BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan

ABSTRAK. Kata kunci: busana siap pakai, arsitektur Mamluk, masjid Sultan Hassan, urban

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. ULASAN PERANCANGAN

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Misi. Tujuan. Visi. Memberikan pendidikan terjangkau di bidang fesyen untuk semua lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DAYAK DALAM DESAIN PERHIASAN KONTEMPORER. Kata Kunci : budaya, dayak, perhiasan, rotan. Abstrak. Abstract.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

Metode Image Board pada Desain Interior

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR KRIA TEKSTIL (KR40ZJ) SEMESTER I /2008 EKSPLORASI MATERIAL KULIT UNTUK PRODUK FASHION

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

PENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan


BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

EKSPLORASI TEKNIK SUMINAGASHI PADA PRODUK FASHION

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

A. Bagan Pemecahan Masalah

SISI GELAP PENELITIAN PENCIPTAAN KRIYA SENI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

Transkripsi:

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email Kata Kunci : taniakardin@gmail.com : agate stones, agateware, jewelry. Abstrak Perhiasan merupakan salah satu kebutuhan manusia modern saat ini. Perhiasan tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi telah menjadi salah satu elemen penting yang digunakan manusia untuk mencitrakan dirinya. Berbagai jenis perhiasan dibuat berdasarkan perkembangan trend fashion, seni budaya, perekonomian, dan gaya hidup masyarakat saat ini. Perhiasan memiliki fungsi khusus sebagai elemen pencitraan ataupun berperan sebagai status simbol pemakai, sehingga perhiasan lekat dengan sisi emosional manusia. Beragam jenis perhiasan dihasilkan dari berbagai material dan desain. Pada umumnya, digunakan material logam mulia dan batuan mulia. Namun pada perkembangannya, perhiasan modern masa kini menggunakan berbagai material seperti keramik, tekstil, dan material alternatif lainnya. Berdasarkan hal-hal di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk membuat perhiasan keramik dengan kombinasi material logam. Desain yang digunakan merujuk pada trend fashion 2013 yang dibagi menjadi tiga tema utama, yaitu Ocean Distortion, Simply Clarity, dan Color Riots. Sumber ide berasal dari batuan Agate yang mengalami penyesuaian desain terhadap fungsi utama produk. 1. Pendahuluan Batuan Agate merupakan salah satu jenis batu semi mulia yang terdapat di beberapa daerah di dunia. Batuan tersebut juga termasuk dalam jenis batuan vulkanik yang terbentuk dari lelehan lava yang mengeras selama ribuan tahun. Batuan ini memiliki karakteristik yang khas, yaitu warna dan motif yang terlihat bila batuan Agate dibelah dua. Warna dan motif yang terdapat di setiap batu akan berbeda satu sama lain karena setiap batuan mengalami proses pembentukan mineral yang berbeda. Motif batuan Agate terdiri dari lapisan-lapisan mineral yang bervariasi. Lapisan paling luar dikenal sebagai kulit pelapis Agate. Lapisan kulit ini mengandung mineral hijau seperti celadonite atau delessite yang memiliki kandungan besi cukup tinggi. Kandungan besi ini yang menyebabkan lapisan paling luar Agate terlihat rusty dan kasar. Namun saat dibelah, batuan Agate memiliki tekstur yang halus dan motif yang menarik. Keunikan ini menjadi ide awal ketertarikan penulis untuk menerapkan warna dan motif batuan Agate pada keramik menggunakan teknik Agateware. Teknik Agateware yang terdapat di keramik juga terinpirasi dari batuan Agate itu sendiri. Teknik Agateware merupakan teknik pembentukan keramik yang menggunakan dua jenis atau lebih color clay 1 berbeda yang kemudian disatukan sehingga membentuk motif tersendiri. Secara garis besar teknik Agateware memiliki kemiripan dengan teknik Marbling 2 yang lebih dikenal secara umum. Selain itu, motif yang dihasilkan oleh teknik Agateware tidak akan memiliki kesamaan satu sama lain sehingga setiap karya memiliki keunikannya 1

tersendiri. Beragam keunikan tersebut menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengaplikasikannya pada proyek Tugas Akhir, yang berjudul Batuan Agate Sebagai Inspirasi Pada Perhiasan Keramik Menggunakann Kombinasi Material Logam Dengan Menggunakan Teknik Agateware. Keragaman motif Agate akan diaplikasikan pada produk yang mampu diapresiasi secara umum dan menjadi gaya hidup masyarakat dalam koridor fashion 3, yaitu perhiasan. Perhiasan yang akan dihasilkan mengacu pada trend fashion terkini dan akan datang guna menyesuaikan posisi perhiasan sebagai produk fashion yang termasuk dalam gaya hidup masa kini. Perhiasan dipilih karena perhiasan memiliki nilai tambah (added value) yang lebih berbobot pada aspek emosi terhadap pengguna dan lingkungan sekitar serta memiliki segi simbolis yang cukup kuat. Selain itu perhiasan merupakan suatu produk yang dikenakan oleh individu untuk menunjang penampilan serta rasa percaya diri penggunanya. Perhiasan memiliki bobot nilai simbolik yang lebih berat dibandingkan dengan benda fungsi lainnya. Oleh karena itu, pada proyek tugas akhir ini penulis berharap mampu mengaplikasikan karakteristik khas batuan Agate yang unik pada perhiasan keramik. Selain itu, penulis juga berharap bahwa proyek tugas akhir ini dapat memberikan alternatif baru untuk dunia perhiasan dan perkeramikan dalam segi pengembangan teknik maupun tampilan produk. Diharapkan pula tulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang tertarik mempelajari lebih jauh mengenai perhiasan keramik, seperti mahasiswa, kriyawan, seniman, maupun wirausahawan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa kesenjangan di antara sumber daya (resources) yang tersedia dengan produk yang dihasilkan. Kesenjangan tersebut dapat dijabarkan melalui beberapa poin di bawah ini, yaitu : Batuan Agate banyak tersedia di berbagai lokasi di dunia. Namun, penggunaannya sebagai inspirasi dalam pembuatan perhiasan menggunakan material keramik masih cukup jarang ditemukan. Keberagaman batuan Agate memiliki karakteristik warna tersendiri yang dapat disesuaikan dengan aplikasi produk. Teknik Agateware yang merupakan salah satu teknik pembentukan keramik yang cukup jarang digunakan. Teknik ini memiliki beberapa kesamaan dengan teknik Marbling. Namun terdapat perbedaan mendasar saat proses pembuatannya. Perhiasan merupakan salah satu produk fashion yang sering digunakan sebagai elemen utama dalam penampilan. Perhiasan selalu memiliki tempat tersendiri dan berkembang sejalan dengan bergantinya mode. Keberagaman dan nilai simbolis yang dimiliki oleh perhiasan menjadi daya pikat utama bagi para konsumen fashion. Pemilihan material yang tepat bagi perhiasan menjadi penting agar perhiasan dengan menggunakan material dasar keramik mengalami peningkatan nilai (value) sebagai produk simbolis. 2. Proses Studi Kreatif Segmentasi Pasar Demografis Geografis Target Pasar : Wanita berusia 25-35 tahun, kalangan menengah ke atas dan memiliki ketertarikan khusus kepada dunia fashion. : Lingkungan perkotaan : Penyuka hal-hal unik, menyukai hal yang berbeda, percaya diri dan senang bereksperimen dalam berbusana. 2

Gambar 1 Segmentasi Pasar (Sumber : Berbagai Sumber) Trend Fashion a. Color Riots Dalam sub tema ini terdapat berbagai warna yang muncul sebagai warna baru yang lebih segar, kuat, dan bold. Serta memiliki interaksi yang kuat dengan sinar matahari. Oleh karena itu material yang digunakan merupakan high-gloss materials. Berikut ini adalah gambar yang berhubungan dengan colour riots. Gambar 2 Image Board Color Riots (Sumber : Berbagai Sumber) 3

Sketsa karya yang merujuk pada trend fashion dan image board. Gambar 3 Sketsa image board Color Riots (Sumber : Koleksi Penulis) b. Split Clarity Less is more adalah slogan dari sub tema ini. Kata kunci dari sub tema ini adalah fungsional, simple, dan elemenelemen yang penting. Dengan kata lain, split clarity mengutamakan kesinambungan, kualitas, teknologi yang memadai, dan material baru. Katakteristik yang dihasilkan ialah keindahan yang modern dan clear-cut. Material yang memiliki permukaan metalik dan memantulkan merupakan kata kunci lain dari sub tema ini. Berikut ini adalah beberapa gambar yang berhubungan dengan split clarity. 4

Gambar 4 Trend Image Split Clarity (Sumber : Berbagai Sumber) Sketsa karya yang merujuk pada trend fashion dan image board. Gambar 5 Sketsa Karya (Sumber : Koleksi Penulis) 5

c. Ocean Distortion Kata kunci dari sub tema ini ialah warna biru yang dominan pada laut, tekstur berlipat dan bergaris, pantulan sinar matahari, dan detail yang acak. Gambar 6 Trend Image Ocean Distortion (Sumber : Berbagai Sumber) Sketsa karya yang merujuk pada trend fashion dan image board. Gambar 7 Sketsa Karya (Sumber : Koleksi Penulis) 6

3. Hasil Studi a. Color Riots Gambar 8 Hasil Karya (Sumber : Dokumentasi Penulis) b. Split Clarity Gambar 9 Hasil Karya (Sumber : Dokumentasi Penulis) 7

c. Ocean Distortion Gambar 10 Hasil Karya (Sumber : Dokumentasi Penulis) 4. Kesimpulan Setelah dilakukan proses eksplorasi terhadap material keramik dan logam, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan produk yang dihasilkan, yaitu : Berdasarkan pengolahan material keramik dapat disimpulkan bahwa material keramik dapat dibuat menyerupai material lainnya, dalam hal ini adalah batuan Agate. Hasil akhirnya secara visual hampir menyerupai batuan Agate namun tetap dengan karakteristik keramik. Berdasarkan proses pengolahan material keramik dapat diambil kesimpulan bahwa : - Proses pengolahan material logam memakan tempo yang cukup panjang dikarenakan membutuhkan beberapa tahapan proses yang harus dilalui. - Hasil akhir keramik yang berkaitan dengan warna dan tekstur dapat sedikit berbeda walaupun memiliki rumus yang sama dikarenakan proses pembakaran. Berdasarkan proses pengolahan material logam dapat diambil kesimpulan bahwa : - Proses pengolahan material logam relatif memakan waktu yang lama karena diperlukan kesabaran dan ketetlitian khusus dalam menghasilkan logam olahan yang siap pakai. - Efek yang dihasilkan oleh logam hasil olahan berbeda-beda tergantung dari jenis logam dan teknik pengolahannya. Perpaduan eksplorasi material keramik dan logam harus mempertimbangkan karakteristik masing-masing material yang keras dan memiliki permukaan yang dapat dieksplorasi lebih lanjut. Perancangan sketsa awal sampai kepada produk akhir merupakan hasil dari sebuah proses desain yang mencakup pengumpulan data dan analisis. Analisis karakteristik, material, proses eksplorasi dan proses perancangan. Proses-proses ini menghasilkan perupaan material yang menonjolkan aspek craftmanship, uniqueness dan fungsional dibandingkan dengan material-material yang tersedia di pasaran. Selain itu, tingkat ekslusifitasnya pun tinggi karena proses aplikasi eksplorasi material keramik dan tekstil ini keseluruhannya menggunakan tangan, sehingga produksinya terbatas dan dikerjakan secara detail dan jauh dari industrialisasi. Selain itu motif yang terdapat pada keramik merupakan motif yang tidak dapat diulang untuk mendapatkan hasil yang sama persis, sehingga eksklusifitasnya pun terjaga. 8

UCAPAN TERIMAKASIH Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Keramik FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Deni Yana, S.Sn, M.Sn. DAFTAR PUSTAKA Joedawinata, Ahadiat. Diktat Prinsip Interior. Fakultas Seni Rupa dan Desain. ITB. Mack, John. 1988. Ethnic Jewelry. A Times Mirror Company. Italy. id.wikipedia.org McCrum,N.G.,C.P. Buckley,and C. B. Bucknall, Principles of Polymer Engineering, 2 nd edition, Oxford University Press, Oxford, 1997. Chapter 0 6. Engineered Materials Handbook, Vol. 4, Ceramics and Glasses, ASM International, Materials Park, OH, 1991. 9