikap Mental, Grasindo, Jakarta, 2000, hlm. 26. yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profisional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil boleh dikatakan sangat penting, karena selain menjalankan tugas pemerintahan, juga diserahi tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan menjalankan pembangunan nasional untuk kepentingan rakyat dalam kehidupan bernegara. 4 Oleh sebab itu gelar Abdi Negara, pengayoman masyarakat tidak boleh dicederai dengan kepentingan pribadi, dan atau golongan. Semua pelayanan yang diberikan harus profisional, jujur, dan tidak membeda-bedakan atau diskriminatif. Pemerintah dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan, maka diberlakukanlah Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tersebut, ditetapkan dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010, yang menetapkan kewajiban dan larangan bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Disiplin Pegwai Negeri Sipil dalam Pasal 3 ayat (11), diterangkan dengan jelas bahwa Pegawai Negeri Sipil wajib masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja. Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah ini Pegawai Negeri Sipil yang melanggar kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja akan dijatuhi hukuman disiplin. setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang DisiplinPegawai Negeri 4 Faisal Abdullah. Hukum Kepegawaian Indonesia. Rangkang Education. Yogyakarta.2012, hlm 28 2

Sipil, sehingga perlu suatu pengawasan yang mana agar tercipta GDN (Gerakan Disiplin Nasional) dengan diupayakan pembinaan secara terpadu, serentak dan komperhensif dijajaran Pemerintahan Kabupaten Mamuju Utara. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan Pasal 3 Ayat (11) PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil dikantor Camat Bambalamotu Kab. Mamuju Utara? 2. Hukuman disiplin apa yang digunakan dalam pelanggaran Pasal 3 Ayat (11) PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Bambalamotu Kab. Mamuju Utara? II. PEMBAHASAN A. Penerapan Pasal 3 Ayat (11) PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Dilingkungan Pegawai Negeri dalam rangka menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaan telah dibuat suatu ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dimana ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Jam kerja untuk PNS, yang berlaku adalah UU No. 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( UU Pokok-pokok Kepegawaian ). Kedudukan PNS memang berbeda dengan pekerja yang bekerja di sektor swasta. Disebutkan dalam Pasal 3 UU Pokok-pokok Kepegawaian bahwa Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Pada dasarnya, ketentuan hari kerja bagi Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Pasal 3 Ayat(11)Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipilyang mewajibkan Pegawai Negeri Sipil masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal ini dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban untuk masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja adalah setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Yang dimaksud dengan dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan adalah bahwa pelanggaran yang dilakukan dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. Lebih khusus lagi kami ambil contoh, ketentuan waktu kerja yang berlaku pada lembaga Pemerintah Tingkat Pusat yang diatur dalam Keppres No. 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah: Pasal 1 1. Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. 2. Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 37,5 jam, dan ditetapkan sebagai berikut: a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30-16.00 Waktu istirahat: Jam 12.00-13.00. b. Hari Jumat:Jam 07.30-16.30 Waktu istirahat:jam 11.30-13.00. Pasal 3 1. Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah: a. Unit-unit di lingkungan lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang tugasnya bersifat 3

pemberian pelayanan kepada masyarakat; b. Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA). 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Jadi, memang ketentuan mengenai waktu kerja bagi PNS berbeda dengan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku bagi pekerja di sektor swasta. Yang berlaku bagi PNS adalah ketentuan dalam UU Pokokpokok Kepegawaian dan aturan-aturan pelaksananya karena UU Pokok-pokok kepegawaian hanya berisi ketentuan-ketentuan pokok saja, untuk pelaksanaannya diatur di dalam peraturan yang berupa Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri dan lain-lain peraturan yang dikeluarkan oleh masing-masing Instansi / Badan / Lembaga / Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan Pasal 3 Ayat (11) Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentag Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam hal ini masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja di Kantor Camat Bambalamotu perlu diterapkan karna dengan menerapkan ketentuan tersebut pagawai di Kantor Camat Bambalamotu bisa menyelesaikan segala tugasnya dengan baik. Pegawai kantor setiap harinya mengerjakanbeberapa pekerjaan yang tentunya meminta perhatian dan pelaksanaan pekerjaan yang cermat dan tepat. memulai pekerjaan hingga pada penyelesaiannya tidak terlepas dari ketentuan jam kantor yaitu jam masuk dan jam pulang kantor yang telah ditetapkan. Penerapan ketentuan masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sangatlah penting. Adanya ketentuan jam kantor yangdiberlakukan kepada seluruh pegawai dapat menjadi satu patokan dalam menjalankan pekerjaan. Ketepatan pegawai mematuhi ketentuan jam kantor, baik ketepatan waktu masuk dan ketepatan waktu pulang merupakan salah satu faktor yang menunjukkan adanya kesadaran pegawai untuk bekerja dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. B. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai negeri sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan didalam dan diluar kedinasan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa Kode etik pegawai negeri sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai negeri sipil. Etika adalah suatu perasaan atau kebiasaan yang baik, menurut suatu ukuran dan kaidah. Oleh karena itu, etik dapat dipersamakan dengan moral. Kaida-kaidanya juga berdasarkan agama, dan adat istiadatyang dianut oleh pihak tertentu. Agar hubungan antara pegawai yang satudengan yang lainya dalam suatau organisasi dapat dapat terlaksana dengan baik, diperlukan adanya moral dan etika yang khusus, yaitu; mengabdi kepada kepentingan umum dan kepentingan negara. 5 Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap pegawai negeri sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, setia terhadap diri sendiri dan sesama pegawai negeri sipil. Dengan adanya kode etik bagi pegawai negeri sipil dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan nasional. Dan yang lebih utama lagi pegawai negeri sipil sebagai suatu profesi sudah semestinya 5 Musanef. Menejemen Kepegawaian di Indonesia. PT.Gunung Agung, Jakarta,cet kedua, 1984. hlm 84 4

memiliki standar prilaku dan standar bertindak dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Prinsip-prinsip Pokok Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah: 6 1. Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, yang bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bersikap hormat menghormati antara sesama Warga negara yang memeluk Agama/Kepercayaan. 2. Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat, setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila serta mengutamakan kepentingan negara atas kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan. 3. Pegawai Negeri Sipil menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan Martabat Pegawai Negeri Sipil, serta menaati segala peraturan perundangundangan, peeraturan kedinasan, dan perintah-perintah atasan dengan penuh kesadaran, pengabdin dan tanggung jawab. 4. Pegawai Negeri Sipil memberikan pelayanan terhadap masuarakat sebaikbaiknya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. 5. Pegawai Negeri Sipil tetap memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan, dan Kesatuan Negara dan Bangsa Indonesia serta Korps Pegawai Negeri Sipil. C. Hukuman Disiplin Terhadap Pelanggaran Pasal 3 Ayat (11) PP. No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melakukan kewajiban dan melakukan perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, dianggap telah melakukan pelanggaran disiplin PNS dan tentu saja harus mendapatkan hukuman disiplin. Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. 6 Ano Karno Latief, Studi Administrasi Negara Indonesia, Sinar Baru, Bandung 1981, hlm 53 Karena itu setiap pejabat yang berwenang menghukum sebelum menjatuhkan hukuman disiplin harus memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin Terhadap PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin diadakan pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar telah melakukan pelanggaran disiplin. Pemeriksaan juga bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta hal-hal yang mendorong pelanggaran disiplin tersebut. Pemeriksaan dilaksanakan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk. Pelanggaran disiplin itu sendiri adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Disiplin PNS, baik di dalam maupun di luar jam kerja. PNS dinyatakan melanggar Peraturan Disiplin apabila dengan ucapan, tulisan, dan atau perbuatannya tersebut secara sah terbukti melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan atau larangan PP No. 53 Tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; Hukuman atas pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil terkait kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil : a. Hukuman disiplin ringan terkait kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja (Pasal 8 angka 9) Terdiri dari : 1. Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja; 2. Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 sepuluh) hari kerja; dan 3. Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 5

(sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja; b. Hukuman disiplin sedang terkait kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja (Pasal 9 angka 11) Terdiri dari : 1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja; 2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja; dan 3. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja; c. Hukuman disiplin berat terkait kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja (Pasal 10 angka 9) Terdiri dari : 1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja; 2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) hari kerja; 3. Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan 4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih; III. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan Pasal 3 Ayat (11) PP No. 53 Tentang Disiplin PNS yaitu terkait masalah kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja di kantor Camat Bambalamotu kabupaten Mamuju Utara dalam kategori tidak memadai karena tidak sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku karna masih banyak pegawai yang tidak menaati ketentuan tersebut dalam hal ini masuk kerja dan menaati jam kerja. Masih banyak pegawai yang tidak masuk kantor dan juga masih banyak pegawai yang tidak tepat waktu masuk dan pulang kantor. Sehingga tingkat kedisiplinan dikantor Camat Bambalamotu tidak maksimal. 2. Sanksi hukuman yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran terhadap Pasal 3 Ayat (11) PP. No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNSdi kantorcamat Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara yaitu sanksi hukuman disiplin ringan sedangkan pemberian sanksi hukuman disiplin sedang dan pemberian sanksi hukuman disiplinberatbelum pernah diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran. Sehingga sanksi yang diberikan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran tidak sesuai dengan prosedur/tahapan yang diamanatkan dalam peraturan perundangundangan. Sehingga pegawai tersebut seenaknya tidak mematuhi aturan yang diamanatkan oleh undang-undang. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis anggap bahwa dalam penerapan pasal 3 Ayat (11) PP. No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil perlu mendapatkan peratian khusus. 6

1. Penting bagi Pegawai Negeri Sipil memiliki kesadaran atas kewajibannya sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat sesuai yang ditegaskan dalam ketentuan perundang-undangan dan juga dituntut bagi pemimpin dalam hal ini Camat Bambalamotu untuk lebih tegas dalam menerapkan pasal 3 ayat (11) PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara, dan juga harus melakukan pembenahan administrasi kantor terutama pembagian tugas sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing guna maningkatkan efektivitas kerja serta pelayanan terhadap masyarakat, dan juga dituntut bagi pemerintah Daerah agar menyalurkan anggaran APBD ke Kecamatan Bambalamotu untuk pembangunan kantor Camat yang kurang memadai untuk menampung semua pegawai yang ada dikantor Camat Bambalamotu agar tidak ada lagi ditemukan Pegawai yang tidak masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. 2. Seharusnya Pegawai Negeri Sipil yang tidak menaati kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja diberikan sanksi/hukuman yang sesuai dengan apa yang diatur dalam peraturan perundangundangan mulai dari sanksi ringan, sedang sampai sanksi berat tanpa melihat Status, golongan dan jabatan, agar tidak ada lagi terjadi pelanggaran disiplin dilingkungan Pegawai Negeri Sipil khususnya dilingkungan Kantor Camat Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. 7

DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ano Karno Latief, Studi Administrasi Negara Indonesia, Sinar Baru, Bandung 1981 C. S. T. Kansil.Pokok-pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia. Pradnya Paramita. 1983 Faisal Abdullah, Hukum Kepegawaian Indonesia, Rangkang Education Yogyakarta dan PuKAP-Indonesia 2012 Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, PT. Gunung Agung, Jakarta 1984 Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum, jakarta, Kencana, 2011. B. Undang-undang Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang No. 43 Tahun 1999, tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Mamuju Utara No. 9 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan. C. Internet http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=196, kamis tgl 10/10/2013 jam 10.25. 8

BIODATA PENULIS Nama : Helmiani Tempat Tanggal Lahir : Bambalamotu, 21 Juni 1990 Alamat Rumah : Perdos Blok C 2 No 15 Nomor Telepon : 082345520949 E-Mail : helmi.hukum@yahoo.com 9