Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 dan yang terbaru adalah Den-5.

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 44 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP,TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARTAPURA KABUPATEN BANJAR TAHUN 2011 Lenie Marlinae* ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Banyak wilayah di Indonesia yang merupakan wilayah endemik DBD di mana kasus DBD yang berulang-ulang setiap tahun. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menyatakan prevalensi nasional DBD di Indonesia adalah 0,62%. Salah satu daerah endemis DBD adalah Kalimantan Selatan. Penyebaran penyakit DBD di Provinsi Kalimantan Selatan terjadi di 13 (tiga belas) kota/kabupaten. Kasus tertinggi terjadi di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Wilayah Kabupaten Banjar dengan kasus terbesar tahun 2010 di puskesmas Martapura dengan jumlah kasus sebanyak orang 38 penderita. Adapun faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue antara lain faktor host, lingkungan, dan faktor virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan dan respon imun; faktor lingkungan yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, social ekonomi penduduk). Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan periaku masyarakat mengenai DBD di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling. Kesimpulan adalah bahwa Karakteristik responden yaitu Jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan lebih banyak pendidikan SMA/sederajat di ikuti SD, SMP dan Akademi, dan jenis pekerjaan adalah terbesar ibu RT diikuti oleh Swasta dan PNS. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas Wilayah puskesmas Martapura dalam kategori cukup, tingkat sikap masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas puskesmas Martapura Kabupaten Banjar dalam kategori baik, tingkat tindakan wilayah puskesmas Martapura di Kabupaten Banjar dalam kategori baik. Tingkat perilaku masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas Martapura di Kabupaten Banjar dalam kategori cukup. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, masyarakat terhadap kejadian Demam berdarah dengue PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tersebar luas di rumahrumah dan tempat umum di seluruh wilayah Indonesia, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Dinkes, 2006). Penyakit ini terutama menyerang anak yang ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah (Depkes RI, 2005). Penyakit DBD menjadi masalah yang endemis pada 122 daerah tingkat II, 605 daerah kecamatan dan 1800 desa atau kelurahan di Indonesia. Angka kesakitan DBD meningkat seiring dengan meningkatnya angka kematian dari tahun ke tahun. Tahun 2007 telah terjadi kasus DBD sebanyak 139.695 kasus dengan 1,397 orang * Tenaga Pengajar Fakultas Kedokteran Unlam Program Studi Kesehatan Masyarakat Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap,Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 45 meninggal diseluruh Indonesia dan kurang lebih 10% dari pasien meninggal dunia (Depkes RI, 2001). Jumlah kasus terus meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 2%. Tahun 1999 IR menurun sebesar 10,17%, tahun 2000 IR cenderung meningkat yaitu 15,99 ; 21,66 tahun 2001; 19,24 tahun 2002; dan 23,87 tahun 2003. Kasus DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai 140.000 kasus dan 1.380 orang meninggal, dengan CFR sebesar 0,98% (Yustansyah, 2009). Banyak wilayah di Indonesia yang merupakan wilayah endemik DBD di mana kasus DBD yang berulang-ulang setiap tahun. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menyatakan prevalensi nasional DBD di Indonesia adalah 0,62%. Salah satu daerah endemis DBD adalah Kalimantan Selatan. Penyebaran penyakit DBD di Provinsi Kalimantan Selatan terjadi di 13 (tiga belas) kota/kabupaten. Pada tahun 2005 terdapat kasus demam berdarah dengan Incidence Rate (IR) = 9,3/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 2,6%. Pada tahun 2006 kasus DBD meningkat dengan IR = 12,45/100.000 penduduk dan CFR 1,31%. Angka incidence rate di Kalimantan Selatan pada tahun 2007 sebesar 35,59/100.000 penduduk dengan CFR=1,21%, tahun 2008 sebesar 14,44/100.000 penduduk dengan CFR=1,70%, dan tahun 2009 (periode Januari- September) sebesar 11,26/100.000, dengan CFR=1,91%. Kasus tertinggi terjadi di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Wilayah Kabupaten Banjar dengan kasus terbesar tahun 2010 di puskesmas Martapura dengan jumlah kasus sebanyak orang 38 penderita (Yustansyah, 2009). Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. Adapun faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue antara lain faktor host, lingkungan, dan faktor virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan dan respon imun; faktor lingkungan yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, social ekonomi penduduk). Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh. Faktor agent yaitu sifat virus dengue yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. (Depkes RI, 2010). Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalisir wabah DBD di Kalimantan Selatan seperti penyemprotan (fogging), pendistribusian bubuk abate dan sosialisasi 3M Plus, bahkan meningkatkan kegiatan fogging pada pemberantasan sarang nyamuk sebelum masa penularan (SMP). Sasaran fogging SMP adalah daerah endemis (rawan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti) Program fogging SMP tersebut melibatkan kelompok masyarakat, pondok pesantren serta ketua RT dan RW setempat Marlina, 2009). Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap peningkatan kasus DBD adalah tingkat pengetahuan dan perilaku dan Peran serta masyarakat terhadap penanggulangan DBD. Berdasarkan survei vektor DBD yang dilakukan 9 wilayah perkotaan di Indonesia tahun 1987 diketahui pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD masih kurang (Duma, 2009). METODA Desain penelitian adalah deskriptif, dengan pendekatan crossectional yakni suatu kegiatan yang menggambarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat terhadap penyakit DBD secara objektif Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap,Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 46 dengan melibatkan masyarakat sebagai responden guna mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan periaku masyarakat terhadap kejadian DBD di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011. Daerah penelitian wilayah puskesmas Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011. Populasi sampel adalah seluruh masyarakat yang berada diwilayah puskesmas Martapura, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Sampel diutamakan adalah masyarakat yang pernah atau sedang menderita DBD. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling. Besar sampel sebanyak 120 responden yang tersebar di wilayah Kabupaten Banjar yaitu diwilayah puskesmas Martapura. Obyek yang diteliti diminta menandatangani informed consent (Surat persetujuan kesediaan mengikutu penelitian). Variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang diamati meliputi Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Perilaku, Karakteristik responden. Variabel terikat variabel terikat penyakit DBD. Tehnik pengumpulan data tentang karakteristik responden dan tentang penyakit DBD dilakukan melalui wawancara. TEHNIK ANALISIS DATA Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di puskesmas Martapura, di Kabupaten Banjar sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 63% (19 orang) dan laki-laki yaitu sebanyak 37% (11 orang) dan Selengkapnya disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Martapura Kabupaten Jenis Kelamin Laki-laki % Perempuan % (%) Martapura 11 37 19 63 30 (100) Total 11 37 19 63 30 (100) Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak di Martapura adalah SMA sederajat 13 orang (43%). Selengkapnya pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Martapura Kabupaten Tingkat Pendidikan A % B % C % D % E % (%) Martapura 7 23 3 10 13 43 7 23 - - 30 (100) Total 7 23 3 10 13 43 7 23 - - 30 (100) Keterangan : A = Setingkat SD B = Setingkat SMP C = Setingkat SMA D = Setingkat Akademi/PT E= Tidak Tamat sekolah Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di puskesmas Martapura adalah ibu RT sebanyak 17 orang (57%). Selengkapnya pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan jenis Pekerjaan di wilayah Martapura Kabupaten Tingkat Pekerjaan A % B % C % (%) Martapura 2 7 11 37 17 57 30 (100) Total 2 7 11 37 17 57 30 (100) Keterangan : A = PNS/TNI/POLRI B = Swasta C = Ibu RT Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap,Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 47 Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat terhadap DBD Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, sikap dan Perilaku masyarakat terhadap penyakit DBD dapat dilihat pada Tabel 4 sampai Tabel 6 berikut ini. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan wilayah Martapura Kabupaten Kota/Kab Pengetahuan Martapura 11 37 19 63 - - 30 (100) Total 11 37 19 63 - - 30 (100) Berdasarkan Tabel 4 tentang distribusi pengetahuan puskesmas Martapura adalah kategori cukup sebanyak 19 orang (63%). Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap wilayah Martapura Kabupaten Sikap Kota/Kab Martapura 30 100 - - 30 (100) Total 30 100 - - 30 (100) Berdasarkan Tabel 5 tentang distribusi sikap terhadap penyakit DBD di puskesmas Martapura adalah kategori baik sebanyak 30 orang (100%). Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan wilayah Martapura Kabupaten Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku masyarakat terhadap DBD diwilayah Martapura Kabupaten Banjar Tahun 2011. Perilaku Martapura - - 30 100 - - 30 (100) Total - - 30 100 - - 30 (100) Berdasarkan Tabel 7 tentang distribusi perilaku puskesmas Martapura adalah dalam kategori cukup sebanyak 30 orang (100%). KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik responden diwilayah puskesmas Martapura Kabupaten Banjar yang terdiri dari Jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan lebih banyak pendidikan SMA/ sederajat di ikuti SD, SMP dan Akademi, dan jenis pekerjaan adalah terbesar ibu RT diikuti oleh Swasta dan PNS. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas Martapura dalam kategori cukup, tingkat sikap masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas Martapura di Kabupaten Banjar dalam kategori baik, tingkat tindakan wilayah puskesmas Martapura Kabupaten Banjar dalam kategori baik. Tingkat perilaku masyarakat terhadap penyakit DBD di wilayah puskesmas Martapura Kabupaten Banjar dalam kategori cukup. Tindakan Martapura 26 87 3 10 1 3 30 (100) Total 26 87 3 10 1 3 30 (100) Berdasarkan Tabel 6 tentang distribusi tindakan terhadap penyakit DBD di puskesmas Martapura adalah kategori baik sebanyak 26 orang (87%). DAFTAR PUSTAKA Depkes RI., 2005, Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia. Dirjen PP-PL Jakarta. Depkes RI., 2001, Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Ditjen PPM & PLP. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap,Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 48 Yustansyah, S., 2009, Data Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Per Kabupaten/Kota Propinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin. Depkes RI., 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Jakarta. Hutapea, Bilson, 2007, Perilaku Masyarakat Mengenai DBD di Kelurahan Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Marlina, Siti, 2009, Perilaku Keluarga terhadap Usaha Pencegahan Penyakit DBD di Lingkungan Rumah di Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua. Fakultas Kedokteran USU 2005. Ditelusuri dari http://addy1571.wordpress. com/perilaku-keluarga-terhadap-usahapencegahan-penyakit-dbd-di-lingkrumah/. [Accessed 17 November 2009]. Duma, Nicolas S., Arsin, A.A., dan Darmawansyah, 2009, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengued di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS. 2007 Ditelusuri dari from: http://www.pascaunhas.net/ jurnal_pdf/an_4_2/03_jurnal%20tesis %20MAWAN.pdf.[Accessed 10 Maret 2009]. Fathi., Soedjajadi K., dan Chatarina U.W., 2009, Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR Surabaya 2005 Ditelusuri dari http://www.pascaunhas.net/ jurnal_pdf/an_4_2/03_jurnal%20tesis %20MAWAN.pdf. [Accessed 10 Maret 2009]. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta Jakarta, halaman 118-127. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan: Rineka Cipta, Jakarta, halaman 114-131. Riduwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian, Alfa Beta Bandung, halaman 16-18. Conchran WG, 1991, Teknik Penarikan Sampel Edisi Ke 3 Diterjemahkan Oleh Rudasyah, Universitas Indonesia, Jakarta. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap,Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah