METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

Mahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

I. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

3. METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN. 4.2 ALAT DAN BAHAN 1) Rumah petani tradisional (Baduy) dan Modern

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

I. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL

Mahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI. 3.2 Alat dan Bahan Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 2.

Cara uji berat isi beton ringan struktural

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB III BAHAN DAN METODE

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah alat pengepres tipe A dan B, alat pengering tipe efek rumah kaca (ERK), timbangan analog, termometer, lux meter,rh meter, meteran, jangka sorong,dan oven.bahan yang digunakan adalah lateks cair yang didapat dari perkebunan rakyat Panaragan Jaya, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.

14 3.3 Prosedur Penelitian Secara garis besar prosedur penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut: Gambar 1. Diagram alir penelitian

15 3.3.1 Persiapan pembuatan bahan baku Beberapa tahapan proses pembuatan bahan baku pada penelitian ini adalah: a) Pengumpulan lateks segar diambil dari petani secara langsung untuk mendapatkan lateks yang masih segar. b) Pembekuan lateks pada menggunakan nampan plastik yang memiliki dimensi 33.5 cm x 23cm x 6 cmdan dibubuhi larutan asam semut. Pemberian larutan asam semut ke dalam lateks disertai pengadukan agar asam semuttercampuran merata. Selanjutnya lateksdidiamkan selama12 jam agar membeku sempurna. c) Larutan asam semut yang digunakan dibuat dengan mengencerkan asam semut 98% dengan air bersih dalam perbandingan 1 liter asam semut 98% diencerkan dengan 60 liter air bersih. 3.3.2 Pengepresan Proses pengepresan bertujuan untuk mempercepat penurunan kadar air pada sheetsebelum proses pengeringan. Pada proses ini bahan baku yang telah terbentuk dari cetakan yang memiliki ketebalan 1 cm (10 mm) akan dipres dengan clearen (Jarak antar silinder)2 mm. Padaproses pengepresan dilakukan dengan perlakuan 1 kali pengepresan, 3 kali pengepresan, dan 5 kali pengepresan dengan 3 kali ulangan pada setiap perlakuanatau dapat dilihat pada (Tabel 2 dan 3). Alat yang digunakan untuk pengepresan adalah alat pengepres yang digerakkan secara manual. Ada dua alat pengepresan yang digunakan pada penelitian ini yaitu alat pengepres A dan B. Alat pengepres A memiliki 3 silinder yang tersusun 2 buah silinder di bagian bawah dan 1 silinder dibagian atas yang saling menghimpit dan memiliki permukaan silinder rata. Sedangkan pada alat pengepres ke dua yaitu

16 alat pengepres B memiliki dua buah silinder bergerigi pada permukaanya. Untuk lebih jelasnyaalat pengepres tipe A dan Bdapat dilihat pada Gambar 6 dan perbedaanpermukaan alat pengepres tipea dan B dapat dilihat pada Gambar 7. Tabel 1. Satuan percobaan pada alat pengepres tipe A Perlakuan Ulangan 1 2 3 1x pengepresan A1U1 A1U2 A1U3 3x pengepresan A2U1 A2U2 A2U3 5x pengepresan A3U1 A3U2 A3U3 Tabel 2. Satuan percobaan pada alat pengepres tipe B Perlakuan Ulangan 1 2 3 1x pengepresan B1U1 B1U2 B1U3 3x pengepresan B2U1 B2U2 B2U3 5x pengepresan B3U1 B3U2 B3U3 A B Gambar 2. Alat pengepres tipe A dan B

17 A B Gambar 3. Permukaan alat pengepres tipe A dan B 3.3.3 Pengeringan Pada penelitian ini proses pengeringan memanfaatkan energi suryadengan menggunakan alat pengering tipe ERK.Ruang pengering terbuat dari besi siku, berbentuk balok dengan ukuran dimensi 170 cm x 70 cm x 120 cm. Pada bagian dindingnya dilapisi dengan plastik Polyethylen film yang tembus cahaya dengan ketebalan ± 2 mm. Penggunaan alat ERK diharapkan dapat mempercepat proses pengeringn sehingga efisiensi pengolahan sheet dapat menguntungkan bagi petani karet.alat pengering yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 8.

18 Gambar 4. Alat pengering tipe efek rumah kaca (ERK) 3.4 Parameter Pengukuran Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: 3.4.1 Suhu Suhu diamati pada ruang pengering,dan suhu lingkungan sebelum pengeringan dan saat pengeringan.pengukuran suhu dilakukan 1 jam sekalidengan menggunakan termometer dimulai dari pukul 08.00-17.00 WIB. 3.4.2 Kelembaban (RH) Pengukuran kelembaban udara pada ruang pengering dilakukan sebelum pengeringan agar dapat mengetahui perbedaan kelembaban udara sebelum dimasukkan bahan pada ruang pengeringan. Pengukuran RH dilakukan selama 1 jam sekali dengan menggunakan RH meter, Pengukuran RH dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan air pada udara yang ada dalam ruang

19 pengering. RH dapat mempengaruhi laju pengeringan.udara yang memiliki tingkat kelembaban tinggi akan megahambat proses pengeringan. 3.4.3 Iradiasi matahari Pengukuran iradiasi matahari diukur agar dapat mengetahui seberapa besar tingkat radiasi cahaya matahari yang masuk ke ruang pengering. Pengukuran iradiasi matahari dengan menggunakan lux meter selama 1 jam sekali selama pengeringan. 3.4.4 Bobot Pengukuran bobot pada penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu: a) Penimbangan bobot sheet sebelum pengepresan, penimbangan bertujuan untuk mengetahui bobot awal sheet sebelum dilakukannya pengepresan. Hasil bobot penimbangan dalam satuan (kg) menggunakan timbangan analog. Hasil dari penimbangan awal akan di bandingkan dengan bobot setelah pengepresan dan bobot bahan setelah proses pengeringan. b) Penimbangan bobot sheet setelah pengepresan, penimbangan bertujuan untuk mengetahui bobot bahan setelah dilakukannya pengepresan. Satuan bobot penimbangan dalam (kg) penimbangan dengan timbangan analog. Hasil dari penimbangan akan di bandingkan dengan bobot awal, pada saat pengeringan setiap jamnya, dan bobot ahir dari proses pengeringan. c) Penimbangan bobot sheet saat pengeringan, bertujuan untuk mengetahui penurunan bobot sheet setiap jamnya. d) Penimbangan bobot sheet setelah pengeringan, bertujuan untuk mengetahui bobot ahir sheet yang telah dikeringkan.

20 3.4.5 Kadar airsheetkaret Beberapa tahapan pengukuran kadar air selama penelitian adalah: a) Pengukuran kadar air sheet sebelum proses pengepresan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kandungan air yang terdapat dalam bahan dalam satuan (%). Hasil pengukuran kadar air akan digunakan sebagai pembanding dengan kadar air bahan setelah pengepresan dan setelah proses pengeringan. b) Pengukuran kadar air setelah pengepresan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penurunan kadar air dalam bahan setelah dilakukannya pengepresan. c) Pengukuran kadar air setelah proses pengeringan dilakukan dengan cara mengambil sampel pada bagian atas, bawah, dan tengan kemudian sampel ditimbang dan selanjutnya dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105 C dengan diamati setiap jamnya hingga tidak ada penurunan bobot bahan. 3.5 Pengukuran parameter pengeringan Pengukuran parameter pengeringan meliputi pengukuran, kadar air laju pengeringan dan lama waktu pengeringan. 3.5.1 Penurunan kadar air a) Kadar air basis basah (% (bb)) Kadar air basis basah adalah banyak massa air dalam bahan dibandingkan dengan massa bahan dinyatakan dalam %. Kadar air basis basah dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2).

21... (2) Ket : M(%bb) : Kadar air basis basah ( %) Wo : Berat bahan awal ( Kg) Wbk : Berat bahan akhir ( Kg) b) Kadar air basis kering (% (bk)) Kadar air basis kering dilakukan untuk mengetahui berapa banyak massa air yang dikeluarkandibandingkan dengan massa bahan kering.hal ini untuk mengetahui kadar kering karet (KKK) setelah proses pengeringan dalam persen dengan menggunakan rumus (3)....(3) Ket : M(%bk) : Kadar air basis kering (%) Wo : Berat bahan kering awal setelah pengeringan (Kg) Wbk : Berat bahan kering akhir setelah dioven (Kg) 3.5.2 Laju pengeringan Laju pengeringan diukur untuk mengetahui seberapa besar massa air menguap selama waktu (t) tertentu. Laju pengeringan dihitung dengan persamaan berikut....(4) Ket : Mo = Kadar air awal (%) Mt = Kadar air ahir (%) tt = Lama waktu pada t tertentu to = Waktu awal pengeringan

22 3.5.3 Lama waktu pengeringan Pengeringan dilakukan dari pagi hingga sore hari dengan memanfaatkan panas sinar matahari. Lama waktu pengeringan dimulai pada saat awal proses pengeringan hinggasheet karet menjadi kering sesuai dengan kadar air karet kering yang diinginkan. Dimalam hari tidak dilakukan pengeringan dan waktu tidak digunakan sebagai pembagi dalam perhitungan.