MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nita Ernawati Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang siswa dituntut bisa belajar pelajaran yang lain. Memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB II KAJIAN TEORI. berbicara, melihat, mendengar, dan lain sebagainya. 11. keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, dan kemampuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan yang tersurat maupun yang tersirat. Anthony (1971) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB II

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING DI KELAS V SDN CIKANDANG 1 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Peningkatkan Kemampuan Murid Kelas II SDNNo. 2 Tambu Membaca Permulaan Melalui Metode Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Media Permainan Find Card Menemukan Kartu di Kelas III SDN 1 Bilo

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus dapat memberi

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Mara Mutiara, 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial dan emosional

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang dipelajari para siswa disekolah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 481

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS SISWA DI SDN 115 KAB. PINRANG GUSRI

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI PAUD SULASTRI A53B111027

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD Pertiwi Laboro Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Bahasa merupakan saran yang efektif untuk mengungkapkan segala pikiran, gagasan dan perasaan seseorang kepada orang lain. Efektif tidaknya penyampaian itu bergantung pada kemampuan (kompetensi) pengguna bahasa bersangkutan. Interaksi kelas, sebagai bagian kecil dari masyarakat penutur bahasa, tidak terlepas dari kegitan komunikasi. Interaksi kelas lebih menuntut keefektifan komunikasi untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, yakni pembelajaran yang berlangsung dengan interaksi tinggi dan dengan prestasi belajar yang tinggi pula. Kata Kunci : kemampuan, membaca teknis Keberhasilan mengajar yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan tidak akan lepas dari kemampuan profesional guru dan lembaga pendidikan lainnya dalam melaksanakan program pengajaran. Mengajar merupakan salah satu tindakan pendidikan, tujuan mengajar adalah perubahan tingkah laku melalui belajar dengan usaha guru anak akan memiliki kemampuan, kecakapan, tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari sebelumnya sehingga tingkat perkembangannya lebih maju dan lebih baik. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan mengembangkan menggunakan bahasa Indonesia dengan segala fungsinya yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana berpikir/bernalar, sarana persatuan dan sarana kesatuan. Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar yang memegang peranan penting adalah membaca, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca merupakan dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pengajaran lain. Dengan membaca anak akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya pikirnya (Soewono, 1991:1). Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi perkembangan anak, maka cara guru mengajar harus benar, namun kenyataannya berdasarkan hasil pengamatan INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 136

khususnya di kelas II SDN II Bulila Kecamatan Telaga bahwa pada kemampuan membaca terdapat 35% siswa lambat dalam membaca. Hal ini guru mengantisipasi dengan mengumpulkan alat peraga yang berupa kartu huruf, selain itu siswa juga dilatih untuk melafalkan bunyi huruf dengan benar, namun sebagian siswa kurang mampu membaca, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: Kemampuan siswa dalam membaca teknis masih rendah, siswa belum memahami tanda baca dalam bacaan. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ditemukan permasalahan-nya sebagai berikut Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca teknis dengan menggunakan kartu huruf pada siswa kelas II SD? Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca teknis dengan menggunakan kartu huruf pada siswa kelas II SDN II Bulila Kecamatan Telaga. Sebelum sampai pada masalah pengertian membaca, terlebih dahulu akan disampaikan beberapa definisi membaca yang dikemukakan oleh Poerwodarminto (1976:71) mengemukakan bahwa membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan. Tarigan (1983:2) mengungkapkan membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh penulis melalui tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari peranan membaca tidak dapat dipungkiri lagi, ada beberapa peranan yang dapat disumbangkan oleh kegiatan membaca antara lain: kegiatan membaca dapat membantu memecahkan masalah, dapat memperkuat suatu keyakinan/kepercayaan, sebagai suatu pelatihan, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi, dan memperluas pengetahuan. Setiap hari, mungkin selama beberapa jam kita melakukan kegiatan membaca, timbul pertanyaan apakah membaca itu sebenarnya? Banyak sekali batasan yang dikemukakan orang tentang membaca tergantung pada dari segi mana memandangnya. Untuk mengerti tentang membaca berikut ini adalah suatu pengertian yang meliputi berbagai aspek membaca yakni sebagai berikut : Membaca merupakan suatu proses dekoding (decoding) artinya membaca adalah suatu kegiatan untuk memecah kode-kode bahasa berupa lambang-lambang verbal dalam rangkaian huruf yang mengikuti suatu INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 137

konfensi tertentu misalnya ejaan yang membentuk suatu wacana berisi suatu informasi atau pengertian, dalam hal ini pembaca mengubah lambanglambang verbal menjadi seperangkat informasi yang dapat dipahami. Membaca adalah sebuah keterampilan berbahasa, dalam pengertian ini keterampilan membaca hanya diperoleh melalui latihan, bukan pembawaan sejak lahir. Berbagai keterampilan yang dimaksud disini adalah keterampilan mengerakkan otot-otot, menggunakan grafik mengatasi kesulitan membaca. Membaca adalah proses merekontruksi makna sebuah teks artinya suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam sebuah tulisan, tulisan ini merupakan ide seorang penulis, ide yang tersimpan dalam tulisan ini dibongkar kembali agar sesuai dengan yang telah dipikirkan oleh penulisnya. Pembongkaran rekaman inilah yang disebut membaca. Membaca merupakan suatu pemindahan lambang visual (katon) menjadi lambang auditoris (bunyi). Pengertian ini berlaku pada membaca permulaan dan pada umumnya orang awam menggunakan pemahaman ide bacaan kurang ditekankan, penekanannya adalah pada pelafalan yang tepat sesuai aturan dan gaya tertentu. Membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan serta kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan. Dalam pengertian ini pengkajian lebih teliti pada teks diperlukan, sehingga dapat mengamati keadaan nilai dan fungsi serta dampak bacaan. Untuk mengolah bacaan, seorang pembaca perlu menggunakan seluruh kemampuannya baik secara kognitif dalam rangka mencerna isi bacaan. Disisi lain membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Anderson, dkk (1985:2) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Berdasarkan uraian tentang pengertian membaca dapat kiranya digunakan untuk mengerti apa yang dimaksud dengan membaca. Jenis-Jenis Membaca Secara garis besar jenis membaca ada dua yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan. Adapun penulis hanya membatasi pembahasaan pada jenis membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 138

membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman baru. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa pun yang berusaha ingin maju. Kemampuan dalam memperhatikan siswa membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut, jika tidak didasari dengan kemampuan tersebut, maka pada tahap selanjutnya murid akan mengalami kesulitan dalam kemampuan yang memadai. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik, guru perlu perencanaan mengenai materi metode maupun pengembangan. Dalam metode pembelajaran terbagi atas beberapa metode yaitu sebagai berikut : 1. Metode abjad dan bunyi. 2. Metode kupas rangkai, suku kata dan metode kata lembaga. 3. Metode global. Aliran psikologi Gesalt yang berpendapat bahwa suatu kebulatan atau kesatuan lebih bermakna daripada jumlah bagianbagiannya. 4. Metode SAS. Dalam metode ini, pendapat Momo (1979:3) mengemukakan beberapa cara metode SAS yakni mereka bahasa siswa, menampilkan gambar disamping bercerita, membaca gambar dengan kartu kalimat, membaca secara struktural. Membaca Teknis Dalam pembelajaran membaca yang menjadi perhatian guru ialah lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat serta isi bacaan tersebut Pengajaran membaca teknis mencakup dua hal adalah : 1. Pengajaran membaca yakni aktifitas tersebut untuk keperluan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain. Pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal kata, lagu atau intonasi kalimat, serta isi kandungan didalamnya. 2. Pengajaran membaca yakni pembaca melakukan aktifitas tersebut lebih banyak ditujukan kepada orang lain, pembaca bertanggung jawab atas lagu atau intonasi kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara-suara. Tujuan Membaca Teknis Mengingat membaca teknis itu menyangkut masalah tulisan yang ada di kertas, di papan tulis, atau media lain, maka siswa ditutuntut memiliki beberapa keterampilan sebagai berikut : 1. Dapat mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia secara tepat. INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 139

Contoh pelafalannya : Benar Satai Cabai Kerbau Salah Sate Cabe Kerbo 2. Menguasai tanda baca. 3. Dapat membaca tanpa tertegun-tegun. 4. Mengetahui serta memahami bahan bacaan. 5. Percaya pada diri sendiri. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu memberikan gambaran bagaimana meningkatkan kemampuan membaca teknis pada siswa kelas II SD. Dan teknik pengumpulan data yang digunakan yakni melalui observasi dan wawancara. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN II Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, bahwa guru dalam menggunakan metode pembelajaran membaca teknis melalui kartu huruf belum menunjukkan respon positif dari siswa. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara baik dari pihak guru maupun siswa bahwa kemampuan membaca teknis belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena banyak siswa yang kurang berminat. Ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan kemampuan siswa, atau dengan kata lain metode yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca teknis belum menerapkan kartu huruf. Nilai yang diperoleh sebelum menggunakan kartu huruf sebesar 55% berarti siswa belum mampu membaca teknis. Setelah siswa dilatih dengan menggunakan kartu huruf ternyata kemampuan siswa dalam membaca teknis meningkat dari 68,5% menjadi 75,4%. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil penelitian bahwa siswa lebih cenderung memilih atau menyukai pembelajaran membaca teknis melalui kartu huruf dari pada tanpa melalui kartu huruf. Ini ditunjukkan pada aspek penilaian yang ditunjukkan bahwa kemampuan siswa membaca teknis lebih meningkat dengan menggunakan kartu huruf karena mereka lebih paham. INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 140

Arikunto (1998:251) mengemukakan bahwa kategori cukup yaitu perolehan nilai 5-6, sedangkan kategori baik nilai 7 dan kategori baik sekali nilai 8-10. Tabel 1. Data Perolehan sebelum menggunakan kartu huruf No. Perolehan Nilai Jumlah siswa Total Nilai Kategori 1 5-6 11 65 Cukup 2 7 9 63 Baik 3 8 8 64 Baik sekali Jumlah 28 192 Daya serap (%) 68,5 Dengan perolehan data hasil pembelajaran membaca teknis dapat diketahui bahwa dari 28 orang siswa, 8 orang yang memperoleh kategori baik sekali, 9 orang memperoleh nilai dengan kategori baik dan 11 orang siswa memperoleh nilai dengan cukup. Dengan demikian maka kemampuan siswa pada pembelajaran membaca teknis dengan menggunakan kartu huruf belum berhasil karena daya serap siswa belum maksimal atau 68,5%. Pembelajaran membaca teknis berdasarkan data di atas, dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca teknis masih kurang, oleh sebab itu perlu ditingkatkan. Setelah siswa dilatih menggunakan kartu huruf dalam membaca teknis terjadi peningkatan nilai yang diperoleh, seperti pada tabel berikut. Tabel 2. Data Perolehan setelah menggunakan kartu huruf No. Perolehan Nilai Jumlah siswa Total Nilai Kategori 1 5-6 3 18 Cukup 2 7 7 49 Baik 3 8 18 144 Baik sekali Jumlah 28 211 Daya serap (%) 75,4 Berdasarkan tabel tersebut, ternyata dari 28 orang siswa terdapat 18 orang yang memperoleh nilai dengan kategori baik sekali, 7 orang yang memperoleh nilai dengan kategori baik dan 3 orang memperoleh nilai dengan INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 141

kategori cukup. Dengan demikian maka kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca teknis dengan menggunakan kartu huruf sudah berhasil karena daya serap siswa diperoleh sebesar 75,4%. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulan bahwa kemampuan siswa dalam membaca teknis sebelum menggunakan kartu huruf belum berhasil karena daya serap siswa belum maksimal atau 68,5%. Setelah siswa dilatih menggunakan kartu huruf dalam membaca teknis terjadi peningkatan nilai yang diperoleh dengan daya serap siswa sebesar 75,4%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Aderson, Leech. 1985. Principles of Pragmatics. Diterjemahkan oleh M.D.D Oka. Jakarta: Universitas Indonesia. Momo. 1979. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Poerwadarminta. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Soewono. 1991. Analisis Wacana dan Penerapannya pada Beberapa Wacana dalam Bambang Kaswanti Purwo (Ed) 1993. PELBA ^ hlm. 21-53. Yogyakarta: Kanisius. Tarigan, 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. INOVASI, Volume 5, Nomor 3, September 2008 ISSN 1693-9034 142