BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Peran strategis Kabupaten Banyuwangi dikarenakan letak Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

2015 PENGUASAAN HASIL BELAJAR MENYULAM PADA PEMBUATAN CINDERAMATA OLEH PESERTA DIDIK DI SMPN 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

Kerajinan Fungsi Hias

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

SILABUS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

GALERI BATIK DI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sumber devisa keempat di Indonesia. Menurut

88. Mata Pelajaran Keterampilan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, berbagai aspek terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama kehidupan masyarakat mempunyai andil besar dalam menopang perekonomian. Hasil yang diperoleh umumnya sangat besar sehingga dapat menumbuhkan perekonomian di daerah-daerah tertentu. Kekayaan seni dan budaya dari berbagai etnis di Indonesia tersebar pada ribuan pulau yang merupakan sumber ide yang tidak akan pernah habis untuk digali dan apabila dimunculkan dalam benda-benda seni dan kriya sehingga akan tercipta beragam jenis yang berbeda. Keterampilan mengolah berbagai bahan dengan teknik pembuatannya telah ditunjukkan oleh nenek moyang kita sejak jaman prasejarah, kemudian berkembang dengan masuknya pengaruh kebudayaan Dongson (China), India, Islam, dan Eropa yang menempati wilayah yang sangat luas di Indonesia. Adanya transmisi ini telah membentuk kelompok masyarakat maupun individu dengan keahlian dan keterampilan dalam membuat benda-benda seni, di antaranya seni kriya dengan berbagai coraknya. Keterampilan tersebut terus berkembang dan ditransmisikan dari generasi ke generasi sehingga adanya perubahan fungsi untuk keperluan sehari-hari sebagai seni terapan, untuk upacara, dan berbagai fungsi lainnya, sampai berkembang menjadi industri kreatif pada masa kini.

2 Dalam Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015 yang disusun oleh Studi Industri Kreatif Indonesia (2008:i) Departemen Perdagangan RI dinyatakan: Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif, di berbagai negara di dunia saat ini, diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara signifikan. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan, karena Bangsa Indonesia memiliki sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya. Ekonomi kreatif diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan dasar jangka pendek dan menengah: (1) relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis (rata-rata hanya 4,5% per tahun; (2) masih tingginya pengangguran (9-10%), tingginya tingkat kemiskinan (16-17%), dan (4) rendahnya daya saing industri di Indonesia. Selain permasalahan tersebut ekonomi kreatif juga diharapkan dapat menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energi yang terbarukan, deforestasi, dan pengurangan emisi karbon, karena arah pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, di mana intelektualitas sumber daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan. Dengan demikian ekonomi kreatif yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Apresiasi masyarakat pada karya industri kreatif, khususnya kriya patung kayu, semakin berkembang. Hal ini merupakan peluang yang besar untuk mengambil pasar seni kriya untuk kemajuan perekonomian masyarakat. Salah satu perajin yang aktif memproduksi kriya kayu adalah Studio Lukman Art yang berada di Jalan Tangkuban Parahu RT 04/ RW 06 Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Di tempat ini kriya patung kayu dibuat dengan menggunakan bahan kayu Pulai (Alstonia scholaris) dan beberapa jenis

3 kayu lainnya. Banyak variasi bentuk patung kayu meniru bentuk dari jenis hewan seperti harimau, bebek, kura-kura, burung, ular, kuda, kerbau, sapi, dan lainnya, dengan ukuran yang bervariasi dari yang kecil sampai yang berukuran besar. Tekniknya diukir menggunakan pisau raut sehingga membentuk wujud berbagai hewan. Untuk menghaluskannya digunakan amplas dan pewarnaannya menggunakan bara api dari kawat filamen solder listrik yang digoreskan pada permukaan kayu sehingga sehingga menimbulkan tanda warna kecoklat-coklatan berbentuk garis-garis pada kayu yang terbakar. Teknik membuat motif dengan menggunakan bara api dikenal dengan istilah Pirografi (Pyrography). Dalam ensiklopedia bebas dari Wikipedia (2007) ditulis, Pyrography is the art of decorating wood or other materials with burn marks resulting from the controlled application of a heated object. Pirografi adalah seni dekorasi dari kayu atau bahan lain dengan membakar tanda yang dihasilkan dari aplikasi yang dikendalikan dari objek yang dipanaskan. Pirografi berarti "menulis dengan api" dan merupakan kesenian tradisional yang sudah digunakan di beberapa kebudayaan seperti di Mesir, dan beberapa suku Afrika. Di Eropa penggunaan teknik pirografi juga berkembang di Rumania dan Hongaria, sedangkan di Amerika Selatan di antaranya di Argentina. Berkembangnya teknik dengan goresan bara dari kawat filamen solder listrik merupakan sesuatu yang baru sebagai dampak perkembangan teknologi pirografi dengan diketemukannya alat wood burner sehingga dengan kreativitas dan ketekunan untuk selalu mencoba sesuatu yang baru, teknik ini memudahkan dalam pembuatan motif hias pada karya kriya kayu.

4 Kriya patung kayu dengan teknik pirografi banyak diminati oleh konsumen karena keunikannya. Hasil karya patung kayu ini menampilkan sifat alami kayu tetap terlihat karena proses finishing tidak menutup permukaan kayu dengan cat tetapi dihias menggunakan alat solder listrik (wood burner) yang dipola sedemikian rupa sehingga tampak artistik. Penggunaan teknik pirografi pada pembuatan kriya patung kayu merupakan sesuatu yang kreatif. Munandar (1987) dalam Amir dkk. (2007: 49) menyatakan kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia untuk menemukan alternatif jawaban/tindakan terhadap suatu masalah yang penekanannya adalah pada originalitas, ketepatgunaan dan keragaman. Sementara itu Mangunhardjana mengadopsi dari Campbel dalam Amir dkk. (2007:50) menyatakan bahwa: kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru (novelty), inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan berguna. Proses transfer pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh para perajin di studio Lukman Art, dilakukan dengan sistem magang, yakni pembelajaran dilakukan bertahap apabila sudah mampu dan mahir menggunakan alat dan dengan hasil baik maka diperbolehkan membuat kriya patung kayu untuk dipasarkan. Letak geografis Cikole dekat dengan daerah tujuan pariwisata yaitu Taman Wisata Gunung Tangkuban Parahu, pemandian air panas Sari Ater, dan Bandung. Dengan demikian turis mancanegara maupun turis lokal yang berkunjung ke tempat wisata tersebut banyak yang tertarik pada kriya patung kayu

5 sebagai cinderamata, hal ini tentu saja merupakan peluang untuk memperkenalkan dan memasarkan produk kriya patung kayu tersebut. Keberadaan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu juga memberikan peluang untuk para perajin di daerah sekitarnyaa termasuk dari Kabupaten Subang untuk menjual hasil karya kriya kepada para pengunjung dan wisatawan baik dari dalam negeri (wisatawan lokal) maupun wisatawan luar negeri. Selain tempat wisata di Jawa Barat, kriya patung kayu dengan teknik pirografi juga dijual di stand-stand pameran di beberapa tempat termasuk di stand Pasar Seni Ancol Jakarta. Gambar 1.1: Kriya Patung Kayu Dengan Teknik Pirografi di Stand Pasar Seni Ancol Jakarta (Foto: Edi Setiawan, 2011) Dengan adanya pameran dan dan promosi maka peminat kriya patung kayu dengan teknik pirografi tidak hanya dari dalam negeri tetapi dari berbagai negara seperti Australia, Belanda, Iran dan tempat-tempat lainnya.

6 Teknik menghias permukaan patung kayu dengan menggunakan solder (teknik pirografi) juga berkembang di daerah Subang, tingginya permintaan karya kriya patung kayu dengan bahan kayu pulai mampu menjadi andalan untuk meningkatkan perekonomian khususnya perajin. Dalam profil Dekranasda Kabupaten Subang yang diterbitkan oleh Dekranasda Propinsi Jawa Barat pada http://www.dekranasjabar.com/profil/kota-kabupaten/61/kabupaten-subang.html yang diakses pada 21 Mei 2011 dinyatakan bahwa Kriya Unggulan Kabupaten Subang menghasilkan produk kerajinan kayu solder. Keberadaan kriya kayu dan kelompok perajin di masyarakat mampu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Fenomena kriya kayu khususnya kriya patung kayu dengan teknik menghias menggunakan solder (pirografi) yang berkembang di masyarakat menarik perhatian penulis untuk menelitinya, karena keunikan karyanya baik dalam bahan, teknik, bentuk, gaya, dan jenis maupun fungsinya. Dalam penelitian ini penulis ingin berperan aktif dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui penelitian yang diarahkan pada tujuan untuk mengkaji media, teknik dan unsur-unsur estetik, pada kriya patung kayu dengan demikian penulis memberikan perhatian khusus pada perkembangan seni kriya patung kayu. Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis memberi judul tesis: KRIYA PATUNG KAYU STUDIO LUKMAN ART (Studi Kasus: Analisis Estetika dan Sistem Pembelajaran Kriya Patung Kayu Studio Lukman Art di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

7 B. FOKUS PENELITIAN DAN PERTANYAAN PENELITIAN Dari fenomena di atas maka penelitian ini memfokuskan pada: Bagaimana media dan teknik, nilai estetik bentuk, jenis, gaya, fungsi, serta sistem pembelajaran dalam proses transfer pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan para perajin kriya patung kayu di Studio Lukman Art Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan fokus di atas maka dapat diuraikan dalam tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah media dan teknik dalam pembuatan seni kriya patung kayu di Studio Lukman Art Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat? 2. Bagaimanakah nilai estetik bentuk, jenis, gaya dan fungsi kriya patung kayu di studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat? 3. Bagaimanakah sistem pembelajaran dalam proses transfer pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan para perajin di studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kriya patung kayu studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat dilihat dari aspek media, teknik, bentuk, gaya, jenis, dan fungsi karya kriya kayu. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip sistem pembelajaran dalam proses transfer pengetahuan dan keterampilan kriya patung kayu di Studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat.

8 Lebih spesifik lagi penelitian ditujukan untuk: 1. Mendeskripsikan media dan teknik dalam pembuatan kriya patung kayu di studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. 2. Menganalisis nilai estetik bentuk, jenis, gaya dan fungsi kriya patung kayu di Studio Lukman Art Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. 3. Menemukan prinsip-prinsip sistem pembelajaran dalam proses transfer pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan para perajin di studio Lukman Art di Desa Cikole Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak karena hasil kriya patung kayu merupakan salah satu sumber perekonomian masyarakat baik perajin maupun penjual hasil kriya patung kayu. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis sebagai pendidik, dapat memperoleh pengetahuan dan gambaran yang jelas tentang proses pembuatan produk kriya patung kayu dan jenis-jenis hasil karya kriya patung kayu sehingga diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi dalam pengembangan bahan ajar mata pelajaran Seni Budaya di sekolah-sekolah. 2. Bagi perajin sebagai dasar pengembangan usaha, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi sehingga perajin bisa mengembangkan kriya patung kayu lebih baik lagi.

9 3. Bagi UPI sebagai Lembaga Pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya, yang dapat melahirkan suatu sistem untuk mengembangkan kriya patung kayu. 4. Bagi pemerintah dan instansi terkait, hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan kriya patung kayu sehingga pemberdayaan perekonomian masyarakat bisa meningkat. E. SISTEMATIKA PENELITIAN 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah yang membahas hal-hal yang akan mendasari fokus tesis ini, fokus penelitian yang berisi persoalan yang akan dikaji, tujuan penelitian yang menjelaskan tujuan umum penelitian dan tujuan khusus penelitian ini, manfaat penelitian menjelaskan pentingnya tesis ini bagi dunia pendidikan khususnya bagi peneliti, masyarakat/perajin, lembaga pendidikan dan pemerintahan atau instansi terkait. sistematika penulisan yang menguraikan secara singkat pokok-pokok bahasan setiap babnya. 2. Bab II Landasan Teori Seni Kriya Patung Kayu Bab ini terdiri dari teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian secara teoritis. Adapun landasan-landasan teori yang peneliti paparkan, diantaranya: a. Konsep Seni dan Seni Kriya. b. Media dan Teknik pada Kriya Patung Kayu.

10 c. Unsur Estetik pada Kriya Patung Kayu. d. Sistem Pembelajaran Seni. 3. Bab III Metodologi Penelitian Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian populasi dan sampel, menentukan sumber data, teknik pengumpulan data dan jenis instrumen, penyusunan instrumen dan analisis data. a. Pendekatan /Metode. b. Pengumpulan Data. c. Analisis Data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menjelaskan apa, bagaimana dan mengapa hasil penelitian ini diperoleh serta menjelaskan hasil penelitian yang dilengkapi dengan fakta dan data. 5. Bab V Kesimpulan Bab ini menampilkan hasil analisis data yang berupa kesimpulan, dan tanggapan tentang kesimpulan tersebut, diharapkan dari kesimpulan tersebut didapat jawaban dari rumusan masalah yang dikemukakan.