-1- PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

situ berperan dalam rangka mengurangi laju degradasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pe

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN CALON ANGGOTA KONSIL MASING-MASING TENAGA KESEHATAN

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Peradilan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2016, No pengetahuan dan teknologi tentang keanekaragaman hayati yang harus disosialisasikan kepada masyarakat, perlu membangun Museum Nasiona

2016, No Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan Selain yang

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM SUMPAH PEMUDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.08 /2011 TENTANG PENGGUNAAN PROYEK SEBAGAI DASAR PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 85/Kpts-II/2001 Tentang : Perbenihan Tanaman Hutan

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.46/Menhut-II/2010 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (Lembaran Negara Republik Tahun 2011 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon (Hunting) L am an: kemdikbud.go.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 dan Pasal 17 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Pengelolaan Kebun Raya; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 143); 2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 4. Keputusan Presiden Nomor 162/M Tahun 2014 tentang

-2- Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Struktural Eselon I di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 5. Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kebun Raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari polapola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. 2. Konservasi Tumbuhan secara ex situ adalah upaya pelestarian, penelitian, dan pemanfaatan tumbuhan secara berkelanjutan yang dilakukan di luar habitat alaminya. 3. Pengelolaan adalah salah satu tahapan pembangunan Kebun Raya yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pemanfaatan kawasan Kebun Raya, koleksi tumbuhan, dan infrastruktur pendukungnya. 4. Kawasan Kebun Raya adalah kawasan yang minimal terdiri dari zona penerima, zona pengelola, dan zona koleksi.

-3-5. Koleksi Tumbuhan adalah Koleksi (kumpulan) Tumbuhan Kebun Raya yang datanya tercatat dan terkelola dalam sistem database koleksi yang terstandar. 6. Infrastruktur Pendukung adalah bangunan fisik yang merupakan penunjang terselenggaranya fungsi Kebun Raya. 7. Kebun Raya Pemerintah Pusat adalah Kebun Raya yang berada di bawah kewenangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 8. Kebun Raya Pemerintah Daerah Provinsi adalah Kebun Raya yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi. 9. Kebun Raya Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah Kebun Raya yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota. 10. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang selanjutnya disingkat LIPI adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang menangani urusan di bidang penelitian ilmu pengetahuan. Pasal 2 Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Kebun Raya bertujuan sebagai pedoman pelaksanaan dalam Pengelolaan Kebun Raya. Pasal 3 Kegiatan Pengelolaan Kebun Raya meliputi: a. pemeliharaan Kawasan Kebun Raya, pemeliharaan Koleksi Tumbuhan, dan pemeliharaan Infrastruktur Pendukungnya; dan b. pemanfaatan Kawasan Kebun Raya, pemanfaatan Koleksi Tumbuhan, dan pemanfaatan Infrastruktur Pendukungnya.

-4- BAB II PENGELOLA KEBUN RAYA Pasal 4 Pengelolaan Kebun Raya dilakukan oleh: a. Pemerintah Pusat; b. Pemerintah Daerah Provinsi; atau c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 5 (1) Pengelola Kebun Raya Pemerintah Pusat adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI. (2) Pengelola Kebun Raya Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: a. melaksanakan koordinasi Pengelolaan Kebun Raya di tingkat Pemerintah Pusat; b. melakukan pembinaan teknis atas Pengelolaan Kebun Raya; c. menyusun road map rencana Pengelolaan Kebun Raya Pusat; d. memberikan rekomendasi atas usulan pembangunan Infrastruktur Pendukung Kebun Raya; dan e. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Pengelolaan Kebun Raya paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun. (3) Pengelola Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI dalam melaksanakan kewenangannya bertanggung jawab kepada Kepala LIPI. Pasal 6 (1) Pengelola Kebun Raya Provinsi adalah Satuan Kerja atau Unit Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian dan/atau konservasi. (2) Pengelola Kebun Raya Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: a. melaksanakan Pengelolaan Kebun Raya ditingkat

-5- Provinsi; dan b. menyusun road map rencana Pengelolaan Kebun Raya Provinsi. (3) Satuan Kerja atau Unit Kerja Perangkat Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan kewenangannya bertanggung jawab kepada Gubernur. Pasal 7 (1) Pengelola Kebun Raya Kabupaten/Kota adalah Satuan Kerja atau Unit Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian dan/atau konservasi. (2) Pengelola Kebun Raya Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: a. melaksanakan Pengelolaan Kebun Raya di tingkat Kabupaten/Kota; dan b. menyusun road map rencana Pengelolaan Kebun Raya Kabupaten/Kota. (3) Satuan Kerja atau Unit Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan kewenangannya bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. BAB III PEMELIHARAAN Bagian Kesatu Pemeliharaan Kawasan Kebun Raya Pasal 8 Pemeliharaan Kawasan Kebun Raya dilaksanakan melalui kegiatan Perawatan Kawasan Kebun Raya dan Penataan lingkungan Kawasan Kebun Raya.

-6- Pasal 9 (1) Kegiatan perawatan Kawasan Kebun Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 paling kurang mencakup kegiatan: a. pemangkasan rumput/tanaman lansekap; b. pengangkutan sampah; c. rehabilitasi lingkungan yang telah rusak; dan d. penyapuan lingkungan Kawasan Kebun Raya. (2) Kegiatan penataan lingkungan Kawasan Kebun Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 paling kurang mencakup kegiatan: a. perencanaan desain taman; dan b. pelaksanaan penataan taman. Bagian Kedua Pemeliharaan Koleksi Tumbuhan Pasal 10 Pemeliharaan Koleksi Tumbuhan dilaksanakan melalui kegiatan: a. perbanyakan Koleksi Tumbuhan; b. perawatan Koleksi Tumbuhan; dan c. pendokumentasian data Koleksi Tumbuhan. Pasal 11 (1) Kegiatan perbanyakan Koleksi Tumbuhan paling kurang mencakup kegiatan: a. pembuatan media tanam; b. penyemaian biji; c. transplanting semai; d. perbanyakan tumbuhan secara generatif (biji); e. perbanyakan tumbuhan secara vegetatif melalui setek, pemisahan anakan, atau cangkok; dan f. perbanyakan Koleksi Tumbuhan kritis. (2) Kegiatan perawatan Koleksi Tumbuhan paling kurang

-7- mencakup kegiatan: a. inspeksi koleksi; b. penanaman tumbuhan; c. pengendalian gulma, hama, dan penyakit; d. pemupukan tumbuhan; e. penggemburan tanah; f. penyiraman; g. pemupukan; h. penggantian media tanam; i. pendirian koleksi tumbang; dan j. pemangkasan koleksi. (3) Kegiatan pendokumentasian data Koleksi Tumbuhan paling kurang mencakup kegiatan: a. registrasi penerimaan material tumbuhan, bibit siap tanam, dan Koleksi Tumbuhan baru; b. perubahan nama Koleksi Tumbuhan; c. pencatatan relokasi koleksi, Koleksi Tumbuhan mati, dan Koleksi Tumbuhan tumbuh lagi; d. pemetaan koleksi; e. pembuatan kartu marga; f. pencatatan data perilaku koleksi; dan g. pencatatan koleksi herbarium, museum biji, koleksi kayu, dan koleksi basah. Bagian Ketiga Pemeliharaan Infrastruktur Pendukung Pasal 12 (1) Pemeliharaan Infrastruktur Pendukung dilaksanakan terhadap sumber daya air, jalan, bangunan gedung, drainase, air bersih, dan air limbah. (2) Pemeliharaan Infrastruktur Pendukung paling kurang mencakup kegiatan: a. pemeliharaan sarana dan prasarana Kawasan Kebun Raya;

-8- b. pengelolaan sarana dan prasarana Kawasan Kebun Raya; dan c. pemeliharaan instalasi dan jaringan yang terdapat di Kawasan Kebun Raya. BAB IV PEMANFAATAN Bagian Kesatu Pemanfaatan Kawasan Kebun Raya Pasal 13 Pemanfaatan Kawasan Kebun Raya dilaksanakan melalui penyelenggaraan kegiatan pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Pasal 14 (1) Pemanfaatan Kawasan Kebun Raya melalui Kegiatan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling kurang mencakup kegiatan: a. penyediaan informasi dan peningkatan pengetahuan di bidang botani, konservasi, budidaya, dan pendayagunaan tumbuhan; b. penumbuhkembangan kesadaran, kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan dan peranan tumbuhan dalam kehidupan manusia; dan c. penyelenggaraan seminar/workshop. (2) Pemanfaatan Kawasan Kebun Raya melalui Kegiatan Wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling kurang mencakup kegiatan: a. penyediaan sarana wisata yang nyaman, sehat, dan bernilai edukatif; dan

-9- b. penyediaan sarana sosialiasi bagi masyarakat. (3) Pemanfaatan Kawasan Kebun Raya melalui Kegiatan Jasa lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling kurang mencakup kegiatan peningkatan kualitas lingkungan yang meliputi tata air, keindahan lansekap, penyerapan karbon, dan penyedia oksigen bagi masyarakat. Bagian Kedua Pemanfaatan Koleksi Tumbuhan Pasal 15 Pemanfaatan Koleksi Tumbuhan dilaksanakan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, pendidikan lingkungan, dan konservasi tumbuhan serta wisata lingkungan. Pasal 16 (1) Pemanfaatan Koleksi Tumbuhan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling kurang mencakup kegiatan: a. konservasi, budidaya, pengembangan potensi dan pendayagunaan tumbuhan; b. introduksi dan domestikasi berbagai macam jenis tumbuhan bernilai ekonomi; c. reintroduksi berbagai jenis tumbuhan langka; d. mitigasi dan adaptasi tumbuhan terhadap perubahan iklim; dan e. pengembangan koleksi plasma nutfah berbagai macam jenis tumbuhan langka dan bernilai ekonomi. (2) Pemanfaatan Koleksi Tumbuhan melalui pendidikan lingkungan dan konservasi tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling kurang mencakup kegiatan:

-10- a. pelatihan identifikasi tumbuhan; b. perbanyakan tanaman; dan c. pendayagunaan tumbuhan. (3) Pemanfaatan Koleksi Tumbuhan melalui wisata lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling kurang mencakup kegiatan pemanduan dan pengenalan tumbuhan. Bagian Ketiga Pemanfaatan Infrastruktur Pendukung Pasal 17 (1) Pemanfaatan Infrastruktur Pendukung dilaksanakan terhadap sumber daya air, jalan, bangunan gedung, drainase, air bersih, dan air limbah. (2) Pemanfaatan Infrastruktur Pendukung paling kurang mencakup kegiatan: a. penyediaan saranabagi berlangsungnya fungsi konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan; dan b. penyediaan sarana dalam Pengelolaan Kebun Raya. BAB V PERSYARATAN, KUALIFIKASI, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIAPENGELOLA KEBUN RAYA Bagian Kesatu Persyaratan Pasal 18 Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus.

-11- Pasal 19 (1) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sebagai berikut: a. warga negara Republik Indonesia; b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakantugasmengelola Kebun Raya; dan d. cakap, jujur, memiliki integritas, dan moralitas yang tinggi. (2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sebagai berikut: a. menyelesaikan pendidikan dasar/menengah/tinggi dari sekolah yang terakreditasi; b. telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan tentang perkebunrayaan; dan c. memiliki sertifikat teknis yang berkaitan dengan perkebunrayaan/pertanian/kehutanan. Bagian Kedua Kualifikasi Pasal 20 (1) Sumber Daya Manusia Pimpinan Kebun Raya wajib memiliki kualifikasi akademik. (2) Kualifikasi akademik Sumber Daya Manusia Pimpinan Kebun Raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana dan/atau pascasarjana bidang biologi/pertanian/ kehutanan/lingkungan. Bagian Ketiga Kompetensi Pasal 21 (1) Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya

-12- meliputi kompetensi manajerial dan kompetensi teknis. (2) Kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang sebagai berikut: a. mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk mencapai visi dan misi Kebun Raya; b. memiliki kemampuan berkomunikasi dengan atasan, pegawai dan stakeholder secara baik; c. menguasai teknik penelusuran kepustakaan; d. menguasai teknik pengumpulan dan pengolahan data; e. menguasai teknik penulisan laporan; dan f. menguasai teknik presentasi. (3) Kompetensi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang sebagai berikut: a. memiliki kemampuan berkomunikasi dengan atasan, pegawai dan stakeholder secara baik; b. menguasai pekerjaan teknis perkebunrayaan sesuai dengan bidang tugasnya; dan c. menguasai teknik penulisan laporan. BAB VI PENYEDIAAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGELOLA KEBUN RAYA Pasal 22 (1) Penyediaan Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya dilakukan melalui proses rekrutmen yang terencana, transparan, dan akuntabel. (2) Proses rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: a. penyebarluasan informasi tentang formasi jabatan yang tersedia di Kebun Raya melalui website, institusi ketenagakerjaan, dan/atau papan pengumuman; b. seleksi administrasi dilakukan berdasarkan syarat yang telah ditentukan oleh pengelola;

-13- c. seleksi tertulis dilaksanakan bagi pelamar yang lolos verifikasi administratif; d. seleksi wawancara, tes kesehatan, tes psikologi, dan/atau tes fisik; dan e. pengumuman calon pegawai diinformasikan melalui website, institusi ketenagakerjaan, dan/atau papan pengumuman. Pasal 23 Pembinaan Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya dilaksanakan melalui pendidikan formal, magang, pendidikan dan pelatihan baik manajerial maupun teknis. BAB VII PERLINDUNGAN HUKUM Bagian Kesatu Perlindungan Hukum bagi Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya Pasal 24 (1) Dalam melaksanakan kegiatannya, Pengelola Kebun Raya diberikan perlindungan berupa: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan kematian; dan d. bantuan hukum. (2) Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

-14- (3) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya. Pasal 25 (1) Dalam hal tejadi keadaan kahar (force majeure), Sumber Daya Manusia pengelola Kebun Raya dibebaskan dari segala tuntutan hukum. (2) Keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan dan kendali manusia serta tidak dapat dihindarkan berupa perang, pemberontakan, pemogokan, kerusuhan atau huru hara, bencana alam (meliputi gempa bumi, angin ribut/kencang, hujan, petir dan/atau badai, kebakaran, banjir, pohon roboh atau patah dan/atau cabang pohon jatuh), dan keadaan-keadaan lainnya yang di luar kemampuan Sumber Daya Manusia Pengelola Kebun Raya. Bagian Kedua Perlindungan Hukum bagi Pengunjung Pasal 26 Pengunjung berhak mendapatkan perlindungan hukum berupa: a. perlindungan keamanan di Kawasan Kebun Raya; b. perlindungan keselamatan; dan c. perlindungan asuransi. Pasal 27 Ketentuan dalam Peraturan Kepala ini dapat dijadikan acuan bagi perguruan tinggi/universitas dan swasta dalam Pengelolaan Kebun Raya.

-15- BAB VIII PENUTUP Pasal 28 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 November 2015 KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, ttd. ISKANDAR ZULKARNAIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1767 Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas, ttd. Nur Tri Aries Suestiningtyas