Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI MOBILITAS SOSIAL EVERETT S LEE. A. Teori Pendorong dan Penarik (Push and Pull Theory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. definisi dan pengertian dari hal-hal yang dijadikan konsep dalam penelitian ini

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pokok Bahasan. Mobilitas Penduduk 20/04/2017. Bagian Epidemiologi, Biostatistika & Kependudukan FKM UNEJ

PENGARUH PROSES MOBILITAS PENDUDUK TERHADAP ASPEK EKONOMI

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain- lain. Masingmasing

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Migrasi. Oleh : Wahyu Eridiana

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

PERTEMUAN 5 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya studi tentang mobilitas penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Migrasi dalam arti luas merupakan perpindahan penduduk secara

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

Mobilitas Penduduk II

Kata kunci: mobilitas penduduk, kualitas sumberdaya manusia, produktivitas, dan sosio-demografi.

ANALISIS MIGRASI KE KOTA BANDA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

Perbedaan Wilayah Migrasi Bersih (Net Migration) Di Indonesia Tahun 2010

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

Analisis Mobilitas Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUTUSAN TENAGA KERJA MENJADI COMMUTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mantra (1995: 1-2), mobilitas penduduk. tahun berikutnya ia bekerja sebagai pegawai negeri. Jadi perubahan status

TENAGA KERJA dan ANGKATAN KERJA LANSIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH UPAH, LAMA MIGRASI, UMUR, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MIGRASI SIRKULER PENDUDUK SALATIGA KE KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi. Oleh : SUPRIYANTO NIM : E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP PENGIRIMAN REMITAN MIGRAN WARGA DESA PANDAK GEDE YANG BERMUKIM DI KABUPATEN JEMBRANA

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

Studi kependudukan merupakan studi PROSES MOBILITAS DAN STRATEGI ADAPTASI ORANG TANIMBAR DI KOTAJAYAPURA, PROPINSI PAPUA. Abdi Frank* ABSTRAK

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KEPUTUSAN TENAGA KERJA MELAKUKAN MIGRASI KOMUTASI DI KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : ZAINAL ABIDIN NIM.

Aris Efendi Universitas Negeri Malang. ABSTRAK Kata Kunci: Mobilitas Ulangalik, kerusakan lahan, produktivitas lahan, pendapatan

ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO. Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk bekerja di kota pusat-pusat industri. Migrasi penduduk dapat dibagi menjadi

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Latar Belakang Formal

FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO. Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.


PERAN DAN FAKTOR PENDORONG MENJADI TENAGA KERJA WANITA (STUDI KASUS DI KABUPATEN DEMAK)

KECENDERUNGAN POLA DAN DAMPAK MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI BALI PERIODE *

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

SKRIPSI POLA MIGRASI TENAGA KERJA ULANG ALIK DI KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT HAIDIR

TEMPAT, RUANG DAN SISTEM SOSIAL GD BBM EPON NINGRUM SUSILAWATI BAGJA WALUYA

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah pedesaan mengalir ke daerah perkotaan. Proses migrasi yang berlangsung dalam

Program LSK (Lambaga Spesialisasi Keterampilan) Untuk Mengatasi Masalah Migrasi Masuk Yang Berlebiha Di Provinsi Riau

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat. untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada. Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Budi Handriawan

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

UKURAN MOBILITAS / MIGRASI. Yuly Sulistyorini,S.KM., M.Kes. Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat - Unair

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Bekerja Di Luar Negeri ( Studi Kasus Di Kediri ) Oleh : Nining Purnamaningsih *)

KAJIAN MIGRAN ULANG-ALIK DI DESA ABAR-ABIR KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRASI SIRKULER PEMUDA DESA SERUAT 1 KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA. Oleh: SUHAINI NIM.

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa pustaka yang dijadikan dasar teori

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan

Transkripsi:

7. MOBILITAS PENDUDUK 7.1. Definisi dan Konsep Mobilitas Perilaku mobilitas penduduk berbeda dengan perilaku kelahiran dan kematian. Mobilitas penduduk tidak ada sifat keajegan seperti angka kelahiran dan kematian. Berdasarkan hal tersebut maka perhitungan proyeksi penduduk tidak mengikut seratakan koimponen mobilitas penduduk. Apabila mengikut sertakan mobilftas penduduk mereka mengasumsikan volume dan arah mobilitas penduduk suaru wilayah mengkuti rata-rata dan pola yang terjadi beberapa tahun. Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobiltas penduduk horizontal dan mobilitas penduduk vertikal. Mobilitas penduduk vertikal sening disebut perubahan status pekerjaan. Misalnya seseorang yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian sekarang bekerja di bidang non peranian. Mobilitas penduduk horizontal sering disebut dengan istilah mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) yang melewati batas wilayah menuju wilayah yang lain pada periode waktu tertentu (Mantra, 1978). Penggunaan konsep batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti paradikma geografi yang mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time konsept). Batas wilayah umumnya digunakan batas wilayah administratif, misalnya propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, pedukuhan (dusun). Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melaksanakan sensus penduduk Indonesia menggunakan batas propinsi menjadi batas wilayah, sedangkan batas waktu digunakan enam bulan atau lebih. Jadi menurut definisi yang dibuat BPS, sesorang disebut migran apabila orang bergerak melintasi batas propinsi menuju ke propinsi lain, dan lamanya tinggal di popinsi tujuan adalah enam bulan atau lebih. Atau seseorang disebut migran walaupun waktu dii pripinsi tujuan kurang dan enam bulan, tetapi orang tersebut berniat untuk tinggal menetap. Akibat belum adanya kesepakatan para ahli mobilitas penduduk mengenai ukuran batas wilayah dan waktu ini, hasil penelitian mengenai mobilitas penduduk di antara peneliti tidak dapat diperbandingkan. Mengingat bahwa skala penelitian itu bervariasi antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain, sulit bagai peneliti mobilitas penduduk untuk menggunakan batas wilayah dan waktu yang baku. Untuk jelasnya bentukk mobilitas dapat dilihat pada Tabel 7,1, dan Gambar 7.1. Universitas Gadjah Mada

Tabel 7.1. Batas Ruang dan Waktu Penelitian Mobilitas Penduduk oleh Ida Bagoes Mantra Dengan Batas Dusun di DIY Tahun 1975. Bentuk mobilitas 1. Ulang alik Batas wilayah Dusun Batas waktu Enam jam atau Iebih dan kembali pada han yang sama 2. Menginap Dusun Lebih dan satu han tetapi kurang dan enam bulan 3. Permanen Dusun Enam bulan atäu lebih menetap di daerah tujuan Gambar 7.1. Skema bentuk Mobilitas Penduduk 7.2. Diterminan Mobilitas Penduduk Dalam teori Kebutuhan dan stres setiap individu menurut kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik, dan psikologi. Apabila kebutuhan itu tidak dapat diperiuhi terjadilah stres. Tinggi rendahnya stres yang dialami oleh individu berbanding terbaik dengann proporsi pemenuhan kebutuhan.

Gambar 7.2. Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk Sumber: Mantra, 20000 Ada dua akibat dan stres, kalau stres seseorang tidak terlalu berat, masih dalam batas toleransi, orang tersebut tidak akan pindah. Dia tetap tinggal di daerah asal dan menyesuaikan kebutuhan dengan keadaan Iingkungan yang ada. Apabila stres seseorang diluar batas toleransi, orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di tempat yang kebutuhannya terpenuhi. Dengan kata lain seseorang akan pindah akan pindah dan daerah yang mempunyai nilai kepaedahan wilayah lebih rendah ke daerah yang mempunyai mpunyai kefaedahan wilayah yang lebih tinggi dimana kebutuhannya dapat terpenuhi. (Gambar 9.2). Memperhatikan hal-ha tersebut dapat disimpulkan bahwa proses mobilitas itu terjadi apabila: 1. Seseorang mengalami tekanan, baik ekonomi, sosial, maupun psikologi di tempat ia berada. Setiap individu mempunyai kebutuhan yang berbedabeda, sehingga sesuatu wilayah oleh seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang dapat memenuhi kebutuhannya sedang orang lain menyatakan tidak.

2. Terjadi perbedaan nilai kefaedahan wilayah antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Apabila tempat yang satu dengari tempat yang lain tidak ada perbedaan nilai kefaedahan wilayah tidak akan terjadi mobilitas penduduk. 7.2. Teori Mobilitas Secara umum mobilitas penduduk itu terjadi apabila terjadi perbedaan kefaedahan antara dua wilayah. Pada umumnya teori migrasi penduduk didasarkan atas prinsip di atas, di bawah mi dibicarakan beberapa teori mobilitas penduduk. Everett S Lee (1978) tulisannya berijidul Teory of Migration mengungkapkan bahwa volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dwengan keanekaragaman daerah di wilayah tersebut.. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor positif (+), negatif (-), ada pula faktor yang netral (0). Faktor positif adalah faktor yang menguntungkan kalau bertempat tinggal di daerah ini terdapatat sekolah, kesempatan kerja, atau iklim yang baik. Faktor negatif adalah faktor kekurangan di daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dan tempat itu. Perbedaan nilai komulatif antara kedua tempat tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi penduduk (lihat Gambar 7.3). Selanjutnya Lee juga menyebutkan besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi rintangan antara, misalnya ongkos pindah yang tinggi, topografi daerah asal dan daerah tujuan berbukit-bukit dan terbatasnya sarana t transportasi atau pajak yang tinggi untuk masuk daerah tujuan. Faktor individu berperan penting, dialah yang menilai positif atau negatif suatu daerah dan dialah yang akhirnya memutuskan apakaha akan pindah atau tidak. Keterangan : + Faktor kebutuhan dapat dipenuhi - Faktor kebutuhan tidak terpenuhi o Faktornetral Gambar 7.3. Faktor-faktor Diterminan Mobilitas Penduduk Menurut Everet S Lee, 1976.

Robert Norris (1972) menyebutkan bahwa diagram Lee perlu ditambah yaitu dengan tiaga komponen yaitu migrasi kembali, kesempatan antara, dan migrasi paksam. Kalau Lee menekankan bahwa faktor individu adalah faktor terpenting diantara 4 faktor tersebut. Norris berpendapat lain, bahwa fator daerah asal adalah faktor yang terpenting. Dalam gambar yang disajikan Norris wilayah di daerah asal dan daerah tujuan dapat merupakan wilayah kesempatan antara. (lihat gam bar 7.3). Mabogunje (1970) melihat bahwa kontribusi dan migran terdahulu di kota sangat besar dalam membantu migran baru yang berasal dan desa atau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap awl dan mekanisme penyesuaian diuri di daerah tujuan Para migran baru tidak hanya sekedar ditampung di rumah migran lama, tetapi juga dicukupi kebutuhan makan dan dibantu untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan relasi yang dimiliki. Hal mi menyebabkann lapangan pekerjaan tertentu di suatu kota atau daerah sering didominasi oleh migran yang berasal dan desa atau daerah tertentu yang berasal dan desa atau daerah tertentu pula. Gambar 7.4. Faktor-faktor Diterminan Mobilitas Penduduk Menurut Robert E Norris (1972)

Mitchell (1961) ahli sosiologi dan lnggnis menyatakan bahwa adaa kekuatan yang menyebabkan orang terikat pada daerah asal dan ada kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal. Kekuatan yang mengikat seseorang untuk tetap tinggal di daerah asal disebut dengan kekuatan sentripetal sebaliknya keuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal disebut dengann kekuatan sentripugal. Apakah seseorang akan tetap tinggal di daerah asal atau pergi meninggalkan daerah asal untuk menetap di daerah lain tergantung pada keseimbangan antara dua kekuatan tersebut (Gambar 7.5). Kekuatan Sentripetal (+) Kekuatan yang mengikikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya: terikat tanah warisan, menunggu orang tua yang sudah lanjut, kegotong-royongan yang baik, tempat kelahiran, dan tempat nenek moyang. Kekuatan Sentrifugal (-) Kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya terbatasnya kesempatan kerja, dan terbatasnya fasilitas pendidikan. Gambar 7.5. Daya tarik dan daya dorong di daerah asal. Untuk mengatasi hall tersebut diambil suatu kompromi yaitu mengadakan mobilitas penduduk nonpermanen (mobilitas penduduk sirkuler). Mobilitas penduduk sirkuler dibedakan menjadi dua macam yaitu ulang alik (nglaju) dan mondok (nginap) di daerah tujuan. Diantara tiga bentuk mobilitas penduduk, ulang-alik, nginap, dan migran permanen yang terbanyak terjadi di negara berkembang adalah mobilitas penduduk ulang alik, disusul yang mondok di daerah tujuan, dan yang paling sedikit yang menetap di daerah tujuan. (Gambar 7.6)

Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus 1982) berpendapat bahwaa motivasi seseorang motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif terswebut berkembang karena adanya ketimpangan antar daerah. 7.3. Ukuran Mobilitas 1. Angka Mobilitas : adalah rasio dan banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk m = angka mobilitas M = jumlah mover P = Penduduk K =1000 2. Angka Migrasi Masuk: angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun m 1 I P = angka migrasimasuk = jumlah migrsi masuk = penduduk pertengahan tahun 3. Angka Migrasi keluar: angka yang menunjukkan banyaknya migran Yang keluar per 1000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun

M0 o P = angka migrasi keluar = Jumlah migrasi keluar = penduduk pertengahan tahun 4. Angka Migrasi Neto : selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dan suatu daerah per 10000 penduduk datam satutahun. M o P = angka migrasi neto = jumlah migrasi keluar = penduduk pertengahan tahun 5. Angka Migrasi Bruto Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi ketuar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jummlah penduduk tempat tujuan. M g P 1 P 2 = angka migrasi bruto = Penduduk di tempat tujuan = Pendudukditempatasat k = 1000