KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Mengikuti Teladan Kristus Memperkembangkan Karunia Saudara

Suster-suster Notre Dame

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN INDIVIDUALISME PERTEMUAN III

Suster-suster Notre Dame

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

Gereja Menyediakan Persekutuan

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Dari Penganiaya Menjadi Pengkhotbah

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PELAYANAN PEMUDA PELAYANAN PEMUDA SESI 1 : MENGAJARKAN FIRMAN ALLAH

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

isi kita Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Sukacita atas belas kasih Allah

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Suster-suster Notre Dame

Minggu 10 : Adakah Allah Menyembuhkan Pada Masa Kini?

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 8-12) Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

SUKACITA dari keramahan kita

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

Dari Penganiaya Menjadi Pengkhotbah

Pdt. Gerry CJ Takaria

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SPIRITUALITAS EKARISTI

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Tahun C Hari Minggu Biasa XXVIII LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 2 Raj. 5 : Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan.

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann

Pertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati

Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern

Surat Yohanes yang pertama

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16)

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Memberi dengan Murah Hati. Di Jemaat Makedonia

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

GAPOK Hal positif dari teknologi: pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Informasi dan komunikasi menjadi lebih mudah dan cepat.

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Salah Satu Sub-Judul dalam buku Pedoman. KRISTIANI SEBAGAI KARUNIA ROH, dari KWI, Bab V: Roh Terus menerus Membarui Kita lewat :

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

LITURGI SABDA. Bacaan pertama. Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia. Bacaan diambil dari Kitab Kebijaksanaan

Kalender Doa Oktober 2016

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Riasnugrahani, Missiliana, Karunia Motivasi, dalam Eungelion, Edisi 106, Juni Juli Who am I? Sebetulnya, siapakah aku? Apakah yang aku punyai?

MEMBANGUN SIKAP DISKRETIF DALAM MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PENGHAYATAN HIDUP BAKTI

Transkripsi:

1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak anggota. Yang sering ia lakukan adalah melayani anggota yang membutuhkan bantuan. Bila ada anggota yang sedang mengalami krisis, ia dengan murah hati mendampinginya agar anggota itu menemukan hidupnya kembali dan bersemangat dalam kongregasi. Ia tidak suka dilayani dalam banyak hal, tetapi sebaliknya ia lebih suka melayani yang lain. Di kamar makan ia suka mengambilkan makanan dan minuman bagi saudara yang lain. Dia suka menawarkan bantuan pada anggota yang sedang super sibuk karena banyak proyek. Kadang ia terlihat ikut membuat bingkisan hadiah natal bersama dengan beberapa anggota yang sedang bertugas. Ia tidak enggan untuk mendengarkan anggotanya dan membantu mereka berkembang. Para anggota tidak takut untuk dekat dengannya dan bicara dengannya secara terbuka. Bruder Servantus sebagai pimpinan komunitas sangat disenangi oleh anggota komunitas karena dia suka membantu bruder-bruder yang lain. Kalau rekreasi bersama ia suka menawarkan minuman dan makanan kecil kepada yang lain. Ia suka menawarkan diri untuk membuatkan minuman yang disukai oleh teman-teman lain. Dalam pekerjaan ia pun suka menawarkan diri untuk membantu kalau melihat beberapa bruder masih begitu sibuk dengan pekerjaan yang belum selesai. Baginya membantu dan melayani sesamanya itu merupakan kebahagian hidupnya. Bruder termasuk pimpinan yang sabar, tidak cepat marah dan tidak memaksakan kehendaknya. Bila ada anggota yang gagal dalam karya, ia dengan senang hati mengajak bicara, dan mencoba menguatkan hatinya, sehingga mau bangun kembali. Ia sangat rajin bekerja, ia komitmen dengan tugas yang berikan oleh pimpinan umum. Ia dengan gembira mempertangungjawabkan tugasnya kepada piminan umum dalam laporan rahunan dan di saat-saat diperlukan. Pastor Hambamus adalah pastor kepala di suatu paroki. Pastor Hambamus banyak dibicarakan oleh umat. Ia dengan sukacita membantu dan memenuhi permintaan umat. Kalau ada umat ingin mengurus surat babtis, surat nikah, atau urusan yang lain, dengan cepat ia melayaninya. Malam hari bila ada yang menelpon minta perminyakan, ia dengan segera datang.

2 Bila ada umat yang sakit ia dengan senang mengunjunginya. Beberapa umat yang miskin dicoba dibantu lewat umat yang punya harta lebih. Yang menarik lagi, ia juga mengajari para staf di paroki untuk dengan cepat melayani kebutuhan umat. Itulah sebabnya pelayanan di paroki itu sangat lancar. Maka tidak mengherankan waktu ia punya program merenovasi gereja, umat dengan senang hati membantu dan menyumbangkan apa yang mereka punyai. Alhasil, renovasi gereja berjalan lancar dan semua gembira dengan kerjasama yang ada. Suster Audita kebetulan ditugaskan menjadi pimpinan sekolah milik kongregasi. Dalam menjalankan kepemimpinannya ia suka mendengarkan masukan dari para wakil kepala sekolah, para guru, dan juga karyawan. Ia belajar mengerti masing-masing staf dan guru-gurunya, baik kelemahan, kekuatan, keunikan, dan juga harapan-harapan mereka. Lewat mengerti mereka secara mendalam itu, ia merasa lebih dekat dengan mereka dan dapat membantu mereka lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Yang juga menarik adalah bahwa ia tidak segansegan minta maaf kepada mereka, bila memang ia salah. Ia punya keyakinan bahwa situasi kekeluargaan yang akrab dan baik, akan menjadikan sekolah maju dan berkembang; maka ia mencoba membenahi hidup persaudaraan di sekolah, dengan sering mengadakan pertemuan untuk saling sharing, berdoa bersama, dan kadang-kadang berekreasi bersama. Sebagai kepala sekolah ia mengusulkan banyak guru untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan studi S2 atau kursus-kursus kepada yayasan. Akibatnya memang sekolah menjadi maju karena gurugurunya dan stafnya semakin professional. Keempat teman kita ini secara rohani disebut menghayati kepemimpinanya dengan gaya kepemimpinan pelayan. Bagaimana semangat dan ciri-ciri kepemimpinan pelayan ini akan dibahas dan direfleksikan di bawah ini. Kepemimpinan pelayan meniru kepemimpinan Yesus Dr. Anthony D Souza dalam bukunya Proactive Visionary Leadership, mengungkapkan adanya 3 bentuk kepemimpinan kristiani yang mengambil semangat dan gaya dari kepemimpinan Yesus yaitu kepemimpinan sebagai pelayan, gembala, dan pengurus. Sering disebut sebagai 3S, yaitu sebagai Servant (Pelayan), Shepherd (gembala), Steward (pengurus). Yesus dalam injil menyatakan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang. Ia juga

3 mengatakan, Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (Mt 20: 26-28). Yesus sebagai pemimpin ternyata menekankan pelayanan dan Dia sendiri melakukan pelayanan itu. Dengan jelas Ia sendiri menjadi model pelayanan itu. Ia memberi contoh kepada para murid agar juga melakukan hal yang sama. Landasan melakukan pelayanan itu adalah semangat kasih, belas kasih. Yesus menaruh kasih kepada orang banyak dan para muridnya, Ia peduli pada orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Semangat belas kasih itu sangat jelas dari beberapa tindakan yang Ia lakukan dalam hidupnya seperti: menyembuhkan orang sakit, memberikan makan pada 5000 orang, menyembuhkan orang buta, mentahirkan orang kusta, membebaskan perempuan yang kedapatan berzinah, membangkitkan orang mati, menerima anak-anak yang datang, mengajarkan semangat kasih kepada banyak orang. Dalam melakukan semua tindakan pelayanan itu Yesus selalu menggunakan seluruh hatinya. Bagi Yesus pelayanan tidak dipisahkan dari belas kasih. Pelayanan yang benar adalah buah dari kasih. Kepemimpinan kristiani sebagai pelayan (servant) Menurut Anthony D Souza, kepemimpinan kristiani sebagai pelayan jelas meniru kepemimpinan Yesus sebagai pelayan. Dalam kepemimpinan pelayan, pemimpin mempunyai sikap dan hati sebagai pelayan seperti Yesus, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Dalam kepemimpinan pelayan, kita diajak melayani dengan semangat kasih seperti telah dilakukan oleh Yesus. Seperti Aku telah mengasihi kamu, hendaklah kamu saling mengasihi.., demikian Dia menekankan. Contohnya adalah Yesus yang membasuh kaki para rasul (Yoh 13: 1-20). Setelah makan Yesus berdiri dan mulai membasuh kaki para muridnya. Itulah suatu tindakan nyata dari pelayanan. Ia memberi teladan agar para murid juga saling melayani. Kata Yesus, Kalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan gurumu, maka kamupun hendaknya saling membasuh kakimu. Ungkapan ini pula yang oleh Paus Fransiskus dikatakan pada anak-anak yang dibasuh kakinya pada hari Kamis Putih. Aku membasuh kakimu, agar kamu juga saling membasuh kaki teman-temanmu. Agar kamu saling melayani satu dengan yang lain. Itulah pesan Yesus dalam peristiwa pembasuhan kaki para muridnya, demikian Paus menekankan.

4 Dalam model kepemimpinan pelayan, pemimpin menyemangati para anggota untuk ikut, terlibat, dan komitmen pada visi, misi, dan perutusan yang dipilih, bukannya dengan pemaksaan. Pemimpin menyadarkan anggota agar terlibat dalam visi, misi, dan gerak kongregasi. Untuk itu pemimpin perlu menjalin relasi yang dekat dengan anggotanya. Menurut D Souza, dalam kepemimpinan pelayan, pimpinan memberdayakan orang lewat teladan, bimbingan, kepedulian, pemahaman, kepekaan, kepercayaan, apresiasi, dorongan semangat, penguatan, visi bersama. Dalam kepemimpinan pelayan, pemimpin sadar bahwa cara mereka melayani anak buahnya, akan menjadi cara anak buahnya melayani pelanggan atau orang yang harus dilayani. Maka pimpinan akan melayani dengan baik orang-orang tengah, sehingga mereka itu nanti akan melayani pelanggan dengan baik. Prinsipnya adalah pemimpin mulai melayani lebih dulu. Kalau dia melayani anggota lebih baik maka anggota juga akan melayani umat atau orang yang harus dilayani dengan lebih baik pula. Dalam konteks kongregasi itu berarti bahwa kalau provincial melayani para rector dengan penuh kasih, maka para rector akan melayani anggota lebih baik. Kalau suster pimpinan umum melayani para pimpinan komunitas dengan baik, maka pimpinan komunitas akan melayani para suster anggota dengan penuh kasih juga, dan pada gilirannya para anggota akan melayani orang lain di tugas perutusan dengan lebih baik. Perbedaan Kepemimpinan Otoriter dan Pelayan Anthony D Souza membedakan antara kepemimpinan otoriter dengan kepemimpinan pelayan seperti dalam tabel berikut: Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan Pelayan Komunikasinya satu arah: atas-bawah Memerintah, mengkomando Menggunakan kekuatan jabatan Orang menaati pimpinan karena ia harus Komunikasinya dua arah; pemimpin tentukan sudut padang tetapi tetap terbuka untuk mendengarkan anggota Mempengaruhi, mendengarkan, mengajak Menggunakan kekuatan pribadi Orang punya komitmen, orang melakukan

5 demikian Ia menggunakan waktu seperlunya saja. Orang bekerja untuk memenuhi tuntutan Orang lesu, energi menurun karena menghendaki, ada kesadaran tinggi. Ia menggunakan waktu dan energy sepenuhnya Orang bekerja dengan semangat, melampaui yang diharapkan Orang menjadi antusias, energi meningkat Ciri kepemimpinan pelayan Larry C. Spears, Direktur Eksekutif The Greenleaf Center for Servant Leadership menuliskan beberapa ciri kepemimpinan pelayan yang dapat kita cermati dan kita tiru antara lain sebagai berikut: Mendengarkan. Dengan mendengarkan anggota, ia akan lebih mengerti situasi dan keadaan anggota secara mendalam. Untuk itu dia akan membangun komunikasi yang baik dengan anggota. Dengan demikian ia akan dapat mengambil keputusan lebih tepat. Dan terutama penting mendengarkan suara Tuhan, mendengarkan arahannya. Empati pada orang lain, mengerti talenta dan keunikan yang lain. Menyembuhkan, baik diri sendiri dan orang lain. Ia mampu menyembuhkan dirinya di saat ada persoalan, patah semangat, dan berat. Ia juga mampu menyembuhkan anggota yang sedang sakit hati, luka batin. Persuasi: usaha meyakinkan anggota dan bukan memaksakan kehendaknya. Komitmen untuk melayani orang lain. Komitmen pada pertumbuhan semua orang. Punya perhatian pada pengembangan pribadi dan profesionalitas anggota, mendorong keterlibatan anggota untuk terus meningkatkan diri. Membangun komunitas di antara mereka yang bekerja di dalamnya. Sifat Pemimpin Pelayan menurut Francis Cosgrove Francis Cosgrove dalam artikelnya yang berjudul The Disciple Is a Servant, menuliskan beberapa sifat pemimpin pelayan seperti berikut: Rendah hati, tidak menarik perhatian pada dirinya sendiri;

6 Rajin bekerja; sibuk melayani; Harus mampu mengajari pelayan lain agar bersemangat yang sama; Sabar; Taat Membaktikan diri, punya komitmen Waspada, berjaga-jaga bila tuannya datang Percaya pada tuannya; menghormati tuannya Dipenuhi dengan Roh Kudus. Rasul pelayan kristiani dipenuhi Roh Kudus, yang memampukan mereka untuk melakukan pelayanan. Nampaknya saat ini di gereja, kongregasi, dan juga di masyarakat kita dibutuhkan kepemimpinan pelayan yang dengan gembira dan semangat mau melayani orang lain sehingga semakin banyak orang diselamatkan, dilibatkan, dan diberdayakan untuk semakin rela melayani orang-orang lain di tengah masyarakat. Di tengah masyarkat yang semakin berlomba menjadi pemimpin yang mencari kepentingan diri atau kelompoknya sendiri dengan akibat menghancurkan banyak orang lain termasuk Negara, dibutuhkan kepemimpinan pelayan yang lebih mampu melayani, mengangkat, menghidupkan, dan memberdayakan orang-orang lain sehingga mau berpikir demi kebutuhan sesama dan bangsa ini. Refleksi pribadi 1. Bagaimana cara anda melayani sebagai pemimpin di tempat tugas anda? Apakah anda melayani untuk mengejar kemajuan pribadi, memikirkan keuntungan pribadi atau demi kebaikan orang lain? 2. Apakah pelayanan anda membebaskan orang dari ketergantungan pada diri anda dan membantu mereka untuk menemukan karya pelayanan dan potensi diri mereka sendiri? 3. Lihatlah 5 kebutuhan utama dari orang yang anda pimpin? Kebutuhan mana yang belum anda perhatikan?mengapa? 4. Pendekatan mana yang dapat menghadirkan cinta, belas kasih dan kerahiman Yesus dalam kepemimpinan anda? 5. Apa yang anda lakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pelayan dalam hidup anda?

7