1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P. Oleh: Marojahan Hutabarat

BAB I PENDAHULUAN. sudah tercapai. Dengan memperhatikan hasil belajar yang dicapai dapat diketahui

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan

ANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Terima kasih telah mengunjungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB II LANDASAN TEORITIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA)

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

Kelompok Materi : MATERI POKOK

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

Transkripsi:

HANSISWANY KAMARGA

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. 1. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain belajar untuk membangun dan menemukan jati diri 2. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan 3. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, 4. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, 5. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah 6. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri

1. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri 2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu. 3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. 4. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran. 5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Perhatikan waktu efektif belajar (17 x tatap muka dalam 1 semester) Perhatikan alokasi waktu IPS untuk SMP (4 jam per minggu) Jika diperhatikan standar isi IPS kelas VII adalah 3 standar kompetensi; untuk sejarah digabungkan antara sejarah dan geografi memahami lingkungan kehidupan manusia Dengan demikian alokasi waktu untuk Sejarah adalah : ½ x 1/3 x (17 x 4) = 12 jam pelajaran selama 1 semester

Kompetensi dasar mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia Alokasi waktu 12 jam / semester Pilih dan organisasi materi disesuaikan dengan Tingkat perkembangan siswa Tujuan mata pelajaran IPS Tersedianya waktu Sumber yang digunakan untuk memilih dan mengorganisasi materi bukan buku siswa

CONTOH : Kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia Perkembangan masyarakat berburu sampai dengan masyarakat pertanian Berdasarkan ciri sosial & budaya Berdasarkan ciri ekonomi Perkembangan teknologi awal masyarakat pra-aksara di Indonesia Perkembangan sistem kepercayaan awal masyarakat pra-aksara di Indonesia Hubungan budaya Cina & India dengan perkembangan masyarakat pra-aksara di Indonesia Dengan demikian ada 4 topik dan masing-masing topik dapat dialokasikan ± 3 jam pelajaran

1. Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. 2. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 3. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran. 4. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Perhatikan waktu efektif belajar (17 x tatap muka dalam 1 semester) Perhatikan alokasi waktu Sejarah untuk SMA : Kelas 10 1 jam / minggu Kelas 11 & 12 IPS 3 jam / minggu Kelas 11 & 12 IPA 1 jam / minggu Kelas 11 & 12 Bahasa 2 jam / minggu Dengan demikian alokasi waktu untuk Sejarah kelas 10 adalah : 17 jam pelajaran selama 1 semester

Jika diperhatikan standar isi Sejarah kelas 10 adalah 1 standar kompetensi dengan 3 kompetensi dasar yakni 1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah 1.2 Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara 1.3 Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah Alokasi waktu 17 jam / semester (1jam / minggu) Pilih dan organisasi materi disesuaikan dengan Tingkat perkembangan siswa Tujuan mata pelajaran Sejarah Tersedianya waktu Sumber yang digunakan untuk memilih dan mengorganisasi materi bukan buku siswa

Maka topik materi yang dapat dikembangkan adalah : 1. Pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu Pengertian dan contoh periodisasi, sumber sejarah, hubungan sebab akibat 2. tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara yang dideskripsikan melalui prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah Mengungkap tradisi sejarah masa pra-aksara melalui tradisi lisan Mengungkap tradisi sejarah masa aksara melalui kisah sejarah Dengan demikian ada 4 topik dan masing-masing topik dialokasikan ± 3 sampai 4 jam pelajaran

Kegiatan tatap muka 1. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. 2. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Pembalikan Makna Belajar dari menerima pengetahuan ke proses membangun Pemahaman terhadap informasi atau pengalaman Berpusat pada siswa KBM beragam sesuai dengan karakteristik siswa Belajar dengan mengalami pengalaman langsung/simulasi/pengalaman melalui Alat audio-visual Mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, emosional bersosialisasi dengan menghargai perbedaan, berlatih bekerjasama Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, fitrah Ber-Tuhan Belajar sepanjang hayat mengembangkan keterampilan belajar meliputi pengembangan Rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi, memahami orang lain, bekerjasama Perpaduan kemandirian dan kerjasama berkompetisi, bekerjasama, mengembangkan solidaritas

Merangsang siswa berpikir Penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi Pertanyaan produktif Pertanyaan terbuka Pertanyaan imajinatif Pertanyaan Tertutup (memiliki hanya 1 jawaban benar) Contoh : Apa nama ibukota Indonesia? Pertanyaan tidak produktif (dapat dijawab hanya dengan melihat) Contoh : Apa nama benda ini? Pertanyaan Faktual (dapat dijawab hanya dengan menghafal) Contoh : Kapan Indonesia merdeka? Pertanyaan Terbuka (memiliki lebih dari 1 jawaban benar) Contoh : Mengapa ibukota Indonesia di Jakarta? Pertanyaan produktif (hanya dapat dijawab melalui pengamatan) Contoh : Berapa lama tumbuhan ini mulai bertangkai? Pertanyaan Imajinatif (jawabannya interpretatif) Contoh : Bagaimana penyebaran berita kemerdekaan?

Strategi Pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Faktor-faktor pertimbangan : 1. Mengaktifkan siswa Tugas dalam kelompok Melakukan curah pendapat (brainstorming) Tanya jawab terbuka 2. Membangun peta konsep 3. Menggali informasi dari berbagai media 4. Membandingkan dan mensintesiskan informasi

APERSEPSI Tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman ALOKASI WAKTU 5 10 % EKSPLORASI Memperoleh/mencari informasi baru 25 30 % KONSOLIDASI PEMBELAJARAN Negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru 35 40 % PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU Pengetahuan diproses menjadi nilai, sikap, dan perilaku 10 % PENILAIAN FORMATIF 10 %