BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. mengandung arti bahwa metode penelitian begitu penting dalam pengumpulan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Irvan Andriana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua seluruh masyarakat di dunia. Di indonesia khususnya di Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mas Athi Sugiarthi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO TAPE FEEDBACK TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLING CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan majunya kebudayaan manusia saat ini, banyak terjadi perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kehidupan masyarakat disegala bidang siswa merupakan bagian

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN SOCCER LIKE GAMES DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA DI SMPN 1 KARAWANG. TETEN HIDAYAT

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin baik pendidikan suatu bangsa, maka semakin baik pula kualitas bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Secara faktual pendidikan menggambarkan aktivitas sekelompok orang seperti guru dan tenaga kependidikan lainnya melaksanakan pendidikan untuk orang-orang muda bekerjasama dengan orangorang berkepentingan. Kemudian secara prespektif yaitu memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan, arahan, pilihan yang ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa depan anak didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia sebagai pendidik. (Sagala. 2009:3). Menurut pandangan Piaget (1896) yang dikutip oleh Sagala (2009:3) pendidikan didefinisikan sebagai berikut : Pendidikan didefinisikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh berkembang, dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan hakikat pendidikan jasmani menurut Mahendra (2008:3) yaitu : pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dan kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

2 Pendidikan jasmani di Indonesia tidak terlepas dengan sistem pendidikan nasional. Hal tersebut dapat diamati dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan pada setiap jenjang sekolah, yaitu dari Taman Kanak- Kanak hingga Sekolah Lanjutan Tinggat Atas. Selain itu terdapat beberapa perguruan tinggi yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani dan olahraga. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mengenai pendidikan telah banyak upaya pemerintah antara lain mengenai pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum, sarana-prasarana, serta pengelola pendidikan seperti guru sebagai pelaksana pendidikan disekolah. Penulis mengamati dalam proses pembelajaran permainan futsal di SMP Negeri 17 Bandung menunjukan adanya masalah-masalah, antara lain siswa merasa kesulitan untuk menguasai keterampilan bermain dalam permainan futsal. Terutama pada keterampilan bermain passing, hampir keseluruhan siswa ketika dalam melakukan operan pada teman seringkali melakukan kesalahan, baik itu salah mengoper atau tidak mengarah ke teman dalam satu tim nya sehingga bola mudah dipotong oleh pemain lawan. Kemudian dalam melakukan dribbling dan shooting pun masih banyak yang melakukan kesalahan. Pada saat siswa melakukan dribbling, pemain lawan dengan mudah merebut bola. Begitupun shooting yang mereka lakukan masih belum tepat sasaran, seperti bola terlalu melambung ke atas maupun bola terlalu melenceng. Di samping siswa merasa kesulitan untuk menguasai keterampilan bermain dalam permaian futsal, guru atau pelatih belum bisa memberikan suatu

3 pendekatan yang efektif dalam mengatasi siswa yang kesulitan menguasai keterampilan bermain futsal. Selain itu futsal merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan individu disamping kerjasama kelompok. Untuk itu, seorang pemain diwajibkan menguasai teknik, keterampilan, dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Dalam permainan futsal terdapat berbagai macam keterampilan bermain diantaranya melakukan passing dan dribbling, karena keterampilan tersebut paling sering digunakan seorang pemain untuk melewati lawannya yang menempel ketat. Bagi seorang pemain futsal keterampilan passing dan dribbling merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki seorang pemain, karena keterampilan ini akan menjadi ciri khas pemain futsal agar dapat memberi umpan dan membuka ruang gerak bagi pemain lain. Selain itu passing dan dribbling merupakan keterampilan dasar dalam futsal karena pemain harus mampu mengoper bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan tembakan (shooting). Ketika pemain telah menguasai keterampilan passing dan dribbling secara efektif, pengaruh pemain di dalam pertandingan akan berpengaruh besar. Begitupun keterampilan shooting yang tentunya tidak kalah penting dengan passing dan dribbling, shooting dilakukan ketika kita terbebas dari hadangan lawan dan melakukan tendangan keras kearah gawang untuk mencetak gol. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus memegang prinsip yaitu partisipasi siswa maksimal sebagai tujuan dari pendidikan jasmani di sekolah yang berkaitan dengan kepentingan pribadi siswa. Kegiatan belajar mengajar penjas selama ini adalah para guru pada umumnya kurang

4 memanfaatkan ruang dan waktu, membaca referensi dan membuat media pembelajaran untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Seharusnya guru mempunyai inisiatif dalam memilih model pembelajaran, sehingga kurang mampu menciptakan alternatif-alternatif terbaik dalam mencapai tujuan pendidikan olahraga di sekolah, maka dalam proses mengajar harus menciptakan suatu yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa dapat bergerak, dengan menggunakan pendekatan taktis siswa diharapkan dapat memunculkan aktifitas yang terkandung di dalam diri siswa, karena dalam pendekatan taktis siswa ditempatkan pada situasi bermain. Seperti yang diungkapkan oleh Subroto (2001:4) menyatakan bahwa : tujuan pembelajaran taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat secara khusus bagi siswa yang memiliki keterampilan yang rendah. Pendekatan taktis ini sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar karena tidak menekankan pada keterampilan teknik, yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Dengan begitu seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pendekatan taktis dalam penguasaan keterampilan bermain dalam permainan futsal.

5 Pada pembelajaran pendekatan taktis dengan strategi game drill game yaitu guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan taktis siswa yang mengarah pada permainan sebenarnya, sehingga siswa dituntut untuk mampu memecahkan masalah taktis dalam situasi bermain, seperti keterampilan bermain dalam permainan futsal. Penggunaan pendekatan taktis diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran keterampilan bermain dalam permainan futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. Penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bertujuan agar siswa menyadari tentang konsep bermain melalui penerapan teknik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2001:5): tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan taktis merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada situasi bermain untuk memecahkan masalah yang timbul. Sehingga penulis merasa perlu dan sudah berkewajiban untuk menentukan bahan atau media pembelajaran dalam upaya menemukan alternatif-alternatif positif dalam pembelajaran di sekolah, terutama terhadap kepentingan siswa. Dalam mengatasi kesulitan penguasaan keterampilan bermain dalam permainan futsal melalui pendekatan taktis dan pengajaran penjas merupakan penopang terwujudnya pembelajaran olahraga dalam rangka menumbuhkan

6 kemampuan siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran. Hal ini yang menjadi motivasi dan keingintahuan penulis untuk meneliti lebih jauh bagaimana upaya mengatasi kesulitan penguasaan keterampilan bermain melalui pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan futsal siswa SMP Negeri 17 Bandung. Oleh sebab itu penulis akan meneliti lebih jauh tentang permasalahan tersebut di atas, dan mengadakan penelitian untuk bahan skripsi berjudul: Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain dalam Pembelajaran Futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan; Apakah ada pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMPN 17 Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMPN 17 Kota Bandung? D. Manfaat Penelitian berikut: Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai

7 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani untuk keberlangsungan proses belajar mengajar Penjas khususnya permainan futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. 2. Secara praktik, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi guru pendidikan jasmani maupun komponen sekolah lainnya dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran permainan futsal. E. Batasan Penelitian Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. 2. Fokus penelitian adalah keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal. 3. Sampel penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. 4. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.

8 F. Anggapan Dasar Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Arikunto (2010:104) menjelaskan anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dalam pembelajaran taktis merupakan suatu proses pembelajaran dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan teknik dalam situasi bermain. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2001:5): tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Selain itu Mitchell (1996) yang dikutip oleh Griffin dkk (1997) : pendekatan taktis diarahkan untuk meningkatkan kemampuan bermain dengan memadukan keterampilan teknik dan pemahaman taktik, dan pendorong agar siswa dapat menghargai nilai-nilai keterampilan dalam konteks permainan. Penerapan pendekatan taktis dirasa efektif dalam meningkatkan keterampilan bermain permainan futsal karena dengan pendekatan taktis siswa diberi kebebasan untuk melakukan gerak dengan berbagai cara menurut kreasi masing-masing, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman dan keleluasaan gerak dalam keterampilan bermain tersebut siswa lebih aktif bergerak. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengungkapkan anggapan dasar dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan taktis berpengaruh terhadap peningkatkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

9 G. Hipotesis Sugiyono (2011:99) menjelaskan, Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menarik hipotesis dari permasalahan penelitian ini sebagai berikut; pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. Di bawah ini adalah hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H0 : µ = µ0 Ha : µ µ0 Sedangkan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: H0 : Pendekatan taktis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. Ha : Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

10 H. Penjelasan Istilah Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut: 1. Pribadi (2009:30) menyatakan pembelajaran merupakan sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk melakukan suatu sinergi, yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Mitchell (1996) menyatakan bahwa pendekatan taktis diarahkan untuk meningkatkan kemampuan bermain dengan memadukan keterampilan teknik dan pemahaman taktik, dan pendorong agar siswa dapat menghargai nilai-nilai keterampilan dalam konteks permainan. 3. Keterampilan adalah derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan dengan efektif dan efisien (Singer, 1980). 4. Bermain adalah kebebasan yang tidak didesak oleh tugas atau kewajiban moral karena dilakukan tanpa paksaan maka bermain dilakukan pada waktu luang. 5. Olahraga futsal merupakan olahraga sepakbola mini yang dilakukan dalam ruangan dengan panjang lapangan 38 42 meter dan lebar 15 25 meter. Dimainkan oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang. Futsal adalah permainan hampir sama dengan sepak bola, dimana dua tim memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola kegawang lawan dan mermpertahankan gawang dari kemasukan bola.