BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang melesat cepat. Pendidikan adalah satu- satunya alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang berkualitas untuk berbagai jenis dan tingkatan keahlian.

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajar ataupun mahasiswa datang ke DIY untuk mencari ilmu. Selain kota

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan cepat yang terjadi sebagai peningkatan IPTEK berdampak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat terutama setelah terjadi krisis ekonomi tahun Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tentu persaingan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara. Untuk itu dapat diperoleh bagi seluruh warga Negara tanpa terkecuali, baik warga yang tinggal di Kota maupun di Desa, semuanya berhak mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Kemudian di susunlah pendidikan nasional yang diharapkan mampu mewujutkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tidak seorang pun manusia dapat hidup secara sempurna tanpa melalui pendidikan. Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bahkan maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan masyarakatnya. Pendidikan dapat diartikan secara umum yaitu usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui suatu bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik menuju ke arah tercapainya kepribadian yang dewasa. Proses pendidikan tersebut diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan melalui lembaga tertentu yang memiliki kurikulum dan jenjang pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang

2 diselengarakan oleh masyarakat seperti kursus bahasa Inggris, pendidikan keterampilan computer dan sebagainya. Sejak dicanamkan program Wajib Belajar 9 Tahun, maka pendidik anak paling rendah berpendidikan SMP (9 Tahun). Sehingga seluruh anak usia sekolah mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Namun didalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang di berikan kepada anak selalu dipengaruhi kondisi atau social ekonomi orang tua baik dari segi pendidikan dan pendapatan orang tua. Pendidikan orang tua akan mempengaruhi pandagannya tentang pendidikan anak yaitu perlu atau tidak anak melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Sedangkan pendapatan orang tua yang dibebani dengan biaya pendidikan anak-anaknya yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang sangat besar pada semua jenjang pendidikan baik TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Terutama di pendidikan Perguruan Tinggi memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga banyak anak Tamatan SMA tidak dapat melanjutkan pendidikan sekolahnya di sebabkan terbatasnya kemampuan orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya. Sekolah sebagai penyelengaran pendidikan formal maupun salah satu lembaga pendidikan yang sangat potensial dalam mensejahterakan hidup manusia. Di sekolah seseorang banyak memperoleh pengetahuan dan kererampilan yang bermanfaat. Hal ini di sebabkan tujuan pendidikan di sekolah dirancang agar perserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, atau setelah tamat dari pendidikan

3 sekolah anak akan memperoleh pekerjaan yang layak dari ilmu yang dipelajarinya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk mendewasakan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasiaonal sebagaiman dirumuskan dalam Undang-undang 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Tujuan tersebut bersifat ideal serta menggambarkan kualitas manusia Indonesia yang dicita-citakan sebagai hasil proses pendidikan. Tujuan yang bersifat umum itu, perlu dijabarkan kembali dalam tujuan yang bersifat khusus, agar dalam prakteknya mudah di capai. Jadi pada hakekatnya pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan anak. Melalui pendidikan, anak dapat memperluas wawasan dan daya pemikirannya dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga apa yang menjadi tujuan hidupnya akan lebih terarah dan tercapai serta dapat melihat dan menyesuaikan diri dengan segala perkembangan dan perubahan yang ada dalam masyarakat. Begitu pentingnya pendidikan bagi masa depan anak, namun sangat disayangkan masih banyak orang yang tidak dapat menikmati pendidikan terlebihlebih pendidikan perguruan tinggi yang pada era modernisasi sekarang ini sangat diharapkan keberadaannya. Seiring dengan peningkatan dan perkembangan tehnologi dalam era globalisasi, maka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian serius, karena hanya SDM yang berkualitas yang dapat bersaing dalam era globalisasi. Dalam peningkatan kualitas SDM tersebut, pendidikan memegang

4 peranan yang sangat penting, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Dengan tingginya biaya pendidikan, maka timbullah suatu persepsi atau pandangan orang tua tentang pendidikan anak. Dimana pendidikan orang tua yang berpendidikan formal dan berpendapatan tinggi akan berusaha untuk dapat menyekolahkan anaknya agar merasa dunia pendidikan. Namun bukan berarti orang tua yang akan peduli terhadap pendidikan anaknya melainkan dengan banyaknya informasi yang dapat dilihat dari berbagai media informasi, maka akan terus berusaha untuk menyekolahkan anaknya dengan harapan kelak anakanaknya memiliki kehidupan yang baik dari orang tuanya. Kondisi ekonomi yang beragam dilihat dari mata pencaharian, pendidikan, dan pendapatan. Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian yang bagus, maka akan mempengaruhi pendapatan orang tua sehingga dapat mempengaruhi anak akan tidak melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, begitu juga dengan tingkat pendidikan orang tua, para orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi, maka orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, tetapi sebaliknya karena pendidikan orang tua rendah, maka untuk menyekolahkan anaknya akan rendah karena pengetahuan orang tua tentang perguruan tinggi rendah. Pada umunya semua orang tua berharap mampu untuk menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat dasar sampai pada peguruan tinggi, karena melakukan hal ini berarti membekali anak dengan ilmu pengetahuan (pendidikan). Selanjutnya harapan orang tua akan lebih bersifat spisifik tergantung dati tujuan

5 orang tua akan diarahkan kemana pendidikan untuk anak dan itu juga terlepas dari tingkat pendidikan orang tua serta factor ekonomi yang turut mendukung dalam pendidikan anaknya. Banyaknya anak tidak melanjut ke perguruan tinggi sebangian besar terjadi di daerah Pedesaan. Salah satunya Di Desa adalah Desa Laumil Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi yang dapat diketahui dari jumlah anak yang lulus SMA Tahun 2006 sampai 2010 sebagai berikut. Tabel 1 Tamatan SMA di Desa Laumil Pada Tahun 2006-2010 Tahun Jumlah Tamatan Melanjut ke (PT) Tidak Melanjut SMA (PT) 2006 60 Jiwa 6 Jiwa 54 Jiwa 2007 61 Jiwa 9 Jiwa 52 Jiwa 2008 56 Jiwa 5 Jiwa 51 Jiwa 2009 51 Jiwa 7 Jiwa 44 Jiwa 2010 58 Jiwa 6 Jiwa 52 Jiwa Jumlah 286 Jiwa 33 Jiwa 253 Jiwa Sumber : Data Kantor Desa Laumil Di Desa Laumil prasarana untuk pendidikan hanya ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Tiga buah Sekolah Dasar (SD). Sementara untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas SMA/Sederajat tidak terdapat di Desa Laumil ini. Oleh karena itu, setelah tamat SD sebagian anak melanjutkan pendidikannya ke luar dari Desa ini dan ada juga sebagia anak yang tidak melanjutkan pendidikanya dengan alasan jauh dari tempat tinggal yang

6 berjarak antara Sekolah SMP ke Desa Laumil kira-kira 2 kilometer dan Sekolah SMA ke Desa Laumil kira-kira 6 kilometer, itu lah yang membuat anak tidak melanjut dengan alasan jauh dari tempat tinggal. Sesuai dengan pendapat Kartono (1985) bahwa ada enam factor-faktor anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Factor-faktor tersebut adalah factor eksternal yaitu persepsi orang tua yang rendah terhadap kelanjutan pendidikan tinggi, kondisi social ekonomi orang tua yang rendah, serta lingkungan masyarakat yang kurang mendukung dan factor internal yaitu minat anak untuk memasuki perguruan tinggi yang rendah, motivasi anak untuk melanjut ke perguruan tinggi, dan intelegensi anak. Maka peneliti ingin meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi siswa tamatan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi Desa Laumil Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk membawa anak menuju kematangan mandiri dan bertanggung jawab. Dengan adanya pendidikan sebagai usaha pembinaan kepribadian dan kemampuan manusia baik kemampuan jasmani dan rohani yang dilakukan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat agar dengan kemampuannya tersebut ia mampu mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya dalam bermasyarakat. Perguruan tinggi di era modernisasi sekarang ini merupakan unsure penting yang sangat menetukan kemajuan suatu bangsa sebab melalui perguruan tinggi tenaga-tenaga terampil dapat terwujut. Namun sangat disayangkan arti

7 pentingnya pedidikan tinggi tampaknya belum sepenuhnya disadari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat umunya pendidikan SMA dianggap sudah cukup dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan, sehingga tidak ada antusias untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah menamatkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas. Namun hasilnya suatu pendidikan dan pengajaran yang di berikan kepada anak dipengaruhi oleh beberapa factor-faktor yaitu Factor Persepsi Orang Tua, Kodisi Ekonomi Orang Tua, Lingkungan Masyarakat, Minat Anak, Motivasi Anak dan Intelengesi Anak di Desa Laumil Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi tentang pendidikan anak yaitu anak tidak perlu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau anak perlu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agar memiliki masa depan yang lebih baik. C. Pembatasan Masalah Agar lebih terarah dan sistematis, berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka pembatasan dalam penelitian ini adalah dibatasi pada Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua, Minat Mnak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi, dan Motivasi Orang Tua untuk melanjutkan ke perguruan tinggi (PT). D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan antara laian : 1. Bagaimana Kondisi Eosial Ekonomi Orang Tua mempengaruhi anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (PT).

8 2. Bagaimana Minat Anak mempengaruhi anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (PT). 3. Bagaimana Motivasi Orang Tua mempengaruhi anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (PT). E. Tujuan penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi yang mencakup (Jenis Pekerjaan, dan Pendapatan) terhadap kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi (PT). 2. Untuk mengetahui pengaruh Minat Anak terhadap kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi (PT). 3. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Orang Tua terhadap kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi (PT). F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi orang tua khususnya masyarakat Di Desa Laumil tentang pentingnya pendidikan Di Perguruan Tinggi bagi masa depan anak mereka. 2. Sebagai bahan masukan penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang permasalahan yang diteliti. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang lain bermaksud mengadakan penelitian mengenai masalah yang sama pada tempat dan waktu yang berbeda.