PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

A. Populasi dan Sampel

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENGAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung semester genap

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

Transkripsi:

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK This research aimed to find out the influence of contextual teaching and learning towards students mathematical conceptual understanding. The population of this research was all students of grade ninth of SMP 4 Gedong Tataan in odd semester academic years of 2014/2015 as many as 143 students that was distributed into four classes (IX A IX D). The samples were taken by purposive sampling and it was obtained students of IX D as experimental class and IX C as control class. This research used post-test only control design. The data of this research were score of students mathematical conceptual understanding which was obtained by test. Based on the results of data analysis, it was known that the students mathematical conceptual understanding with CTL was higher than conventional learning. Thus, the implementation of CTL affects towards students mathematical conceptual understanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh contextual teaching and learning terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedong Tataan semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 143 siswa yang terdistribusi dalam empat kelas (IX A IX D). Sampel diambil secara purposive sampling dan diperoleh siswa kelas IX D sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IX C sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan post-test only control design. Data penelitian ini berupa skor pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh melalui tes. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa rata-rata pemahaman konsep matematis siswa dengan CTL lebih dari pembelajaran konvensional. Dengan demikian, penerapan CTL berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci: contextual teaching and learning, konvensional, pemahaman konsep matematis

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan manusia tidak akan mampu untuk berkembang dan hidup sejahtera. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang pesat dan persaingan global yang semakin ketat, membutuhkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman yang senantiasa menyaring manusia berkualitas yang dapat bertahan. Berbicara mengenai pendidikan, tidak akan terlepas dari kegiatan pokok pendidikan, yaitu pembelajaran. Oleh karena itu, tuntutan mendasar dalam dunia pendidikan adalah peningkatan mutu pembelajaran. Dewasa ini, banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika. Selanjutnya dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa salah satu standar kompetensi lulusan SMP/MTs untuk mata pelajaran matematika adalah memahami konsep-konsep matematika yang meliputi Bilangan Real, Aljabar, Geometri, Statistika dan Peluang serta memanfaatkan matematika dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal di atas, diketahui bahwa tujuan penting pembelajaran matematika adalah membantu siswa memahami konsep, bukan hanya sekedar mengingat fakta, prosedur dan algoritma yang terpisah-pisah (Santrock, 2008: 351). Konsep merupakan ukuran terkecil dan mendasar dari proses berpikir. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau menglasifikasikan sekumpulan objek (Soedjadi, 2000: 13). Siswa harus memahami konsep matematis terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep matematis terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematis merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Pemahaman konsep matematis yang mendalam dan bermakna dapat diperoleh dengan mempelajari matematika melalui

pengonstruksian pemahaman pengetahuan yang dipelajari siswa. Sesuai dengan teori pembelajaran konstruktivisme, agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Unsur-unsur teori pembelajaran konstruktivisme sejalan dengan konsep pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) yaitu konsep pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan konsep materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna (Sanjaya, 2012: 253). Dengan demikian, siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran seiring dengan peningkatan pemahaman konsep matematis. Informasi dari guru matematika SMP Negeri 4 Gedong Tataan menyatakan bahwa pemahaman konsep matematis siswa selama ini masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 hanya 45, jauh dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 60. Nilai tersebut didukung dengan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa rata-rata siswa hanya mampu mengerjakan soal berupa perhitungan langsung. Siswa kurang mampu menguraikan dan menggunakan definisi dari suatu konsep. Kekurangan ini berimbas pada kurangnya pemahaman konsep yang lain. Pemahaman konsep yang rendah tersebut diduga dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang masih sering menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat teacher center. Guru hanya berceramah dan memberikan contoh soal, kemudian siswa diberi tugas untuk mengisi buku LKS yang digunakan oleh sekolah tersebut. Fokus pembelajaran matematika mengarah pada pencapaian nilai ujian semester/ nasional dengan melatih siswa agar terampil menjawab soal matematika. Sementara itu, pemahaman konsep matematis siswa kurang diperhatikan. Bertolak dari latar belakang tersebut, dilakukanlah penelitian yang berjudul Pengaruh Contextual Teaching and Learning (CTL)

terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedong Tataan semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 143 siswa. Terdistribusi dalam 4 kelas, yaitu IXA, IXB, IXC, dan IXD dengan karakteristik siswa yang relatif sama karena siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama dan pembagian kelas bukan berdasarkan kelas unggulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang diambil dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti, kepala sekolah, dan guru kelas SMP Negeri 4 Gedong Tataan dengan mengambil dua kelas yang diajar oleh guru yang sama. Satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas XI C dan satu kelas sebagai kelas eksperimen (menggunakan pembelajaran CTL) yaitu kelas XI D. Instrumen tes pemahaman konsep matematis siswa yang sudah dibuat kemudian diuji validitas isi dan reliabilitasnya. Berdasarkan penilaian guru mitra, instrumen yang digunakan telah memenuhi validitas isi dan dinyatakan valid. Selanjutnya, instrumen tersebut diujicobakan. Berdasarkan hasil analisis data tes uji coba, koefisien reliabilitas instrumen tes yang diperoleh sebesar 0,70 sehingga menurut Sudijono (2008) reliabilitas instrumen tes tergolong baik. Dengan demikian, disimpulkan bahwa instrumen tes dapat digunakan untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa. Kemudian sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel 1 dan hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematis Pembelajaran 2 2 X hitung X tabel Hasil Uji CTL 7,87 9,49 H 0 diterima Konvensional 6,89 7,81 H 0 diterima Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Pemahaman Konsep Matematis Pembelajaran Var dk F hit F tab. CTL 19,96 35 Konvensional 11 36 1,81 1,75

Pada Tabel 1 diperoleh nilai X 2 hitung kurang dari X 2 tabel sehingga keputusan uji normalitas adalah kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Selanjutnya pada uji homogenitas, diperoleh bahwa F hitung lebih dari F tabel sehingga keputusan uji homogenitas adalah H 0 ditolak. Dengan demikian, kedua kelompok data memiliki varians yang tidak sama. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data yang diperoleh normal tetapi tidak homogen maka untuk uji hipotesis digunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Data pemahaman konsep matematis siswa diperoleh dari hasil posttest pada kelas CTL dan konvensional. Skor maksimal pemahaman konsep matematis adalah 20. Penyekoran dilakukan dengan memperhatikan tiga indikator pemahaman konsep matematis siswa yang diukur dalam penelitian ini yaitu, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Selanjutnya data pemahaman konsep matematis dianalisis dengan uji statistik. Adapun pencapaian indikator pemahaman konsep matematis siswa secara ringkas tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis No Soal 1 2 3 4 5 Indikator CTL Konvensional Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu 100 104 59 52 115 69,44 72,22 40,97 36,11 79,86 109 91 19 73,65 61,49 12,84 9 6,08 27 18,24 Hasil uji t menunjukkan tolak H 0, yang berarti bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas CTL lebih dari kelas konvensional yang menunjukkan adanya pengaruh nyata CTL terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa pemahaman konsep dengan CTL menunjukkan pengaruh yang berarti. Siswa dengan

CTL memiliki pemahaman konsep lebih baik dari siswa konvensional. Pencapaian indikator pemahaman konsep dalam setiap soal menunjukkan rata-rata kelas CTL lebih unggul dibanding kelas konvensional. CTL diawali dengan mengajukan pertanyaan/permasalahan, yang berkaitan erat dengan fenomena sehari-hari, kemudian siswa bekerja secara berkelompok untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut. Pada tahap ini, kemampuan guru untuk memotivasi dan memberikan penguatan kepada siswa diperlukan agar mereka semangat dan antusias dalam belajar. Setelah masalah diungkapkan, selanjutnya, siswa mengumpulkan data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur dengan bantuan LKK. Siswa kemudian menganalisis data dari hasil pengumpulan data dengan berdiskusi. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi dan mengeksplorasi kemampuan siswa menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang sedang dipelajari. Terakhir siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan dan mempresentasikannya didepan kelas. CTL membuat siswa mampu menghubungkan isi dari subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian siswa untuk menemukan makna (Johnson, 2007: 64-65). Setiap langkah CTL mengarahkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran terutama dalam melakukan percobaan, agar siswa dapat langsung merasakan manfaat mempelajari materi yang dipelajari sehingga menimbulkan rasa ketertarikan dan kebermaknaan dalam belajar matematika. Dengan melibatkan siswa sebagai subjek belajar, siswa juga terlibat dalam kegiatan yang menuntut mereka untuk mengonstruksi dan memahami konsep atau materi yang dipelajari. Akibatnya, konsepkonsep yang diberikan lebih dipahami siswa, dan memberikan penguatan pada pemahaman pengetahuan sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan oleh guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Markaban (2006: 3) bahwa tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri. Pada pembelajaran konvensional, siswa mendengarkan

penjelasan, mencatat materi yang dianggap penting yang disampaikan oleh guru, kemudian mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam buku paket atau LKS. Materi pelajaran diterima begitu saja sebagai konsep yang harus dihapal untuk dapat mengerjakan soal ulangan, akibatnya kemampuan menghubungkan konsep materi sebelumnya dengan materi yang dipelajari rendah. Pada pembelajaran konvensional, siswa diberi tugas yang berupa latihan soal yang ada di LKS atau buku cetak. Pada proses menyelesaikan soal tersebut siswa cenderung bergantung pada guru. Akibatnya, ketika siswa dihadapkan pada soal pengaplikasian konsep dalam pemecahan masalah, siswa tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah, kelas konvensional mendapatkan persentase yang sangat rendah. Pada pelaksanaan CTL, terdapat beberapa kekurangan diantaranya: 1) kurangnya pemberian berbagai bentuk fenomena sehari-hari yang berhubungan dengan materi ajar. 2) jumlah siswa pada kelas eksperimen cukup banyak sehingga pada saat pembelajaran terutama saat percobaan di lapangan mengalami kesulitan dalam mengontrol dan membimbing siswa menemukan konsep-konsep dan menyusun abstraksi. 3) kurang meratanya bimbingan untuk kelompok diskusi, kurang menekankan pada bagian-bagian penting materi ajar, dan kurangnya reward untuk siswa. 4) karena siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional, menyebabkan siswa sulit beradaptasi dengan belajar diskusi, menemukan konsep, menyusun abstraksi, dan menarik kesimpulan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa CTL mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedong Tataan tahun ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa dengan CTL lebih dari rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.

DAFTAR PUSTAKA Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Media Utama Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: PPPG Matematika. Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan. (Terjemahan Tri Wibowo). New York: McGraw-Hill Company. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluas Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.